Thursday, December 4, 2014

Joifuru High School (JKT48) - Season 2 - Chapter 11

Sesuai janji~ I will share this today~
Sekali lagi saya mau ingatkan, inget waktu saya bilang soal alur bolak balik?
Jadi jangan bingung pas baca nih chapt, ngerasa ini chapt ga ngelanjutin chapt sebelumnya?
Baca aja dulu~

Sekali lagi, baca aja dulu sampe akhir~~ wkwk :p *ngeselin ya

Joifuru High School (JKT48) - Season 2


Chapter 11
“Ka Faris, besok ka Faris harus ikut wisuda” ucap Elaine sambil masih menikmati pemandangan yang begitu indah di taman rumah sakit.
“Hmm…” Faris hanya diam.
“Ka Faris, jawab dong..” Elaine mendongak menatap cowok yang berdiri dibelakangnya itu.
“Tapi, emangnya kamu gapapa ditinggal?” tanya Faris kali ini.
“Humm :<” Elaine menekuk bibirnya “inget janji kaka sama ka Diasta dong~!” ucap Elaine kembali sambil memegang pipi Faris dengan satu tangannya.
Diasta Priswarini (Nyash): Mantan pacar Faris di kelas 1, cinta pertamanya. Ex-Ketua ekskul Drama (sebelum Deni), kakak kelas 1 tahun diatas Ve-Naomi.

“Baiklah.. aku ikut besok..” jawab Faris tersenyum sambil memegang tangan Elaine yang ada di pipinya
“Janji kwek? :3” tanya Elaine kembali dengan senyum lucunya yang terpampang.
“Janji kwek~” Faris tersenyum, dalam posisi Elaine yang masih mendongakkan kepalanya, Faris mencium lembut bibir gadis itu. Membuat rona merah muncul di pipi keduanya. *ciee kyaa ghaidaaaa >.< kalian bisa bayanginnya ga? Elaine di kursi roda, madep atas, ghaida dibelakangnya madep bawah terus kisu!! Kyaa damn it! Sayang mereka ga deket realnya~
“Ah.. saatnya kita kembali..” ucap Faris malu-malu.
“Ke tempat Michelle ya ka..” pinta Elaine, Faris hanya menghela napasnya, sejujurnya dia malas.
~~~


Sejujurnya Faris benar-benar malas, membawa kekasih imutnya itu menuju kamar rawat VVIP bernomer 48, ruangan dimana Michelle dirawat. Namun Elaine terus merengek, Farispun kalah. Sesungguhnya Faris masih belom memafkan Michelle, baginya ini semua salah Michelle. Bukan cuman yang terjadi pada Elaine tapi juga…… *potong ah~ sabar aja~ :v
“Cklek” bunyi pintu kamar rawat Michelle saat dibuka oleh Faris, terlihat Michelle sedang diam duduk diaatas tempat tidurnya, dengan tatapan kosong menatap jendela kamarnya dan pemandangan di luarnya.

“Syel..” panggil pelan Elaine. Michelle langsung menatap kearah Faris dan Elaine.
“Syel” panggil pelan Andela yang sudah ada dibelakang Elaine, bersama Gracia dan Hamid disana.
“Kalian...” ucap pelan Michelle melihat ketiga sahabatnya itu, tersenyum sedikit terlihat walau kesedihan itu kembali merasuki Michelle.
“Michelle~~” Andela dan Gracia langsung menghampiri Michelle dan memeluknya.
“Bawa aku ke Michelle” pinta Elaine, Faris masih diam.
“Ga! Ga akan! Sesentipun ga akan aku biarin Michelle sama kamu deketan lagi” jawab Faris, Michelle, Andela dan Gracia langsung menatap Faris.
“Maksud ka Faris apa? Emangnya kenapa kalo Elaine sama Michelle deketan? Mereka sahabatan ka!!” teriak Gracia buat Faris kaget apalagi Hamid.

“Gausah ikut campur urusan gw sama…”
“Sama siapa? Elaine dan Michelle itu sahabat aku, aku berhak!!” teriak Gracia kembali, terlihat Hamid menggaruk-garuk kepalanya.
“Mampus gw.. mampus” ucap pelan Hamid terlihat panik.
“Sahabat? Kamu pikir karena siapa Elaine gini? Karena kalian!” Faris menunjuk ketiganya “Sahabat macam apa!!” teriak Faris balik, tiba-tiba terlihat Andela membungkukkan badannya.
“Ka Faris boleh ga suka dengan persahabatan Elaine dengan kami, tapi kalo ka Faris mau menyalahkan dengan apa yang terjadi pada Elaine, salahkan aku! Benci aku! Tapi jangan Gracia, Michelle apalagi Elaine” ucap Andela masih membungkuk “ini semua gara-gara aku! Aku yang buat Elaine maupun Michelle jadi begini ka, aku!” tambah Andela, tanpa terasa air matanya menetes. Faris diam seketika.

Sebenernya gw gatau pada dapet emosinya atau ga klo baca ff gw, gw sendiri ga soalnya *loh ?
“Ka Faris egois!!” teriak Elaine tiba-tiba dibelakang Faris, kagetkan semuanya apalagi Faris.
“Maksud kamu apa?! Ka Faris cuma gamau kamu..”
“Gamau aku apa ka?” tanya Elaine sambil berteriak “Ka Faris, inget kan dulu..” terlihat Elaine tiba-tiba ingin berdiri “Walau kalian bertengkar..” Andela dan Gracia terlihat panik “Walau ka Faris membenci ka Deva, tidak percaya ka Aby, membully ka Deni” Elaine menolak tawaran Hamid di dekatnya yang ingin membantunya jalan ”mereka tetap ada di dekat ka Faris!” dengan hati-hati Elaine berjalan pelan “Aku juga ingin begitu” menatap Faris “Apapun yang terjadi..” melewati Faris, yang tangannya ditampik “Kalian tidak saling melupakan” berjalan menuju ketiga sahabatnya “saling memaafkan” Elaine nyaris jatuh “Michelle, Andela dan Gracia tetap dan selamanya sahabat aku” ucap Elaine yang akhirnya tiba di dekat ketiga sahabatnya, kagetkan mereka.
“Elaine..” ucap pelan Michelle yang langsung memeluk Elaine, keduanya menangis bersama. Gracia dan Andelapun ikut memeluk Michelle dan Elaine.

Persahabatan itu indah ya ga sih :'D
Melihat kejadian itu, Faris hanya bisa diam tidak bisa lagi berkata-kata. Menyenderkan tubuhnya pada dinding lalu terjatuh dan duduk di lantai, ikut meneteskan air mata.
“Sial.. Ga seharusnya gw menghalangi persahabatan orang..” ucap Faris masih melihat keempat gadis itu berpelukan “Kenapa gw bisa lupa disaat gini..”
“Kalo gitu lo ga boleh lupa lagi..” ucap seseorang yang muncul dari belakang Hamid, kagetkan Hamid, itu Deni.
“Bahwa sahabat itu penting” ucap Aby yang ada disebelah Deni.
“Butuh bantuan?” Tanya K tersenyum pada Faris sambil menjulurkan tangannya.
“Deva? Aby? Deni?” Faris menyambut uluran tangan sahabatnya itu. Tersenyum melihat kedatangan tiga sahabatnya itu beserta Shania dan Naomi yang ada dibelakangnya.

“Tapi.. gw harus tetep bicara sama mereka..” ucap Faris saat sudah berdiri.
Dengan arahan yang diberikan Michelle, Gracia langsung membantu Elaine berjalan menuju Faris. Sekali lagi, Michelle memberi arahan kali ini pada Hamid, dengan bantuan Hamid, Gracia kembali mendudukan Elaine di kursi rodanya.
“Mirip sama K ya..” ucap Deni saat melihat itu.
“Hah, apanya? Ga juga…” ucap K tersipu malu. Aby tersenyum kecil. Sementara Faris menghampiri tempat tidur Michelle.
“Maafin Michelle ka, Michelle janji akan jaga baik-baik Elaine, Andela dan juga Gracia” ucap Michelle sambil membungkuk pada Faris. Diikuti Andela yang ada disamping Faris itu.
“Maafin aku juga ka, Andela ga akan gini lagi, Elaine, Michelle dan Gracia segalanya buat aku”
“Yah.. ga berhak sih sebenernya ka Faris marah, kenapa kalian ga coba tanya dua orang yang disana? Kalo mereka yes, ka Faris sih yes..” ucap Faris lalu melirik kearah Elaine dan Gracia “Kalian gimana? Kwek?” tanya Faris pada keduanya.

“Kwek!!” Jawab Gracia dan Elaine kompak dengan senyum lebar sambil mengacungkan jempol, bahkan Hamid ikut-ikutan.
“Gw ga nanya lu boy!” ucap Faris pada Hamid yang langsung terlihat kecewa “Asal kalian janji ga akan mengulanginya lagi” Andela dan Michelle mengangguk dengan begitu yakin “Yeah.. Kalo sudah oke, berarti ka Faris juga oke, boy bawa cewe gw sama cewe lo kesini~” perintah Faris, dengan manyun-manyun Hamid mengikuti peerintah itu. Dengan dibantu Andela dan Gracia, Elaine kembali berdiri. Lagi keempatnya berpelukan bersamaan. Hamid yang mau ikutan langsung ditarik Faris.
“Uhh so sweet~~” ucap Deni berkomentar
“Err.. kaya teletubbies iya deh..” ucap Faris tertawa kecil.
“Kayanya kita berempat ga sampe kaya gitu ya..” kali ini K bersuara.
“Mau coba?” tanya Aby sambil tertawa lebar.
“NOOO!!” teriak Faris dan Deni bersamaan yang disusul tawa oleh yang lainnya.
~~~

Pada akhirnya mereka berbaikan *ciee *apasih ah
Saat ini kamar inap dimana Michelle dirawat itu terasa begitu hangat, mungkin juga terasa jadi sempit. Karena ada 11 orang didalamnya termasuk Michelle sendiri yang sudah duduk di atas tempat tidurnya. Tapi, itu bukanlah masalah, karena bisa berkumpulnya mereka semua lebih penting dibanding apapun.
“Kayanya ada yang kelupaan deh..” ucap Aby, hentikan berbagai macam obrolan di dalam kamar tersebut.
“Hah? Apa?” tanya Deni yang lagi main kartu bersama Hamid dan Gracia. Sementara Naomi ada disampingnya sedang menonton TV.
“Ahh~ bener juga” ucap K yang saat itu sedang duduk di atas tempat tidur Michelle, duduk di sebelah Michelle “Semuanya pada ga lupa bawa kan?”
“Ga dong kwek~” jawab Faris dengan senyum menyerupai bebek yang membuat Elaine disampingnya tersenyum.

“Selalu bawa” jawab Aby lalu melirik Deni “Den?”
“Hmm.. bawa apa ya? Kunci home?” tanya Deni dengan polosnya yang hanya mendapatkan tatapan sinis dari ketiga sahabatnya.
“Udah saatnya home, dipakai sama orang lain, tempat itu bukan tempat kami selamanya. Tapi, tempat itu, penuh kenangan kami berempat selama 3 tahun ini..” ucap K “Mungkin juga kenangan semuanya, yang ada disini maupun disana….” Tambah K tiba-tiba terlihat sedih.
“Gudang tua yang kami berdua perbaiki dan bersihkan jadi tempat nongkrong..” tambah Aby lalu tersenyum pada K. K kembali tersenyum.
“Jadi saksi bisu saat dimana K dan Aby nenangin gw pasca kehilangan Nyash” lanjut Faris.
“Tempat dimana gw nunggu ketiga sahabat gw yang bertengkar kembali berkumpul mengisi ruangan sempit yang dipanggil home itu” ucap Deni melengkapi.

“Dan kaya sebelumnya ka Deva bilang, saat ini home sudah harus punya tuan rumah baru. Yang tepat, yang tetap bisa menjaga ‘kehangatan’ di dalamnya..” ucap K menatap Michelle lalu mengambil tangan Michelle “ini, jaga baik-baik” ucap K setelah meletakkan kunci home di tangan Michelle. Michelle melihat kunci yang terdapat tulisan ‘Home’ dan ‘Deva K’ dibaliknya itu “Sebenernya kunci itu baru kita minta pasca kalian merubah ruangannya jadi serba Pink sih..” ucap K kembali lalu tertawa kecil.
“Terus kita buat duplikatnya, jagain ya kwek~” ucap Faris pada Elaine sambil memberikan kunci miliknya pada Elaine, sama seperti milik K, terdapat tulisan ‘G Faris’ disana.
“Even Joitus over blood.. can you keep your bestfriends more than everything?” tanya Aby pada Andela yang ada di sebelah Shania saat itu. Andela langsung melihat pada Shania yang mengangguk lalu tersenyum.

Kangen mereka~
“Blood..” Andela kembali melihat kearah sepupunya itu “and bestfriends” melirik ketiga sahabatnya “more than everything” Aby menyerahkan kunci home bertuliskan ‘Aby C’ itu pada Andela “fucked up with Joitus!” teriaknya saat menerima kunci milik Aby.
“Last~” Deni memegang tangan Gracia “Ini, kunci duplikatnya duplikat.. hah sedihnya..” ucap Deni saat meletakkan kunci miliknya yang bertuliskan ‘N Deni’ di telapak tangan Gracia.
“Plakk” Hamid memukul tangan Deni yang memegang tangan pacarnya itu, membuat kunci yang diberikan Deni terjatuh.
“Jangan pegang-pegang punya orang” ucap Hamid.
“Wuailah galak beut.. minjem kata-katanya si K pula..”
“Sekali lagi, awas..”

“Iye.. Sekali lagi, Gracia nih kuncinya” ucap Deni mengambil kuncinya yang jatuh, tanpa memegang tangan Gracia dia memberikannya.
“Lagian gw juga udah punya seseorang jadi woles aja dong mids..” lanjut Deni
“Siapa tuh?” tanya Naomi yang daritadi hanya diam memperhatikan.
“Heh? Ya kamu lah~~”
“Aku? Sejak kapan? Ga ngerasa ah~”
“Yah, kok gitu.. heh.. ka Naomi~~~” rengek Deni, tawa kembali memenuhi kamar bernomer 48 itu.
Festival sekolah dan wisuda di keesokan harinya menandakan kelulusan K, Aby, Faris, Deni, Shania dan teman-teman seangkatan mereka, yang diiringi dengan kelopak-kelopak bunga sakura, mengakhiri cerita ini dengan indahnya, untuk saat itu…..

Tamat
.
.
.
.

Belum, belum tamat, kaya gatau aja authornya kaya gimana di ending season 1. Saat ini 7 tahun telah berlalu setelah empat sekawan itu lulus dari Joifuru. Pasca lulus kuliah, K bersama Aby, membuka perusahaan bersama. Chemistry diantara keduanya memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Padahal bisa saja K maupun Aby melanjutkan usaha milik kedua orang tua mereka, tapi keduanya menolak.
Lalu bagaimana dengan hubungan mereka masing-masing dengan pacar mereka? Aby melamar Shania tepat di hari pembukaan perusahaan Aby dan K itu. Namun status mereka masih tunangan, sementara K dengan…. Ah lebih baik ini skip dulu.
Mereka malah disusul yang oleh siapa sangka menikah lebih dahulu, bahkan sudah memilik seorang buah hati. Pasangan Deni-Naomi menikah saat Deni sedang menjalani semester akhir kuliahnya. Tidak lama, keduanya langsung dikaruniai anak. Menjadi bapak muda membuat Deni menjadi lebih semangat dalam kuliah, dan saat ini dalam pekerjaannya.

Bicara soal pekerjaan, Shania membuka agency model dan butiknya sendiri, dengan Naomi sebagai model utamanya. Kadang bahkan memanfaatkan Michelle the gangs jadi modelnya. Soal sepupu mereka Andela, ia memiliki pekerjaan utama sebagai guru di salah satu klub paduan suara di Indonesia dan menjadi pelatih atlet panahan, cukup bertolak belakang ya. Mengenai Michelle, warisan dari kedua orang tuanya lebih tepatnya dari sang ayah sih tidak membuatnya pusing tentang masalah keuangan, serba ada dan cukup. Mungkin hanya tinggal menunggu peresmian masa depannya dengan seseorang yang masih menggantung hingga saat ini….
Bicara soal pendamping hidup, ada dua pasangan yang sepertinya belum dibahas….

bagian gremids maaf ya... jgn salah paham, gw suka bgt kok sm nih couple >w<
“Gimana keadaan Hamid sama Gracia?” tanya K pada Aby yang sedang duduk bermain rubik di belakangnya itu.
“Mereka baik-baik aja. Shania bilang Hamid jadi fotographernya, Gracia juga kadang jadi modelnya” jawab Aby.
“Hah..” K menghela napasnya, melihat pemandangan kota yang tembus dari kaca ruangannya itu “Siapa sangka mereka terkena pergaulan bebas, melakukan ‘itu’ dengan gampangnya...” 
“Untungnya anak mereka hidup sehat” ucap Aby kembali.
“Yahh.. Untunglah, untunglah juga gw dan Ve dulu bisa selalu tahan kalo lagi berduaan..” ucap K, Aby hanya diam “Ve…” panggili lirih K. Pikirannya kembali mengingat masa lalu, tentunya kenangannya bersama….

-Flashback-
Malam itu, sinar bulan dan kerlap-kerlip bintang diatas sana menemani sepasang insan yang sedang bersama menikmati malam hari mereka, di tempat penginapan tepi pantai itu.
“Shania udah tidur?” tanya K pada Ve.
“Udah kok, Aby?” tanya balik Ve.
“Emm, belom, dia lagi baca buku..”
“Wah, sempet-sempetnya baca buku ya..”
“Yah.. dia cuman bisa baca buku disini pas Shania tidur… kalo Shania ga tidur sih…”
“Ahaha, stop stop… nanti keterusan bahasnya… terus Shania bangun bahaya…”
“Oh iya Ve…” panggil lembut K, Ve pun menengok kearah K “Inget pas tadi siang Aby ngasih cincin ke Shania?”

“Emm inget kok, kenapa?”
“Aku juga punya sesuatu untuk kamu…”
“Oh ceritanya ga mau kalah?”
“Yaiya dong..” K pun mengeluarkan sebuah kotak dari tas kecil yang melingkar di pinggangnya “Ini…”
“Kalung?”
“Yah, lebih dari sekadar kalung” ucap K tersenyum sambil membuka kotak itu, terdapat kalung dengan bandul bentuk kunci di dalamnya terlihat cantik.

“Bagus banget..”
“Kamu suka?” Ve mangangguk “Kalo gitu aku pakein ya?” Ve pun menyibakkan rambutnya. Perlahan K mendekat, memasangkan kalung itu di leher indah Ve “Kamu mau tau ga apa arti dari kalung ini?”
“Hmm, emangnya apa?”
“Pertama ini bukan cuman sekedar hadiah, dan yang kedua.. sesuai nama aku ‘Key’ ini ibarat kunci hati aku, cuman kamu yang pegang, jadi ga akan ada orang lain yang bisa membukanya” K tersenyum, begitu juga Ve, keduanyapun… berciuman..
-Flashback end-

Raut wajah K terlihat begitu sedih namun berubah saat melihat raut wajah Aby yang lebih aneh, K sendiri heran melihatnya.
“Engg.. By? Kok muka lo gitu?” Aby masih diam, bahkan sampe berhenti main rubik “Jangan bilang dulu lo sama Shania….”
“Untunglah ga…” K lega untuk sesaat “ga pernah tembus…” lanjut Aby buat K kaget.
“Owh.. Fuck you By.. berapa kali hah..” tanya K merangkul Aby yang hanya tertawa.
“Duh berisik banget nih cowok-cowok..” ucap Shania yang datang tiba-tiba “Ayo masuk ah~ ngapain sih masih malu-malu~~” ucapnya menarik seseorang yang datang dengannya.
“Eh Shania, udah berapa kali m….” belum sempat K menyelesaikan pertanyaannya, Aby sudah memukul hidung K.
“A-aw aw.. duh By.. duh hidung gw..” Shania hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua cowok dihadapan mereka itu.

“Ada apa? Kok tumben ga bilang dulu sama kita kalo mau kesini?” tanya Aby.
“Hmm abisnya ini mendadak juga sih” jawab Shania mengeluarkan sebuah kertas yang terlihat seperti undangan.
“Undangan siapa itu?” tanya K, lalu mengambil undangan itu dari tangan Shania “Heh?! Kita keduluan lagi?!” kaget K, Aby hanya diam melihatnya.
“Yah begitulah..” jawab Shania “Padahal kita-kita duluan yah yang jadian.. tapi nikahnya belakangan..” tambahnya.
“Err..” mendengar itu Aby langsung bergegas, mengambil HP, dompet dan kunci mobilnya. Lalu berlari keluar dari ruangan direktur itu.
“Tunggu, Aby! Kamu mau kemana?” tanya Shania, menyusul Aby.
“Ka Aby.. mau kemana?” tanya orang lain yang tadi datang bersama Shania.
“Paling ke rumah Shania, ngelamar” jawab K tersenyum, lalu duduk di mejanya dan melanjutkan rubik yang belum diselesaikan Aby.

“Oppa..” panggil gadis itu akhirnya seperti dulu lagi, siapa lagi kalo bukan….
“Tenang aja undangan kita cuman ribet aja karena bentuknya lele..” canda K sambil tertawa.
“Ihh bukan itu..”
“Terus kenapa Michellelele?” tanya K, yah pada Michelle.
“Ke tempat Elaine yuk..” pinta Michelle pada K. K lalu bangkit.
“Tapi, sebelum itu…” K mengusap lembut kepala Michelle lalu tiba-tiba mencium lembut bibir Michelle. Sedikit kagetkan Michelle “Yuk, jalan sekarang..” K menarik tangan Michelle, namun Michelle menahannya “kenapa lagi? Kurang?”
“Ihh, bukan.. Undangannya Elaine ketinggalan..” Michelle lalu mengambil undangan yang nyaris tertinggal di meja direktur K itu. Yah undangan pernikahan Faris dengan Elaine.
Faris dan Elaine lagi-lagi mendahului dua pasangan yang sudah lama saling mengenal atau menjalin kasih itu. Pernikahan yang mengakhiri cerita ini dengan indah.

Ciee nikah :v

END
.
.
.
Bingung? Tentu saja, this is not the end!
Pada bingung? Apa yang sebelumnya terjadi dengan Michelle dan Elaine? Jadi K akhirnya dengan Michelle? Dimana Veranda?! Benar? Tunggu jawabannya di 2 chapter terakhir setelah ini! The answer!!

Selamat! Kalian saya kerjai!! wkwk, maaf ya, ini taktik saya sebagai author :v :p supaya kepo, pada sebel juga gapapa :v sebenernya secara urutan harusnya sih ini chapter 13, tapi saya taro di chapt 11 biar asik wkwk *dihajar

Kan udah dibilang, di akhir chapt 10, saya penipu :v
Dan saya cuma bilang ini "last story" bukan "last chapter" :v *digebukin

Hehehe, makasih buat semua yang selama ini baca dan ngasih review :')Love you all <2 *ala hamids
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

No comments:

Post a Comment