Yoo~~ Update-an nih~ hiburan buat yang tadi ga nonton konser jeketi wkwkwk
Sebenernya gw kena omel masih main lappy -_- baru sembuh soalnya..
tapi tak apa, nanggung ini.
Btw dari part 2 - sampe ending, ya udah buatan adek gw, entah endingnya kapan xD ku menunggu saja dan nambah-nambahin dikit aja.
Btw dia rada susah katanya bikin Shania POV wkwk yasuda
Selamat baca~~
Sebenernya gw kena omel masih main lappy -_- baru sembuh soalnya..
tapi tak apa, nanggung ini.
Btw dari part 2 - sampe ending, ya udah buatan adek gw, entah endingnya kapan xD ku menunggu saja dan nambah-nambahin dikit aja.
Btw dia rada susah katanya bikin Shania POV wkwk yasuda
Selamat baca~~
If Beby is not a member.. (BebNju)
Part 3: Shania POV - First Date (?)
“Shania..” Beby
memanggil Shania yang sedang berdiri di balkon sambil melihat bintang.
“Apa?”
“Kok belum tidur?”
“Gerah.” Padahal
cuaca malam itu cukup dingin.
“Hhm.. Kamu masih
marah akunnya aku block?”
“Gak.”
“Tuh kan Shania
marah..” Beby memeluk Shania dari belakang “Maafin aku ya..” lanjut Beby tanpa
melepaskan pelukannya.
“Iya.” Beby yang
masih merasa bahwa Shania tak sepenuhnya memaafkan langsung membalik badan
Shania untuk menghadapnya.
“Shania ketinggian
nih”
“Maksudnya?”
“Aku mau cium
Shania. Tapi Shania ketinggian.”
“C-cium?”
“Iya. Biar Shania
gak marah lagi sama aku.”
Pipi Shania
mendadak berubah menjadi merah padam. Beby sedikit jinjit untuk bisa mencapai
bibir Shania, saat ini jarak mereka sudah sangat dekat. Bahkan Shania bisa
merasakan nafas Beby yang memburu. Secara perlahan Shania menutup matanya dan…..
“Woy~!
Bangun woy~! Udah siang nih~! Kalau gak bangun, aku siram lho~!” *bisa dengerin sendiri suara alarmnya Beby
tipe 2*
Ish!
Dikit lagi tuh! Ergh! Beby kenapa bangunin aku disaat yang ga tepat sih
>,< Mau tak mau karena sudah tidak bisa tidur lagi akhirnya aku bangun.
“Iya
iya~ Kamu gangguin aku aja deh. Padahal nanggung tuh!” tanpa memperdulikan raut
wajah Beby yang tak mengerti akan omonganku, aku langsung beranjak dari kasur
menuju kamar mandi.
“Pakaian
gantinya udah aku taruh sana ya Shan. Kalau udah selesai mandi langsung turun
ke bawah buat sarapan.”
“Iya
bawel” aku menutup pintu kamar mandi dengan sedikit kesal.
“Coba aja Beby datengnya agak lamaan dikit.
Pasti udah kejadian tuh!” gumamku dalam hati sambil senyam senyum mengingat
mimpi tadi, aduh bahaya nih kalau diinget-inget terus >,<
Setelah
selesai membersihkan diri, aku keluar kamar dan mencium aroma makanan yang
sepertinya lezat. Aku mengikuti arah sumber aroma ini. Ternyata ada Beby yang
sedang sibuk sendiri di dapurnya.
“Morning”
sapaku sambil duduk di meja makan yang belum tersedia apapun
“Morning.
Sebentar ya. Sedikit lagi selesai.”
Aku
hanya mengangguk sambil mengedarkan pandanganku ke arah sekitar, melihat
sekeliling rumahnya.
“Kamu
tinggal sendiri?”
“Enggak”
“Mama
Papa kamu mana?”
“Ke
rumah Nenek aku. Katanya Nenek aku sakit.”
Aku
hanya membentuk huruf O sambil terus mengedarkan pandanganku hingga tak sadar
makanan sudah berada di depan mataku.
“Yuk
sarapan dulu”
“Enak
gak nih?”
“Cobain
aja. Kalau gak enak ya kamu tinggal beli makanan di luar.”
“Ish!”
Aku
langsung mengambil sendok dan mencicipi masakan buatannya ini. Saatnya suapan
pertama.
“Gimana?
Enak gak nasi gorengnya?”
“Hhm..”
aku masih mencoba mengelola rasa dan teksturnya. Gini-gini aku ngerti soal
makanan lho.
“Enak
gak?”
“Lumayan.
Kamu makan juga dong.”
Beby
pun menyantap masakan buatannya sendiri dengan lahap. Mungkin dia memang biasa
makan banyak (?) Padahal mau nawarin nyuapin kan ya. Hufft. Tak lama setelah
selesai makan, Beby mencuci piring sisa makan kami. Aku benar-benar seperti
ratu di rumah ini. Eits! Jangan kira aku tidak berinisiatif membantu, ya. Ini
semua karena Beby melarangku. Jadi aku memutuskan untuk bersantai di ruang
keluarga milik keluarganya sambil menonton tv.
“Kamu
mau jalan kemana hari ini?” ucap Beby yang langsung duduk di sampingku
“Terserah
kamu aja”
“Yaudah
berhubung hari ini aku gak mau kemana-mana, jadi-“
“Ke
kebun binatang!”
“Tadi
katanya terserah. Kamu gimana, sih.”
“Gak
jadi terserah. Aku mau ke kebun binatang hari ini.”
“Yaudah
kamu ganti baju. Aku tungguin.”
“Kamu
gak ganti baju?”
“Enggak.
Aku tinggal pake sweater aja kok. Ini juga udah rapih.”
Rapih?
Rapih apanya. Dia cuma pake kaos sama celana levis panjang gitu dibilang rapih.
Dasar tomboy. Untung sayang. Hehehe >//< Eh, tunggu dulu deh. Ganti baju?
Emangnya aku bawa baju kesini? Kan enggak.
“Aku harus
pinjem baju kamu yang mana lagi?”
“Oh
iya. Kamu kan nginepnya dadakan dan tanpa seizin yang punya rumah ya. Yaudah
deh gitu aja.”
Kemarin
Beby kelewat polos dan pemalu banget. Tapi pagi hari ini tiba-tiba dia jadi
lebih terkesan cuek dan kayak gak seneng aku ada di sini. Iya sih aku gak tanya
dulu sama dia, aku boleh atau enggak nginep di sini, ya tapi kan... ah tau deh!
“Aku
gapapa nih cuma pakai kaos sama celana levis sedengkul doang?”
“Ya
emang kenapa?”
“Ya
mungkin aja kamu gak mau ada orang lain yang curi-curi pandang ke aku.”
“Biasa
aja. Kan kamu emang artis. Mau ditutupin kayak mumi juga pasti ada aja yang
curi-curi pandang.”
Aku
hanya bisa menyerah dengan sikap super cuek Beby di pagi hari ini. Akhirnya
sampailah kita pada saat yang berbahagia, yaitu di ragunan berdua sama Beby~
>.< Tapi cuaca hari ini agak mendung. Jadi suasana di sini tidak terlalu
ramai.
*mari kita putar ost1 nya Shania
– ame no doubutsuen*
“Beby.
Mendung nih. Aku gak bawa jaket.”
“Salah
sendiri”
“Kok
gitu?” lagi lagi aku mengeluarkan ekspresi manyunku
“Eh itu
Shania bukan, sih?” “Shania? Shania JKT48?” “Iya tuh coba liat deh” “Sama siapa
tuh? Cowok ya?” “Ah cewek tuh. Liat aja sweaternya mickey mouse gitu” “Oh iya
deng. Tapi itu member juga bukan sih?” “Kayaknya bukan deh”
“Ergh!”
aku mendengar sedikit kekesalan dari Beby. Beby langsung memakai hoodienya dan
berjalan mendahuluiku. Mungkin ia merasa risih.
“Beby.
Kita ke tempat jerapah yuk!” “Beby. Kita ke tempat singa yuk!” “Beby. Liat deh
monyetnya lucu!” “Beby. Coba deh lihat ke sebelah sana!”
“Beby-“
“Shan
ujan!” Beby langsung menggenggam tanganku erat dan mengajakku berlari ke tempat
untuk berteduh yang terdekat. Selama berlari, aku terus memandang tanganku yang
tak dilepas oleh Beby. Dadaku terasa sangat sesak. Ya Tuhan! Untungnya aku
terus menunggu, takdir pun berpihak padaku~! >.<
*mari putar ost2 Shania kali ini – Squall no Aida ni*
*mari putar ost2 Shania kali ini – Squall no Aida ni*
Tapi
tak lama kami sudah berada di salah satu tempat untuk berteduh. Ya, hanya ada
kami berdua.
“Eh?
Kamu ngapain?” tanyaku pada Beby yang terlihat agak kesulitan melepas
sweaternya.
“Nih.
Kamu pakai sweater aku.”
“Gak
usah. Aku ga-“
“Sakitnya
kamu sakitnya aku juga. Udah pakai aja nih.” *sumvah ini minta di #eaa-in banget
“Eh?
I-iya. M-makasih.” setelah mengambil sweater milik Beby, aku langsung
memakainya dan tidak lupa mengalihkan pandanganku. Aku takut Beby melihat
wajahku yang sudah pasti memerah saat ini. Kyaaaaa! Walau terlihat tidak
perduli ternyata Beby diam-diam memperhatikan.
“Kalau
kamu kedinginan bilang ya” ucapku memecah keheningan.
“Iya.
Kamu tenang aja. Kalau kamu kedinginan juga bilang sama aku”
“Emangnya
kamu bawa jaket atau sweater lagi?”
“Ya
enggak sih. Tapi kan kita bisa cari tempat berteduh yang lain.”
“Enggak
usah. Di sini juga udah nyaman kok.” iya. Di sini. Di samping kamu hehe. *ini juga #eaa season 2
Selama
beberapa saat kami berteduh, akhirnya hujan pun reda. Beby mengajakku untuk
makan siang, dan kebetulan sekali tidak jauh dari sini aku melihat tukang
bakso. Bakso adalah makanan fav-ku. Awalnya Beby agak sedikit tak yakin
mengajakku makan di sini, alasannya, sih, takut perutku tidak cocok dengan
makanannya. Ekspresi khawatirnya membuat degup jantungku berdetak dua kali
lebih cepat.
Setelah
selesai makan, kami langsung kembali ke rumah Beby. Aku sudah beberapa kali
mendapatkan panggilan telepon dari Mama. Kalian pasti tahu kan alasan Mama
menghubungiku untuk apa? Ya apalagi kalau bukan memintaku untuk pulang.
Sebenernya sih pengen lebih lama bareng Beby, tapi kan ga mungkin.
“Baju
aku, kamu pakai aja. Baju kamu juga kan kotor. Kalau ketemu sama aku lagi, baru
dibalikin.”
“Kalau
ketemu? Ya kita pasti ketemu lagi lah hahaha”
“Yakin
banget kamu” jawabnya agak sinis.
“Aku
pasti minta untuk ketemuan terus. Jadi kamu siapin waktu aja ya”
“Belum
tentu akunya mau”
“Kamu
mana bisa nolak maunya aku sih”
“Kata
siapa? Aku bisa kok. Yang kemarin itu, kebetulan aja ada Mama kamu, jadi aku
gak enak nolaknya.”
“Oke
oke~ Kita lihat aja nanti haha. Yaudah ya aku pulang dulu. Makasih banyak atas
jalan-jalan dan tumpangan serta sarapannya~” aku memberikan eye-smileku dari
dalam taksi. Beby hanya mengangguk dengan ekspresi datarnya.
“Sweater
aku dijaga baik-baik ya” jangan kan sweater, hati kamu pun kalau dikasih ke aku
pasti aku jagain baik-baik kok. *sekali
lagi #eaa
“Iya.
Yaudah dadah~ Salam buat keluarga kamu ya”
“Gak
janji. Udah sana pulang. Nanti dicariin lho” lagi lagi ekspresi khawatirnya itu
>.< pengen rasanya aku cium ahhh >.<
“Iya
iya. Yaudah Pak ayok jalan.”
Satu
hari. Dua hari. Tiga hari. Semua masih terlihat normal. Aku masih di block sama
Beby. Beby gak ada kabar. Aku menjalani aktifitasku sebagai member dan manusia
biasa seperti sebelum-sebelumnya sampai tibalah di hari Sabtu malam alias malam
minggu.
To: Bebs
Besok aku olahraga di GBK jam 6
pagi lho.
Satu
menit setelah klik send, handphoneku bergetar.
From: Bebs
Semangat.
To: Bebs
Kamu dateng, ya. Temenin aku.
From: Bebs
Sibuk.
To: Bebs
Kalau kamu gak dateng, dimana
pun kita ketemu suatu saat nanti, aku akan langsung cium kamu. No nego gan :p
Ok.
Kita lihat aja besok pagi. Beby percaya sama ancaman.... hhm bukan ancaman, ini
lebih tepatnya keinginan terselubung haha. Beby kan polos banget, aku jamin dia
pasti dateng. Gak percaya? Ok. Kita buktiin 8 jam dari sekarang. Good night!
Dering teleponku membuatku
tersenyum di pagi hari~ *ost3 Shania – Dekat di Hati
“Halo”
“Shan.
Udah jam berapa nih? Kamu dimana sih?” coba tebak siapa yang telepon aku di jam
setengah 7 pagi ini? Hahaha~~
“Aku di
sini dan kau di sana~ Hanya berjumpa via suara~” nyanyiku sambil tersenyum
penuh kemenangan.
“Pokoknya
setengah jam kamu gak ada di sini, aku pulang.”
“Duh
ngambek haha. Iya ini aku udah di GBK kok. Kamu dimananya?”
“Di
pintu utama. Cepetan.”
“Iya
bawel hahaha”
Beby
langsung memutuskan panggilan. Nah, kan. Apa aku bilang. Memang dasarnya cewek
penurut haha. Aku berjalan menuju pintu utama sambil bersenandung asal. Senyumku
sangat merekah. Bagaimana tidak, dalam satu minggu ini aku sudah dua kali jalan
dengan Beby. Ditambah lagi ada yang bilangnya sibuk, eh, tahu-tahunya udah ada
di GBK haha. Wacananya kayak wota (?) *eh*
“Hey!
Maaf ya lama haha. By the way, baju sama sweater kamu aku balikinnya nanti ya.”
tegurku sambil menepuk pundak Beby yang sedang membelakangiku.
“Iya
gapapa. Iya santai aja.” ia membalikan tubuhnya. Ini pertama kalinya aku
melihatnya memakai kacamata. Aneh. Giliran jalan biasa gak pakai kacamata, tapi
buat olahraga malah pakai. Kan bisa bikin pusing. *pertemuan pertama dengan mz Boby ya (?)
“Kamu
gak jadi sibuk?” ucapku sambil tersenyum licik
“Aku
dateng kesini karena aku gak mau dicium kamu. Gak lucu kan kalau nanti kita
ketemu di salah satu tempat umum terus kamu langsung cium aku? Gimana respon
orang-orang nantinya coba?” Beby memberikan pembelaannya secara cepat, panjang,
dan banyak alasan.
“Aku
bisa lho kasih tahu jawaban dari pertanyaan tentang respon orang-orang.”
evil-smile mode: on.
“Ha?
Maksudnya?”
“Kayak
gini nih..”
Chu~
Aku
sedikit menundukkan kepalaku dan mencium Beby tepat di pipi kirinya nyaris kena
bibirnya sih ya secara cepat, singkat dan kyaaaaa! Aku cium Beby! >.<
Setelah sekian lamanya… >w<
“S-Shan..
K-kamu..”
“Tuh
lihat. Responnya biasa aja kan? Gak ada yang perduli malah. Yaudah yuk
olahraga!” aku langsung berlari meninggalkan Beby yang masih mengelola apa yang
baru saja aku lakukan. Lagi dan lagi, pipiku terasa sangat panas dan sepertinya
kembali memerah.
“Shania
tunggu!”
Setelah
satu jam berlarian mengelilingi GBK tanpa henti, aku dan Beby beristirahat
sejenak di depan pintu VII. Sedikit mengambil nafas dan menghapus keringat. Aku
lihat keringat Beby yang sangat deras. Sweaternya pun sudah membuat sedikit
jejak di punggungnya karena menyerap keringat.
“Makasih
ya udah mau temenin aku olahraga”
“Iya
gapapa. Tapi lain kali jangan kayak gini ya.”
“Gini
apanya?”
“Aku
kan juga punya kesibukan. Gak bisa turutin maunya kamu terus.”
“Oh
iya-iya maaf deh. Tapi kalau boleh tahu, kamu sibuk apa sih?”
“Minggu
depan aku perform sama club dance aku. Jadi aku harus banyak latihan sama
mereka.”
“Lho
kok kamu gak bilang? Ih kalau kayak gitu kan aku gak mungkin maksa.”
“Anggap
aja ini terakhir. Habis ini, kamu harus tanya dulu aku bisa atau enggak. Ok?”
“Siap!”
“By the
way Shan. Kamu tambah cantik kalau lagi keringetan.” ucapnya pelan tiba-tiba sambil
tersipu.
“Ha?
Apa?” Aku ga salah denger kan?
“Kamu
tambah cantik kalau lagi keringetan.”
“A-apa?
Coba ulang? Aku takut salah denger.” ucapku sedikit meledek kegirangan
“Ka.
Mu. Tam. Bah. Can-“
“Beby!”
kami langsung menoleh ke arah sumber suara
“Elaine?”
duh. Duh. Duh. Apa-apaan nih perempuan? Dateng-dateng langsung meluk Beby aja.
Bebynya pasrah pula. Ish! Nyebelin! *bukan,
Elaine juga bukan member yaaa :v
“Beby
apa kabar? Kemana aja ih? Sombong!” ucap perempuan bertubuh mungil ini dengan
nada yang sedikit manjanya.
“Baik.
Elaine apa kabar? Bukannya sombong. Tapi kan sekarang kita udah beda. Kamu udah
perform ke Jepang, aku mah apa atuh. Cuma tim hore di club dance aja.”
“Baik
juga kok. Tuh kan merendah. Udah aku bilang, dimana pun aku sama kamu, kita ya
tetep sama. By the way, sendirian?” Beby ditanya.
“Hahaha
iya deh iya. Iya nih sendirian. Kamu?”
“Ehem!
Ehem!” selakku yang merasa tidak dianggap.
“Oh ya
tambah dia jadi berdua.” lanjut Beby yang agak terpaksa. Nyebelin dasar. Untung
sayang.
“Oh.
Hai. Aku E- Shania?!” aku hanya bisa memberikan senyumku semaksimal mungkin “Beby
kamu kok gak bilang kalau kamu temenan sama Shania?! Wah Shania aku ngefans
banget sama kamu! Aaaaakk! Boleh peluk gak?!”
“Peluk
aja, Len. Dia seneng kok bisa berpelukan sama fansnya.” tanpa persetujuan
dariku gadis mungil ini langsung memelukku. Aku melihat ekspresi Beby yang
meledek. Aku menatapnya sangar, tapi yang ditatap malah semakin meledek. Aih
nyebelin!
“Duh
saking senengnya aku sampai lupa kalau punya janji. Oh iya, Beb. Minggu depan
aku ikut perform lho. Kamu jangan lama-lama di sininya, kita ada latihan jam 11
nanti. Shania, sampai ketemu kapan-kapan lagi ya! Semangat terus di JKT48nya!
Yossha!” aku hanya bisa memberikan eye-smileku sambil mengangguk. Beby pun
hanya mengangkat kedua jempolnya. Ya ampun, si mungil ini tingkahnya gesit
banget, ya.
“Tadi
siapa?”
“Temen
club dance aku.”
“Lama
gak ketemu?”
“Iya.
Dia baru balik dari Jepang.” aku hanya mengangguk tanda tahu. Di kepalaku masih
terbayang-bayang adegan saat Elaine memeluk Beby. Aku saja belum pernah
memeluknya. Eeerr!
“Shan.
Aku pulang duluan, ya. Kamu denger sendiri kan kalau jam 11 nanti aku punya
jadwal latihan?” karena masih sedikit kesal, aku hanya mengangguk. Tanpa
basa-basi atau merasa ada yang aneh dariku, Beby langsung berlalu
meninggalkanku. Yaudahlah ya. Yang ditunggu-tunggu juga gak peka. Sabar aja~
*elus dada ayam*
Selama
satu minggu lamanya aku tidak menghubungi Beby karena aku tahu Beby sedang
sibuk dan aku pun sedang banyak schedule perform. Hari ini aku memiliki jadwal
perform di salah satu acara TV swasta.
“Untuk
JKT48, 3 menit lagi 8 member masuk ke stage ya. Kita main game. Nanti
saingannya bintang tamu yang lain.”
“Ok
Kak~!” ucapku dan member lainnya
“Gaby,
Sendy, Melody, Nabilah, Shania, Haruka, Ayana, Delima kalian yang masuk stage
ya.”
“Sip!”
lanjut kami berdelapan yang namanya disebutkan tadi
“Woy,
Shan! Megang hp mulu. Lagi ngestalk lu ya?” tegur Nabilah dengan gaya bahasa
khasnya
“Enggak
kok. Orang gue lagi ngeposting foto wooo!”
“Ya
kirain gitu elu ngestalk. Yaudah taro dulu hpnya, mau ke stage nih!” bahkan
sampai detik ini aku masih menunggu notif Beby memfollowku. *sigh*
“Nah. Biar gamenya makin seru, langsung aja
kita panggil lawan dari Street Dance, yaitu JKT 48!” 8 member tim J
memasuki stage dan...aku tercengang saat aku melihat Beby ada di satu stage
yang sama denganku! Ergh! Kenapa dia gak bilang, sih?! Oh. Dan ternyata bukan
hanya Beby, tapi ada Elaine juga. Ditambah lagi posisi mereka bersebelahan.
(ini
gamenya kalau dijelasin kepanjangan, intinya ini game goyang bete yang waktu itu di YKS. Beby sama Shania kan beda tim.
Nah, situasinya kurang lebih kayak gitu.)
“Ehem!”
aku sedikit berdeham. Dengan sengaja aku memilih posisi yang sekiranya
terjangkau dari tempat Beby berdiri. Jadi aku bisa mendengar apa yang ia
bicarakan, dan terlebih lagi agar ia sadar akan kehadiranku. Eh? Tunggu tunggu
tunggu. Aku tidak boleh begini. Aku harus professional. Ah, aku harus mencari
jarak yang agak jauh.
“Ok tadi kan setiap tim udah coba kompakin
gerakannya ya. Sekarang saatnya lakuin hal yang sama, tapi matanya ditutup
pakai ini nih!” salah satu pembawa acara memberikan kain penutup mata
kepada kelompok Beby terlebih dahulu. Dengan sangat jelas aku melihat Beby
memasangkan Elaine penutup matanya. Eeerr dia kan punya tangan Beby. Gak usah
dimanjain gitu deh.
“Tim pertama sudah siap? Kita mulai ya!
Musik!”
Game pun
dimulai. Posisi Beby persis bersebelahan dengan Elaine. Menurutku gerakan di
tim mereka cukup dewasa. Aish! Itu Beby kenapa jadi dekat-dekat sama Elaine?!
Sebelumnya kan jarak mereka jauh! Sabar Shan.. Sabar.. Masih ada kamera dan
fans di sini. Harus professional, urusan hati di belakangkan dahulu. Hap! Hap!
Hap! Senyum Shanju! ^^
“Sekarang saatnya tim kedua dari JKT48! Ayok
dipakai penutup matanya!”
“Siap?! Musik!”
Aku
bergerak sesuai dengan susunan koreo yang dibuat timku. Sedikit-sedikit aku
mencuri pandang ke sampingku, barangkali saja ada gerakanku yang salah dan
berbeda dengan yang lainnya. Walaupun suara musik cukup keras, tapi aku masih
bisa mendengar secara samar sainganku yang sedang berbicara di belakangku.
“Beb.
Shania cantik banget ya. Pengen deh punya badan kayak dia.”
“Biasa
aja ah. Cantikan kamu Len.”
“Ih
gombal!”
“Beneran.
Lucuan kamu juga. Kamu mungil, minimalis dan praktis. Dibawa kemana-mananya
gampang haha.”
“Iiiihh!”
“Aduh
aduh iya maaf hahaha”
Terus
aja kamu ketawa-ketawa sama dia. Terus aja terus. Ngobrol sana-sini tapi akunya
gak ditegur. Awas aja kalau udah berdua sama aku, jangan harap kamu bisa
ketawa-ketawa. Hih!
Game
pun selesai tanpa adanya pemenang. Setelah selesai game, JKT48 membawakan satu
buah lagu terlebih dahulu. Jadi saat aku kembali ke backstage, Beby sudah tidak
ada. Aku kembali mengambil handphoneku dengan malas. Memilih lagu yang
sekiranya bisa membuat moodku kembali normal sambil berjalan menuju bis untuk
kembali ke fX.
“Shan
nanti jadi ikut ke hanamasa bareng yang lain kan?” tanya Nabilah yang duduk di
sebelahku. Aku hanya mengangguk malas.
“Shania
kenapa, Bil? Tumben bete gitu?” tanya kak Melody
“Biasa
lah tante tante, pasti banyak masalah pribadi wakakak” -_- sial.. sial..
Sesampainya
di fX, kami semua berganti pakaian terlebih dahulu. Karena sehabis ini sudah
tidak ada jadwal, jadi kalau sudah selesai makan kami bisa langsung pulang.
“Shan.
Buruan. Yang lain udah pada ke bawah tuh!”
“Lu
duluan aja, Bil.”
“Yeee
entar di zombie-in lu wakakak”
“Hari
ini kan gak ada theater Nabilah..” jawabku yang masih memainkan handphone di
depan meja rias
“Oh iya
ya. Yaudah gue duluan ya. Lu jangan lama-lama! Awas aja sih kalau lama!”
“Iya
bawel.” setelah berganti pakaian, aku hanya memutar-mutar handphoneku di depan
meja rias.
“Sms Beby gak ya? Gak usah aja deh. Aku kan
masih bete sama dia. Nanti kalau dicuekin malah tambah bete kan repot.”
batinku.
Akhirnya
aku bergegas mengambil barang-barangku dan keluar dari ruangan member. Baru
satu langkah aku keluar dari pintu merah, tiba-tiba..
“Shania..”
aku langsung menolehkan kepalaku ke arah sumber suara.
“Beby?”
entah sejak kapan Beby ada di sana. Ia bersandar di dinding depan lift dengan
coolnya.
“Kamu
mau kemana?” tanya Beby yang kini sudah berada di depanku
“A-aku..
Aku mau makan di hanamasa sama temen-temen aku. Kamu ngapain di sini?” aku
berusaha mengatur kegugupanku dan sedikit ketus padanya.
“Aku
nungguin kamu. Tadinya aku mau ngajak kamu makan, tapi berhubung kamu mau makan
sama temen-temen kamu, jadi aku anterin kamu sampai tempat makannya aja deh.”
“Gak
perlu. Aku bisa sendiri. Lagian nanti kalau ada fans lihat terus kamu dibilang
imba emang gak risih?”
“Kenapa
harus risih? Lagian aku bukan fans. Aku kan temen kamu.”
“Ha?
Temen? Haha sejak kapan?” jawabku sedikit menyindir.
“Sejak..
Sejak.. Sejak kamu cium aku lagi. Kalau aku fans, gak mungkin kamu cium aku.
Iya kan? Nah yaudah sekarang aku anterin kamu ke tempat makan. Hanamasa kan? Ok
ok. Naik eskalator aja ya biar agak lama hehe.” dengan ucapan yang cepat tanpa
titik koma, Beby langsung menggenggam tanganku, lagi lagi aku hanya bisa
memandangi tanganku yang terpaut dengan tangannya.
“Kebiasaan.
Main asal gandeng aja.”
“Kamu
juga kebiasaan. Main asal cium aja.”
“Ish!”
aku memukul pelan lengannya
“Sejak
aku menginap di rumah kamu, kamu kok agak beda gitu ya. Gak polos sama dodol
lagi. Tapi jadi super duper nyebelin, dingin, dan gak peka.” lanjutku yang
tangannya masih digenggam sepanjang jalan
“Basicnya,
aku ini emang cuek. Jadi ya sabar-sabar aja. Kalau polos sama dodol,
authornya kebanyakan nontonin kamu di seifuku ga jama, jadi gak dapet feel anak
kecil lagi(?)”
“Aku
anterin sampai sini aja ya.” lanjutnya sambil melepaskan genggaman tangannya
“Kamu
gak mau ikut makan bareng temen-temen aku?”
“Enggak.
Itu kan temen kamu. Bukan temen aku.”
“Nanti
aku kenalin biar kamu jadi temen mereka juga.”
“Kalau
mereka mau jadi temen aku, mereka harus lakuin apa yang kamu lakuin dulu.”
“Maksudnya?”
Beby
menunjuk ke arah pipi kirinya dengan sebuah seringai yang menyebalkan.
“Ish!
Dasar playboy!”
“Yeee.
Playboy itu pacarnya banyak, aku pacar satu aja gak dapet-dapet.”
“Makanya
jangan gak peka!” aku jadi curhat colongan gini.
“Iya
iya. Ini juga lagi belajar buat peka sama gak cuek lagi. Yaudah sana kamu makan
dulu. Kasian tuh cacing cacing di perut kamu udah demo.”
“Iyaudah
iyaudah. Kamu pulangnya hati-hati ya.” ternyata aku gak bisa bete sama Beby
lama-lama. Tanpa disadari eye-smileku muncul juga.
“Iya
nyonya. Kamu kalau udah sampai rumah kabarin aku ya hehe.”
“Ih?
Atas dasar apa aku harus kabarin kamu? Hahaha” jujur ini membuatku agak tersipu
malu.
“Atas
dasar khawatirnya aku ke kamu. Yaudah pokoknya jangan lupa kabarin. Good
night!”
“Hati-hati!”
aku melambaikan tangan ke arahnya yang kini sudah cukup jauh dari tempatku
berdiri
“Yaelah
Shan. Ke hanamasa aja pake dianterin segala. Takut nyasar? Hahaha” ledek kak
Melody yang ternyata juga baru datang
“Tahu
nih. Mana pake acara pegangan tangan. Udah kayak emak sama anak mau nyebrang
wakakak” kalau yang ini tahu kan omongannya siapa?
“Sirik
aja sih. Udah yuk masuk. Yang lain udah nungguin tuh!” aku berjalan dengan
senyum yang mengembang luas.
“Hitto~ Hitto~ Sasaran pun kini telah
terkunci~ Hitto~ Hitto~ Kini hatiku telah dicuri olehmu~” begitulah
potongan lirik dari lagu yang sedang diputar di handphoneku~ Kyaaaaa! Beby Chaesara~!
>.<
*ost4 Shania – Bingo~~ abis baca
inipun gw nyetel nih lagu, terus bayangin BebNju wkwk*
I
think. I’m really crazy~~
TBC
Bonus nih, gif yg gw buat tadi :3 dari iClub48 ep 21, apa yang mereka lakukan dibalik papan itu kkk~~ |
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
aaaaaakkkk....aku sudah gila aku sudah gila! *pegang kepala* xD xP
ReplyDelete*mohon abaikan, sedang dalam masa rehabilitasi* :v
*lem kepalanya biar g lepas*
Deleteeh, jgn sembarangan ya? Ini kepala udah full sama BebNju. Salah dikit meluber tuh si Beby sama Nju (?). ... :D
Deletejangan lama2 ya yg part 4? :D kutunggu. Serius nih!
Meluber dah wkwk
DeleteSipp ditunggu aja ya.. lagi proses tuh kayanya.
Kirain ane doang yang mikir kalo shanju nggak polos gara gara "menghayati" banget perform seifuku ga jama hahaha xD
ReplyDeleteBtw makasih updateannya, selalu ditunggu updateannya, semangat min =))
Wkwk dia sangat menghayati xD
DeleteSemangat buat authornya ya xD ini saya lagi edisi ngepost aja xD
nju singit amatttt ._. ngedate dapet, nyium juga dapet >.< gemas bacanya
ReplyDeleteMenang banyak yaa xD
DeleteLanjuttty >~<
ReplyDeleteSabar ya~ lg proses ^^
DeleteKerenn, bikin senyum-senyum kaya orang gila xD
ReplyDelete