Sekali lagi saya mau ingatkan, inget waktu saya bilang soal alur bolak balik?
Jadi jangan bingung pas baca nih chapt, ngerasa ini chapt ga ngelanjutin chapt sebelumnya?
Baca aja dulu~
Sekali lagi, baca aja dulu sampe akhir~~ wkwk :p *ngeselin ya
Joifuru High School (JKT48) - Season 2
Chapter 11
Sejujurnya Faris benar-benar malas, membawa kekasih imutnya itu menuju kamar rawat VVIP bernomer 48, ruangan dimana Michelle dirawat. Namun Elaine terus merengek, Farispun kalah. Sesungguhnya Faris masih belom memafkan Michelle, baginya ini semua salah Michelle. Bukan cuman yang terjadi pada Elaine tapi juga…… *potong ah~ sabar aja~ :v
Selamat! Kalian saya kerjai!! wkwk, maaf ya, ini taktik saya sebagai author :v :p supaya kepo, pada sebel juga gapapa :v sebenernya secara urutan harusnya sih ini chapter 13, tapi saya taro di chapt 11 biar asik wkwk *dihajar
Kan udah dibilang, di akhir chapt 10, saya penipu :v
Dan saya cuma bilang ini "last story" bukan "last chapter" :v *digebukin
Hehehe, makasih buat semua yang selama ini baca dan ngasih review :')Love you all <2 *ala hamids
“Ka Faris, besok ka Faris harus ikut wisuda” ucap Elaine sambil
masih menikmati pemandangan yang begitu indah di taman rumah sakit.
“Hmm…” Faris hanya diam.
“Ka Faris, jawab dong..” Elaine mendongak menatap cowok
yang berdiri dibelakangnya itu.
“Tapi, emangnya kamu gapapa ditinggal?” tanya Faris kali
ini.
“Humm :<” Elaine menekuk bibirnya “inget janji kaka
sama ka Diasta dong~!” ucap Elaine kembali sambil memegang pipi Faris dengan
satu tangannya.
Diasta Priswarini (Nyash): Mantan pacar
Faris di kelas 1, cinta pertamanya. Ex-Ketua ekskul Drama (sebelum Deni), kakak
kelas 1 tahun diatas Ve-Naomi.
“Baiklah.. aku ikut besok..” jawab Faris tersenyum sambil
memegang tangan Elaine yang ada di pipinya
“Janji kwek? :3” tanya Elaine kembali dengan senyum
lucunya yang terpampang.
“Janji kwek~” Faris tersenyum, dalam posisi Elaine yang
masih mendongakkan kepalanya, Faris mencium lembut bibir gadis itu. Membuat
rona merah muncul di pipi keduanya. *ciee
kyaa ghaidaaaa >.< kalian bisa bayanginnya ga? Elaine di kursi roda, madep
atas, ghaida dibelakangnya madep bawah terus kisu!! Kyaa damn it! Sayang mereka
ga deket realnya~
“Ah.. saatnya kita kembali..” ucap Faris malu-malu.
“Ke tempat Michelle ya ka..” pinta Elaine, Faris hanya
menghela napasnya, sejujurnya dia malas.
~~~
Sejujurnya Faris benar-benar malas, membawa kekasih imutnya itu menuju kamar rawat VVIP bernomer 48, ruangan dimana Michelle dirawat. Namun Elaine terus merengek, Farispun kalah. Sesungguhnya Faris masih belom memafkan Michelle, baginya ini semua salah Michelle. Bukan cuman yang terjadi pada Elaine tapi juga…… *potong ah~ sabar aja~ :v
“Cklek” bunyi pintu kamar rawat Michelle saat dibuka oleh
Faris, terlihat Michelle sedang diam duduk diaatas tempat tidurnya, dengan
tatapan kosong menatap jendela kamarnya dan pemandangan di luarnya.
“Syel..” panggil pelan Elaine. Michelle langsung menatap
kearah Faris dan Elaine.
“Syel” panggil pelan Andela yang sudah ada dibelakang
Elaine, bersama Gracia dan Hamid disana.
“Kalian...” ucap pelan Michelle melihat ketiga sahabatnya
itu, tersenyum sedikit terlihat walau kesedihan itu kembali merasuki Michelle.
“Michelle~~” Andela dan Gracia langsung menghampiri
Michelle dan memeluknya.
“Bawa aku ke Michelle” pinta Elaine, Faris masih diam.
“Ga! Ga akan! Sesentipun ga akan aku biarin Michelle sama
kamu deketan lagi” jawab Faris, Michelle, Andela dan Gracia langsung menatap
Faris.
“Maksud ka Faris apa? Emangnya kenapa kalo Elaine sama
Michelle deketan? Mereka sahabatan ka!!” teriak Gracia buat Faris kaget apalagi
Hamid.
“Gausah ikut campur urusan gw sama…”
“Sama siapa? Elaine dan Michelle itu sahabat aku, aku
berhak!!” teriak Gracia kembali, terlihat Hamid menggaruk-garuk kepalanya.
“Mampus gw.. mampus” ucap pelan Hamid terlihat panik.
“Sahabat? Kamu pikir karena siapa Elaine gini? Karena
kalian!” Faris menunjuk ketiganya “Sahabat macam apa!!” teriak Faris balik,
tiba-tiba terlihat Andela membungkukkan badannya.
“Ka Faris boleh ga suka dengan persahabatan Elaine dengan
kami, tapi kalo ka Faris mau menyalahkan dengan apa yang terjadi pada Elaine,
salahkan aku! Benci aku! Tapi jangan Gracia, Michelle apalagi Elaine” ucap
Andela masih membungkuk “ini semua gara-gara aku! Aku yang buat Elaine maupun
Michelle jadi begini ka, aku!” tambah Andela, tanpa terasa air matanya menetes.
Faris diam seketika.
Sebenernya gw gatau pada dapet emosinya atau ga klo baca ff gw, gw sendiri ga soalnya *loh ? |
“Ka Faris egois!!” teriak Elaine tiba-tiba dibelakang
Faris, kagetkan semuanya apalagi Faris.
“Maksud kamu apa?! Ka Faris cuma gamau kamu..”
“Gamau aku apa ka?” tanya Elaine sambil berteriak “Ka
Faris, inget kan dulu..” terlihat Elaine tiba-tiba ingin berdiri “Walau kalian
bertengkar..” Andela dan Gracia terlihat panik “Walau ka Faris membenci ka
Deva, tidak percaya ka Aby, membully ka Deni” Elaine menolak tawaran Hamid di
dekatnya yang ingin membantunya jalan ”mereka tetap ada di dekat ka Faris!” dengan
hati-hati Elaine berjalan pelan “Aku juga ingin begitu” menatap Faris “Apapun
yang terjadi..” melewati Faris, yang tangannya ditampik “Kalian tidak saling
melupakan” berjalan menuju ketiga sahabatnya “saling memaafkan” Elaine nyaris
jatuh “Michelle, Andela dan Gracia tetap dan selamanya sahabat aku” ucap Elaine
yang akhirnya tiba di dekat ketiga sahabatnya, kagetkan mereka.
“Elaine..” ucap pelan Michelle yang langsung memeluk
Elaine, keduanya menangis bersama. Gracia dan Andelapun ikut memeluk Michelle
dan Elaine.
Persahabatan itu indah ya ga sih :'D |
Melihat kejadian itu, Faris hanya bisa diam tidak bisa
lagi berkata-kata. Menyenderkan tubuhnya pada dinding lalu terjatuh dan duduk
di lantai, ikut meneteskan air mata.
“Sial.. Ga seharusnya gw menghalangi persahabatan orang..”
ucap Faris masih melihat keempat gadis itu berpelukan “Kenapa gw bisa lupa
disaat gini..”
“Kalo gitu lo ga boleh lupa lagi..” ucap seseorang yang
muncul dari belakang Hamid, kagetkan Hamid, itu Deni.
“Bahwa sahabat itu penting” ucap Aby yang ada disebelah
Deni.
“Butuh bantuan?” Tanya K tersenyum pada Faris sambil
menjulurkan tangannya.
“Deva? Aby? Deni?” Faris menyambut uluran tangan
sahabatnya itu. Tersenyum melihat kedatangan tiga sahabatnya itu beserta Shania
dan Naomi yang ada dibelakangnya.
“Tapi.. gw harus tetep bicara sama mereka..” ucap Faris
saat sudah berdiri.
Dengan arahan yang diberikan Michelle, Gracia langsung
membantu Elaine berjalan menuju Faris. Sekali lagi, Michelle memberi arahan
kali ini pada Hamid, dengan bantuan Hamid, Gracia kembali mendudukan Elaine di
kursi rodanya.
“Mirip sama K ya..” ucap Deni saat melihat itu.
“Hah, apanya? Ga juga…” ucap K tersipu malu. Aby
tersenyum kecil. Sementara Faris menghampiri tempat tidur Michelle.
“Maafin Michelle ka, Michelle janji akan jaga baik-baik
Elaine, Andela dan juga Gracia” ucap Michelle sambil membungkuk pada Faris.
Diikuti Andela yang ada disamping Faris itu.
“Maafin aku juga ka, Andela ga akan gini lagi, Elaine,
Michelle dan Gracia segalanya buat aku”
“Yah.. ga berhak sih sebenernya ka Faris marah, kenapa kalian
ga coba tanya dua orang yang disana? Kalo mereka yes, ka Faris sih yes..” ucap Faris
lalu melirik kearah Elaine dan Gracia “Kalian gimana? Kwek?” tanya Faris pada
keduanya.
“Kwek!!” Jawab Gracia dan Elaine kompak dengan senyum
lebar sambil mengacungkan jempol, bahkan Hamid ikut-ikutan.
“Gw ga nanya lu boy!” ucap Faris pada Hamid yang langsung
terlihat kecewa “Asal kalian janji ga akan mengulanginya lagi” Andela dan
Michelle mengangguk dengan begitu yakin “Yeah.. Kalo sudah oke, berarti ka
Faris juga oke, boy bawa cewe gw sama cewe lo kesini~” perintah Faris, dengan
manyun-manyun Hamid mengikuti peerintah itu. Dengan dibantu Andela dan Gracia,
Elaine kembali berdiri. Lagi keempatnya berpelukan bersamaan. Hamid yang mau
ikutan langsung ditarik Faris.
“Uhh so sweet~~” ucap Deni berkomentar
“Err.. kaya teletubbies iya deh..” ucap Faris tertawa
kecil.
“Kayanya kita berempat ga sampe kaya gitu ya..” kali ini
K bersuara.
“Mau coba?” tanya Aby sambil tertawa lebar.
“NOOO!!” teriak Faris dan Deni bersamaan yang disusul
tawa oleh yang lainnya.
~~~
Pada akhirnya mereka berbaikan *ciee *apasih ah |
Saat ini kamar inap dimana Michelle dirawat itu terasa begitu hangat, mungkin
juga terasa jadi sempit. Karena ada 11 orang didalamnya termasuk Michelle
sendiri yang sudah duduk di atas tempat tidurnya. Tapi, itu bukanlah masalah,
karena bisa berkumpulnya mereka semua lebih penting dibanding apapun.
“Kayanya ada yang kelupaan deh..” ucap Aby, hentikan
berbagai macam obrolan di dalam kamar tersebut.
“Hah? Apa?” tanya Deni yang lagi main kartu bersama Hamid
dan Gracia. Sementara Naomi ada disampingnya sedang menonton TV.
“Ahh~ bener juga” ucap K yang saat itu sedang duduk di
atas tempat tidur Michelle, duduk di sebelah Michelle “Semuanya pada ga lupa
bawa kan?”
“Ga dong kwek~” jawab Faris dengan senyum menyerupai
bebek yang membuat Elaine disampingnya tersenyum.
“Selalu bawa” jawab Aby lalu melirik Deni “Den?”
“Hmm.. bawa apa ya? Kunci home?” tanya Deni dengan
polosnya yang hanya mendapatkan tatapan sinis dari ketiga sahabatnya.
“Udah saatnya home, dipakai sama orang lain, tempat itu
bukan tempat kami selamanya. Tapi, tempat itu, penuh kenangan kami berempat
selama 3 tahun ini..” ucap K “Mungkin juga kenangan semuanya, yang ada disini
maupun disana….” Tambah K tiba-tiba terlihat sedih.
“Gudang tua yang kami berdua perbaiki dan bersihkan jadi
tempat nongkrong..” tambah Aby lalu tersenyum pada K. K kembali tersenyum.
“Jadi saksi bisu saat dimana K dan Aby nenangin gw pasca
kehilangan Nyash” lanjut Faris.
“Tempat dimana gw nunggu ketiga sahabat gw yang
bertengkar kembali berkumpul mengisi ruangan sempit yang dipanggil home itu”
ucap Deni melengkapi.
“Dan kaya sebelumnya ka Deva bilang, saat ini home sudah
harus punya tuan rumah baru. Yang tepat, yang tetap bisa menjaga ‘kehangatan’
di dalamnya..” ucap K menatap Michelle lalu mengambil tangan Michelle “ini,
jaga baik-baik” ucap K setelah meletakkan kunci home di tangan Michelle.
Michelle melihat kunci yang terdapat tulisan ‘Home’ dan ‘Deva K’ dibaliknya itu
“Sebenernya kunci itu baru kita minta pasca kalian merubah ruangannya jadi serba
Pink sih..” ucap K kembali lalu tertawa kecil.
“Terus kita buat duplikatnya, jagain ya kwek~” ucap Faris
pada Elaine sambil memberikan kunci miliknya pada Elaine, sama seperti milik K,
terdapat tulisan ‘G Faris’ disana.
“Even Joitus over blood.. can you keep your bestfriends
more than everything?” tanya Aby pada Andela yang ada di sebelah Shania saat
itu. Andela langsung melihat pada Shania yang mengangguk lalu tersenyum.
Kangen mereka~ |
“Blood..” Andela kembali melihat kearah sepupunya itu
“and bestfriends” melirik ketiga sahabatnya “more than everything” Aby
menyerahkan kunci home bertuliskan ‘Aby C’ itu pada Andela “fucked up with
Joitus!” teriaknya saat menerima kunci milik Aby.
“Last~” Deni memegang tangan Gracia “Ini, kunci
duplikatnya duplikat.. hah sedihnya..” ucap Deni saat meletakkan kunci miliknya
yang bertuliskan ‘N Deni’ di telapak tangan Gracia.
“Plakk” Hamid memukul tangan Deni yang memegang tangan
pacarnya itu, membuat kunci yang diberikan Deni terjatuh.
“Jangan pegang-pegang punya orang” ucap Hamid.
“Wuailah galak beut.. minjem kata-katanya si K pula..”
“Sekali lagi, awas..”
“Iye.. Sekali lagi, Gracia nih kuncinya” ucap Deni mengambil
kuncinya yang jatuh, tanpa memegang tangan Gracia dia memberikannya.
“Lagian gw juga udah punya seseorang jadi woles aja dong
mids..” lanjut Deni
“Siapa tuh?” tanya Naomi yang daritadi hanya diam memperhatikan.
“Heh? Ya kamu lah~~”
“Aku? Sejak kapan? Ga ngerasa ah~”
“Yah, kok gitu.. heh.. ka Naomi~~~” rengek Deni, tawa
kembali memenuhi kamar bernomer 48 itu.
Festival sekolah dan wisuda di keesokan harinya menandakan
kelulusan K, Aby, Faris, Deni, Shania dan teman-teman seangkatan mereka, yang diiringi
dengan kelopak-kelopak bunga sakura, mengakhiri cerita ini dengan indahnya,
untuk saat itu…..
Tamat
.
.
.
.
Belum, belum tamat, kaya gatau aja authornya kaya gimana
di ending season 1. Saat ini 7 tahun telah berlalu setelah empat sekawan itu
lulus dari Joifuru. Pasca lulus kuliah, K bersama Aby, membuka perusahaan
bersama. Chemistry diantara keduanya memang sudah tidak bisa diragukan lagi.
Padahal bisa saja K maupun Aby melanjutkan usaha milik kedua orang tua mereka,
tapi keduanya menolak.
Lalu bagaimana dengan hubungan mereka masing-masing
dengan pacar mereka? Aby melamar Shania tepat di hari pembukaan perusahaan Aby
dan K itu. Namun status mereka masih tunangan, sementara K dengan…. Ah lebih
baik ini skip dulu.
Mereka malah disusul yang oleh siapa sangka menikah lebih
dahulu, bahkan sudah memilik seorang buah hati. Pasangan Deni-Naomi menikah
saat Deni sedang menjalani semester akhir kuliahnya. Tidak lama, keduanya
langsung dikaruniai anak. Menjadi bapak muda membuat Deni menjadi lebih semangat
dalam kuliah, dan saat ini dalam pekerjaannya.
Bicara soal pekerjaan, Shania membuka agency model dan
butiknya sendiri, dengan Naomi sebagai model utamanya. Kadang bahkan
memanfaatkan Michelle the gangs jadi modelnya. Soal sepupu mereka Andela, ia memiliki
pekerjaan utama sebagai guru di salah satu klub paduan suara di Indonesia dan menjadi
pelatih atlet panahan, cukup bertolak belakang ya. Mengenai Michelle, warisan
dari kedua orang tuanya lebih tepatnya dari sang ayah sih tidak membuatnya
pusing tentang masalah keuangan, serba ada dan cukup. Mungkin hanya tinggal menunggu
peresmian masa depannya dengan seseorang yang masih menggantung hingga saat
ini….
Bicara soal pendamping hidup, ada dua pasangan yang
sepertinya belum dibahas….
bagian gremids maaf ya... jgn salah paham, gw suka bgt kok sm nih couple >w< |
“Gimana keadaan Hamid sama Gracia?” tanya K pada Aby yang
sedang duduk bermain rubik di belakangnya itu.
“Mereka baik-baik aja. Shania bilang Hamid jadi
fotographernya, Gracia juga kadang jadi modelnya” jawab Aby.
“Hah..” K menghela napasnya, melihat pemandangan kota
yang tembus dari kaca ruangannya itu “Siapa sangka mereka terkena pergaulan
bebas, melakukan ‘itu’ dengan gampangnya...”
“Untungnya anak mereka hidup sehat” ucap Aby kembali.
“Yahh.. Untunglah, untunglah juga gw dan Ve dulu bisa
selalu tahan kalo lagi berduaan..” ucap K, Aby hanya diam “Ve…” panggili lirih
K. Pikirannya kembali mengingat masa lalu, tentunya kenangannya bersama….
-Flashback-
Malam itu, sinar bulan dan kerlap-kerlip bintang diatas
sana menemani sepasang insan yang sedang bersama menikmati malam hari mereka,
di tempat penginapan tepi pantai itu.
“Shania udah tidur?” tanya K pada Ve.
“Udah kok, Aby?” tanya balik Ve.
“Emm, belom, dia lagi baca buku..”
“Wah, sempet-sempetnya baca buku ya..”
“Yah.. dia cuman bisa baca buku disini pas Shania tidur…
kalo Shania ga tidur sih…”
“Ahaha, stop stop… nanti keterusan bahasnya… terus Shania
bangun bahaya…”
“Oh iya Ve…” panggil lembut K, Ve pun menengok kearah K
“Inget pas tadi siang Aby ngasih cincin ke Shania?”
“Emm inget kok, kenapa?”
“Aku juga punya sesuatu untuk kamu…”
“Oh ceritanya ga mau kalah?”
“Yaiya dong..” K pun mengeluarkan sebuah kotak dari tas
kecil yang melingkar di pinggangnya “Ini…”
“Kalung?”
“Yah, lebih dari sekadar kalung” ucap K tersenyum sambil
membuka kotak itu, terdapat kalung dengan bandul bentuk kunci di dalamnya
terlihat cantik.
“Bagus banget..”
“Kamu suka?” Ve mangangguk “Kalo gitu aku pakein ya?” Ve
pun menyibakkan rambutnya. Perlahan K mendekat, memasangkan kalung itu di leher
indah Ve “Kamu mau tau ga apa arti dari kalung ini?”
“Hmm, emangnya apa?”
“Pertama ini bukan cuman sekedar hadiah, dan yang kedua..
sesuai nama aku ‘Key’ ini ibarat kunci hati aku, cuman kamu yang pegang, jadi
ga akan ada orang lain yang bisa membukanya” K tersenyum, begitu juga Ve,
keduanyapun… berciuman..
-Flashback end-
Raut wajah K terlihat begitu sedih namun berubah saat
melihat raut wajah Aby yang lebih aneh, K sendiri heran melihatnya.
“Engg.. By? Kok muka lo gitu?” Aby masih diam, bahkan
sampe berhenti main rubik “Jangan bilang dulu lo sama Shania….”
“Untunglah ga…” K lega untuk sesaat “ga pernah tembus…”
lanjut Aby buat K kaget.
“Owh.. Fuck you By.. berapa kali hah..” tanya K merangkul
Aby yang hanya tertawa.
“Duh berisik banget nih cowok-cowok..” ucap Shania yang datang
tiba-tiba “Ayo masuk ah~ ngapain sih masih malu-malu~~” ucapnya menarik
seseorang yang datang dengannya.
“Eh Shania, udah berapa kali m….” belum sempat K
menyelesaikan pertanyaannya, Aby sudah memukul hidung K.
“A-aw aw.. duh By.. duh hidung gw..” Shania hanya
menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua cowok dihadapan mereka itu.
“Ada apa? Kok tumben ga bilang dulu sama kita kalo mau
kesini?” tanya Aby.
“Hmm abisnya ini mendadak juga sih” jawab Shania
mengeluarkan sebuah kertas yang terlihat seperti undangan.
“Undangan siapa itu?” tanya K, lalu mengambil undangan
itu dari tangan Shania “Heh?! Kita keduluan lagi?!” kaget K, Aby hanya diam
melihatnya.
“Yah begitulah..” jawab Shania “Padahal kita-kita duluan
yah yang jadian.. tapi nikahnya belakangan..” tambahnya.
“Err..” mendengar itu Aby langsung bergegas, mengambil
HP, dompet dan kunci mobilnya. Lalu berlari keluar dari ruangan direktur itu.
“Tunggu, Aby! Kamu mau kemana?” tanya Shania, menyusul
Aby.
“Ka Aby.. mau kemana?” tanya orang lain yang tadi datang
bersama Shania.
“Paling ke rumah Shania, ngelamar” jawab K tersenyum,
lalu duduk di mejanya dan melanjutkan rubik yang belum diselesaikan Aby.
“Oppa..” panggil gadis itu akhirnya seperti dulu lagi,
siapa lagi kalo bukan….
“Tenang aja undangan kita cuman ribet aja karena
bentuknya lele..” canda K sambil tertawa.
“Ihh bukan itu..”
“Terus kenapa Michellelele?” tanya K, yah pada Michelle.
“Ke tempat Elaine yuk..” pinta Michelle pada K. K lalu
bangkit.
“Tapi, sebelum itu…” K mengusap lembut kepala Michelle
lalu tiba-tiba mencium lembut bibir Michelle. Sedikit kagetkan Michelle “Yuk,
jalan sekarang..” K menarik tangan Michelle, namun Michelle menahannya “kenapa
lagi? Kurang?”
“Ihh, bukan.. Undangannya Elaine ketinggalan..” Michelle
lalu mengambil undangan yang nyaris tertinggal di meja direktur K itu. Yah
undangan pernikahan Faris dengan Elaine.
Faris dan Elaine lagi-lagi mendahului dua pasangan yang sudah
lama saling mengenal atau menjalin kasih itu. Pernikahan yang mengakhiri cerita
ini dengan indah.
Ciee nikah :v |
END
.
.
.
Bingung? Tentu saja, this is not the end!
Pada bingung? Apa yang sebelumnya terjadi dengan Michelle dan Elaine? Jadi K akhirnya dengan Michelle? Dimana Veranda?! Benar? Tunggu jawabannya di 2 chapter terakhir setelah ini! The answer!!Selamat! Kalian saya kerjai!! wkwk, maaf ya, ini taktik saya sebagai author :v :p supaya kepo, pada sebel juga gapapa :v sebenernya secara urutan harusnya sih ini chapter 13, tapi saya taro di chapt 11 biar asik wkwk *dihajar
Kan udah dibilang, di akhir chapt 10, saya penipu :v
Dan saya cuma bilang ini "last story" bukan "last chapter" :v *digebukin
Hehehe, makasih buat semua yang selama ini baca dan ngasih review :')Love you all <2 *ala hamids
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment