Walau sebenernya banyak yang udah nebak ya akhirnya pas baca chapt 12~
Selama baca~ dan maaf kalau agak berlebihan...
Joifuru High School (JKT48) - Season 2
Di pagi buta, Ve sudah membersih-bersihkan rumahnya, pembantu Ve tidak bisa menghalanginya. Tidak hanya itu, Ve juga memasak untuk keluarganya, melihat itu mama Ve tidak bisa menahan tangisnya. Andela yang menginap di rumah mereka merasa ingin mengutuk dirinya sendiri. Padahal dengan lapangnya Shania sudah memaafkannya, karena bagi Shania ini juga salahnya.
Di depan pintu rumah Ve, K dan Aby dengan mengenakan seragam lengkap Joifuru menunggu Shania dan Ve. Tak lama, pintu bergagang emas itu dibuka oleh Shania, di belakangnya Ve terlihat begitu cerah.
Akhirnya, perpisahan itu benar-benar terjadi. Saat ini, Ve duduk di sebelah Elaine yang masih terbaring tak sadarkan diri. K dan yang lainnya menunggu di depan kamar Elaine, dengan pakaian serba putih yang Ve minta.
Chapter 13
“Faris.. gawat ris.. hah hah..” ucap Deni ngos-ngosan setelah
berlari sambil membuka pintu kamar Elaine.
“Ssst, apaan sih lo! Berisik tau ga!!” kesal Faris
menghampiri Deni.
“Tapi gawat hah.. ris, gawat hah… ka Ve…”
“Apaan yang gawat? Kenapa ka Ve?”
“Ka Ve bilang, mau donorin jantungnya buat Michelle!”
“A-APA LO BILANG?!” kaget Faris, sadarkan GreMids couple
dari tidurnya.
Dengan segera Faris bersama Deni menuju tempat Michelle,
melihat itu GreMids couple bergegas menyusulnya.
“Ve? Kamu bercanda kan?” tanya K menatap Ve sambil
memegang kedua pundak Ve “Ve jawab?” K memegang muka Ve, Ve hanya memejamkan
matanya.
“Ka Ve?! ka Ve barusan ngomong apa?? Ka Ve jangan bercanda!
Aku ga akan rela ka Ve, lebih baik Michelle mati aja!!” kesal Shania.
“Plak” untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Ve menampar
adiknya itu. Tidak pernah sekalipun muncul keinginan di dalam dirinya untuk
menampar Shania, walau sebandel apapun Shania. Dalam kagetnya Shania, hanya
bisa diam memegangi bekas tamparan Ve. Faris, Deni dan GreMids couple yang baru
tibapun juga kaget melihat hal itu.
“Shania, maafin ka Ve, ka Ve…” Shania perlahan mundur
kembali duduk di sebelah Aby.
“Dok, saya gamau kalau sampe Ve ngorbanin dirinya, dok!!”
K mengguncangkan tubuh dokter Ade “Ve! Ga perlu Ve!! Pasti ada cara lain!!”
“Kita ga punya banyak waktu Deva Key! Dok, bagaimana, apa
saya mungkin?” Ve bertanya, K terlihat tidak rela.
“Ini sulit juga buat saya juga, begini saja, bicarakan
semuanya dengan orang tua dan sahabat anda dulu. Setelah itu kita akan adakan
pemeriksaan. Jika hasilnya positif.. kembali ke anda lagi, pihak rumah sakit
tidak akan memaksa. Silahkan dibicarakan” dokter Adepun pergi meninggalkan
mereka.
Karena tau waktu mereka tidak banyak, di hari yang sama
Ve langsung memanggil kedua orang tuanya ke rumah sakit. Tangispun keluar dari
mata kedua orang tua kakak beradik Ve-Shania mendengar niat baik Ve yang sangat
gila itu. Tidak ada seorangpun yang tidak akan menangis melihat hal ini, sulit
bagi orang tua Ve sekalipun menghalangi Ve. Keinginan Ve sudah bulat, jika
dokter Ade mengatakan Ve tidak bisa mendonorkan jantungnya, Ve akan menyerah,
tapi bila hasilnya positif, dengan kemungkinan 50% sekalipun Ve akan tetap
melakukannya. Ayah Michelle dan Andela benar-benar merasa berasalah, keduanya
berlutut bergantian kepada Ve dan kedua orang tuanya. Namun, Ve tetap
tersenyum, karena semua ini memang takdir tuhan, bukan lagi salah Andela atau
Michelle sendiri dan akhirnya hasil pemeriksaan Ve menyatakan……
~~~
Di pagi buta, Ve sudah membersih-bersihkan rumahnya, pembantu Ve tidak bisa menghalanginya. Tidak hanya itu, Ve juga memasak untuk keluarganya, melihat itu mama Ve tidak bisa menahan tangisnya. Andela yang menginap di rumah mereka merasa ingin mengutuk dirinya sendiri. Padahal dengan lapangnya Shania sudah memaafkannya, karena bagi Shania ini juga salahnya.
Seharian Ve habiskan waktunya untuk keluarganya, melayani
kedua orang tuanya yang tentunya memilih libur bekerja. Bermain bersama Andela
dan Shania, dan tidur dengan keduanya.
“Selamat tidur dua adik kecilku =]” ucap Ve tersenyum
pada Andela dan Shania yang sudah terlelap di tempat tidurnya. Mengusap-usap
lembut wajah keduanya, yang wajahnya terlihat begitu lelah. Jam sudah
menunjukkan pukul 00.00 namun Ve tidak tidur, memilih menulis surat untuk, yah
Michelle dan juga…. *ntar ada di akhir~
Coba Shani *betul g?* ganti Elaine atau Gracia xD |
Hari ini Ve kuliah, memilih berangkat bersama Naomi yang
matanya sembab dan tidak bisa tidak menangis bila melihat Ve. Berapa kalipun Ve
coba menenangkannya, matanya akan tetap mengeluarkan cairan asin itu.
Ve kuliah begitu rajin dan serius, tidak seperti biasanya
dia juga berinteraksi dan berbicara lebih banyak dengan teman-teman di
kampusnya. Makan bersama Naomi dan Haruka di kantin, bercanda di kelas bersama
Sendy dan Cleo. Dan bersama keempatnya, pergi ke karaoke sepulang kuliah.
Nakagawa Haruka (Harugon): Teman sekelas
Naomi. Orang Jepang yang tinggal di Indonesia.
Sendy Ariani: Teman sekelas Ve. Dikenal
sebagai penyanyi.
Cleopatra: Teman sekelas Ve. Ex Member
JKT48 *eh
Mungkin terlihat aneh, ketika Ve
yang pendiam, jadi banyak menyanyi bahkan mau dangdutan ketika Sendy
mengajaknya. Dengan HPnya, Cleo merekam hal itu, Ve seperti sudah tidak punya
malu lagi. Sementara si Jepang Haruka, terus-terusan makan, sementara Naomi…
mulutnya coba tertawa dan tersenyum, tapi otak dan matanya tidak bisa bohong,
air mata itu tetap mengalir.
~~~
Di depan pintu rumah Ve, K dan Aby dengan mengenakan seragam lengkap Joifuru menunggu Shania dan Ve. Tak lama, pintu bergagang emas itu dibuka oleh Shania, di belakangnya Ve terlihat begitu cerah.
“Aku masih cocok kan ya pake
seragam ini?” tanya Ve, K hanya tersenyum lembut, menahan air matanya.
Seperti sudah mengetahui apa yang
terjadi, tidak ada satu murid atau guru yang protes melihat Ve dan bahkan juga
Naomi mengenakan kembali seragam kebanggan SMK mereka itu. Mereka menyapa Ve, minta
foto bersama Ve, dan sebagainya. Bahkan Joitus terang-terangan mewawancara Ve! Ve
dulu memang idola sekolah, tapi baru kali ini terlihat seperti selayaknya
artis.
Sekarang ke 10 orang itu sudah ada
di atap gedung sekolah mereka, mengadakan pesta kecil-kecilan di atas sana.
Mempertunjukkan keahlian mereka, menyanyi, menari, acting, menonton film
bersama, bermain kartu, seharian penuh serasa Joifuru milik mereka.
“Selamanya, pemandangan dari atas
sini jadi favorit aku” Ve tersenyum “Ruang kesenian, tempat aku sama ka Diasta
bikin naskah drama” Faris dan Deni tersenyum “Di perpustakaan, tempat pertemuan
‘pertama’ aku sama Aby” Aby tersenyum “Di hall, tempat seorang Deva berpidato”
K tersenyum “di lapangan tengah, tempat kalian berempat pernah jadi tontonan
karena basket” keempatnya tertawa “di kelas itu, waktu Deva sama Faris
berantem” yah Ve terus mengulang memori yang ada di kepalanya sambil menunjuk
tempat itu satu persatu.
“Disana, kata Shania tempat dia
mesra-mesraan sama Aby” Aby langsung melirik Shania “dan pasti GreMids couple
ngintipin sambil fotoin” keduanya cengengesan “dan lurus dari arah sini… ada
home, tempat yang begitu tenang, yang kalian pake untuk mengabiskan waktu” Ve
memejamkan matanya “pada akhirnya di tempat ini, Joifuru High School lah, aku
akan berpisah dengan kalian semua..” Ve menatap mereka semua satu-persatu.
Semuanya hanya diam.
“GreMids, kalian bawa tripod kan?”
tanya Aby tiba-tiba.
“Bawa kok, ada di tas” jawab
Hamid.
“Kalo gitu gimana kalo kita foto
semuanya? Rame-rame?” tanya Aby.
Semuanya mengangguk setuju,
setelah Hamid mempersiapkan kameranya, merekapun berfoto bersama. Yah memang
sayang kurang Elaine dan Michelle disitu.
“Sekarang foto berdua-dua sama ka
Ve, gimana?” saran Hamid, satu persatu mulai foto dengan Ve bergantian, tinggal
giliran…..
“Ve..” sapa pelan K.
“Udah ah, ayo foto, itu kasian
Hamid nunggu” ucap Ve sambil merangkul lengan K. Keduanyapun berpose, senyum Ve
begitu lebar, tapi K tidak bisa untuk pura-pura tersenyum.
“Sipp, lagi ka Deva ka Ve?” tanya
Hamid, Ve mengangguk, mereka ganti pose “Cakep~ sekarang foto ciuman ya~~” ucap
Hamid, Gracia langsung menyikutnya “Duh, gapapa lagi yang, kan terakhir…”
“Key~” panggil Ve manja “Mau ya~~”
K terlihat kaget, Ve benar-benar berbeda, jujur K malu walau ‘cuman’ di depan
teman-temannya. Tapi karena ini permintaan Ve.. Dengan ragu, K perlahan maju,
memiringkan kepalanya, Hamid bersiap mengambilnya dan cu~~ foto ciuman Ve
dengan K diambilnya. Walau Hamid sudah mengambilnya, Ve masih belum mau
melepaskan ciuman diantara mereka. Tanpa terasa, air mata mengalir dari kedua
pasangan itu.
“Foto lagi ah buat koleksi” ucap
Hamid “Bletak” tiba-tiba kepalanya dipukul Faris. Urungkan niatnya.
~~~
Akhirnya, perpisahan itu benar-benar terjadi. Saat ini, Ve duduk di sebelah Elaine yang masih terbaring tak sadarkan diri. K dan yang lainnya menunggu di depan kamar Elaine, dengan pakaian serba putih yang Ve minta.
“De, cepet bangun dan berkumpul
sama mereka” Ve mengusap tangan Elaine “Ka Ve titip Michelle dan Andela sama
kamu, juga Gracia dan Faris” Ve tersenyum “Oh iya, ini ada novel dari Faris
dulu, ka Ve denger kamu suka baca juga, karena ka Ve udah selesai bacanya, jadi
ini buat kamu aja, dibaca ya~” Ve tersenyum “Kalo sama Elaine, ka Ve rela gelar
princess nya diambil kamu” Ve tertawa. Akhirnya dia bangkit dan keluar menuju
teman-temannya menunggu….
Ve akhirnya pamit kepada orang
tuanya yang tidak bisa berhenti menangis, lagi, ayah Michelle kembali
membungkuk begitu rendah sebagai tanda terima kasih dan juga maafnya. Siapa
sangka Ve akan melalukan ini secara gratis dan sukarela. Dengan berurutan Ve
berpamitan kepada teman-temannya, mulai dari…
“Nino..” sapa pelan Ve “Nanti
fotonya jangan lupa dicetak, foto ciuman ka Ve jangan disimpen sendiri, oke!”
Ve masih bisa bercanda “Sebagai satu-satunya cowok diantara Gracia dan lainnya,
kamu harus bisa menjaga mereka” ucap Ve sambil memegang lembut pipi Hamid.
Hamid mengangguk.
“Gracia” sekali lagi “Gracia, ka
Ve minta tolong, bersama ka Shania dan ka Naomi, tolong jaga Michelle, Elaine
dan Andela” air mata Gracia mulai keluar “terima kasih, kamu sama Hamid ga akan
menyesal mengidolakan Aby dan Shania, mereka pasti bisa jadi panutan kalian~”
Ve tersenyum, mendengar itu Shania nangis sejadi-jadinya di pundak Aby.
“Naomi..” Naomi langsung memeluk
Ve.
“Ve..” menangis di pundak Ve “Gw
nyesel, maafin gw… kenapa.. kenapa gw baru temenan sama lo, kenapa ga dari
dulu, kenapa?! Maaf Ve, gw sama sekali ga pantes lo sebut sahabat, gw…” ucap
Naomi sesenggukkan.
“Kamu sahabat aku, sahabat terbaik
aku, memang berbeda dengan ka Diasta, tapi Naomi adalah Naomi. Dan aku ga
pernah menyesal mengenal kamu” Ve tersenyum sambil mengusap lembut kepala
Naomi. Naomi melepaskan pelukannya “Kamu akan jadi paling tua diantara mereka,
jadi aku titip sama kamu adik-adik aku ini” Ve menghapus air mata Naomi “Kamu pasti
bisa”
“Deni..” Deni berdiri tegak
seperti militer “Haha kamu tuh, ga pernah berubah dari jaman awal di klub
drama..”
“Eh?! Ka Ve inget??” Ve tersenyum
dan mengangguk.
“Mana mungkin lupa, ka Diasta
mengagumi kamu” Faris menepuk punggung Deni “mungkin kita emang jarang ngobrol,
tapi ka Ve juga merhatiin kamu, jangan mau kalah sama Faris” Ve mengedipkan
matanya “Dan yang terakhir jaga sahabat ka Ve baik-baik” Ve melirik Naomi, Naomi
berusaha tersenyum dalam tangisnya.
“Siapp!!” jawab kencang Deni
sambil hormat.
“Faris... maaf atas yang terjadi
dulu diantara kita” Faris hanya tersenyum “jagain Elaine! Awas kalo main-main
sama dia!” Faris menangguk, Ve tiba-tiba memeluk Faris, membuat keduanya
keluarkan air mata “Nanti kalo ka Ve ketemu ka Diasta, ka Ve akan bilang kamu
sudah jadi laki-laki sejati, jangan buat ka Ve berbohong oke!!” Ve pun melepaskan
pelukannya, mencium kening Faris untuk pertama dan terakhir kalinya “Dan ini,
surat untuk Elaine” Ve memberikan amplop berisi surat pesan terakhir untuk
Elaine. Faris mengambilnya.
“Andela..” tiba-tiba Andela
langsung berlutut pada Ve.
“Maafin aku ka Ve, harusnya aku
yang ada di posisi ka Ve, bukan ka Ve” ucap Andela sambil menangis, Ve berusaha
bangunkan gadis itu “Aku salah, aku jahat, aku…”
Ka Ve bareng ade iparnya.... |
“Stop” Ve jongkok di depan Andela
“Sekali lagi, ini bukan salah siapapun. Ini takdir tuhan, jadi berhenti nyalahin
diri sendiri. Tatap masa depan kamu! Perbaiki, kembali jadi Andela yang dulu
dan jaga sahabat-sahabat kamu dengan baik!” tegas, Ve mengatakannya dengan
tegas, lalu membantu Andela berdiri. Keduanya berpelukan untuk terakhir
kalinya.
“Aby” Aby tersenyum, Aby dan Ve
langsung berpelukan “Titip Shania dan juga Deva, ka Ve percaya Aby” keduanya
melepaskan pelukannya “Ahh ini” Ve memberikan sebuah kotak kecil pada Aby “itu
cincin yang ka Ve pilih sama ka Naomi, saat waktunya tiba, lamar Shania dengan
cincin itu” Ve tersenyum, Aby terlihat kaget, saat dia membuka kotak cincin
itu, ada 2 cincin yang begitu indah di dalamnya.
“Ka Ve.. makasih..” ucap Aby
membungkuk.
“Shania…” Shania langsung memeluk
Ve.
“Ka Ve.. aku mohon jangan ka Ve..
aku gamau ka Ve.. gamau!!” tangis Shania dalam pelukan Ve.
“De, ka Ve ga akan kemana-mana
kok, ka Ve akan selalu hidup dalam kenangan kamu, di hati kamu dan yang
lainnya” Ve melepaskan pelukan Shania “De, senyum, ka Ve minta kamu
mengantarkan ka Ve dengan senyuman” Ve memaksa Shania tersenyum “Jaga Michelle
seperti ka Ve menjaga kamu, sayangi dia seperti ka Ve menyayangi kamu, Michelle
butuh kamu, seperti kamu butuh ka Ve” keduanya kembali berpelukan. Shania
memeluk Ve begitu erat, tidak ingin kehilangan kakak yang begitu disayanginya.
“Key~~” panggil manja Ve. Ve
mengusap lembut pipi K, keduanya berciuman begitu lembuat dan lama, ciuman
perpisahan. *ada mak bapaknya juga, ada
dokter pula*
K menempelkan keningnya pada Ve
“aku sayang kamu Ve” air mata K mengalir.
“Aku tau, aku juga kok, kamu harus
kuat, kamu yang akan mimpin mereka, jendral ku!” Ve memeluk K begitu erat
“sekarang aku harus pergi, aku harap kamu bisa terima keputusan aku, kamu bisa
kan?” K hanya diam mengangguk “Ah, yang terakhir ini” Ve menyerahkan sebuah
amplop kepada K “kasih ke dia, saat dia siap dan dia menanyakannya” Ve
tersenyum “Ahh, satu lagi” Ve melepaskan kalung yang selama ini dipakainya
“Ini, aku rasa Michelle lebih membutuhkannya dan lebih pantas mendapatkannya”
Ve mamasangkan kalung berbandul kunci itu di leher K “Aishiteru..” bisik pelan
Ve pada K, sekali lagi Ve mencium lembut bibir K.
Ve lalu membungkuk pada semuanya
saat sudah berdiri di samping Dokter Ade. Tangis kembali pecah, semua memanggil
nama Ve saat sosok gadis cantik itu memasuki ruang operasi dan menghilang
bersama Dokter Ade. Sambil menangis K hanya bisa menggedor-gedor pelan pintu
ruangan operasi, memorinya bersama Ve berputar dalam ingatannya….
Maafkan saya minna >.< |
“Hah!” K terlihat kesal lalu meregangkan tangannya.
“Kenapa Deva?” Ve yang sedang membaca novel, membalikkan kursinya,
melihat K yang terlihat kebingungan itu “Udah kamu isi formulirnya? Kok kayanya
bingung banget?” tanya Ve lalu menghampiri K. Saat ini keduanya ada di kamar
Ve.
“Ini ka Ve.. aku bingung, susah banget buat aku milih” Ve mengambil
kertas formulir pendaftaran Joifuru itu.
“Hmm, kamu bingung pilih jurusan? Ga samaan sama Aby? Katanya mau
bareng dia”
“Aby? Dia ngambil teknik computer, aku ga begitu suka”
“Hmm.. terus pilihan kamu apa? Ga usah bingung Va, kan boleh milih dua”
“Iya sih, tapi tetep aja aku bingung yang mana yang aku tulis di
pilihan pertama” K menghela nafasnya “Aku pengen di mesin, tapi papa bilang
lebih baik aku teknik sipil biar bisa kaya dia, yah aku juga pengen sih disitu”
“Hmm.. apapun yang orang bilang, pilihan itu kembali lagi ke kamu. Ada
saatnya ketika kamu harus memilih salah satu, apa yang kamu suka belum tentu
yang terbaik buat kamu dan apa yang terbaik buat kamu belum tentu yang kamu
inginkan. Pilihlah yang terbaik…..”
“Verandaaaa!!” teriak K di depan
pintu ruang operasi, sementara di dalam Dokter Ade dan Ve…
“Saya takjub sama kamu” ucap
dokter Ade saat mengenakan sarung tangannya “saya rasa… kamu bukan manusia..”
ucap sang dokter begitu konyol rasanya.
Ve yang sudah siap dan tiduran,
tersenyum dan menjawab…. “Memang bukan…” jawab Ve antara bercanda atau serius
tidak ada yang tahu, kagetkan sang dokter, ucapan terakhir yang keluar dari mulut
gadis itu saat masih di dunia….
Operasi berhasil, jantung Ve
diterima tubuh Michelle dengan baik. Walau Michelle masih belum sadarkan diri,
begitu juga dengan Elaine di kamarnya.
Setelah itu, keesokan harinya dengan
dibiayai oleh Ayah Michelle, keluarga Ve mengurus pemakaman Ve. Sesuai
wasiatnya, Ve dikuburkan di sebelah kuburan Diasta….
Detak kehidupan Ve, berlanjut di
dalam tubuh Michelle.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di luar kamar Michelle, Aby berdiri menyenderkan diri
pada dinding putih rumah sakit. Kepalanya dibiarkan terus mendongak kearah langit-langit
rumah sakit, semua itu dilakukannya agar dirinya tak lagi teteskan air matanya.
Sejujurnya Aby bisa dengar dengan jelas suara tangisan Michelle yang pecah dan
menyatu dengan suara tangis K yang kembali keluar dari mata cowo itu.
“Beb..” panggil pelan Shania, sadarkan Aby dari
lamunannya. Abypun langsung berdiri dengan benar “Apa Michelle udah sadar?”
“Udah kok, gimana dengan Elaine? Faris udah mau makan?”
“Syukurlah..” Shania terlihat lega “Belum masih negative,
ka Naomi sama Deni masih berusaha ngebujuk Faris” diam sejenak diantara
keduanya “Apa Michelle udah…..”
“Yah, Michelle udah tau..” Aby menghampiri Shania, tanpa
melanjutkan kata-katanya Aby memeluk Shania, begitu juga dengan Shania.
Yah, karena siapa yang bisa sangka. Ketika mereka bisa
berkumpul bersama, justru Ve memilih pergi tinggalkan semuanya, tinggalkan
keluarganya, tinggalkan sahabatnya, tinggalkan kekasihnya, tinggalkan
adik-adiknya.
Bidadari itu kini benar-benar kembali ke kayangan, memilih
untuk memenuhi panggilan tuhan untuk pergi selamanya dari dunia, menemui
sahabat lamanya di tempat yang tidak kita ketahui…
Selamat tinggal ka Ve...... :'D (maaf akhirnya begini ya) ._. |
END
Kata-kata endingnya
halah banget dah..
Maaf, kalau endingnya
harus seperti ini.. cuman ini yang ada di otak untuk mengakhiri cerita ini,
membuat K adil untuk Ve maupun Michelle.
Maaf kalo mengecewakan.. tangan ini mengetik begitu saja... jadinya begini deh...
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
Sumpahh nangis kak....
ReplyDelete*pukpuk* makasih telah membaca :)
Deletekak aku nangis bacanya :"
ReplyDeleteisi suratnya apa kak? penasaran huhu
ReplyDeleteHuaaa T.T thor tanggungjawab thor gua nangis ini :'(
ReplyDeleteNangis sampe mata jd merah lama ini kak :'(
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIsi suratny ga dikasih tau min ?
ReplyDeletesedih banget min
ReplyDelete