Saturday, December 27, 2014

If Beby is not a member.. (BebNju) - Part 3

Yoo~~ Update-an nih~ hiburan buat yang tadi ga nonton konser jeketi wkwkwk

Sebenernya gw kena omel masih main lappy -_- baru sembuh soalnya..
tapi tak apa, nanggung ini.
Btw dari part 2 - sampe ending, ya udah buatan adek gw, entah endingnya kapan xD ku menunggu saja dan nambah-nambahin dikit aja.

Btw dia rada susah katanya bikin Shania POV wkwk yasuda
Selamat baca~~

If Beby is not a member.. (BebNju)


Part 3: Shania POV - First Date (?)


“Shania..” Beby memanggil Shania yang sedang berdiri di balkon sambil melihat bintang.
“Apa?”
“Kok belum tidur?”
“Gerah.” Padahal cuaca malam itu cukup dingin.
“Hhm.. Kamu masih marah akunnya aku block?”
“Gak.”
“Tuh kan Shania marah..” Beby memeluk Shania dari belakang “Maafin aku ya..” lanjut Beby tanpa melepaskan pelukannya.
“Iya.” Beby yang masih merasa bahwa Shania tak sepenuhnya memaafkan langsung membalik badan Shania untuk menghadapnya.
“Shania ketinggian nih”
“Maksudnya?”
“Aku mau cium Shania. Tapi Shania ketinggian.”
“C-cium?”
“Iya. Biar Shania gak marah lagi sama aku.”
Pipi Shania mendadak berubah menjadi merah padam. Beby sedikit jinjit untuk bisa mencapai bibir Shania, saat ini jarak mereka sudah sangat dekat. Bahkan Shania bisa merasakan nafas Beby yang memburu. Secara perlahan Shania menutup matanya dan…..

“Woy~! Bangun woy~! Udah siang nih~! Kalau gak bangun, aku siram lho~!” *bisa dengerin sendiri suara alarmnya Beby tipe 2*
Ish! Dikit lagi tuh! Ergh! Beby kenapa bangunin aku disaat yang ga tepat sih >,< Mau tak mau karena sudah tidak bisa tidur lagi akhirnya aku bangun.
“Iya iya~ Kamu gangguin aku aja deh. Padahal nanggung tuh!” tanpa memperdulikan raut wajah Beby yang tak mengerti akan omonganku, aku langsung beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
“Pakaian gantinya udah aku taruh sana ya Shan. Kalau udah selesai mandi langsung turun ke bawah buat sarapan.”
“Iya bawel” aku menutup pintu kamar mandi dengan sedikit kesal.

Coba aja Beby datengnya agak lamaan dikit. Pasti udah kejadian tuh!” gumamku dalam hati sambil senyam senyum mengingat mimpi tadi, aduh bahaya nih kalau diinget-inget terus >,<
Setelah selesai membersihkan diri, aku keluar kamar dan mencium aroma makanan yang sepertinya lezat. Aku mengikuti arah sumber aroma ini. Ternyata ada Beby yang sedang sibuk sendiri di dapurnya.
“Morning” sapaku sambil duduk di meja makan yang belum tersedia apapun
“Morning. Sebentar ya. Sedikit lagi selesai.”
Aku hanya mengangguk sambil mengedarkan pandanganku ke arah sekitar, melihat sekeliling rumahnya.
“Kamu tinggal sendiri?”
“Enggak”
“Mama Papa kamu mana?”

“Ke rumah Nenek aku. Katanya Nenek aku sakit.”
Aku hanya membentuk huruf O sambil terus mengedarkan pandanganku hingga tak sadar makanan sudah berada di depan mataku.
“Yuk sarapan dulu”
“Enak gak nih?”
“Cobain aja. Kalau gak enak ya kamu tinggal beli makanan di luar.”
“Ish!”
Aku langsung mengambil sendok dan mencicipi masakan buatannya ini. Saatnya suapan pertama.
“Gimana? Enak gak nasi gorengnya?”
“Hhm..” aku masih mencoba mengelola rasa dan teksturnya. Gini-gini aku ngerti soal makanan lho.
“Enak gak?”
“Lumayan. Kamu makan juga dong.”

Beby pun menyantap masakan buatannya sendiri dengan lahap. Mungkin dia memang biasa makan banyak (?) Padahal mau nawarin nyuapin kan ya. Hufft. Tak lama setelah selesai makan, Beby mencuci piring sisa makan kami. Aku benar-benar seperti ratu di rumah ini. Eits! Jangan kira aku tidak berinisiatif membantu, ya. Ini semua karena Beby melarangku. Jadi aku memutuskan untuk bersantai di ruang keluarga milik keluarganya sambil menonton tv.
“Kamu mau jalan kemana hari ini?” ucap Beby yang langsung duduk di sampingku
“Terserah kamu aja”
“Yaudah berhubung hari ini aku gak mau kemana-mana, jadi-“
“Ke kebun binatang!”
“Tadi katanya terserah. Kamu gimana, sih.”
“Gak jadi terserah. Aku mau ke kebun binatang hari ini.”
“Yaudah kamu ganti baju. Aku tungguin.”
“Kamu gak ganti baju?”
“Enggak. Aku tinggal pake sweater aja kok. Ini juga udah rapih.”
Rapih? Rapih apanya. Dia cuma pake kaos sama celana levis panjang gitu dibilang rapih. Dasar tomboy. Untung sayang. Hehehe >//< Eh, tunggu dulu deh. Ganti baju? Emangnya aku bawa baju kesini? Kan enggak.

“Aku harus pinjem baju kamu yang mana lagi?”
“Oh iya. Kamu kan nginepnya dadakan dan tanpa seizin yang punya rumah ya. Yaudah deh gitu aja.”
Kemarin Beby kelewat polos dan pemalu banget. Tapi pagi hari ini tiba-tiba dia jadi lebih terkesan cuek dan kayak gak seneng aku ada di sini. Iya sih aku gak tanya dulu sama dia, aku boleh atau enggak nginep di sini, ya tapi kan... ah tau deh!
“Aku gapapa nih cuma pakai kaos sama celana levis sedengkul doang?”
“Ya emang kenapa?”
“Ya mungkin aja kamu gak mau ada orang lain yang curi-curi pandang ke aku.”
“Biasa aja. Kan kamu emang artis. Mau ditutupin kayak mumi juga pasti ada aja yang curi-curi pandang.”
Aku hanya bisa menyerah dengan sikap super cuek Beby di pagi hari ini. Akhirnya sampailah kita pada saat yang berbahagia, yaitu di ragunan berdua sama Beby~ >.< Tapi cuaca hari ini agak mendung. Jadi suasana di sini tidak terlalu ramai.
*mari kita putar ost1 nya Shania – ame no doubutsuen*
“Beby. Mendung nih. Aku gak bawa jaket.”
“Salah sendiri”
“Kok gitu?” lagi lagi aku mengeluarkan ekspresi manyunku

“Eh itu Shania bukan, sih?” “Shania? Shania JKT48?” “Iya tuh coba liat deh” “Sama siapa tuh? Cowok ya?” “Ah cewek tuh. Liat aja sweaternya mickey mouse gitu” “Oh iya deng. Tapi itu member juga bukan sih?” “Kayaknya bukan deh”
“Ergh!” aku mendengar sedikit kekesalan dari Beby. Beby langsung memakai hoodienya dan berjalan mendahuluiku. Mungkin ia merasa risih.
“Beby. Kita ke tempat jerapah yuk!” “Beby. Kita ke tempat singa yuk!” “Beby. Liat deh monyetnya lucu!” “Beby. Coba deh lihat ke sebelah sana!”
“Beby-“
“Shan ujan!” Beby langsung menggenggam tanganku erat dan mengajakku berlari ke tempat untuk berteduh yang terdekat. Selama berlari, aku terus memandang tanganku yang tak dilepas oleh Beby. Dadaku terasa sangat sesak. Ya Tuhan! Untungnya aku terus menunggu, takdir pun berpihak padaku~! >.<
*mari putar ost2 Shania kali ini – Squall no Aida ni*

Tapi tak lama kami sudah berada di salah satu tempat untuk berteduh. Ya, hanya ada kami berdua.
“Eh? Kamu ngapain?” tanyaku pada Beby yang terlihat agak kesulitan melepas sweaternya.
“Nih. Kamu pakai sweater aku.”
“Gak usah. Aku ga-“
“Sakitnya kamu sakitnya aku juga. Udah pakai aja nih.” *sumvah ini minta di #eaa-in banget
“Eh? I-iya. M-makasih.” setelah mengambil sweater milik Beby, aku langsung memakainya dan tidak lupa mengalihkan pandanganku. Aku takut Beby melihat wajahku yang sudah pasti memerah saat ini. Kyaaaaa! Walau terlihat tidak perduli ternyata Beby diam-diam memperhatikan.
“Kalau kamu kedinginan bilang ya” ucapku memecah keheningan.
“Iya. Kamu tenang aja. Kalau kamu kedinginan juga bilang sama aku”
“Emangnya kamu bawa jaket atau sweater lagi?”
“Ya enggak sih. Tapi kan kita bisa cari tempat berteduh yang lain.”
“Enggak usah. Di sini juga udah nyaman kok.” iya. Di sini. Di samping kamu hehe. *ini juga #eaa season 2

Selama beberapa saat kami berteduh, akhirnya hujan pun reda. Beby mengajakku untuk makan siang, dan kebetulan sekali tidak jauh dari sini aku melihat tukang bakso. Bakso adalah makanan fav-ku. Awalnya Beby agak sedikit tak yakin mengajakku makan di sini, alasannya, sih, takut perutku tidak cocok dengan makanannya. Ekspresi khawatirnya membuat degup jantungku berdetak dua kali lebih cepat.
Setelah selesai makan, kami langsung kembali ke rumah Beby. Aku sudah beberapa kali mendapatkan panggilan telepon dari Mama. Kalian pasti tahu kan alasan Mama menghubungiku untuk apa? Ya apalagi kalau bukan memintaku untuk pulang. Sebenernya sih pengen lebih lama bareng Beby, tapi kan ga mungkin.
“Baju aku, kamu pakai aja. Baju kamu juga kan kotor. Kalau ketemu sama aku lagi, baru dibalikin.”
“Kalau ketemu? Ya kita pasti ketemu lagi lah hahaha”
“Yakin banget kamu” jawabnya agak sinis.
“Aku pasti minta untuk ketemuan terus. Jadi kamu siapin waktu aja ya”
“Belum tentu akunya mau”
“Kamu mana bisa nolak maunya aku sih”
“Kata siapa? Aku bisa kok. Yang kemarin itu, kebetulan aja ada Mama kamu, jadi aku gak enak nolaknya.”

“Oke oke~ Kita lihat aja nanti haha. Yaudah ya aku pulang dulu. Makasih banyak atas jalan-jalan dan tumpangan serta sarapannya~” aku memberikan eye-smileku dari dalam taksi. Beby hanya mengangguk dengan ekspresi datarnya.
“Sweater aku dijaga baik-baik ya” jangan kan sweater, hati kamu pun kalau dikasih ke aku pasti aku jagain baik-baik kok. *sekali lagi #eaa
“Iya. Yaudah dadah~ Salam buat keluarga kamu ya”
“Gak janji. Udah sana pulang. Nanti dicariin lho” lagi lagi ekspresi khawatirnya itu >.< pengen rasanya aku cium ahhh >.<
“Iya iya. Yaudah Pak ayok jalan.”
Satu hari. Dua hari. Tiga hari. Semua masih terlihat normal. Aku masih di block sama Beby. Beby gak ada kabar. Aku menjalani aktifitasku sebagai member dan manusia biasa seperti sebelum-sebelumnya sampai tibalah di hari Sabtu malam alias malam minggu.

To: Bebs
Besok aku olahraga di GBK jam 6 pagi lho.
Satu menit setelah klik send, handphoneku bergetar.
From: Bebs
Semangat.
To: Bebs
Kamu dateng, ya. Temenin aku.
From: Bebs
Sibuk.
To: Bebs
Kalau kamu gak dateng, dimana pun kita ketemu suatu saat nanti, aku akan langsung cium kamu. No nego gan :p

Ok. Kita lihat aja besok pagi. Beby percaya sama ancaman.... hhm bukan ancaman, ini lebih tepatnya keinginan terselubung haha. Beby kan polos banget, aku jamin dia pasti dateng. Gak percaya? Ok. Kita buktiin 8 jam dari sekarang. Good night!
Dering teleponku membuatku tersenyum di pagi hari~ *ost3 Shania – Dekat di Hati
“Halo”
“Shan. Udah jam berapa nih? Kamu dimana sih?” coba tebak siapa yang telepon aku di jam setengah 7 pagi ini? Hahaha~~
“Aku di sini dan kau di sana~ Hanya berjumpa via suara~” nyanyiku sambil tersenyum penuh kemenangan.
“Pokoknya setengah jam kamu gak ada di sini, aku pulang.”
“Duh ngambek haha. Iya ini aku udah di GBK kok. Kamu dimananya?”
“Di pintu utama. Cepetan.”
“Iya bawel hahaha”
Beby langsung memutuskan panggilan. Nah, kan. Apa aku bilang. Memang dasarnya cewek penurut haha. Aku berjalan menuju pintu utama sambil bersenandung asal. Senyumku sangat merekah. Bagaimana tidak, dalam satu minggu ini aku sudah dua kali jalan dengan Beby. Ditambah lagi ada yang bilangnya sibuk, eh, tahu-tahunya udah ada di GBK haha. Wacananya kayak wota (?) *eh*

“Hey! Maaf ya lama haha. By the way, baju sama sweater kamu aku balikinnya nanti ya.” tegurku sambil menepuk pundak Beby yang sedang membelakangiku.
“Iya gapapa. Iya santai aja.” ia membalikan tubuhnya. Ini pertama kalinya aku melihatnya memakai kacamata. Aneh. Giliran jalan biasa gak pakai kacamata, tapi buat olahraga malah pakai. Kan bisa bikin pusing. *pertemuan pertama dengan mz Boby ya (?)
“Kamu gak jadi sibuk?” ucapku sambil tersenyum licik
“Aku dateng kesini karena aku gak mau dicium kamu. Gak lucu kan kalau nanti kita ketemu di salah satu tempat umum terus kamu langsung cium aku? Gimana respon orang-orang nantinya coba?” Beby memberikan pembelaannya secara cepat, panjang, dan banyak alasan.
“Aku bisa lho kasih tahu jawaban dari pertanyaan tentang respon orang-orang.” evil-smile mode: on.
“Ha? Maksudnya?”
“Kayak gini nih..”

Chu~
Aku sedikit menundukkan kepalaku dan mencium Beby tepat di pipi kirinya nyaris kena bibirnya sih ya secara cepat, singkat dan kyaaaaa! Aku cium Beby! >.< Setelah sekian lamanya… >w<
“S-Shan.. K-kamu..”
“Tuh lihat. Responnya biasa aja kan? Gak ada yang perduli malah. Yaudah yuk olahraga!” aku langsung berlari meninggalkan Beby yang masih mengelola apa yang baru saja aku lakukan. Lagi dan lagi, pipiku terasa sangat panas dan sepertinya kembali memerah.
“Shania tunggu!”
Setelah satu jam berlarian mengelilingi GBK tanpa henti, aku dan Beby beristirahat sejenak di depan pintu VII. Sedikit mengambil nafas dan menghapus keringat. Aku lihat keringat Beby yang sangat deras. Sweaternya pun sudah membuat sedikit jejak di punggungnya karena menyerap keringat.
“Makasih ya udah mau temenin aku olahraga”
“Iya gapapa. Tapi lain kali jangan kayak gini ya.”
“Gini apanya?”
“Aku kan juga punya kesibukan. Gak bisa turutin maunya kamu terus.”
“Oh iya-iya maaf deh. Tapi kalau boleh tahu, kamu sibuk apa sih?”
“Minggu depan aku perform sama club dance aku. Jadi aku harus banyak latihan sama mereka.”

“Lho kok kamu gak bilang? Ih kalau kayak gitu kan aku gak mungkin maksa.”
“Anggap aja ini terakhir. Habis ini, kamu harus tanya dulu aku bisa atau enggak. Ok?”
“Siap!”
“By the way Shan. Kamu tambah cantik kalau lagi keringetan.” ucapnya pelan tiba-tiba sambil tersipu.
“Ha? Apa?” Aku ga salah denger kan?
“Kamu tambah cantik kalau lagi keringetan.”
“A-apa? Coba ulang? Aku takut salah denger.” ucapku sedikit meledek kegirangan
“Ka. Mu. Tam. Bah. Can-“
“Beby!” kami langsung menoleh ke arah sumber suara
“Elaine?” duh. Duh. Duh. Apa-apaan nih perempuan? Dateng-dateng langsung meluk Beby aja. Bebynya pasrah pula. Ish! Nyebelin! *bukan, Elaine juga bukan member yaaa :v
“Beby apa kabar? Kemana aja ih? Sombong!” ucap perempuan bertubuh mungil ini dengan nada yang sedikit manjanya.
“Baik. Elaine apa kabar? Bukannya sombong. Tapi kan sekarang kita udah beda. Kamu udah perform ke Jepang, aku mah apa atuh. Cuma tim hore di club dance aja.”

“Baik juga kok. Tuh kan merendah. Udah aku bilang, dimana pun aku sama kamu, kita ya tetep sama. By the way, sendirian?” Beby ditanya.
“Hahaha iya deh iya. Iya nih sendirian. Kamu?”
“Ehem! Ehem!” selakku yang merasa tidak dianggap.
“Oh ya tambah dia jadi berdua.” lanjut Beby yang agak terpaksa. Nyebelin dasar. Untung sayang.
“Oh. Hai. Aku E- Shania?!” aku hanya bisa memberikan senyumku semaksimal mungkin “Beby kamu kok gak bilang kalau kamu temenan sama Shania?! Wah Shania aku ngefans banget sama kamu! Aaaaakk! Boleh peluk gak?!”
“Peluk aja, Len. Dia seneng kok bisa berpelukan sama fansnya.” tanpa persetujuan dariku gadis mungil ini langsung memelukku. Aku melihat ekspresi Beby yang meledek. Aku menatapnya sangar, tapi yang ditatap malah semakin meledek. Aih nyebelin!
“Duh saking senengnya aku sampai lupa kalau punya janji. Oh iya, Beb. Minggu depan aku ikut perform lho. Kamu jangan lama-lama di sininya, kita ada latihan jam 11 nanti. Shania, sampai ketemu kapan-kapan lagi ya! Semangat terus di JKT48nya! Yossha!” aku hanya bisa memberikan eye-smileku sambil mengangguk. Beby pun hanya mengangkat kedua jempolnya. Ya ampun, si mungil ini tingkahnya gesit banget, ya.

“Tadi siapa?”
“Temen club dance aku.”
“Lama gak ketemu?”
“Iya. Dia baru balik dari Jepang.” aku hanya mengangguk tanda tahu. Di kepalaku masih terbayang-bayang adegan saat Elaine memeluk Beby. Aku saja belum pernah memeluknya. Eeerr!
“Shan. Aku pulang duluan, ya. Kamu denger sendiri kan kalau jam 11 nanti aku punya jadwal latihan?” karena masih sedikit kesal, aku hanya mengangguk. Tanpa basa-basi atau merasa ada yang aneh dariku, Beby langsung berlalu meninggalkanku. Yaudahlah ya. Yang ditunggu-tunggu juga gak peka. Sabar aja~ *elus dada ayam*
Selama satu minggu lamanya aku tidak menghubungi Beby karena aku tahu Beby sedang sibuk dan aku pun sedang banyak schedule perform. Hari ini aku memiliki jadwal perform di salah satu acara TV swasta.
“Untuk JKT48, 3 menit lagi 8 member masuk ke stage ya. Kita main game. Nanti saingannya bintang tamu yang lain.”
“Ok Kak~!” ucapku dan member lainnya

“Gaby, Sendy, Melody, Nabilah, Shania, Haruka, Ayana, Delima kalian yang masuk stage ya.”
“Sip!” lanjut kami berdelapan yang namanya disebutkan tadi
“Woy, Shan! Megang hp mulu. Lagi ngestalk lu ya?” tegur Nabilah dengan gaya bahasa khasnya
“Enggak kok. Orang gue lagi ngeposting foto wooo!”
“Ya kirain gitu elu ngestalk. Yaudah taro dulu hpnya, mau ke stage nih!” bahkan sampai detik ini aku masih menunggu notif Beby memfollowku. *sigh*
Nah. Biar gamenya makin seru, langsung aja kita panggil lawan dari Street Dance, yaitu JKT 48!” 8 member tim J memasuki stage dan...aku tercengang saat aku melihat Beby ada di satu stage yang sama denganku! Ergh! Kenapa dia gak bilang, sih?! Oh. Dan ternyata bukan hanya Beby, tapi ada Elaine juga. Ditambah lagi posisi mereka bersebelahan.
(ini gamenya kalau dijelasin kepanjangan, intinya ini game goyang bete yang waktu itu di YKS. Beby sama Shania kan beda tim. Nah, situasinya kurang lebih kayak gitu.)

“Ehem!” aku sedikit berdeham. Dengan sengaja aku memilih posisi yang sekiranya terjangkau dari tempat Beby berdiri. Jadi aku bisa mendengar apa yang ia bicarakan, dan terlebih lagi agar ia sadar akan kehadiranku. Eh? Tunggu tunggu tunggu. Aku tidak boleh begini. Aku harus professional. Ah, aku harus mencari jarak yang agak jauh.
Ok tadi kan setiap tim udah coba kompakin gerakannya ya. Sekarang saatnya lakuin hal yang sama, tapi matanya ditutup pakai ini nih!” salah satu pembawa acara memberikan kain penutup mata kepada kelompok Beby terlebih dahulu. Dengan sangat jelas aku melihat Beby memasangkan Elaine penutup matanya. Eeerr dia kan punya tangan Beby. Gak usah dimanjain gitu deh.
Tim pertama sudah siap? Kita mulai ya! Musik!
Game pun dimulai. Posisi Beby persis bersebelahan dengan Elaine. Menurutku gerakan di tim mereka cukup dewasa. Aish! Itu Beby kenapa jadi dekat-dekat sama Elaine?! Sebelumnya kan jarak mereka jauh! Sabar Shan.. Sabar.. Masih ada kamera dan fans di sini. Harus professional, urusan hati di belakangkan dahulu. Hap! Hap! Hap! Senyum Shanju! ^^
Sekarang saatnya tim kedua dari JKT48! Ayok dipakai penutup matanya!
Siap?! Musik!
Aku bergerak sesuai dengan susunan koreo yang dibuat timku. Sedikit-sedikit aku mencuri pandang ke sampingku, barangkali saja ada gerakanku yang salah dan berbeda dengan yang lainnya. Walaupun suara musik cukup keras, tapi aku masih bisa mendengar secara samar sainganku yang sedang berbicara di belakangku.

“Beb. Shania cantik banget ya. Pengen deh punya badan kayak dia.”
“Biasa aja ah. Cantikan kamu Len.”
“Ih gombal!”
“Beneran. Lucuan kamu juga. Kamu mungil, minimalis dan praktis. Dibawa kemana-mananya gampang haha.”
“Iiiihh!”
“Aduh aduh iya maaf hahaha”
Terus aja kamu ketawa-ketawa sama dia. Terus aja terus. Ngobrol sana-sini tapi akunya gak ditegur. Awas aja kalau udah berdua sama aku, jangan harap kamu bisa ketawa-ketawa. Hih!
Game pun selesai tanpa adanya pemenang. Setelah selesai game, JKT48 membawakan satu buah lagu terlebih dahulu. Jadi saat aku kembali ke backstage, Beby sudah tidak ada. Aku kembali mengambil handphoneku dengan malas. Memilih lagu yang sekiranya bisa membuat moodku kembali normal sambil berjalan menuju bis untuk kembali ke fX.
“Shan nanti jadi ikut ke hanamasa bareng yang lain kan?” tanya Nabilah yang duduk di sebelahku. Aku hanya mengangguk malas.
“Shania kenapa, Bil? Tumben bete gitu?” tanya kak Melody
“Biasa lah tante tante, pasti banyak masalah pribadi wakakak” -_- sial.. sial..
Sesampainya di fX, kami semua berganti pakaian terlebih dahulu. Karena sehabis ini sudah tidak ada jadwal, jadi kalau sudah selesai makan kami bisa langsung pulang.

“Shan. Buruan. Yang lain udah pada ke bawah tuh!”
“Lu duluan aja, Bil.”
“Yeee entar di zombie-in lu wakakak”
“Hari ini kan gak ada theater Nabilah..” jawabku yang masih memainkan handphone di depan meja rias
“Oh iya ya. Yaudah gue duluan ya. Lu jangan lama-lama! Awas aja sih kalau lama!”
“Iya bawel.” setelah berganti pakaian, aku hanya memutar-mutar handphoneku di depan meja rias.
Sms Beby gak ya? Gak usah aja deh. Aku kan masih bete sama dia. Nanti kalau dicuekin malah tambah bete kan repot.” batinku.
Akhirnya aku bergegas mengambil barang-barangku dan keluar dari ruangan member. Baru satu langkah aku keluar dari pintu merah, tiba-tiba..
“Shania..” aku langsung menolehkan kepalaku ke arah sumber suara.
“Beby?” entah sejak kapan Beby ada di sana. Ia bersandar di dinding depan lift dengan coolnya.
“Kamu mau kemana?” tanya Beby yang kini sudah berada di depanku
“A-aku.. Aku mau makan di hanamasa sama temen-temen aku. Kamu ngapain di sini?” aku berusaha mengatur kegugupanku dan sedikit ketus padanya.
“Aku nungguin kamu. Tadinya aku mau ngajak kamu makan, tapi berhubung kamu mau makan sama temen-temen kamu, jadi aku anterin kamu sampai tempat makannya aja deh.”

“Gak perlu. Aku bisa sendiri. Lagian nanti kalau ada fans lihat terus kamu dibilang imba emang gak risih?”
“Kenapa harus risih? Lagian aku bukan fans. Aku kan temen kamu.”
“Ha? Temen? Haha sejak kapan?” jawabku sedikit menyindir.
“Sejak.. Sejak.. Sejak kamu cium aku lagi. Kalau aku fans, gak mungkin kamu cium aku. Iya kan? Nah yaudah sekarang aku anterin kamu ke tempat makan. Hanamasa kan? Ok ok. Naik eskalator aja ya biar agak lama hehe.” dengan ucapan yang cepat tanpa titik koma, Beby langsung menggenggam tanganku, lagi lagi aku hanya bisa memandangi tanganku yang terpaut dengan tangannya.
“Kebiasaan. Main asal gandeng aja.”
“Kamu juga kebiasaan. Main asal cium aja.”
“Ish!” aku memukul pelan lengannya
“Sejak aku menginap di rumah kamu, kamu kok agak beda gitu ya. Gak polos sama dodol lagi. Tapi jadi super duper nyebelin, dingin, dan gak peka.” lanjutku yang tangannya masih digenggam sepanjang jalan
“Basicnya, aku ini emang cuek. Jadi ya sabar-sabar aja. Kalau polos sama dodol, authornya kebanyakan nontonin kamu di seifuku ga jama, jadi gak dapet feel anak kecil lagi(?)

“Aku anterin sampai sini aja ya.” lanjutnya sambil melepaskan genggaman tangannya
“Kamu gak mau ikut makan bareng temen-temen aku?”
“Enggak. Itu kan temen kamu. Bukan temen aku.”
“Nanti aku kenalin biar kamu jadi temen mereka juga.”
“Kalau mereka mau jadi temen aku, mereka harus lakuin apa yang kamu lakuin dulu.”
“Maksudnya?”
Beby menunjuk ke arah pipi kirinya dengan sebuah seringai yang menyebalkan.
“Ish! Dasar playboy!”
“Yeee. Playboy itu pacarnya banyak, aku pacar satu aja gak dapet-dapet.”
“Makanya jangan gak peka!” aku jadi curhat colongan gini.
“Iya iya. Ini juga lagi belajar buat peka sama gak cuek lagi. Yaudah sana kamu makan dulu. Kasian tuh cacing cacing di perut kamu udah demo.”
“Iyaudah iyaudah. Kamu pulangnya hati-hati ya.” ternyata aku gak bisa bete sama Beby lama-lama. Tanpa disadari eye-smileku muncul juga.
“Iya nyonya. Kamu kalau udah sampai rumah kabarin aku ya hehe.”
“Ih? Atas dasar apa aku harus kabarin kamu? Hahaha” jujur ini membuatku agak tersipu malu.

“Atas dasar khawatirnya aku ke kamu. Yaudah pokoknya jangan lupa kabarin. Good night!”
“Hati-hati!” aku melambaikan tangan ke arahnya yang kini sudah cukup jauh dari tempatku berdiri
“Yaelah Shan. Ke hanamasa aja pake dianterin segala. Takut nyasar? Hahaha” ledek kak Melody yang ternyata juga baru datang
“Tahu nih. Mana pake acara pegangan tangan. Udah kayak emak sama anak mau nyebrang wakakak” kalau yang ini tahu kan omongannya siapa?
“Sirik aja sih. Udah yuk masuk. Yang lain udah nungguin tuh!” aku berjalan dengan senyum yang mengembang luas.
Hitto~ Hitto~ Sasaran pun kini telah terkunci~ Hitto~ Hitto~ Kini hatiku telah dicuri olehmu~” begitulah potongan lirik dari lagu yang sedang diputar di handphoneku~ Kyaaaaa! Beby Chaesara~! >.<
*ost4 Shania – Bingo~~ abis baca inipun gw nyetel nih lagu, terus bayangin BebNju wkwk*
I think. I’m really crazy~~

TBC

Bonus nih, gif yg gw buat tadi :3 dari iClub48 ep 21, apa yang mereka lakukan dibalik papan itu kkk~~
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

11 comments:

  1. aaaaaakkkk....aku sudah gila aku sudah gila! *pegang kepala* xD xP
    *mohon abaikan, sedang dalam masa rehabilitasi* :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh, jgn sembarangan ya? Ini kepala udah full sama BebNju. Salah dikit meluber tuh si Beby sama Nju (?). ... :D
      jangan lama2 ya yg part 4? :D kutunggu. Serius nih!

      Delete
    2. Meluber dah wkwk
      Sipp ditunggu aja ya.. lagi proses tuh kayanya.

      Delete
  2. Kirain ane doang yang mikir kalo shanju nggak polos gara gara "menghayati" banget perform seifuku ga jama hahaha xD

    Btw makasih updateannya, selalu ditunggu updateannya, semangat min =))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwk dia sangat menghayati xD

      Semangat buat authornya ya xD ini saya lagi edisi ngepost aja xD

      Delete
  3. nju singit amatttt ._. ngedate dapet, nyium juga dapet >.< gemas bacanya

    ReplyDelete
  4. Kerenn, bikin senyum-senyum kaya orang gila xD

    ReplyDelete