Monday, December 1, 2014

Joifuru High School (JKT48) - Season 2 - Chapter 10

Daritadi ragu, share ga share ga... tapi share sajalah.. biar cepat selesai *gitu xDD

Ini dia chapter 10!!
Spoiler di chapter ini: Little Viny x K moment :3 ada #AndElaine juga :3 VeNal, dan... ah sudahlah dibaca saja xDD

Selamat membaca~~

Joifuru High School (JKT48) - Season 2



Chapter 10
“Srek” pintu ruangan OSIS itu dibuka, perlihatkan gadis cantik di dalamnya yang sedang menyendiri meminum teh hangatnya dan memandangi pemandangan dibawahnya, dimana ada murid-murid yang sedang bermain futsal dan olahraga lain disana.
“Yang kemarin, bukan perbuatan kami…” ucap Viny, masih memandangi pemandangan diluar sana.
“Gw tau kok Vin.. gw kesini mau terima kasih karena yang lo lakuin kemaren” ucap K sambil sedikit membungkuk.
“Bukan apa-apa..” Viny menaruh tehnya “Tidak menuduh kami?”
“Sama sekali ga, Joitus ga akan sebodoh itu” Viny hanya tersenyum “Menyesal merekrutnya?” tanya K.


“Hmm.. sebelum gw jawab itu, sejak kapan tau gw pengurus Joitus?”
“Hmm, sebenernya gw ga pernah tau apalagi nyangka, tapi.. apa lo inget waktu lo nanya soal calon ketua OSIS?” Viny mengangguk “ada notif chat Joitus yang ga sengaja gw liat”
“Hah.. jadi karena keteledoran gw?? Ga keren banget” Viny dan K tertawa “Ahh, soal pertanyaan tadi, gw cuman ga nyangka aja anak itu bukan cuman ingin menghancurkan kalian tapi juga Joitus” Viny kembali meminum tehnya “Yah, tapi gw bisa apa, sebentar lagi kita semua lulus” Viny menghela nafasnya “Lebih baik lo peringatin Michelle juga Shania kan…”

“Yah, lo benar.. kalo gitu gw permisi..”
“Va..” panggil Viny hentikan K yang mau meninggalkannya “Boleh gw minta sesuatu?”
“Tentu aja, asal ga ada kaitannya dengan Joitus…” Viny tertawa kecil.
“Sama sekali ga kok, maaf kalo tiba-tiba, boleh gw minta foto berdua lo?” K terlihat bingung “Ahh, jangan salah sangka, ini buat sepupu gw kok, tahun depan dia mau masuk Joifuru… karena lo” jelas Viny sambil tersenyum.
“Karena gw? Kenapa bisa? Bukan karena lo?” Viny menggeleng “Namanya siapa?”
“Nabilah, gadis yang ceria mungkin mirip Michelle atau Shania” ucap Viny tersenyum.
“Bukan Nabilah JKT48 kan? Kalo Nabilah JKT48 nanti Aby bisa-bisa iri…” keduanyapun tertawa, akhirnya keduanya mengambil foto bersama, selfie kalo bahasa tenarnya sekarang ini.

“Thanks ya Va..”
“Salam buat Nabilah, sampe ketemu di upacara penyambutan anak baru” ucap K tersenyum lalu pergi.
“Va..” panggil Viny lagi, hentikan langkah kaki K “makasih..” Viny membungkuk pada K, K pun membalasnya sebelum pergi, di depan pintu ruang OSIS K bertemu Yona yang terlihat heran.
“Kenapa K bisa ada disini? Kalian ga….” dengan jari telunjuknya Viny menutup mulut Yona agar tidak bicara lagi.
“Ssstt, tenang aja” jawab Viny sambil tersenyum begitu manis.
~~~

“Srak” “Srak” “Srak” dengan cepat tiga panah dilepaskan secara berturut-turut, melaju dan tepat mengenai sasarannya. Tentunya, berdiri seorang Andela disana dengan busur besar di tangan kirinya. *muridnya Katniss :v
“Mau apa ka Aby sama ka Shania disini?” tanya Andela masih memandangi sasaran panahnya. Kedua orang yang disebut Andela itupun muncul.
“Ka Shania.. mau bicara sama kamu..” ucap Shania, Andela langsung menatapnya.
“Apa ada yang perlu dibicarain antara kita?” tanya Andela kembali.
“Ka Shania mau minta maaf atas apa yang selama ini terjadi, ka Shania…” Shania menghentikan kata-katanya saat melihat Andela mengambil sebuah anak panah dan mengarahkan busur kearah dirinya.
Ini lucuk ya x3
“Semuanya terlambat ka Shania! Menjadikan aku sasaran amarah, apa hubungan aku dengan Michelle dan ka Deva?!”
“Dulu itu…”
“Apa?! Ka Shania pikir aku ga sakit!! Mentang-mentang punya ka Ve, orang tua kaya, ka Shania sok seakan akan.. ahh persetan” Srak! Panah itu dilepaskan Andela dan jleb! Menancap di pundak Aby yang tentunya ada disana, melindungi gadisnya.
“A-Aby!! Kamu gapapa?” panik Shania, anak panah yang dicopot Aby buat darah keluar dari pundaknya.
“Ka Aby jangan halangin aku biarkan aku!!”
“Cukup Andela! Ini ga akan…” Srak! Lagi sebuah anak panah dilepaskan, namun kali ini…

“Aak” erang Andela, buat busurnya terjatuh. Dari belakangnya seseorang melepaskan anak panah itu, tepat mengenai pundak kanan Andela, tidak dalam, tapi setidaknya menghentikan perbuatannya.
“Mi-Michelle?” kaget Shania dan Aby bersamaan.
“Bokap gw bikin ini buat lo olahraga, bukan buat hal kampung kaya barusan!” kesal Michelle.
“Ga usah ikut campur Syel! Ini bukan urusan lo!” teriak Andela setelah menyabut anak panah yang menancap di pundaknya.
“Ini urusan gw juga! Apa yang kalian bahas dan dimana kalian membahasnya!! Ga ada yang salah kan?” tanya Michelle masih mengarahkan anak panah lain ke Andela.
“Jadi lo sekarang membela ka Shania? Orang yang dulu menyebabkan semua ini? Orang yang dulu buat lo jauh dari ka Deva? Menghancurkan mimpi lo? Membuat orang yang lo sayangi direbut orang lain??” tanya Andela beruntun, buat Michelle kesal, tangannya nyaris melepaskan anak panah itu kalo saja….

“Cukup de..” K menahan tangan Michelle, terlihat seperti K memeluk gadis itu dari belakang.
“De-Deva oppa?” kaget Michelle.
“Ka Deva cuman mau bilang, apa yang terjadi antara kamu dengan Michelle, atau dengan Shania dulu” perlahan K mendekat pada Andela “Hak kamu untuk ga menyukai seseorang ataupun sesuatu hal, tapi Ka Deva hanya minta kamu kembali berpikir, apa dengan semua ini akan memperbaiki semua yang terjadi dulu? Membuat kamu senang? Dengan menghancurkan persahabatan kamu sendiri? Ga usah sebut Michelle atau Gracia, kita ambil Elaine, kalian selalu bersama, dia selalu ada buat kamu, tapi demi balas dendam kamu ngorbanin dia? Dari apa yang Ve bilang soal kamu, kamu bukan anak yang seperti itu, asal kamu tau, ka Ve membanggakan Andela bahkan lebih dari adiknya sendiri.. harusnya kamu tau itu!!” ucap K panjang lebar, Andela membenci itu, membenci diingatkan soal fakta yang sesungguhnya juga dia ketahui. Tanpa kata Andela pergi melewati K dan juga…
“Gw ga akan berhentiin rencana terakhir kita..” bisiknya pada saat melewati Michelle. Lalu benar-benar pergi dari tempat itu.
~~~
Waktu itu iseng bikin ini ehehehe xDD
“Ndel…” panggil pelan Elaine, kagetkan Andela dari lamunannya, saat gadis itu menyindiri di hall sekolah. Tempat yang dimana pertama kali K menyambut kedatangan mereka yang baru jadi murid kelas 1 dulu kala “Udah lama kita ga ngobrol berdua” ucap Elaine lalu duduk di sebelah Andela sambil tersenyum.
“Hmm yah.. akhir-akhir ini kamu sibuk sama ka Faris kan…” ucap sinis Andela.
“Emm, Andela.. aku..”
“Apa? Kenyataannya emang gitu kan? Ga usah ngelak…” Andela memotong ucapan Elaine “Benerkan? Aku tau kok… kamu suka sama ka Faris..” tebak Andela begitu tepat, tidak perlu bicara, reaksi dan wajah merah Elaine sudah jelas membuktikannya “Kita temenan ga baru lein.. aku ini tau kamu, lebih baik daripada siapapun, dari seorang Michelle sekalipun”
“Andela…”

“Apa lagi Elaine??”
“Aku kangen kamu…” Andela hanya melengos malas “Aku kangen kamu yang dulu, kamu yang selalu manjain aku, yang selalu ngisengin aku, kangen Michelle juga Gracia yang ada buat ngeledekin kita….”
“Kangen aku? Ga salah?” Elaine menggeleng “Tapi sayangnya aku ga tuh, apalagi sama mereka. Yah kalo kamu kangen aku, itu masalah kamu, bukan aku” ucap Andela begitu sinis.
“Maafin aku Ndel, aku mohon hentikan semua ini dan kita kembali lagi kaya dulu, berempat ah berlima sama Hamid juga, kembali bermain bersama tanpa ada rasanya rasa benci yang membalut diantara kita”
Brak! Andela berdiri sampe menjatuhkan bangku yang sebelumnya diduduki dirinya “Kalo ujung-ujungnya mau ngomong kaya gitu, gausah pake bilang kangen! Kamu pikir ga sakit len!!” Elaine ikut berdiri “Siapa yang nyuruh kamu ngomong ke aku? Ka Faris? Ka Aby? Apa ka Shania sendiri?”
“Ndel…”

“Jawab aku Elaine Hartanto!!” teriak Andela.
“Iya.. aku memang bertemu ka Faris sebelum ketemu kamu, tapi ini pure keinginan aku, ga ada siapapun yang memerintah aku untuk nemuin kamu, ini inisiatif aku!”
“Boong! Apa yang ka Faris janjikan buat kamu? Janjiin ke kamu, dia jadi pacar kamu kalo kamu berhasil ngomong ke aku? Gitu?”
“Ya ampun Andela!! Liat aku!! Berapa tahun kita sahabatan? Pernahkah aku boong sama kamu?!” teriak Elaine sambil memegangi wajah Andela dengan kedua tangannya. Air mata mulai menetes dari mata keduanya “Liat aku! Aku bener-bener kangen kamu, sampe kapanpun aku ini mbang gulomu.. Andela Yuwono..” tambah Elaine masih memegangi wajah Andela, kini keduanya duduk di lantai hall, dengan masih seperti itu *macam JuriMayu di Majisuka Gakuen 2 itu loh setelah keduanya berantem :v
Ini loh adegan JuriMayu di MJ2, geregetan waktu bagian ini, ngapa ga ciuman!! nanggung!! Dx #dzigh
Elaine mendekatkan keningnya ke kening Andela “Apa kamu pikir aku gatau apa yang selama ini kamu rasakan? Aku tau, aku cuman pura-pura untuk ga tau, mencoba ‘buta’ dengan semua yang terjadi disekitarku, dengan semuanya” ucap Elaine kembali “Aku tau aku salah, ga bilang ke kamu soal perasaan aku ke ka Faris selama ini, aku takut ndel..” Elaine berhenti, lagi air mata menetes dari mata sipitnya “Aku takut setiap ngeliat mata kamu yang penuh amarah, aku takut kamu makin membenci keadaan, tambah membenci mereka bahkan juga mungkin aku”
“Aku ga mungkin benci kamu..” Andela memegang wajah kecil Elaine, mengusap air mata itu.
“Demi kamu dan juga aku, hentikan ini Ndel.. semuanya udah selesai..”
“Tapi…”

“Ga ada tapi-tapian, kamu ga usah takut, aku bakal nemenin kamu selalu, biarkan yang lalu berlalu…” Elaine tersenyum begitu manis “Kita mulai hari baru dan perbaiki semuanya, bersama Gracia, Hamid dan juga Michelle” Elaine menghapus air mata Andela “Kita pasti bisa :’)”
“Kenapa kamu ga marah sama aku?? Kenapa ga benci aku, padahal kami melibatkan kamu yang….” Elaine langsung memeluk Andela, kagetkan gadis Solo itu “Sama seperti kamu, aku ga akan pernah bisa benci kamu, atau kalian, aku udah bilang ke kamu, aku sayang kamu, makanya aku kesini, nemuin sahabat lamaku..” Elaine melepaskan pelukannya “Ga ada yang bisa gantiin posisi kamu, sekalipun itu ka Faris” Elaine tersenyum, begitu juga dengan Andela, rasa lega begitu terasa di hati Elaine. Begitu juga dengan….

“Rasanya seneng liatnya….” Ucap Gracia lalu menyender pada Hamid dan menggenggam tangan cowonya, seperti biasa keduanya mengintip, walau kali ini bukan AbyNju yang mereka intip, tetapi AndElaine.
“Yah, aku juga, akhirnya masalah ini beres…” ucap Hamid tersenyum.
“Aku kangen kumpul berempat sama mereka lagi, kaya dulu…”
“Kalian pasti akan berkumpul lagi, berempat seperti dulu, empat cewe rusuh yang selalu ada di dekat aku…” ucap Hamid tersenyum.
“Kamu yakin?”
“Yakinlah, jadi kamu juga harus yakin… oke?” Graciapun tersenyum. Tiba-tiba Elaine terlihat pergi, tinggalkan Andela seorang diri di tengah hall.

Tukang intip :v
“Eh Elaine mau kemana?”
“Emm, mungkin cari bos kalian, bantu dia cari gih”
“Terus kamu?”
“Hah? Aku? Yah.. aku bantu doa aja” Gracia langsung menatapnya sinis.
“Bantu aku cari juga!!” omel Gracia sambil menarik Hamid, tinggalkan hall, sementara Andela yang masih duduk itu.
“Melibatkan Elaine yang sahabatku? Memangnya ka Deva pikir aku takut? Toh pada akhirnya semua akan menyalahkan Michelle, liat aja nanti…” ucap Andela pada dirinya sendiri. Eh apa maksudnya? Memangnya kemana Elaine pergi? Benarkah menemui Michelle yang saat ini menyendiri diatas atap Joifuru.. atau kembali menemui Faris yang masih menunggunya di…
‘Elaine, kamu kemana.. kenapa belom balik…’ ucap Faris pada dirinya sendiri, yang sedang melamun dan duduk menunggu di perpustakaan. Pikirannya kembali sebelum Elaine pergi tadi…

-Flashback-
“Biarin aku nemuin Michelle dan Andela..” pinta Elaine dengan suara kencang.
“Sst de, ka Faris ga bisa biarin kamu bertigaan aja sama mereka..” larang Faris dengan suara pelan.
“Emangnya kenapa? Iya Iya aku tau ka Faris khawatir, tapi ga gini juga ka…”
“Paling ga biarin ka Faris nemenin kamu, ka Faris gamau mereka macem-macem lagi sama kamu..”
“Aku ga kenapa-napa ka Faris, aku masih sehat dan duduk depan ka Faris kan…”
“Iya, iya ka Faris tau dan bisa liat ta…”
“Yaudah, kalo gitu biarin aku tatap muka dengan mereka…”
“Ga bisa, gimana kalo nanti mereka bebuat aneh-aneh?”
“Mereka sahabat aku, aku ga akan kenapa-napa!!”
“Iya, tapi..”

“Tapi apa lagi sih ka Faris?!” tanya Elaine dengan suara kencang.
“Ka Faris tuh sayang sama kamu!” teriak Faris tentunya membuat mereka jadi pusat perhatian. Bahkan Faris sendiri kaget dengan kata-katanya “A-ahh Elaine ka Faris..” terlihat Elaine berdiri, dengan cepat Faris menghalanginya “Elaine tadi itu…”
“Aku tau kak, maka dari itu izinkan aku menemui sahabat aku kalo emang ka Faris sayang aku. Aku sayang mereka, seperti aku menyayangi ka Faris” ucap Elaine, kagetkan Faris, Elaine juga menyukainya? Pikirnya tidak percaya.
“Sejak kapan?”
“Aku akan jawab semua pertanyaan ka Faris nanti, tapi biarin aku pergi sekarang…”
“Baiklah tapi secepatnya kembali kesini” Elaine tersenyum.
“Aku janji, pinky swear?” Elaine menunjukkan kelingkingnya, namun saat Faris menyematkan jari kelingkingnya yang dilakukan Elaine adalah…

Foto Ghaida sama Elaine bareng tuh cuma satu ini ya..
“Cuu~” mencium lembut bibir Faris sejenak sebelum pergi, di depan semua orang! Di tempat yang tidak seharusnya, perpustakan sekolah mereka! Bagaikan mimpi untuk Faris sendiri. Seperti seakan mereka tidak ada waktu lagi setelah ini untuk melakukan itu……
-Flashback End-

“Seandainya, boleh di publish di Joitus, pasti udah rame~” ucap Yona dengan betenya yang sedang duduk di bangku kebanggaannya, dengan laptop miliknya di depannya dan Faris yang bisa ia lihat dari bangkunya, masih diam “Tapi sayangnya Viny….”
‘Ini bukan lagi urusan kita, berhenti mencari tahu dan memberitakan mereka’ -tertanda admin 1 : Ratu Vienny Fitriliya, Wakil ketua OSIS, kelas 3 Desain Grafis.
Terlihat tulisan seperti itu di chat teratas dan terbaru grup chat para pengurus Joitus. Perintah sekaligus ‘pengungkapan’ jati diri yang dilakukan seorang Viny.

‘Baiklah, kami menurut, turuti perintah ketua kita. Terima kasih’ -admin 2 : Viviyona Apriani, Petugas Perpustakaan, kelas 3 Desain Grafis.
Tulis Yona, tepat di bawah chat Viny. Perlahan satu persatu admin Joitus muncul dan mengungkapkan jati diri mereka, kecuali dua orang, yah admin 11 dan 12 siapa lagi kalo bukan… Aby dan Andela…
Sementara Faris, masih terlihat khawatir menunggu Elaine, karena dia pikir seharausnya Elaine sudah kembali menemuinya, seharusnya…..
Apa Elaine menemui Michelle terlebih dahulu? Atau malah pergi ke tempat lain? Siapa yang tahu….
~~~

Bicara soal Michelle…. Seperti yang lain, menyendiri jadi pilihannya. Di tempat yang sama dengan sebelumnya, membiarkan lagi-lagi angin di lantai tertinggi sekolah Joifuru menerpa wajah pucatnya. Wajahnya lebih pucat dari sebelumnya, sesak juga terasa di dadanya. Michelle sendiri mungkin tidak tahu kenapa dia seperti itu, karena masalahnya, karena K atau… memang ada yang lainnya…
Tanpa disadari, perlahan sosok yang kembali merasuki hati dan otak Michelle itu mendekatinya dan….

-Flashback-
“Kenapa tiba-tiba ngajak aku kesini Ve?” tanya K pada Ve saat keduanya berada, di taman yang menjadi favorit keduanya untuk bermesraan.
“Emm.. gapapa, aku cuman kangen aja sama kamu…” jawab Ve, tersenyum manis kepada K.
“Aku kan ada disini sekarang sama kamu…” ucap K balas tersenyum.
“Iya, aku tau kok…” Ve menghela nafasnya “Gimana keadaan Joifuru juga… Michelle?” mendengar pertanyaan Ve, K cuman menunduk, dirinya tidak tahu harus menjawab apa “Key~ kok diem aja?”
“Eumm.. Andela terlibat dibalik semua ini, maaf Ve…”
“Gapapa Key, bukan salah kamu kok…” ucap lembut Ve, mengusap lembut pipi K “Lalu gimana dengan Mcihelle?”
“Nihil.. aku belum ketemu dia lagi..”

“Kamu harus cepet temuin dia, aku khawatir sama keadaanya…”
“Bagaimana kamu bisa khawatir dengan seseorang yang bahkan belum pernah kamu temuin?” tanya K bingung, Ve hanya tersenyum.
“Aku… cuman mengkhawatirkan.. seseorang yang juga dikhawatirkan oleh adik dan… pacarku” ucap Ve pelan, buat K tambah heran.
“Maksud kamu apa Ve?”
“Aku tau, dari cerita kamu selama ini, kamu mengkhawatirkannya, jadi…”
“Ga sama sekali Ve, aku menceritakan semuanya sama kamu agar kamu tau dan ga salah paham, tapi yah aku ke Michelle…”
“Aku ga bilang kamu ada apa-apa kok sama Michelle…”
“Tapi omongan kamu seakan…”

“Karena aku merasakannya Key…” K hanya menatap Ve “Aku tau, mungkin ini karma atas apa yang aku lakukan terhadap kamu dulu…” tambah Ve.
“Maksud kamu apa Ve? Yang dulu biarlah, aku juga udah ga mempersalahkannya kok..”
“Iya, kamu memang udah melupakannya, tapi aku ga Key, ga!! Karma itu berlaku, tuhan ga tidur…”
“Iya aku paham, maksud kamu… tapi aku ga akan mengingkari janji aku ke kamu!!” K memegang wajah Ve, membiarkan mata keduanya bertemu “Aku ga akan ingkari sekalipun maut memisahkan kita…”
“Aku percaya kamu.. aku ga akan mempersalahkannya jika suatu hari kamu berpaling, itu hak kamu” K terlihat kesal “aku bisa liat dari mata kamu Key!! Mata itu bukan lagi mata yang selalu memandangku dengan cinta, ada orang lain disana…”

Apa yang terjadi dengan mereka habis ini ya? wkwkwk :v :p
“Kamu jangan ngomong yang aneh-aneh Ve.. aku ga gila, aku tau siapa yang aku cinta, di mata, hati dan otak ini cuman ada kamu”
“Aku mengenal kamu baik, bahkan lebih dari diri kamu sendiri Deva Key!” ucap Ve meyakinkan “Aku tanya sekarang sama kamu, siapa orang yang pingin kamu temuin saat ini?” K hanya diam “Kenapa ga jawab? Kamu takut aku tau? Aku udah tau jawabannya, aku tau alasannya bukan sekadar ingin memperbaiki semua ini” K melepaskan pegangannya, membiarkan Ve berbicara seorang diri “mungkin sekarang aku terlihat menyebalkan, menyuruh pacarnya menemui gadis lain” Ve menghampiri K, menggenggam tangan K, tapi K masih diam “Aku ngerti, aku tau ini egois, tapi cepatlah temuin dia, sebelum semuanya terlambat,  bukan cuman demi aku, tapi demi kalian dan juga semuanya” K menatap lembut Ve “kamu harus memastikan semuanya… kamu paham kan..” ucap Ve mengakhirinya dengan sebuah ciuman lembut di pipi K.
“Aku masih sayang kamu..” ucap K menempelkan keningnya pada kening Ve. Gadis itu hanya mengangguk.
-Flashback End-

Tangan putih mulus itu, tiba-tiba digenggam oleh seseorang, kagetkan sang pemilik. Saat Michelle melihat kesampingnya, sudah ada dan berdiri disana, orang yang menjadi bayang-bayangnya, seorang Deva Key Putra.
“De-Deva Oppa…” panggil Michelle begitu pelan, tidak menyangkanya sama sekali.
“Oppa akan katakan semuanya, apa yang oppa tau, apa yang oppa mau dan…” K menatap Michelle balik “apa yang oppa rasakan…” Michelle hanya menatapnya bingung “Tapi oppa ga akan mengatakannya, sebelum kamu yang bicara…”
“Apa yang harus aku bicarakan? Apa yang harus aku kasih tau lagi ke oppa?”
“Mengenai semua masalah ini, penyebabnya dan…”

“Kalo soal ka Shania, aku udah memaafkannya” ucap Michelle kagetkan K “sebelum oppa memintanya, tapi aku ga bisa jamin satu hal…”
“Apa itu?”
“Aku ga akan katakan…”
“Baiklah… oppa ga akan maksa…”
“Lepasin tangan aku..” pinta Michelle tiba-tiba.
“Ga akan”
“Oppa lepasin!! Aku ga suka kalo ini cuman untuk meluluhkan hati aku!!” teriak Michelle, tiba-tiba K menarik lengan Michelle, meletakkan tangan Michelle di jantungnya, biarkan tubuh gadis itu mendekatinya, membiarkan wajah mereka saling bertatapan.

“Sadarkah kamu, seharusnya oppa yang ngomong kaya gitu?” K masih meletakkan tangan Michelle di jantungnya, biarkan gadis itu merasakan detak jantungnya…. “Kamu bisa dengar? Apa kamu bisa ngerasain?” jujur Michelle bingung dengan sikap K saat ini “oppa tau rasanya ga adil buat kamu, mungkin ini gila, tapi oppa sendiri gatau.. kenapa.. jantung ini kembali denyutkan nama lain, nama yang dulu sempat goyangkan pikiran ini sesaat..” ucap K lagi, keduanya masih saling tatap. Tanpa disadari K.. sesungguhnya Ve ada disana.. tidak melihat, tapi mendengarnya, bersama Shania dan juga Aby dan Deni yang berdiri menghalangi penglihatan Ve dari pemandangan yang harusnya tidak terjadi ini.

“Oppa gatau harus bagaimana setelah ini, tapi biarkan oppa mencoba.. mencoba.. mempelajari, kembali melanjutkan sesuatu yang dulu terputus…”
“Oppa jangan bercanda.. aku tau, gimana perasaan oppa ke ka Ve, pengorbanan apa aja yang oppa lakuin demi mempertahankan hubungan kalian. Sekalipun hubungan oppa guncang kaya dulu, ga ada sedikitpun muncul di hati aku keinginan untuk ngerebut oppa dari ka Ve gitu aja..” keduanya masih saling tatap “Semua yang aku lakuin ini bukan untuk ngerebut oppa, tapi….”

“Syel…” panggil Gracia yang muncul tiba-tiba kagetkan K dan Michelle, reflek K langsung melepas tangan Michelle “Apa Elaine kesini?” tanyanya buat K dan Michelle saling tatap.
“Gw daritadi sendirian aja kok, emang Elaine kemana? Di kelasnya ga ada? Atau di perpus mungkin”
“Ga ada, sebelumnya sih dia nemuin Andela, tapi tasnya di kelas udah ga ada, jadi gw pikir dia sama lo…”
“Apa? Elaine nemuin Andela?” Michelle terlihat kaget, pikirannya menerawang-nerawang apa yang mungkin terjadi setelahnya.
“Kapan Elaine dan Andela ketemuan? Udah coba telpon?” tanya Aby yang memunculkan dirinya, bersama Deni, Shania dan juga tentunya Ve. Wajah K dan Michelle terlihat begitu horror, mungkin tidak menyangka ada Ve bersama mereka saat ini. Tapi yang ditatap Michelle bukanlah Ve, melainkan Shania..
“Kira-kira sih 15 menit setelah bel terakhir… telponnya ga diangkat..” jawab Gracia.

“Berarti udah 1 jam-an” ucap Aby kemudian menatap K yang juga menatapnya.
“Dimana Andela sekarang?” tanya K mulai terlihat khawatir.
“Gatau, tadi ngilang juga” jawab Gracia “Hamid sih lagi coba nyari..” tambahnya sekali lagi.
‘Andela… jangan-jangan dia…’ ucap Michelle dalam hatinya, masih mencoba berpikir.
“Gawat!! Hah… hah… hah..” tiba-tiba Hamid muncul dengan ngos-ngosan setelah berlari “Elaine.. Elaine…”
“Kenapa sama Elaine?” tanya Gracia.
“Elaine diculik!!”
Elaine diculik?

Elaine diculik? Benarkah? Apa itu rencana terakhir yang dimaksud Andela? Lalu siapa yang terakhir akan dipilih K? Veranda? Atau Michelle? Jawabannya ada di chapter berikutnya~ the last story~~

BTW *capslock kepencet* jangan pada bingung pas nanti gw udah share chapt 11~ pertama, saya udah bilang ff JHS season 2 ini bolak-balik alurnya, kedua, saya ini penipu (?) Baca dengan baik-baik sampe BENAR-BENAR selesai. Oke~ yaudah ini aja.
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

3 comments: