Hallo gaes~ ini OS yang gw buat dengan cukup cepat~
Idenya sih udah ada dari lama dan gw inget banget pernah ngerjain anak BeShanan dengan pura-pura udah ngepost ini, padahal dibuat aja belom wkwk.
Ini baru gw buat tadi, dan langsung syer~ azek gak? wkwk XD
Judulnya ambil dari lagunya Trax (band kepunyaan SM Town) yang judulnya emang Blind.
Sebenernya gak nyambung sih mungkin sama isinya, tapi keinginan nulis cerita ini dengan cast MarYana karena dengerin tuh lagu.
Nah kalau ceritanya, mungkin ada yang pernah liat dan baca cerita kek gini.
Iya, gw akuin. Ini emang mungkin re-make dari FF lain. Tapi, gw lupa, FF apa dan buatan siapa.
Kalau gak FF K-Pop, FF AKB48 aja.
Yaudah langsung aja. semoga suka~
Blind (MarYana)
Di sebuah perkomplekan yang cukup
sepi. Berdiri dengan kokoh sebuah rumah berwarna putih. Begitu indah terlihat
dari luar, namun jika diperhatikan baik-baik, rumah itu sama sekali tidak terawat.
Rumput-rumput di halamannya dibiarkan tumbuh dengan liar. Tembok-temboknyapun
sudah terlihat mulai mengelupas.
Dari jauh terlihat sebuah mobil
BMW i8 berwarna putih mendekat dengan laju begitu kencang. Mobil itu berhenti
di rumah putih bernomer 48 itu. Dari pintu supir, pemuda tampan berkemeja
kotak-kotak merah itu muncul. Pemuda jangkung itu lalu mengambil sesuatu dari
kursi penumpang di sampingnya. Ternyata dia mengambil sebuah bucket bunga.
Setelah mengunci mobilnya, pemuda
itu berjalan memasuki rumah putih itu. Tidak sulit untuk membukanya, pemuda itu
ternyata pemilik rumah itu. Saat dia membuka pintu itu, tidak ada yang berubah
di dalamnya. Suasana hening yang mencekat begitu terasa, keadaan dalam rumah
itu tidak kotor yang parah tapi tentunya juga tidak bersih. Sarang laba-laba
menghiasi setiap sudut ruangannya.
Pemuda bermata sipit itu
melanjutkan langkah kakinya, ruang tamu adalah ruangan pertama yang
menyambutnya. Sofa yang sebelumnya berwarna putih sudah menjadi coklat. Debu yang
begitu tebal di atas meja membuat kita bisa menuliskan nama di atas sana. Buku-buku
dan berbagai pajangan yang ada di lemaripun sudah tertutup habis.
Pemuda itu melihat berbagai
pajangan yang ada disana. Matanya berhenti pada sebuah foto. Di dalam foto itu,
terdapat foto dirinya bersama pemuda lain yang tidak kalah tampan dari dirinya
dan dua orang gadis yang sama-sama cantik. Pemuda itu menghembuskan nafasnya.
karena, di ruangan inilah untuk pertama kalinya keempatnya kumpul bersama.
-Flashback-
Ting-tong!
Bunyi bel pintu rumah itu
berbunyi.
“Sebentar.” Ucap seorang dari
dalam rumah, gadis berwajah campuran itu berlari dengan riang sebelum membuka
pintu. “Okta?”
“Ayana~” Pemuda berwajah kekanakan
itu langsung memeluk gadis yang dipanggilnya ‘Ayana’ itu. “Eh, Mario mana?”
“Mario? Ada di dalem. Eh, eh. Ini
siapa?” Tanya Ayana saat melihat gadis berwajah imut yang ada di samping Okta.
Okta mendekatkan wajahnya pada
kuping Ayana. “Calon tunangannya Ota~”
“Ya, ampun! Sejak kapan? Kok gak
cerita-cerita ih!!”
“Ehehe, udah ah nanti aja cerita.
Kenalannya juga di dalem aja.”
Ketiganya masuk ke dalam rumah
tersebut. Di dalam, terlihat Mario sedang seru main dengan video game-nya.
“Sayang, ada Okta nih.” Ucap
Ayana, Mario menoleh dan…
Dari samping Okta langsung
memeluknya.
“Apa-apaan, neh? Ta! Gw masih
normal, Ta! Ta, gw udah punya istri! Ta!” Teriak Mario sambil coba melepaskan
pelukan Okta.
“Ih! Apasih Mario! Ota juga normal
tau!”
“Halah! Boong! Mana buktinya kalau
lu normal?!”
“Hih!! Nih Ota kenalin.” Okta
kembali berdiri lalu menghampiri gadis yang sedang mengobrol dengan Ayana. “Nih
kenalin, calon tunangan Ota. Namanya Angel.”
Mario menatap gadis bernama Angel
dihadapannya itu. Mario terus mengerjapkan matanya, seperti tak percaya. Gadis itu
lalu menjulurkan tangannya pada Mario.
“Angel.”
“Ma-Mario. Angel seriusan pacarnya
Ota?” Gadis bernama Angel itu tersenyum dan tersipu malu lalu mengangguk.
“Gimana, Ota gak boong, kan?”
“Sejak kapan, Ta?”
“Ahh~ Panjang ceritanya Mar.”
“Gw terharu.” Mario mengusap
matanya, seolah seperti sedang menangis. “Syukurlah sahabat gw dari kecil ini
ternyata gak humu.”
“Ih!! Ota emang gak humuuuuuu!!!”
Tawapun memenuhi ruangan itu.
-Flashback End-
Mario kembali menulusuri ruangan
di dalam rumah lamanya itu kembali. Ruang makan menjadi perhatiannya kali ini.
Bucket Bunga yang dibawa-bawanya itu ditaruhnya di atas meja makan itu. Mario
duduk sejenak di salah satu kursi, memandangi pajangan buah-buahan yang sudah
gompel-gompel dan rusak itu.
Mario kembali bangkit kini menuju
dapurnya. Berbagai macam peralatan masak berserakan tak karuan disana. Mario
mengusap kichen set itu, tentu saja debu tebal langsung menempel di
jari-jarinya yang panjang. Mario tersenyum tipis, dia masih ingat betapa
sukanya dia memeluk tubuh Ayana saat Ayana sedang belajar masak. Bukan sok romantis
seperti di film-film, tapi Mario melakukan itu untuk meledek Ayana yang sama
sekali tidak masak.
Pikiran Mario kembali melayang
pada hari dimana pertama kalinya sang istri membuatkan sarapan untuknya…
-Flashback-
Pagi itu, seperti pria pada
umumnya. Sambil meminum teh paginya, Mario duduk di meja makan sambil membaca koran.
Lalu di koran itu, ada berita senbatsu sousenkyo JKT48 *ini abaikan*. Mario melirik ke arah dapur, terlihat istrinya
sedang berkutat dengan berbagai jenis bumbu dapur.
Jarum pendek di jam tangan bermerk
Rolex yang dipakai Mario sudah menunjuk angka 7. Sudah sangat telat bagi Mario
yang saat itu masih berstatus Manajer untuk datang ke kantornya. Mario menghela
nafasnya, terlihat istrinya masih sibuk. Tapi, demi menghargai Ayana, Mario
rela menunggu.
Akhirnya, setelah 15 menit
menunggu. Ayana datang menghampirinya sambil tersenyum dan membawa sebuah
piring berisi sandwich.
“Engg… Kamu bilang mau masak Nasi
goreng, kok jadi sandwich?”
“Ehehehe. Maaf ya Mario, aku
bingung gimana masaknya. Jadi daripada kelamaan, aku bikin sandwich aja dulu.”
Mario kembali menghela nafasnya. “Ayana,
Ayana. Lain kali gak usah kamu paksain. Yaudah, yuk kita makan bareng.” Mario
tersenyum lembut pada gadis blasteran Indonesia-Jepang-Arab yang hanya memarkan
deretan giginya yang rapih itu tanpa rasa bersalah.
‘Dasar Onta Arabku.’ Ucap Mario dalam hati sambil menggeleng. “Itadakimasu.”
Mariopun memakan habis masakan
pertama istrinya untuk dirinya itu. Sandwich.
-Flashback End-
Bulir air mata perlahan turun dari
sudut mata sipit Mario yang indah itu. Hatinya merasa begitu sakit, sampe kapan
pikirannya harus tertuju pada gadis bernama Ayana itu?
Mario kembali berjalan, kini kaki
panjangnya membawa langkahnya ke dalam kamar. Kamar yang menjadi saksi bisu
perjalanan cinta Mario dan Ayana. Mario membuka kenop pintu berwarna emas yang
tentunya sudah tidak berwarna emas lagi.
Tidak ada siapapun di dalam. Tentu
saja. Mario lalu duduk di tepi ranjang kasur yang masih berbalut seprei gambar
Stitch itu. Sungguh kekanakan, tapi Mario mengalah demi sang istri. Mario menatap
lurus ke arah depan. Meja rias di hadapannya itu kembali membuatnya teringat
pada malam pertamanyanya…
-Flashback-
Pesta pernikahan Mario dan Ayana
berjalan begitu lancar dan sukses. Kini pasangan baru itu sudah ada di dalam
kamar. Sambil duduk di tepi ranjang, Mario membuka kaos kaki lalu dasi dan juga
jas yang dipakainya. Sementara Ayana, duduk di depan meja rias. Terlihat ragu
untuk membuka aksesoris yang menghiasi rambutnya.
“Kenapa?” Tanya Mario menyadari
ada yang tidak beres pada Ayana.
“Emm, gak apa-apa.” Jawab Ayana
terlihat ragu.
“Yang bener? Mau aku bantu bukain?”
Ayana menatap sekilas Mario,
wajahnya memerah. Sambil menunduk dan menggigit bibir bawahnya, Ayana
mengangguk. Mario menghampiri gadis itu, lalu menjulurkan tangannya. Ayana
menatap uluran tangan Mario lalu menatap Mario.
“Mari kubantu.”
Ayana menyambut uluran tangan itu,
tanpa izin Mario menarik lalu menggendong tubuh Ayana yang jauh lebih kecil
darinya itu.
“Mario?! Mau ngapain?”
“Tentunya melakukan sesuatu yang
semua pasangan lakukan pada saat malam pertama. Lagian kita sudah resmi. Kenapa
tidak?” Mario memberikan kedipan.
“Ihh, apasih? Dasar genit!”
Dengan pelan, Mario membanting
tubuh Ayana yang masih berbalut dress itu ke atas kasur. Mario mencium lembut
kening Ayana, kedua pipi menggemaskan gadis itu, hidung dan akhirnya mendarat
di bibir yang masih terdapat sisa lipstick itu. Manis. Begitulah rasa yang
dirasakan Mario saat menyentuhkan bibirnya. Rasa yang kini hanyalah sebuah
kenangan.
-Flashback End-
Mario membanting tubuhnya ke atas
kasur. Air mata kembali mengalir. Mario membuka matanya, menatap langit-langit
kamarnya. Kamar ini memang menyimpan begitu banyak kenangan. Dari kenangan
manis sampai pahit. Pahit. Iya, sangat pahit.
-Flashback-
Hujan begitu deras turun membasahi
bumi. Tak jarang kilat ikut menyambar. Di dalam kamar bernuansa klasik tapi
kekanakan itu. Mario tidur memeluk Ayana disampingnya yang begitu menggigil. Bukan,
bukan karena kedinginan. Ayana sudah terbiasa tidur dengan AC, kasurnyapun bed
cover, selimutnya tidak kecil seperti punya Ota dan tebal.
Tapi, tubuh gadis itu terus
menggigil. Wajahnya terlihat begitu pucat, bibirnya berwarna pink pucat kali
ini bukan karena lipstick seperti pada malam pertama mereka. Wajah Mario begitu
panik, sudah lama Ayana seperti ini, tapi gadis itu selalu berkata tidak
apa-apa, dan selalu mengalihkan perhatian atau apapun agar tidak dibawa ke
dokter.
Mario tidak bisa memaksa, tapi dia
juga tidak mungkin membiarkan. Ayana ini istrinya, belahan jiwanya. Satu-satunya
gadis yang pernah, akan dan selalu dicintainya. Dengan susah payah, Ayana
membelai pipi Mario.
“Aku, gak papa.” Ucapnya dengan
sebuah senyum yang disungginggan.
Pucatnya wajah Ayana tidak merusak
kecantikan gadis itu. Mario sadar betapa beruntungnya dia akhirnya bisa menikah
dengan gadis yang dulu selalu mengejar-ngejarnya itu.
“Mario~” Panggil Ayana dengan nada
manja. “Bobo, yuk. Aku ngantuk.
“Ayana tapi ka-”
“Ssst. Bobo.”
“Kamu-” Chu~ Ayana memotong ucapan Mario dengan sebuah ciuman lembut yang
didaratkannya pada pria tampan itu.
Dengan terpaksa dan bulir air mata
yang menetes, Mario akhirnya mendekap Ayana dalam pelukannya. Jantungnya terasa
begitu sesak, pikirannya benar-benar tidak enak. Mario memeluk Ayana semakin
erat, seperti, esok hari dia tidak bisa melakukan itu. Tanpa sadar, Mariopun
terlelap.
~~~
Pagi hari tiba, sinar matahari
yang menyilaukan telah menyambut Mario. Mario melirik ke sampingnya, Ayana
masih disana, memeluknya. Mario lalu mengecup kening Ayana, lalu membelai
lembut pipi dan merapihkan rambut panjang Ayana.
Wajah gadis itu terlihat begitu
damai. Senyumpun terpampang. Wajah Ayana terlihat begitu cerah, bersih dan
cantik. Ayana memang cantik. Tapi, entah pagi itu terlihat berbeda di mata
Mario. Saat Mario mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir Ayana dan membangunkannya
seperti putri Aurora. Mario malah membatalkannya.
Tidak ada hembusan nafas yang
keluar dari hidung Ayana. Mariopun langsung menggoncangkan tubuh Ayana.
Berkali-kali pemuda itu berteriak memanggil nama Ayana. Tak ada jawaban, tak
ada respon.
“Ayana, jangan bercanda.” Tetes
air mata mulai terlihat di mata Mario. “Achan.” Mario memanggil nama kecil
Ayana itu. “Mario gak suka ah sama candaannya.” Ucap Mario berlagak manja
seperti Okta. “Ayana! Bangun!! Ayana.” Mario kembali menggoncang dengan kasar
tubuh Ayana. “Ayana, aku tau kamu ngebo, tapi gak gini. Ayana!!” Bentak Mario. Teriak
Mario percuma.
Ya…. Karena Ayana sudah meninggal...
Dan Mario tahu itu…
-Flashback End-
Mario bangkit lalu keluar, dengan
sedikit berlari mengambil kembali bucket bunga yang masih ada di meja makan.
Mario berjalan gontai dengan air mata deras mengalir di pipinya. Mario membuka
pintu belakang menuju halaman belakang. Pemuda itu lalu duduk berlutut di dekat
sebuah papan nama yang masih tertancap kokoh di tanah itu.
“Sampe kapan? Sampe kapan aku
harus begini?” Mario mendunduk, membiarkan tetesan air matanya juga membasahi
tanah yang diinjaknya itu. “Ayana… jawab aku sayang.” Mario mengusap lembut
papan bertuliskan R.I.P Ayana Shahab itu. “Happy 3rd anniversary sayang.
Tunggu aku, tunggu aku disana. Kita pasti ketemu lagi. Kamu mau tunggu aku,
kan?” Tanya Mario memeluk papan nama itu.
Begitulah hal yang dilakukan Mario
setiap tahunnya. Entah sampai kapan…
END
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Semoga memuaskan deh ya :'v dan maaf ceritanya begitu hihihi.
Semoga suka juga, jadi saya gak sia-sia karena selama proses pembuatan nih OS gw cuman muter tuh lagu Blind sampe empet! *curcol
Sampe nih nge-post aja masih muter tuh lagu! Tapi, tetep ae gw nyanyiin. Wkwk lolz.
Sampe jumpa di FF lain~
NB: Jangan req ff MarYana lain! Gw itu #DesTaDefender tau!! Huh!!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
Gua nangis. Jahat :(
ReplyDelete