Thursday, December 25, 2014

If Beby is not a member.. (BebNju) - Part 2

Merry Christmas minna-san~~ \^o^/
sebenernya punya cerita khusus untuk hari natal~~ tapi... saya terserang penyakit di hari Njumids (?) kemaren, menyebabkan saya tepar... alhasil tentunya saya ga bisa main laptop untuk ngetik2~~ banyak ff yg ketunda juga~~ u,u dan hari ini saya baru sembuh *tapi belum total u,u

Beruntung, FF ini, cerita ini dilanjutkan dan ditulis oleh adek saya, yang bisa menuliskan cerita ini dari sisi Beby dengan sangaaaatttttt baik >w< buatku makin jatuh cinta dengan BebNju (?)
Mungkin ini kekesalan adik saya yang kesel sama saya (?) karena selalu bikin cerita bebnju itu... kenalan-proses-jadian udah end wkwk, sampe disuruh ganti nama blog jadi "berbagai macam cara jadian BebNju" LOL banget wkwk

Udah ah, pusing kembali menjerat pala saya (?)
Makasih ya Anggy, sekali lagi makasih~
nah buat kalian, selamat membaca~~
Buat yang ketinggalan part 1 nya bisa baca disini


If Beby is not a member.. (BebNju)


Part 2: Beby POV - Handshake Event and...


Besok adalah hari yang ku tunggu-tunggu, yaitu harinya event handshake JKT48 berlangsung >.< Aaaaa akhirnya aku bisa bertemu dengan Shania lagi. Terakhir kali aku bertemu dengan Shania hanya pada saat acara iClub48 satu bulan lalu. Semenjak itu aku mulai mencari tahu lebih banyak tentang Shania. Bahkan sekarang aku sudah secara resmi oshihen dari ci Stella jadi ke Shania. *maaf ya ci Stella*.

Tapi sebagai fans yang benar, aku tidak menghubungi Shania melalui nomor telepon yang ia berikan. Jadi aku hanya menyimpannya saja di handphoneku. Walau terkadang terlintas dipikiranku untuk mengiriminya sebuah pesan singkat, tapi selalu kucoba untuk mengurungkan niatku dan kembali memandang wallpaper handphoneku yang kini telah berubah menjadi fotonya.

Ceritanya ini Wallpaper di HPnya Beby kkk~
Setiap aku baru selesai latihan dance, atau sedang pusing memikirkan tugas sekolah, aku langsung mengambil handphoneku hanya untuk sekedar melihat wallpaper atau timeline Shania. Aku sengaja tidak mengaktifkan notif twit baru dari Shania, karena aku tidak ingin menjadi terlalu focus padanya.
Setelah selesai belajar, aku langsung mempersiapkan apa saja yang harus aku bawa ke event handshake besok hari. Aku membeli lima tiket untuk Shania pada sesi 2. Dengan jumlah tiket segini, setidaknya aku harus menghemat uang jajanku untuk satu minggu ke depan, tapi tak apa, demi Shania, apapun kulakukan. Dan aku sengaja mengambil sesi pertamanya Shania agar aku menjadi yang pertama yang menjabat tangannya di hari itu. Aaaaaakkkk! Aku bingung bagaimana cara memulai percakapan dengannya besok. Jujur saja, aku belum pernah sekali pun handshake dengan member JKT48. Ah sudahlah. Lebih baik aku tidur saja. Karena besok aku harus berangkat ke istora senayan dari jam 8 pagi.
~~~

*kali ini mereka ketemu di bilik HS ya… bukan bilik toilet lagi :v*
Sekarang aku sudah berada tepat di barisan registrasi penukaran tiket. Aku semakin deg-degan saja untuk bertemu Shania. Kira-kira Shania memakai kostum seperti apa ya? Aaaa aku sangat penasaran dan tidak sabar untuk bertemu.
Dan kini aku sudah berada tepat di depan bilik handshake. Di sana terpampang jelas tulisan “SHANIA JUNIANATHA”. *ceritanya masih pake bilik ya, jadi masih ketetutup tirai hehe*

*btw bilik sebelahnya Shania hantu dong ya xDD pan Beby-nya jadi fans wkwk*
“Lima tiket ya” ucap seorang penjaga bilik tersebut sambil memegang stopwatch di tangan kirinya
Aku hanya mengangguk pelan sambil menarik nafasku dalam-dalam.
“Ok silahkan masuk.”
Aku mulai membuka tirai bilik Shania dan……

“Beby~~~!!”
“I-iya halo Shania” aku benar-benar gugup saat Shania ternyata masih mengenaliku.
“Ih kamu kemana aja sih? Kok gak ngehubungin akuuu?” tiba-tiba ekspresi cerianya tadi berubah menjadi ekspresi manyun dan manjanya yang sangat menggemaskan. Dan kami pun bersalaman.
“A-aku gak sempet Shan, hehe” aku gak bisa kasih alasan yang lebih masuk akal selain ini.
“Oh gitu. Yaudah gapapa kok. Tapi makasih ya udah mau dateng hari ini.” Dan Shania langsung memberikan senyum termanisnya yang membuatku jadi ikut-ikutan tersenyum-senyum sampai jadi malu sendiri (?)

“Iya aku yang harusnya bilang makasih soalnya kamu masih inget sama aku hehe”
“Ya jelas lah aku inget, orang….. Eh iya, kamu apa kabar? Sibuk apa sekarang? Kangen aku gak?”
“K-kangen?” aku langsung terfokus pada pertanyaan terakhirnya. Dari awal bertemu dengan Shania, dia memang terlihat sangat akt- ah mungkin lebih tepatnya agresif?
“Iya. Kangen aku gak?”
“K-kangen kok hehe”
“Kamu gak mau nanya balik?”
“Kamu k-kangen gak?”
“Kangen sama siapa?” Aish Shania ini, seneng banget sih jailin aku. Kan aku jadi makin gugup. Eeerr~

“Kangen sama a-aku hehe”
“Aku males jawabnya ah. Kamu gak inisiatif sih.” Lagi lagi Shania mengeluarkan ekspresi manyunnya. Duh, Shan. Event cubit men-cubit pipi ada gak sih? *yee si Beby…
“Shania, kalau mau ngambek-ngambekan, nanti aja ya kalau di luar bilik handshake. Masalahnya aku cuma punya lima tiket nih.”
“Oh iya ya. Yaudah yaudah maaf ya hehehe. Jadi… kapan kita bisa ketemu diluar bilik handshake?”
“Hhhmm gimana ya Shan..”
“Gimana apanya?”
“Hhhmm masalahnya, aku kan cuma fans kamu aja. Aku gak enak kalau misalnya aku bisa ketemu kamu di luar bilik. Kan kasian fans yang lainnya.”

“Duh Beby. Kamu ini polos atau gak peka sih?” *dia bloon Shan kaya Oshi gw dulu….. hufft
“Huh? Maksudnya?”
“Yak waktunya abis ya Kak.” Tiba-tiba seseorang membuka tirai bilik Shania
Setelah itu Shania langsung mengambil asal jumlah sticker untukku dan sedikit berbisik di telinga kiriku, “Aku gak mau tahu, pokoknya hari ini juga kamu harus hubungin aku dan ajak aku jalan titik!”
Aku hanya bisa memasang ekspresi yang tidak dapat di deskripsikan dengan kata-kata. Yang jelas otakku masih saja mengelola apa yang dimaksud Shania.
“Makasih ya kak~ Semangat sekolahnya~!” ucap Shania dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Lalu aku pun keluar dari bilik Shania dan mengambil handphoneku. Entah apa yang dimaksud Shania, tapi aku hanya menuruti perintahnya saja. Aku langsung mengirim sebuah pesan singkat untuknya.

“Shania. Ini Beby.” Sending~
Tidak lama aku mendengar suara notif dari dalam bilik Shania yang belum jauh dari tempatku berdiri.
Triiiinnggg!
Ah? Shania membawa handphonenya pada saat event seperti ini? Dan tidak di silent? Aish anak itu. Aku langsung melangkah keluar dari venue sambil tersenyum-senyum karena mengingat ekspresi menggemaskan dan pertanyaan Shania tadi.
Setelah event handshake berakhir, Shania tidak membalas pesan singkatku. Ya, mungkin dia sedang sibuk. Aku memutuskan untuk merebahkan tubuhku di kasur dan melihat timeline, tidak ada postingan baru dari Shania. Akhirnya ku putuskan untuk tidur saja karena besok adalah hari senin. Dan aku harus datang lebih pagi untuk upacara
~~~

Pagi ini aku memulai aktifitasku seperti biasanya. Beranjak dari tempat tidur, melihat wallpaper handphone dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Saat aku ingin keluar kamar untuk sarapan, entah mengapa aku ingin mengecek timeline twitterku terlebih dahulu. Dan benar saja, Shania membuat postingan di twitternya hari ini. Bahkan lengkap dengan sebuah foto yang manis, lucu, menggemaskan miliknya.
“Hai. Kangen aku gak? :p”

Shania ngetwit sambil ngepos ini ceritanya
Lagi-lagi aku tersenyum dibuatnya. Untuk pertama kalinya, aku membalas twit Shania (?)
“Kangen :p Kamu kangen aku gak? Hehe..”
Ddddrrrttt Ddddrrttt
Tiba-tiba saja handphoneku bergetar dan muncul sebuah notif satu pesan baru. Saat aku melihat nama yang muncul di layar...ya siapa lagi kalau bukan Shania.
From: S
Cie kangen aku :p
Begitu lah kurang lebih isi smsnya. Hebat sekali Shania ini. Dari banyaknya mention yang masuk ke kolom mentionnya, ia masih bisa menemukan yang mana akunku.
Tapi aku tidak membalas via sms, ya kalian pasti tahu kan alasanku. Jadi aku memutuskan untuk me-mentionnya saja.
@shaniaJKT48 follback ea qhaqha~ :p

Setelah mengirimnya, aku langsung menglock handphoneku dan menaruhnya kembali ke dalam saku dadaku.
Aku keluar kamar untuk sarapan bersama Mama, Papa dan Kak Kinal. Kak Kinal ini adalah kakakku yang sangat suka sekali bermain gitar. Kak kinal ini jauh lebih tomboy dibanding aku. Tapi sebenarnya kami bukan tomboy, sih. Hanya terlalu cuek dalam berpakaian. Tapi jika kami ingin tampi di atas stage, jelas beda urusan. Oh iya, kami berada di satu sekolah yang sama. Hanya saja, aku terlalu cepat masuk. Kalau kak Kinal kebalikannya. Jadi aku sudah kelas 2 SMA, sedangkan kak Kinal masih kelas 3 SMA.
*btw Kinal double role wkwk xD*

“Pagi, Ma. Pa. Kak Kinal.”
“Pagi sayang. Nih dimakan dulu rotinya” ucap Mama sambil memberikan sepotong roti tawar beserta selai cokelat kesukaanku
“Beby, kemarin kamu kemana?” tanya Papa yang masih sibuk membaca koran
“Pacaran Pa!” celetuk kak Kinal yang benar-benar asal
“Hush! Ngarang weh lah. Kak Kinal bohong Pa. Aku gak pacaran. Aku ke istora senayan.”
“Ngapain?” lanjut Papa
“Event JKT48 Pa” Papa hanya mengangguk
Dikeluargaku ini memang belum boleh pacaran jika umurnya belum mencapai 17th. Yaaa, itu sih buat yang nurut aja. Kalau kak Kinal mana mungkin nurut. Sebelum 17th juga dia sudah berpacaran dengan kak Ve yang umurnya 2th lebih tua darinya. *ini Ve juga ya xDD
Sesampainya di sekolah aku langsung menaruh tasku di kelas dan berlari menuju lapangan untuk berbaris mengikuti upacara. Saat kepala sekolah sedang memberikan amanatnya, aku iseng mencari handphoneku di saku. (Jangan ditiru)

Lho? Kok gak ada ya? Ah paling di tas” pikirku yang tak mau panik
Dan selesai upacara aku langsung berlari ke dalam kelas untuk mencari handphoneku. Tapi ternyata hasilnya sama saja, tetap tidak ada. Bahkan aku sampai mengeluarkan semua isi tasku, tapi ternyata tidak merubah keadaan. Atau jangan-jangan jatuh saat aku berlari tadi ya?
“Beby..” tiba-tiba aku mendengar suara dari depan pintu kelasku. Ternyata itu kak Kinal. Semoga saja ia menemukan handphoneku.
“Kenapa kak?”
“Nih. Handphone kamu tadi jatuh. Ada yang nemuin, tapi kasihnya malah ke aku.” Fyuuuhh~ Akhirnya aku bisa bernafas lega.
“By the way, kalau mau ngedate sama pacarnya, bilang aja. Pasti kakak rahasiain dari Papa sama Mama kok hahaha” Ngedate? Pacar? Apaan sih kak kinal aneh banget.
Aku tidak langsung mengecek handphoneku karena bel jam pelajaran pertama sudah berbunyi.
Saat jam istirahat tiba, aku dengan santainya membuka lock handphoneku dan kalian tahu apa? Aku disuguhkan oleh satu sms yang sudah dibaca. Kalian juga pasti sudah tahu siapa yang mengirim sms ini.

From: S
Hai yang katanya kangen aku. Kapan kita jalan? Hehe.
Dari sini aku tahu apa yang kak Kinal maksudkan tadi pagi. Dan bodohnya aku hanya memberikan inisial huruf “S” pada kontak Shania. Aku harus bertemu kak Kinal untuk menjelaskan kesalah pahaman di sini. Ah! Itu dia kak kinal. Kebetulan sekali dia ada di depan kelasku.
“Kak Kinal!”
“Naon deui?”
“Sekarang aku tahu maksud kak Kinal!”
“Maksud? Maksud yang mana?” Kak Kinal nampak berpikir sejenak dan...
“Oh. Yang kamu mau ngedate sama pacar kamu? Hahaha. Kenapa?”

“Ish! Itu bukan pacar Beby. Itu cuma temen. Nih kalau kak Kinal gak percaya coba aja di telepon!”
“Hahaha iya kak Kinal percaya. Yaudah, sih, takut banget kayaknya dilaporin ke Papa sama Mama hahaha.”
“Tau, ah! Kak Kinal nyebelin!” aku langsung berjalan menuju kantin namun suaranya kak Kinal yang bilang, “Yeeee punduuunngg! Wuuu dasar pundungan~!” masih terdengar di telingaku.
Saat aku sampai di kantin, aku mendengar obrolan dari beberapa teman sekelasku yang menyukai 48 family.
“Eh liat deh. Oshi lu kepencet follow tuh haha.” “Alah paling sebentar lagi juga di unfollow” “Skyman?” “Kayaknya sih Skygirl” “Siapa?” “Bebybrokie” “Siapa tuh?” “Alah paling spamer” “Udahlah diemin aja”

Tunggu dulu. Bebybrokie? Itu kan akun twitter aku. Ah, jangan-jangan?! Aku langsung mengecek twitterku dan benar saja, ternyata Shania memang memfollowku. Aku langsung memprotect akunku agar tak ada yang bisa mengakses. Aku juga mengubah tampilan profilku dengan sangat gesitnya. Untung saja aku tidak saling follow dengan satu pun teman sekelasku. Ya, aku memang agak sulit bergaul. Tapi entah kenapa dengan Shania cepat sekali.
“Eh tunggu deh. Bebybrokie? Kok gak asing ya?” “Oh iyaya” “Coba buka akunnya” “Yah di protect” “Ah kelamaan sih lu!” “Coba deh lu ke fanbase kelasan kita” “Ngapain?” “Udah buruan buka aja”
Fanbase kelas?! Aduh! Harus aku block untuk sementara waktu nih!
“Udah nih. Ngapain lagi?” “Ke followingnya coba. Kayaknya ada deh.” “Ah yang bener lu?” “Jika tak dicoba tak akan tahu bro” “Mana? Gak ada” “Ah udahlah mungkin perasaan gue doang” “Alah baperan lu!”

Haaaahh.. Untuk kali ini aku lolos. Aku langsung memesan semangkuk bakso ekstra pedas untuk mengisi ulang tenagaku.
Saat aku sedang menikmati makan siangku, tiba-tiba saja handphoneku bergetar selama beberapa kali. Sepertinya ini panggilan. Langsung saja ku jawab tanpa melihat siapa penelponnya.
“Ha-“
“Beby~~!!” Aish! Nyaris saja handphoneku jatuh karena kaget mendengar teriakannya
“Apa?”
“Kapaaaann iiihh kamu mah geraknya lambat banget” ucap Shania dengan nada manja sekaligus ngambeknya
“Kapan ap-“
“Kapan jalan sama akunya. Nanya mulu ih”
“Oh. Gak tau. Kenapa emang?”
“Enteng banget sih jawabnya. Eh, udah aku follback tuh hahaha”

“Unfollow dong Shan”
“Kenapa?”
“Aku gak enak. Aku kan-“
“Aku kan Cuma fans kamu dan blablabla. Makanya sering jalan sama aku biar jadi enak”
“Enak apanya?”
“Kamunya”
“Lah emang aku kenapa?”
“Duuuhh! Kita bahas apasih?”
“Gak tahu kamu yang mulai duluan kan Shan”
“Iyaudah ah intinya nanti malam kamu harus nonton theater. WL aja. Pasti masuk kok.”
“Masuk apanya?”
“Ya kamunya lah”
“Lah emang aku kenapa?”
“Duuuuhh~ Terserah ah. Pokoknya aku gak mau tahu. Kamu harus nonton theater malam ini. Abis itu, baru aku unfollow. Bye!”
Tuuuuutt Tuuuuuutt Tuuuuuutt

“Aneh..” gumamku
“Ehem~! Ehem~! Cie yang abis teleponan haha. Sama siapa tuh? Shan shan shan. Uuumm Shandoro? Shandy? Atau siapa? haha” Entah sejak kapan kak Kinal ada di sampingku
“Apaan sih kak Kinal jangan mulai mulai deh”
“Hahaha abis kamu lucu. Bahasnya ambigu banget pula. Enak. Masuk. Ngapain coba hahaha”
Aku hanya menatap kak Kinal dengan tatapan aneh dan langsung meninggalkannya yang masih tertawa gak jelas. Udahlah, di diemin aja. Namanya juga Neneng Gesrek.

Satu jam. Dua jam. Tiga jam. Dan akhirnya sampailah di jam 7 malam. Aku sudah berda di dalam theater. Untungnya WL masih dapat tempat duduk. Aku bisa pergi malam ini karena Papa sama Mama ke rumah Nenek, katanya Nenek sakit. Dan kak Kinal, bilangnya sih mau belajar di rumahnya kak Ve. Tapi gak tahu deh aslinya ngapain. Omongan kak Kinal kan jarang bisa dipercaya.
Setlist theater hari ini adalah dareka no tameni atau demi seseorang. Ini pun termasuk pengalaman theater pertamaku. WL pula. Untung aku perempuan, jadi gak terlalu ribet hehe.
Lagu pertama pun dimulai. Aku mulai menikmati setiap lagu yang dibawakan. Tak jarang aku ikut menggerakan tanganku mengikuti lagu. Tapi tetap tahu aturan dan etika. Setelah show berakhir, aku baru menyadari satu hal, yaitu Shania sama sekali tak melirik ke arahku. Ya mungkin karena posisiku juga yang dipaling belakang. Tapi tak apa, melihatnya tersenyum dari atas panggung pun sudah bisa dibilang bahagia yang sederhana.

Saat sesi hi-touch, aku hanya bisa tersenyum karena sedikit gugup, hingga tibalah giliranku hi-touch dengan Shania.
“Cie dateng~~”
“Kan demi seseorang hehe” ucapku spontan yang membuat wajahnya menjadi sedikit memerah
Saat selesai semua kegiatan theater aku memutuskan untuk mengisi perutku sejenak di wendys. Setelah membeli satu buah burger dan minuman soda, aku bergumam asal sambil menggerakan tanganku mengikuti lagu theater yang masih terngiang di telingaku.
Ddddrrrtt Dddddrrrtt Dddddrrrtt Dddddrrrtt
“Halo?”
“Halo kamu dimana?” siapalagi kalau bukan Shania?
“Aku di wendys”
“Aku kesana ya”
“Iya”
“Ish!”
Tuuuutt Tuuuuutt Tuuuuttt

“Aneh..” gumamku kedua kalinya di hari ini
Tak lama ada seseorang yang ku kenal menghampiriku. Tapi ia tak sendiri, ia bersama mamanya. Aku langsung membersihkan tanganku dengan tissue dan menjabat tangan mamanya.
“Halo tante” entah darimana asalnya keberanianku untuk menyapa beliau duluan
“Halo. Beby ya?”
“Iya tante. Silahkan duduk tante”
“Oh iya makasih. Ayok Shan duduk”
“Gak mau ah. Kan Mama doang yang disuruh duduk. Akunya enggak.” ucap Shania ketus sambil melipat kedua tangan di depan dadanya
“Silahkan duduk non Shania..” Reflek yang buruk Beby. Harusnya biarin aja dia ngambek.
“Makan tante” tawarku
“Oh iya makasih. Tadi tante udah makan di atas kok”
Aku hanya tersenyum sambil melanjutkan makanku. Tadinya aku ingin menawarkan Shania juga, tapi ku lihat ia masih sibuk dengan handphonenya.

“Ma. Besok aku mau jalan lho sama Beby”
Uhuk! Uhuk!
Aku yang sedang minum pun tersedak. Pecahan hening macam apa ini?
“Jalan kemana Beby?” tanya Mamanya santai
“Jalan ke... Ke..” Aku sedikit melirik ke arah Shania sambil memberi kode untuk meminta bantuan jawaban. Tapi yang dilirik malah tersenyum licik
“Ke.....mana ya tante. Aku juga masih bingung hehe” jawabku buntu sambil menggaruk bagian belakang kepalaku
“Oh yasudah gapapa. Asal inget waktu” Wah gampang banget dapat izinnya.
“Biar gak telat, aku nginep di rumah Beby juga Ma”
“HA?!” jawabku dan Mamanya Shania bersamaan
“Maaf. Maksudku...hah?” aku memperendah nada suaraku pada kata hah kedua
“Terus Mama pulang sama siapa dong?” baik. Sekarang aku tahu manjanya Shania ini turunan dari siapa

“Kan di mobil ada kak Bella. Mama manja deh”
“Kayak kamu enggak aja sih” gumamku pelan. Bahkan sangaaaattt pelaaannn
“Ha? Kenapa Beb?”
“Oh. Enggak. Gapapa kok Shania”
“Jadi gimana Ma? Mumpung besok tanggal merah nih.” lanjut Shania memohon. Harusnya kamu minta izin aku dulu, Shan -_-
“Iyaudah boleh. Terus nanti kamu pulangnya gimana?”
“Naik taksi juga bisa kok Ma”
“Yaudah jaga diri. Jangan merepotkan Beby.”
“Siap komandan!”
“Yaudah Mama pulang duluan. Kasian kak Bella nungguin di mobil. Beby, tante titip Shania ya”
“Oh, iya tante”

Suasana pun mendadak menjadi hening. Aku masih menghabiskan minuman sodaku, dan Shania yang duduk di serong kananku juga masih sibuk memainkan handphonenya. Aku mulai menarik nafas dalam-dalam dan…
“Shan. Kita jalan sekarang aja yuk?”
“Akhirnya peka juga. Yuk!”
Semangat banget sih Shania diajak jalan doang? Aneh..
“Sampai shan.”
“Ha? Sampai? Apaan nih? Ini kan cuma pintu masuk fX..”
“Ya yang pentingkan kita udah jalan”
“Jalan? Jalan apanya?”
“Lho tadi dari wendys ke sini kan kita jalan shan bukan koprol. Kamu lupa? Apa mau diulang sekali lagi? Ayok kalau mau di-“

“Ergh! Stop! Stop! Stop!” Kulihat Shania mulai mengatur nafasnya yang mendadak emosi. Entah kenapa.
“Beby. Denger ya. Maksud aku jalan itu ya jalan-jalan. Entah nonton kek, makan siang kek, ngapain kek terserah. Bukan jalan dari wendys kesini. Ngerti?”
“Oh gitu. Bilang dong. Yaudah ayuk jalan.”
“Ini beneran?”
“Beneran. Gak bakal salah lagi deh.”
“Ok. Awas aja kalau salah”
Aku membawa Shania untuk jalan…hhm jangan sebut dengan jalan. Nanti aku salah tanggap lagi. Sebut saja nonton. Iya. Nonton.
“Sampai shan”
“Sampai apaan lagi nih?!” tanya Shania sewot
“Iya ini udah sampai. Kita nonton.”
“Ha? Nonton? Nonton apaan?!”
“Nontonin mobil-mobil yang pada lewat. Tuh liat tuh ada transjakarta. Tuh di sana ada mobil Honda brio. Yang kamu iklanin itu tuh Shan. Liat deh.”

“BEBY CHAESARA ANADILAAARRGGGHH!!!!” serius. Kupingku langsung berdengung.
“Daripada aku salah mulu, mending kita pulang aja yuk” aku langsung memberhentikan taksi yang lewat. Aku membukakan pintu untuk Shania yang sedang memasang wajah kesal sekesal kesalnya. Ya, habis mau bagaimana lagi, aku hanya berusaha menuruti maunya. Mungkin caranya saja yang selalu salah.
Di dalam mobil Shania hanya memainkan handphonenya. Aku berusaha mencari perhatiannya dengan menguap lalu tangan di rentangkan. Tapi itu gagal. Aku mencoba cara lain dengan bernyanyi asal dengan lirik yang hanya “Yossha~! Yossha~! Yossha~!”. Itu juga gagal. Sampai aku mencoba cara yang terakhir, yaitu dengan bilang.. “Shan. Udah sampe nih.” Dia langsung membuka pintu mobilnya sendiri dan dengan wajah yang masih ditekuk. Itu baru berhasil.

Sebenarnya aku bingung mau seneng atau malah panik karena gak ada keluargaku di rumah. Apalagi ini pertama kalinya aku membawa orang selain keluargaku menginap di rumah. Pokoknya, jika berurusan dengan Shania, aku banyak moment pertama kalinya deh. Tapi entah kenapa, aku nurut-nurut aja sama Shania. Hah.. Udah lah. Aku capek. Mau langsung ke kamar aja.
“Ayok Shan masuk”
“Ini kamar tamunya” aku menuntun Shania untuk menuju ke kamar tamu. Aku tidak mau banyak bicara. Karena memang aku tak bawel. Lagi pula, aku juga tidak di dengarkan, dijawab seadanya saja sedikit mengangguk tanda tahu(?)
“Aku bawain baju gantinya dulu ya Shan. Mudah-mudahan muat di kamu”
Tiba-tiba aku mendapat tatapan tajam dari mata Shania. Sepertinya untuk yang kali ini aku lebih cepat mengerti.

“Maaf. Maksudku, pasti muat kok. Iya. Pasti muat hehe.” Shania kembali fokus pada handphonenya. Mungkin ia sedang mengstalk fa- Ah tunggu! Apa aku udah di unfollow sama dia? Aku berjalan ke kamarku sambil mengecek akun twitterku. Dan ternyata ada yang tidak beres di sana. Shania me-quote-retweet-kan mentionku untuk ci Stella, namun tidak ia twit, melainkan di copas dan send melalui DM. Ya. Dia belum meng-unfollowku. Asal kalian tahu, terakhir kali aku mention ci Stella itu saat dia ulangtahun sekaligus grad. Dan itu sudah satu tahun yang lalu. Pantas saja dia terlihat sibuk dengan twitternya.

Kurang lebih isi DMnya kayak gini
@shaniaJKT48
Cie.. RT @bebybrokie: Morning! >.< RT @stellaJKT48: Morning :D

Hhm. RT @bebybrokie: Semangat cici :3 RT @stellaJKT48: Ketemu di theater nanti malam ya!

Oh. RT @bebybrokie: @stellaJKT48 ci Stella! Wilujeng tepang taun yaaa! Hahaha. Wish you all the best. Beby sayang cici! >.< Hehehe

Aku harus ngomong sama Shania nih. Kalau gini terus, bisa-bisa dia makin bikin aku kerepotan.
“Shan, bajunya aku taruh sini ya” aku menaruh baju ganti itu di samping kasur Shania. Shanianya sih udah tiduran di kasur tanpa mau lepas pandang sama handphone.
“Shan. Kamu mau jalan kemana besok?” Turutin aja biar cepet pulang
Dia hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu
“Mau makan atau nonton?”
Lagi lagi dia hanya mengangkat kedua bahunya. Aha! Aku tahu nih gimana caranya biar dia ngerespon aku hahaha. *klik block*
Satu.. Dua.. Tiga..

“KOK AKUN KAMU ILANG?! KAMU NGEBLOCK AKU YA?!” iya sih di respon. Tapi bukan di respon sama Shania, melainkan sama macan.
“Kamu susah banget sih diajak ngomongnya. Daritadi kan aku nanya kamu mau jalan kemana.”

“Terserah kamu aja ah! Aku ngantuk!” Shania langsung menarik selimut dan kayaknya dia benar-benar mau tidur. Yaudah deh, aku juga tidur aja. Eits! Tapi tidur di kamarku. Debatnya lanjut besok pagi aja. Good night!
TBC

Bikin kepo ya? Mention aja rame2 yok ke ade gw wkwkw xDD *senyum licik* lanjutannya sih balik lagi ke Shania POV, kita tunggu saja....
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

7 comments:

  1. HAHAHAHA
    greget iiih...gila keren bgt..! :D anti-mainstreem nih. :P adek kak Rui pinter bikin orang jd gila (senyam senyum sendiri di depan hp). :v
    "“Duh Beby. Kamu ini polos atau gak
    peka sih?” *dia bloon Shan kaya Oshi
    gw dulu….. hufft" <<====== sakit ati bgt kayaknya? Hahahaha , udah ah! Keren! Double thumbs up! b^^d

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahahaha iya nih Nin, ka rui jg dibikin senyam senyum gila pas baca ini.. gemes beut xDD
      ""“Duh Beby. Kamu ini polos atau gak
      peka sih?” *dia bloon Shan kaya Oshi
      gw dulu….. hufft" <<====== sakit ati bgt kayaknya?"
      Itu komen curcolan ka rui, you know lah~ :'v

      Delete
  2. iya gue tau kok kalo itu curcol. Hahahahahaha cinta ditolak twitter di block dong! Haha :v
    ya udah deh, kak. Kalian (kak Rui sama adek) sukses bikin aku geleng2 kepala (kagum maksudnya). :D *eeeh, awas tuh pala melayang*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwk... g ah.. emgnya ku Beby ngeblock2 *halah
      Hihihi :3
      Waduh!! Udah copot nih! LOL XD

      Delete
    2. kali aja udah sakit ati bgt? :D
      padahal kan kalian pasangan yg serasi *iniapalagicoba*. Tusut pegangan tangan segala. xD
      eh pegangin2!! Mau jd leak lu? :v *gakditwittergakdisinitetepajarame* xDD

      Delete
    3. Bubar bubar >_< bicik kau.. g akan kelar ini mah

      Delete
  3. Wakss.... Shania yang Tsundere ... Juga Agresif....

    ReplyDelete