New FF ahahaha!!
Lagi lancar? Gak juga sih.
Betewe mungkin FF ini mengabulkan keinginan kalian yang meminta FF Crack Pairing! XD
FF ini terinspirasi dari convo Teteh yang godain (?) Hamids. Terus si Fries juga godain Ditho eh Ayana yang nepsong (?) sama Mario. Yaudah deh bikinin aja nih FF XDD
Semoga menghibur (?)
Lagi lancar? Gak juga sih.
Betewe mungkin FF ini mengabulkan keinginan kalian yang meminta FF Crack Pairing! XD
FF ini terinspirasi dari convo Teteh yang godain (?) Hamids. Terus si Fries juga godain Ditho eh Ayana yang nepsong (?) sama Mario. Yaudah deh bikinin aja nih FF XDD
Semoga menghibur (?)
Dating or Acting? (JKT48)
*ga nyambung biarin *biar ada gambarnya *ada GreMids sama BebAy betewe xDD |
Part 1
Pagi itu, Manajer JKT48
mengumpulkan seluruh Member JKT48 dari Generasi 1 dan 3. Sayangnya anak-anak
Generasi 2 yang sebagaian besar bergabung di Tim KIII tidak bisa ikut karena mereka
memiliki jadwal untuk konser di beberapa kota. Tidak ada yang tahu apa alasan
mereka dikumpulkan, termasuk seorang Melody sekalipun.
Di aula besar tempat biasa mereka
latihan itu, para member menunggu dengan menghabiskan waktu sambil bercanda,
mengobrol, duduk-duduk, main HP bahkan ada juga yang tidur. Sampe Manajer
mereka masuk ke dalam aula tersebut. Langsung, member membenarkan posisi
mereka.
“Pagi semuanya.” Ucap Manajer
JKT48.
“PAGI!!” Jawab member serempak.
“Langsung saja. Tujuan saya
mengumpulkan kalian untuk menyampaikan bahwa, kita, kalian diundang menjadi
pengisi acara sebuah Variety terbaru di salah satu TV swasta. Di acara ini,
mereka akan meliput kalian bermain dan makan siang bersama.” Tentu saja para
member girang mendengar acaranya berbau makanan. “Namun, tidak semua member
akan mengikuti acara ini. Hanya dua puluh orang yang akan ikut. Setelah itu
kalian akan dibentuk menjadi sepuluh pasangan dan dipecah menjadi dua kelompok
untuk dua episode.”
“Tu-tunggu pasangan??” Tanya
Melody heran.
“Ya, kalian akan berperan seperti
pasangan kekasih.” Spontan para member terkujut.
“Duh. Feeling gw jadi gak enak.”
Ucap Shania pelan.
“Dan karena itu sebagian akan
melakukan cross dress atau yang kalangan fans sebut Danso.”
“Kok keknya bakal surem yee.”
Komen Nabilah.
“Sebenernya, awalnya kami telah
menawarkan beberapa pasangan yang sudah dikenal kalangan fans, seperti VeNal,
BebNju, GhaiMel, GreMids dan AndElaine. Tapi, pihak mereka menolak.”
“Ehh??” Tentu saja member terkejut
(lagi).
Termasuk Hamids yang hanya
melongo. Padahal dia berharap bisa ‘kencan’ dengan Gracianya tersayang. Pupus
sudah.
“Mereka meminta pasangan lintas
generasi, untuk menunjukkan bahwa JKT48 akrab tidak hanya sesama member dari
generasi yang sama. Karena itu baik juga untuk JKT48, pihak manajemen kitapun
juga setuju. Maka dari itu, hari ini kita akan mengadakan pengundian. Tentu
saja, kita akan melakukannya sekarang di depan kalian. Agar semuanya tahu dan
siap. Baiklah langsung saja.”
Terlihat beberapa staf, mendorong
dua meja yang terdapat kotak -berisi bola-bola nama- bertuliskan ‘Gen 1’ dan
‘Gen 3’ ke depan para member. Para member sebagian terlihat antusias dan
sebagian lagi terlihat grogi. Sang manajer mulai mengambil nama di kotak Gen 1.
Mengacak-ngacak bola bernama di dalam. Diambil lah satu bola.
“Frieska.” Cukup kaget dan juga
senang seorang Frieska saat mendengar namanya disebut. Tanpa ba-bi-bu sang
manajer langsung mengambil bola di kotak Gen 3. “Anin.”
“Beuhh si Mpries. Dapet bocah!”
Ledek Jeje.
“Nin, kamu bakal Danso lagi dong.
Kan gak mungkin Kak Frieska.” Ucap Feni.
“Kayaknya sih gitu, mpen.” Jawab
Anin.
Kembali sang manajer mengambil
bola nama di kotak Gen 1. “Ghaida.”
“Wihh!! Langsung banyak yang bakal
doa nih. Pasti banyak yang ngarep ma Kadong.” Ledek Nabilah. Benar saja, ada
member yang terlihat berdoa, dan member itu adalah….
“Stefi.” Ucap sang manajer.
“Yes!!” Stefi terlihat bersorak
dengan mata tertutup. Spontan semua mata tertuju padanya. Muka Stefi langsung
merah bagaikan udang rebus.
“Nah, ketawan kan tuh Kadong.”
“Hahaha.” Ghaida hanya tertawa
kecil sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal itu.
“Selanjutnya…. Ayana.”
“Wee si Ayana. Makan yang bener entar
lo, Ay! Mumpung gratis tis tis!!” Ucap Kinal.
“Iya, ih!” Ayana menengok ke arah
kirinya, dengan mata sayunya menatap cewe jangkung yang sedang duduk sambil
menyender tembok itu. Berharap, pasangannya adalah gadis yang ia tatap.
“Ayana sama….” Bola dari kotak Gen
3pun di ambil. “Desy.” Terlihat wajah Ayana tersipu malu dan senang saat
mendengar nama Desy diucapkan.
“Ciee Ayana sama Desy ciee.....” Ledek
member-member disekitar Ayana sambil menyenggol-nyenggol badan Ayana.
Desy hanya diam, memilih fokus
pada manajer mereka di depan sana. Sementara Okta yang duduk disampingnya
terlihat cemberut.
“Desyana sih ntar dating beneran
ini, mah!!” Ledek Jeje.
Kinalpun menambahkan. “Yoi, Ayana
yang gak doyan makan, bisa bringas. Terus-terus-”
“Kinal.”
“Siap!” Mengira dirinya diomelin,
Kinal langsung berdiri dengan tegap saat namanya disebut sang manajer.
“Kak Kinal ngapa?” Tanya Beby.
“Gw diomelin, ya?”
“Lagi diundi, Kak.”
“Eh? Gw?”
“Iyalah, siapa lagi yang namanya
Kinal disini.”
“Oh.” Saat Kinal ingin duduk
kembali… “EH?? GW?? Sama siapa??” Di depan, sang manajer masing mengacak-acak
bola nama di kotak Gen 3.
Bolapun diambil dan itu…. “Michelle.”
Ucap sang manajer.
Deg. Keduanya langsung saling
menatap dan menengok perlahan ke arah Veranda.
“Ve.” Panggil Kinal pelan.
“Kenapa Nay? Gak apa-apa, kok. Kan
urusan kerja =]” Jawab Veranda, sambil tersenyum lembut pada Kinal.
Kinalpun membalasnya sebelum
kembali menatap Michelle dan saling membungkuk hormat.
“Melody.” Nama sang kapten JKT48
sekaligus center abadi itu, akhirnya disebut.
“Wih! Sapa neh yang bakal jadi
pasangan ibu Negara?” Tanya Nabilah.
Sang manajer mengocok bola-bola di
kotak Gen 3. Deg. Deg. Deg. Entah kenapa Hamids begitu gugup, keringat mengalir
dari dahinya. Padahal ruangan itu tidak panas.
Perasaannya mengatakan tak lama
lagi namanya disebut dan… “Nina.” Benar saja. Dengan ini dia akan kembali Danso
menjadi Hamids untuk menjadi pasangan seorang Melody Nurramdhani.
“Wah, Hamids sama Kak Melody. Gracia
sama Kak Ve belum, ya?” Tanya Shania. “Seru kali ya kalau Kak Ve sama Gracia
malah pasangan. Hahaha.” Tambahnya.
Lima pasangan sudah terbentuk.
“Pasangan ini akan menjadi kelompok pertama yang mengisi di episode pertama. Sekarang
tinggal lima pasangan lagi yang akan menjadi pengisi di episode kedua. Yang
pertamaa--” Bola di kotak Gen 1 terambil. “Veranda.”
“Tuh! Kak Ve keluar. Gracia nih
abis ini.” Ucap Shania.
Dan benar saja, bola nama yang
terambil dari kotak Gen 3 adalaha nama. “Shania….?”
“Hah??” Spontan Shania kaget. “Shania?
Gracia, kan?”
Sang manajer langsung menengok dan
menatap staf dibelakangnya. “Ini kenapa bola nama Shania Junianatha yang ada di
tempat Gen tiga?!” Bentak sang manajer. “Baiklah kita anggap ini punya Gracia.
Jadi pasangan Veranda adalah Gracia. Berikutnya.” Sang manajer kembali
mengocok.
“Hufft, untung bukan gw yang sama
Kak Ve.” *sebenernya, pengen aja bikin
VeNju disini, tapi gajadi*
“Kenapa? Shania gak mau sama Kak
Ve?”
“Gak gitu, Kak. Entar jadi aneh,
lebih aneh daripada waktu Kak Ve sama Kak Ghaida—Ouchh.” Teriak Shania yang
mendapatkan sikutan dari Beby yang duduk disampingnya. “Kenapa sih, Beb?” Beby
hanya diam tak menjawab.
“Sepertinya, Vernando bakal muncul
lagi.” Ucap Veranda sambil tersenyum menatap Gracia.
Gracia hanya tersenyum manis.
Disatu sisi, dia senang akan dipasangkan dengan Oshimennya. Namun, disatu sisi
dia sedih harus berpisah dengan Hamids yang notabene teman tapi mesra-nya.
Pengundian kembali dilanjutkan,
bola bernama Gracia keluar dari kotak Gen 1. Itu artinya, bola itu menjadi
milik Shania. Sekarang tinggal pasangannya saja.
“Andela.”
Shania menghembuskan nama lega
saat mendengar Andela yang akan jadi pasangannya. “Sama sepupu sendiri. Gak
jauh-jauh, aman lah.” Ucap Shania.
“Kwek, feeling aku gak enak nih.”
Bisik Andela pada Elaine.
“Kenapa Ndel?”
“Kayaknya bakalan gak aman sama
Kak Shania, deh.”
“Kenapa? Kalian kan sepupu-an.”
“Bukan itu. Masalahnya nama kamu
sama Kak Beby belum keluar.”
“Terus?”
“Beby.” Ucap sang manajer akhirnya
menyebut member ke 15 yang akan ikut acara ini.
“Tuh nama Kak Beby disebut.” Ucap
Elaine.
“Semoga bukan kamu, lah.”
Andela berharap bukanlah Elaine
yang menjadi pasangan Beby. Paling tidak kalau Elaine harus ikut, dia bukan
menjadi pasangan Beby. Sejujurnya Andela lebih berharap dirinya yang sama Beby.
Setidaknya Shania pasti tidak akan cemburu. Tapi, jika Beby bersama Elaine.
Habislah sudah. Karena, entah kenapa Shania memasukkan Elaine ke daftar atau
list yang dicemburuinya. Andela sendiri juga tidak tau bagaimana awalnya.
Huglen.
Sang manajer mengambil bola di
kotak Gen 3, dan… “Elaine.”
“Uhuk. Uhuk.” Andela langsung
tersedak, dengan cepat Elaine langsung memberinya minum.
Apes. Manusia memang hanya bisa
berharap. Tuhanlah yang menentukan. Andela melirik sekilas pada Shania yang
terlihat sedang menatap Elaine.
“Shan.” Panggil Beby lembut.
“Apa?” Sinis Shania.
“Duh ileh galak amat mba.” Komen
Nabilah yang duduk di belakang pasangan BebNju itu. “Woles aja, Shan. Beby mah
setia sama lo. Iye gak bang? Betewe nama ogut belum disebut nih. Ett dah, kang
bajay juga mau makan nih!”
“Nabilah.”
“Widihhh langsung dikabulin.”
Girang Nabilah. “Sapa ye kira-kira pasangan gw?”
“Sisca.”
“Ehh? Bujug buneng.”
“Untung salah satunya bakal Danso,
jadi orang nanti gak bakal bingung, ya. Hehe.” Ucap Beby.
“Gak usah urusin Nabilah, Beby.”
Ucap Shania, Bebypun langsung terdiam.
“Dan pasangan terakhir
adalah.....Gaby.” Entah kenapa Gaby tersenyum, senyum yang membuat Shania makin
kesal. “Dan dari Gen tiga….. Okta.” Okta cukup kaget mendengar namanya disebut.
“Ota sama Kak Gaby. Yang jadi
cowok yang mana?? Ahahaha!” Ledek member-member di sekitar Okta.
“Ihh!! Apasih!” Kesal Okta, Desy
hanya menatapnya sekilas. “Liat aja
Cidey! Liat! Huh!” Kesal Okta dalam hati.
“Baiklah itu tadi lima pasangan
untuk kelompok dua sudah terbentuk. Syuting akan diadakan tiga hari lagi.
Kalian bisa diskusi dan membangun cemistri dulu. Karena akan ada penilaian
untuk setiap pasangan. Mulai dari penampilan sampai kemesraan. Dan pemenang di
setiap episodenya akan mendapatkan hadiah. Sekian. Terima kasih. Selamat
siang.” Manajer dan para stafpun meninggalkan para member.
“Kayaknya di episode duanya nanti
bakal banyak drama, nih. Hohoho~” Komen Kinal.
Veranda langsung mencubit lengan
kekar Kinal agar diam. Ya, karena belum mulai saja memang sudah banyak drama
yang terjadi. Seperti Ayana dan Stefi yang terlihat girang soal pasangan
masing-masing. Ada yang biasa saja. Ada juga yang sedih seperti Hamids karena
tentunya tidak satu kelompok juga dengan Gracia. Dan tentunya ada juga yang
cemburu, seperti Okta. Juga Shania.
Ya, Shania. Yang terus-terusan
menatap sinis Elaine. Andela yang melihat itu, langsung menuju ke Shania dan
menarik sepupunya itu untuk menjauh dari Elaine.
*betewe anggep aja member yang gak kepilih udah pada pulang*
“Apaan sih, Ndel?”
“Diskusi.”
“Diskusi apaan?”
“Diskusi buat itu acara tiga hari
lagi.” Ucap Andela.
Shania memperhatikan
sekelilingnya. Ayana dan Desy sudah terlihat mojok berdua. Nabilah dan Sisca
terlihat sudah ribut sendiri. Ghaida, Stefi, Frieska dan Anin terlihat diskusi
bersama. Karena memang hanya hari ini, mereka bisa bertemu dengan bebas. Karena
besok tim J harus teateran dan lusa giliran tim T yang #TewoTeran.
Dengan betenya Shania mengikuti
Andela. Dia sempat melirik sekilas ke arah Beby. Beby yang mendekat pada
Elaine. Tentu saja cemburu kembali membalut perasaan gadis manis itu. Dan tentunya
Beby dan Elaine sadar akan hal itu. Sesuatu yang membuat mereka jadi awkward.
“Kak Beby.” Panggil Elaine. “Gak
papa?”
“Gak. Gak apa-apa. Udah ayo kita
rapat.” Beby berjalan, menjauh. Elainepun mengikuti.
Di salah satu bagian, Gaby-Okta
duduk bersama dengan Melody-Hamids. Keempatnyapun mulai membicarakan hal ini.
“Kak Melody tau soal ini?” Tanya
Gaby.
“Sama sekali gak, ini aja kaget.”
Jawab Melody.
“Terus Kak Mel sama Hamids udah
nentuin pake baju apa?” Tanya Gaby lagi.
“Tadi sih Kak Mel sama Hamids udah
ngobrol dikit. Kemungkinan kita pake jersey, soalnya tim sepakbola kita kan
rival. Jadi keliatannya bakal lucu kalau rival tapi pacaran.” Gaby hanya
ber-‘hoo’ ria.
Hamids yang duduk di samping
Melody hanya diam mendengarkan percakapan itu.
“Terus kamu sama Okta sendiri
gimana? Udah nentuin siapa yang Danso?” Tanya Melody balik.
“Gak tau nih. Daritadi Okta
diajakin ngomong malah cemberut mulu tuh.” Jawab Gaby.
Hamidspun mengikuti arah pandang
Okta, yang ternyata tertuju pada… Ahh… Desy dan Ayana. Pasangan itu terlihat
lucu. Sepertinya Desy terus-terusan melawak yang membuat tawa Ayana pecah
mengisi aula tempat mereka berkumpul itu. Okta terus memandangi keduanya dengan
muka cemberut yang menggemaskan. *Ahh~~
my shota boy~~
“Yaudah, Gaby aja yang Danso. Kan
udah pernah jadi Gery.” Ucap Melody lagi.
“Ya, aku sih gak masalah Kak. Cuma
hal ini mesti keputusan bersama, kan?”
“Yaiyalah Kak Gaby gak masalah,
seneng-seneng aja. Orang tau Kak Beby gak sama Kak Shania, ya seneng.” Ceplos
Hamids.
“Hush.” Kak Melody langsung
menatap Hamids tajam.
“Eheheh, maaf Kak Melody.”
“Yee, gak gitu juga sih Mids. Kamu
juga seneng kan Gracia aman?”
“Ihh, Gak! Siapa bilang. Sedih tau
gak sekelompok sama Gre. Mana Gre sama Kak Ve. Mending sama Kak Beby atau Kak
Kinal.”
“Cemburu sama Kak Ve jadinya?”
Tanya Melody.
“Gimana ya, Kak? Ahh!!” Hamids
mengacak-ngacak rambutnya lalu menunduk lemas.
“Jadi kalian gimana?” Melody
bertanya lagi sama Gaby.
“Aku ya-”
“Ota yang Danso.” Ucap Okta
tiba-tiba memotong ucapan Gaby. “Ota yang Danso.” Oktapun memandangi ketiganya
bergantian. Tiga orang yang memandangi Okta dengan wajah cengo dan kagetnya.
“Kenapa sih pada ngeliatinnya gitu banget?”
“Serius lu, Ta?” Tanya Hamids.
“Iya, serius! Liat aja! Ota bakal
jadi lebih ganteng dari Mario!!” Melody hanya tertawa kecil mendengar alasan
Okta ber-Danso yang cukup lucu itu. Karena cemburu.
Setelah mengobrol singkat, Melody
berkeliling memastikan bagaimana keadaan ‘pasangan’ lainnya. Dimulai dari
tempat Ghaida-Stefi dan Frieska-Anin.
“Hey.” Sapa Melody pada empat
orang yang terlihat sedang ngobrol bercanda tawa itu. “Pada seru banget? Lagi
ngobrolin apa?” Tanya Melody sambil merangkul lengan Ghaida.
“Ini Kak Ghaida lagi godain Stefi,
Kak. Eh Stefinya kesenengan.” Jawab Anin polos saja.
“Hih! Anin apaan.” Stefi memukul
pelan kaki Anin, wajahnya memerah.
“Oohh. Jagain adik-adiknya. Jangan
diisengin.” Ucap Melody sambil mengacak-ngacak rambut Ghaida.
“Iya, Teh. Tenang aja.” Jawab
Ghaida sambil mengangkat kedua alisnya.
“Oh iya, kalian gimana, Dek?”
Melody bertanya pada sang adik.
“Gak gimana-gimana, Teh. Si Anin
jadi Ditho lagi.”
“Iya, abis masa Kak Frieska yang
Danso…” Ucap Anin.
“Padahal tadi aku nyuruh Frieska
aja yang Danso biar kejutan. Ahahaha!” Ucap Ghaida.
“Si Babang ada-ada aja, sih!”
“Yaudah, kalau udah beres. Aku
keliling lagi, ya.” Melody bangkit, memperhatikan sekitar.
Pasangan Ayana-Desy terlihat tidak
bermasalah. Begitu juga dengan Veranda-Gracia. Bagaimana dengan Kinal-Michelle?
Dimata Melody, pasangan itu tidak terlihat ribut dan termasuk ‘aman’. Melody
melihat sekelilingnya lagi. Terlihat aura menyeramkan keluar dari tubuh Shania
yang terus-terusan menatap tidak suka ke arah Beby-Elaine.
Melody menghembuskan nafasnya.
Sepertinya lebih baik dia tidak ikut campur dengan kedua pasangan yang tertukar
itu *kek sinetron ye :v*. Karena
lebih baik dirinya membantu Nabilah-Sisca yang entah karena apa ribut terus
dari awal. Melody mulai berjalan, melewati Kinal-Michelle yang duduk dan saling
bicara seadanya itu.
Michelle terlihat begitu grogi.
Padahal dia di ruangan itu tidak hanya berdua saja dengan Kinal. Tapi, rasanya
baru seperti itu saja, jantungnya sudah berdebar. Michelle bingung harus
memulai dari mana. Dia terus memutar-mutar HPnya. Sementara, Kinal disampingnya
asik makan Pocky.
“Kak Kinal.”
“Hooh?”
“Jadi, tema kita apa?”
“Peperojenan.” Jawab Kinal masih
mengunyah.
“Kak Kinal! Kan panas! Masa aku
pake baju Elsa gitu.”
“Ihh~ Siapa yang bilang kamu yang
jadi Elsa? Kak Kinal donggs yang jadi Elsanya.”
“Terus aku yang Danso, gitu?”
“HEHEHE.”
“Gak mau, ihh!!”
“Ahaha!!! Canda Michelle. Iyaudah
nanti aja ngomonginnya. Kak Kinal makan dulu laper.”
Hah. Michelle hanya menghembuskan
nafasnya. Semoga dia dan Kinal bisa lancar-lancar saja. Bukan cuman proses
syutingnya. Tapi, juga dirinya. Dirinya yang menyadari, bahwa dia tertarik pada
seniornya yang satu ini. Ketertarikan yang hanya bisa disimpan jauh-jauh di
dalam hatinya.
Melody melirik sekilas ke arah
Ayana-Desy, Ayana benar-benar terlihat bahagia. Syukurlah. Saat Melody ingin
menghampiri Nabilah-Sisca, Desy mencegahnya.
“Maaf Kak Mel, si Ota gak apa-apa,
kan?” Melody menatap sekilas pada Okta yang memperhatikan mereka, lalu kembali
menatap Desy.
“Gak apa-apa, kok. Yaudah Kak Mel
mau cek Sisca dulu, ya.” Desypun mengangguk.
Nabilah-Sisca masih ribut saat
Melody tiba di dekat mereka. Melody hanya menggelengkan kepalanya melihat
kelakukan dua bocah yang kadang terlihat mirip itu.
“Masih ribut dari tadi?” Tanya
Melody lalu duduk diantara keduanya.
“Iya ini Kak. Elah si Sisca
disuruh jadi ceweknya malah ogah.” Jawab Nabilah.
“Abisnya kan Kak Nabilah lebih
cantik. Sayang kalo Kak Nabilah yang Danso.”
“Yaelah lu! Gw kan kang bajay, gak
pape lah.”
“Tetep aja, lagian kan Sisca udah
pernah jadi Frans.”
“Nah maka dari itu! Gantian.
Biarin gw jadi Nabil!””
Bla. Bla. Bla. Sisca dan Nabilah
terus adu bacot. Sampe Melody yang mendengarkan pusing sendiri.
“Aduh! Aduh! Jangan bilang dari
tadi, kalian berdua belum juga nentuin siapa yang Danso??” Melody menatap
keduanya yang langsung nyengir kuda. “Ampun deh Nabilah, Sisca.” Melody menepok
jidatnya sendiri. “Kenapa gak sekalian aja kalian berdua yang Danso?”
“Lah emang boleh, Kak?” Tanya
Nabilah-Sisca kompak.
“Ya, gak lah! Yaudah, gini aja.
Nabilah aja yang Danso. Tes. Kalo nanti aneh, jadinya Sisca yang Danso.
Gimana?” Keduanya mengangguk tanda setuju. “Yaudah, setelah ini, Kak Melody gak
mau liat kalian ribut-ribut lagi. Oke?”
“Siap!!” Jawab keduanya bersamaan,
Melodypun bangkit, meninggalkan mereka.
“Yaudah, Kak Nabilah yang Danso
deh.” Ucap Sisca mengalah. Tiba-tiba keduanya yang tadinya rusuh jadi hening.
Tenggelam dalam pikiran masing-masing sampe Nabilah kembali membuka mulutnya.
“Eh Sis. Lo masih mau Danso?”
“Masih sih. Jarang-jarang, kan.
Lagian kalo-”
“Yaudah gini aja.”
“Gini apaan?”
“Siniin kuping lo!!” Perintah
Nabilah, Siscapun mendekatkan telinganya pada Nabilah. Perlahan Nabilah
mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Sisca. “Gimana Sis? Setuju gak?”
“Serius Kak? Emangnya gak masalah,
Kak? Kalo ketawan?”
“Udeh. Tenang aje. Percaya aje
sama Kang Bajay.”
“Setuju deh kalo gitu.”
“Oke dah cakep. Deal dah.”
Keduanya terlihat berjabat tangan dan tersenyum, entahlah kenapa.
Melody kembali duduk di tempatnya
awal. Bersama Hamids dan Gaby-Okta. Ketiganya memperhatikan sang kapten yang
terlihat menghela nafasnya berat.
“Kenapa Kak?” Tanya Gaby.
“Gak papa. Itu Sisca sama Nabilah
ribet banget.” Jelas Melody yang lagi-lagi hanya di ‘hoo’-in sama Gaby.
“Kok Kak Melody gak kelilingin
semua couple?” Tanya Hamids heran, Oktapun juga menatapnya dengan tatapan
bertanya. Melody mengerti maksud keduanya.
“Maaf ya Hamids, Okta. Soalnya Kak Mel liat Ayana sama Gracia baik-baik aja.”
“Tapi, tadi Cidey ngomong apa sama
Kak Melody?”
“Desy nanyain soal kamu. Kamu
baik-baik aja atau gak.”
“Ihh! Sok peduli banget.” Okta
kembali cemberut.
“Terus kenapa gak ke Kak Beby dan
Andela?” Tanya Hamids lagi.
“Hmm, kalau itu Kak Melody gak
berani deh.”
Tingkat kecemburuan Shania mungkin
udah masuk level yang mengerikan mungkin, ya… Sampe seorang Melody yang kapten
JKT48 tidak berani dan tidak mau ikut campur. Disisinya, Andela seperti bicara
seorang diri.
Andela terlihat kesal sendiri. “Ihh!!
Shan iki kamu tuh--”
“Kenapa sih, Ndel? Udah ah. Pokoknya,
kan tadi udah sepakat. Tema kita udah jelas. Yaudahlah, udah ya gw mau jalan
dulu sama Beby.” Shania bangkit dari tempatnya.
“Loh? Loh? Soal pakaiannya? Shan??”
Shania terus berjalan mengabaikan panggilan Andela.
Siapa lagi yang bukan ditujunya,
kalau bukan Beby-Elaine yang terlihta masih berdiskusi.
“Kak Beby, Kak Shania kesini.”
Bebypun menengok ke belakangnya.
“Haii~~” Sapa Shania girang. “Udah
kelar kan rapatnya, cari makan terus jalan yuk, Beb.”
Beby kembali menatap sekilas
Elaine.
“Gak apa-apa kalau Kak Beby mau
balik. Nanti, biar aku sama Andela yang cari. Atau Kak Beby juga mau cari sama
Kak Shania?”
“Nah setuju kalau gitu.” Jawab
Shania. “Tadi aku juga udah bilang gitu sama Andela. Yaudah, yuk.” Shania
menarik lengan Beby.
“Eh, tapi--”
“Udah, yuk ah laper nih.” Shania
terus menarik Beby. Beby melirik sekilas kembali ke arah Elaine yang kini sudah
bersama Andela lagi.
“Elaine nantil line-line-an, ya!”
Teriak Beby sebelum menghilang. Elaine hanya tersenyum kecil mendengarnya.
Seiring berjalannya waktu,
pasangan demi pasangan keluar dari ruangan itu. Tinggal tersisa beberapa
pasangan. Salah satunya, Kinal-Michelle dan Veranda-Gracia.
“Nay, Michelle.” Panggil Veranda saat
menghampiri Kinal-Michelle.
“Eh Ve? Kamu sama Gracia udah mau
jalan?”
“Iya, mau jalan cari bajunya.
Kalian sendiri gimana?”
“Iya, ini juga mau jalan.”
“Mau barengan?”
“Emm.” Kinal tampak berpikir
sejenak. “Jangan deh, entar ketawan temanya aku sama Michelle apaan. Hehehe~”
“Yaudah, kalau gitu aku sama Gracia
duluan, ya.”
“Hati-hati, Ve.”
“Iya. Kamu juga.” Veranda dan
Graciapun pergi.
Michelle yang sedari tadi diam
memperhatikan, kembali merasakan gejolak di dadanya. Jadi, dia hanya akan
berdua dengan Kinal untuk mencari pakaian buat mereka?? Ini bukan mimpi, kan?
Ini sama saja juga dengan kencan, berarti?
“Yaudah yuk, Syel. Jalan sekarang.”
Kinal bangkit. “Kok malah diem? Udeh ayok.” Michelle masih terdiam. “Oh iya
lupa. Mesti latihan dari sekarang nih. Ayok.” Kinal yang sudah berdiri itu
menjulurkan tangannya pada Michelle yang masih duduk. “Ayo, laper nih perut gw.”
Padahal bukan itu yang dimaksud dan dipikirkan Michelle. “Michelle~~ Gak usah
ragu. Selow aja. Ayo”
Michellepun tersenyum, dengan
keberanian singkat yang dikumpulnya, dia menyambut uluran tangan itu. Keduanyapun
berjalan sambil bergandengan tangan. *bukan
nama konser
TBC
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Maaf ya, kalo feelnya kurang dan gak fokus. Soalnya couple-nya banyak :'v begitulah.
Nah!! Lalu... mendingan lanjutannya, sesi mereka 'belanja' atau udah langsung di D-Day?
Coba commentnya deh~
Semoga next bisa fokus ke setiap couple, ya~~
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
Duh ada Desyana :3 btw ke sesi belanja aja kak biar makin seru :3
ReplyDeleteMy empriis dpet bocah hahaha
ReplyDeleteKrna couplenya bnyak knapa ga lngsung z, cma sran sh....
Sesi belanja aja duluan kak :3 biar makin greget ceritanya :v
ReplyDeleteDi apdetnyaa buruan yaa^^
Sesi belanja aja dulu kak biar dramanya lebih banyak :p
ReplyDeleteCant wait for Desyana..
Duh aku suka nih sama nabilah sm sisca lucuk bkin ketawa wkwk,ada kinal misyel pula makin sukak :D
ReplyDeleteLanjutin ^^
Belanja belanja dulu aja thor biar makin dapet feelnya :D
ReplyDeletemendingan langsung ke intinya aja kak, kan kapelnya banyak tuh.. jadi bisa fokus ke satu persatu kapelnya. kalo sama belanjanya juga, ntar ka rui pucing loh~ eh tapi seterah kaka sih hehehe
ReplyDeleteBelanja ae duluu udehhh biar greget thorr
ReplyDeleteSesi belanja aja dulu kn seru tuh biar panjang cerita nya. Nabilah sama siska lucu banget berantem muluk.
ReplyDeleteLanjut....