Sekali lagi, semoga ga bingung dengan ceritanya yang jalurnya bolak-balik macem setrikaan ya xDD
Spoiler di chapter ini: Michelle berbicara 4 mata pertama kali dengan kakak beradik Ve-Shania!
Selamat membaca~~
Joifuru High School (JKT48) - Season 2
Lagi-lagi, Michelle kembali menyendiri, akhir-akhir ini seperti itu. Diam membiarkan dirinya diterpa angin kencang yang begitu menyejukkan sambil memandangi keindahan pemandangan di belakang sekolahnya.
Di perjalanan pulang, Hamid lagi-lagi terlihat aneh, tidak riang gembira seperti biasanya. Melihat itu Gracia kesal sendiri.
Di tengah-tengah saat K dan lainnya membersihkan home, tiba-tiba HP K berdering, terlihat tulisan ‘Tante Nju’ di layar Iphone milik K.
Dari balik jendela ruang kesenian, Michelle memperhatikan semua yang terjadi di bawahnya, termasuk moment antara Faris dan Elaine. Terlihat senyum tipis yang begitu tulus dari wajah Michelle. Senyum yang tidak pernah terlihat.
Waktu pulang sekolah tiba, seperti biasa keempat sekawan itu pulang bersama.
Benarkah Shania dan
Michelle resmi berbaikan? Apa yang terjadi berikutnya? Bagaimana dengan Andela?
Saat ini Aby
bersama Shania sudah ada di home, bersama Faris dan Deni yang terkadang rajin
membersihkan home yang masih kotor bekas perbuatan Michelle.
“Jadi, apa
yang lo mau omongin?” tanya Faris yang berdiri di depan Aby dan Shania.
“Soal gw dan
Joitus..”
“Cih,
akhirnya..”
“Yah,
berkali-kali gw coba keluar tapi mereka menahannya, sebagian menganggap gw
bukan lagi bagian Joitus, sebagian lagi ga, itu sedikit menguntungkan..”
“Kalo memang
gitu, kenapa ga lo cegah Sinka dan siapapun itu untuk ga share berita gw sama K
dulu hah!!” kesal Faris yang teriak-teriak di wajah Aby.
“Ga bisa,
berbeda dengan Viny, ka Rica ga ngebolehin juniornya megang Joitus seutuhnya,
kita hanya dibolehkan mencari data, memberi data dan paling jauh chating sesama
admin”
Rica Leyona: Murid Joifuru angkatan Ve. Ketua pengurus
Joitus dulu *sebelum Viny*
“Alesan..
pengurus Joitus muka doang baik-baik, tapi licik, macam Sinka” komen Faris.
Shania terlihat kesal, ingin marah namun Aby menahannya.
“Betewe.. Tau
darimana soal Sinka?” tanya Shania dengan nada malas.
“Ka Naomi
yang bilang, dia ngeliat JAP di laptop SInka” jawab Deni.
“Tapi
kata-kata ‘pengurus Joitus bahkan tidak tahu sesama’ itu artinya bohong kan?”
tanya Faris.
“Ga
sepenuhnya bohong, karena kita cuma bicara lewat aplikasi group chating Joitus
khusus admin, nama juga foto semuanya palsu”
“Nama kamu
admin 11 dan dpnya Yuko-san kan… itu terlalu mudah ditebak..” ucap Shania.
“Eh?? Tau
darimana?” kaget Aby.
“Siapa yang
gatau kamu maniaque-nya Yuko-san!” kesal Shania.
“Bukan soal
itu, tapi soal aku admin 11?”
“Aku pernah buka
HP Hanna karena kepo dia kalo chating ngumpet-ngumpet banget, dia admin 4”
jawab santai Shania “ga kaget sih, dia emang suka nyebelin sama aku” tambah
Shania.
“Aku pikir
malah cuman Ayana diantara geng kamu yang admin Joitus” ucap Aby
“HEH? Si
tukang molor itu?!” kaget Shania.
“Yah tapi dia
cuman penonton, kalo nulis typo mulu, makanya Viny males”
“Jadi berapa
admin Joitus? Dan siapa aja? Kita bikin mereka bubar dan kapok!” kesal Faris.
“Viny,
Yona,..” Aby mencoba mengabsen Admin Joitus secara urut.
“Lidya”
tambah Deni kagetkan semuanya “Dapet dari Ka Naomi” tambahnya.
Lidya Maulida Djuhandar: Teman seangkatan K dan lainnya,
anggota ekskul cheers.
“Viny, Yona,
Lidya, Hanna, Ayana, Sinka, Dante, Jurio, Mario, Dewa, Gw, dan… yang paling
berbahaya…” Aby mengabsen dari awal.
“Musuh yang
aku ciptain…” tambah Shania tersenyum miris.
“Michelle?”
tanya Deni.
“Bukan tapi…”
“Andela” ucap
K yang muncul tiba-tiba memotong ucapan Aby.
~~~
Lagi-lagi, Michelle kembali menyendiri, akhir-akhir ini seperti itu. Diam membiarkan dirinya diterpa angin kencang yang begitu menyejukkan sambil memandangi keindahan pemandangan di belakang sekolahnya.
“Sendirian
aja syel?” tanya seseorang dari balik punggung Michelle yang sedang duduk di
kursi kayu itu.
“Memangnya
harus sama siapa lagi?” tanya balik Michelle pada orang yang perlahan sudah ada
di dekat Michelle.
“Hmm, kenapa
akhir-akhir ini jadi melempem? Apa karena rasa itu kembali hadir merasuki hati
lo?” tanya orang itu lagi, Michelle hanya tertawa sesaat.
“Wah wah..
Joitus segitu hausnya akan berita kami ya, ndel?” tanya Michelle lalu berdiri
menghadap ya pada Andela. Andela hanya tersenyum.
“Yah
begitulah..” Andela lalu duduk di kursi kayu yang sebelumnya diduduki Michelle
“Sejak kapan tau status gw?”
“Hmm.. yah
belom lama sih..” Michelle duduk di sebelah Andela “tapi itu juga ga penting
buat gw.. selama kalian ga mengganggu rencana gw..” Michelle tersenyum menatap
Andela.
“Hmm, gw akan
bantu kalo itu bagus”
“Hah? Lucu
juga melihat kalian lebih memilih membantu hal yang menyakiti saudara kalian
demi Joitus”
“Saudara?
Siapa? Sejak kapan? Dia bukan sepupu gw, ga akan pernah gw anggap dia sepupu
gw”
“Hmm. Kalo ka
Ve?” tanya Michelle masih tersenyum, Andela terlihat berpikir.
“Hmm, dia ga
ada urusannya…”
“Hmm, kalo
Elaine gimana?” Andela langsung menatap Michelle yang entah mengapa tersenyum
begitu lebar. Sejenak keheningan terjadi, akhirnya Andela menjawab..
“Bukannya
sejak awal, lo udah melibatkan Elaine” Andela hanya menatap lurus pemandangan
di depannya.
“Hmm, yah
benar juga sih, ahahaha” Michelle tertawa begitu lepas hingga dirinya terbatuk menghentikan
tawanya.
Andela dan Michelle~~ |
“Syel? Lo
gapapa kan?” tanya Andela khawatir, dengan nada bicara seperti dulu, bukan
sebagai Andela Joitus, tapi Andela sahabat Michelle. Andela mendekat pada
Michelle.
“Hmm, gw
gapapa, lo tenang aja” Michelle tersenyum, tapi wajah Andela tetap terlihat
khawatir dan terus memandangi sudut bibir Michelle.
“Kenapa sih
ndel?” barulah Michelle sadar, ada bekas darah di bibirnya itu, saat menyekanya
dengan tangan.
“Syel..”
“Lupakan
obrolan kita hari ini, anggep aja ga ada” ucap Michelle lalu pergi tinggalkan
Andela.
~~~
Di perjalanan pulang, Hamid lagi-lagi terlihat aneh, tidak riang gembira seperti biasanya. Melihat itu Gracia kesal sendiri.
“Kenapa sih?”
tanya Gracia menghentikan langkahnya. Hamid hanya menatapnya datar “ishh”
Gracia langsung menariknya untuk duduk di sebuah bangku kayu di taman “Makan”
Gracia menyodorkan es krim yang sedari tadi dimakannya pada Hamid.
“Ga nafsu
beb..” jawab lemas Hamid. Mendengar itu Gracia punya ide, dengan sengaja
menyisahkan es krim di mulutnya “Hmm” menunjukkan bibir itu pada Hamid. Tanpa
basa-basi Hamid mendekatkan tubuhnya dan..
“Plok” Gracia
menahan muka Hamid dengan tangannya “Giliran bibir gw nafsu lo..” Gracia
menjilat es krim di bibirnya itu “Wee :P” Hamid hanya menghela nafasnya “Kenapa
sih?”
“Hmm, coba
kamu liat ini” Hamid menyerahkan HPnya “ga jelas-jelas banget sih.. soalnya aku
rekam dari jauh…” Graciapun melihat video yang ditunjukkan Hamid, yah video
berisi percakapan antara Michelle dengan Andela yang diambil dengan gemetaran
oleh Hamid.
“I-ini
kapan??” tanya Gracia yang masih syok.
“Tadi siang..
sebelum jam terakhir…” jawab Hamid tanpa mereka sadari, di bangku belakang
mereka, duduk disana Elaine yang juga mendengarkan semuanya…
~~~
Di tengah-tengah saat K dan lainnya membersihkan home, tiba-tiba HP K berdering, terlihat tulisan ‘Tante Nju’ di layar Iphone milik K.
“Shania?
Ngapain?” K pun mengangkat telepon itu “Halo Shan?”
“Aby ada ga?”
“Yailah dah
segitu kangennya, satu sekolah juga, mending kesini dah bantuin kita lagi
bersihin home nih~”
“Dih ogah ah,
gw lagi di kantin nih, suruh dia kesini dong, mau mam bareng dia~ kangen~~” …..
jujur K merasa geli mendengar nada bicara Shania. Aby di dekat K hanya tertawa.
Begitu juga dengan Deni.
“Eh iya
Shan.. Ve semalem.. ngomong sesuatu ga?”
“Ka Ve? Ga
tuh.. udah ya, tolong bilangin Aby, oke! Bye!” Shaniapun mengakhiri percapakan
teleponnya.
“Kenapa sama
ka Ve, Va?” tanya Aby.
“Eumm, gapapa
mungkin cuman perasaan gw aja..”
“Ett, si
Faris ngambil kemoceng dimana sih? Di Bekasi apa? Lama banget” protes Deni,
tiba-tiba, karena Faris tidak kunjung kembali karena sebenernya cowo itu…
Sedang
menghampiri Elaine dengan perlahan, yang dilihatnya tertidur sambil menyender
di bawah pohon rindang di taman belakang sekolah, dengan buku favoritnya masih
ada di tangannya dalam keadaan terbuka. Wajah Elaine tetap terlihat begitu
manis walau sedang tidur dengan keadaan seperti itu. Langsung saja Faris
memotretnya, namun sepertinya bunyi kamera HP Faris menyadarkan gadis itu dari
mimpi indahnya.
“Ehmm.. Ka
Faris? Ngapain disitu?” Faris langsung menyembunyikan HPnya.
“Kamu sendiri
ngapain disini?” tanya Faris balik, lalu duduk di sebelah Elaine.
“Tadi lagi
baca aja, terus ketiduran hehe” jawab Elaine tersenyum, terlihat begitu
menggemaskan.
“Lah? Kenapa
ga baca di perpus aja?”
“Ka Faris
bilang perpus ga aman buat aku..”
“Ya.. iya
sih.. cuman bukan berarti disini aman juga…”
“Terus dimana
yang aman? Disini yang aman cuman home kan..”
“Siapa
bilang? Buktinya kemaren home…. Ett mampus gw, ka Faris balik dulu, bye kwek!
Jet’aime~!” ucap Faris sambil lari-lari terbirit-birit tinggalkan Elaine dalam
keadaan merah merona, yang dikira Faris tidak akan mengerti dengan bahasa Perancis
yang diucapkannya itu. (Jet’aime = I Love
You)
~~~
Dari balik jendela ruang kesenian, Michelle memperhatikan semua yang terjadi di bawahnya, termasuk moment antara Faris dan Elaine. Terlihat senyum tipis yang begitu tulus dari wajah Michelle. Senyum yang tidak pernah terlihat.
Saat Faris pergi, Michelle kembali memperhatikan sebuah
kliping yang sedang dipegangnya sedari tadi. Ada tulisan kelompok 4 dengan nama
Jessica Veranda sebagai ketuanya di halaman terdepan. Michelle membalik satu
persatu halaman demi halaman dan berhenti di lembar kedelapan, terdapat sebuah
desain baju karangan Ve disana.
“Ka Ve…” ucap pelan Michelle memanggil seseorang yang saat
ini..
Tidak konsentrasi dengan tugasnya, Ve menghela nafasnya,
memperhatikan foto dirinya dengan K, Aby dan Shania saat berlibur di pantai
yang dipajangnya di atas meja belajarnya. Senyum manis diperlihatkannya.
Tiba-tiba Ve bangkit kearah rak bukunya, mengambil buku tahunan SMP miliknya
yang sudah lama tidak dibukanya. Membuka dengan cepat ke halaman daftar adik
kelas, membuka halaman 148 dimana ada data seseorang, siapa lagi kalau bukan…
“Michelle…..”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kita kembali
saat K menghampiri Michelle untuk pertama kalinya di Joifuru…
“Deva oppa..”
panggil pelan Michelle pada K yang ada di depan pintu.
“Ada yang
harus kita bicarain.. berdua..” perlahan K menghampiri Michelle.
“Kalo oppa
meminta aku berhenti, aku ga akan berhenti”
“Oppa ga
bicarain soal itu” Michelle menatap K “Oppa tau semua ini karena masa lalu…”
“Udah aku
bilang, aku ga suka nostalgia..” Michelle memotong ucapan K “Kalo oppa mau
bahas masa lalu, lebih baik omongin itu sama ka Shania…”
“Apa semua
berakhir jika ka Shania meminta maaf?” Michelle tersenyum tipis.
“Maaf? Dengan
maaf semuanya berakhir?” Michelle tertawa “Oppa jangan bercanda, oppa pikir
seberapa parah yang dilakukan ka Shania sama aku?” K terlihat berpikir “Apa
kata maaf cukup mengobati semua sakit hati aku? Cukup?!” teriak Michelle “Jawab
aku opaa?!!”
“Oppa inget
Michelle, apa yang dilakukan ka Shania dulu emang keterlaluan, tapi kalo kamu
mengulang, kamu ga akan bedanya dengan…”
“Cukup oppa!
Apa? Mau bilang aku ga akan ada bedanya dengan ka Shania dulu?? Kami beda! Dan
jangan samakan kami!!”
“Kalo
begitu…”
“Cukup aku
bilang!! Kalo oppa ketemu aku cuman mau bicarain hal ini, lebih baik aku
pergi!!”
“Tapi
Michelle…”
Nunggu mereka 2shot+2shotnya Ve-Michelle nih >_< |
“Cukup! Aku
muak dengernya!!” perlahan tangan yang sempat ditahan K itu lepas, pergi
tinggalkan K seorang diri. K hanya bisa menghebuskan nafasnya, mengistirahatkan
diri sejenak di meja Michelle, sampe sebuah kertas mengalihkan perhatiannya.
“Kertas
ini.....”
-Flashback-
K
mengeluarkan sebuah kertas dan alat tulisnya.
“Gimana kalo
sekarang kita main tebak gambar?” tanya K pada Michelle.
“Tebak
gambar? Boleh aja~ siapa takut”
“Baiklah~” K
mulai menggambar sesuatu “Coba ini siapa?”
“Hah? Tebak
nama orang? Emmm GD?” jawab Michelle ragu.
“Pake rok
kok, masa GD? Cluenya pink, bias oppa~”
“Ahh~!
Yoona!!” Michelle mengambil pulpen K “Gantian ah, coba ini siapa?” tanya
Michelle setelah menggambar cewe dengan pita, sangat mudah itu…
“Takamina!!
Gampang banget..” K mengambil balik pulpennya “Coba ini siapa?”
“Emm….”
“Oshi kamu..”
“Kojiharu-san?
Ihh ga mirip!!” protes Michelle lalu mengambil pulpen K lagi “Nih pasti oppa
gatau..”
“Ahh HSJ? Ahh
oppa gatau.. Yamapi?”
“Ngaco”
Michelle memukul paha K “Sejak kapan Yamapi masuk HSJ… kalo ini siapa?” tanya
Michelle setelah menggambar yang lainnya.
“Clue dong..”
“Emm.. ibu
Negara?”
“Melody?”
“Ahahaha,
bener~”
“Cape deh…..”
(GD = G Dragon, member boyband Korea
Big Bang, Yoona member girlband Korea SNSD/Girls Generation, Takamina =
Takahashi Minami, member AKB48 + AKB48 General Manager, Kojiharu = Kojima
Haruna, member AKB48, Yamapi = Yamashita Tomohisa, actor + member boyband
Jepang News, HSJ = Hey Say Jump!! Boyband Jepang, Melody…. Ah ini you know lah
:v)
-Flashback
END-
K menghela
nafasnya, rasa rindu itu entah mengapa begitu perih rasanya bagi K. Tanpa
disadarinya, sesungguhnya Ve memperhatikannya daritadi.
“Ve?
Veranda??” K langsung keluar, namun tidak ada siapapun diluar “Ahh, cuman
perasaan aja kali ya”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Srek” pintu
ruang kesenian itu digeser, sadarkan Michelle dari lamunannya.
“Michelle? Ngapain
apa disini?” tanya seseorang yang membuka pintu ruang kesenian itu. Michellepun
berdiri dan berjalan mendekati orang itu.
“Tenang aja,
aku cuman melihat-lihat” ucapnya sambil melatakkan kembali kliping yang sedari
tadi dipegangnya “Permisi Viny Senpai~” ucap Michelle membungkuk, yah pada Viny
lalu pergi tinggalkan wakil ketua OSIS itu sendiri. Viny hanya diam melihat
kearah kliping yang diletakkan Michelle barusan.
~~~
Lagi,
sendirian Michelle berjalan ke sebuah Mall, tidak seperti biasanya, biasanya
dia akan mengajak Gracia paling tidak untuk menemaninya. Namun kali ini
sendirian karena…
“Baju disini
bagus-bagus” ucap Michelle sambil melihat sebuah baju di toko pakaian
“Seandainya dulu tidak terjadi hal itu.. mungkinkah kita bisa jalan-jalan
bersama ka Ve?” tanya Michelle, lalu membalik badannya, namun betapa
terkejutnya ketika yang dilihatnya bukanlah Ve, melainkan… “Ka Shania??” wajah
Michelle terlihat takut seperti dulu, namun dengan cepat Michelle mengatur
ekspresinya.
“Michelle…”
“Dimana ka
Ve? Kenapa ka Shania yang ada disini?”
“Kita bicara
di tempat lain ya…” ajak Shania, dengan waspada Michelle melihat-lihat sekitar,
tidak ada yang mencurigakan kecuali ternyata sosok Ve.. yang memang seharusnya
bertemu dengannya. Sedang mengintip atau mengawasi, entahlah. Yang pasti
Michelle menganggap Ve yang merencanakan semua ini, agar dirinya bertemu dengan
Shania.
“Minum de”
ucap Shania menyerahkan sebuah kopi hangat pada Michelle, saat ini keduanya
sedang ada di coffee shop. Michelle hanya tersenyum tipis.
“Ga usah kak,
makasih” jawab Michelle menolak, bukan karena Shania yang membelikannya, tapi
karena.. hal lain. Ditolak seperti itu rasanya emosi Shania meningkat, namun
dia menahannya agar.. hubungan mereka membaik, demi semuanya.
“Apa mau yang
lain?”
“Ga usah
senpai” nada bicara Michelle berubah “apa yang mau ka Shania omongin sama aku?”
Baru inget mereka udah tusut ahaha kulupa xD *ganti gambar |
Tiba-tiba
Shania sedikit membungkukkan kepalanya “Ka Shania minta maaf atas yang terjadi
dulu, ka Shania tau apa yang ka Shania lakuin dulu ga akan segampang itu untuk
dimaafkan, tapi ka Shania mohon, hentikan semua ini, berhenti melibatkan mereka
yang tidak ada hubungannya dengan masalah kita..”
“Hmm?
Contohnya?”
“Kaya Faris,
Elaine dan Aby..”
“Sejujurnya aku
tidak ingin melibatkan mereka, hanya saja mereka jadi terlibat… dan itu bukan
salahku, apa ka Shania ga ngaca?” Shania hanya diam “Hmm.. baiklah aku maafin~”
Shania langsung menatap Michelle dengan kagetnya “Tapi semuanya udah terlambat
dan bukan lagi aku yang harusnya ka Shania temuin” Michellepun pergi tinggalkan
Shania seorang diri.
“Ka Ve, ga
seharusnya ka Ve ngelakuin ini..” ucap Michelle saat berdiri menghampiri Ve
yang sedari tadi masih mengikuti keduanya.
“Ka Ve
cuman…”
“Aku sama
sekali ga punya masalah dengan ka Ve, tapi dua kali ka, dua kali! Maksud ka Ve
apa?” Ve hanya diam “Pertama aku ngajak ka Ve ketemu di Joifuru, dan yang datang?
Deva oppa, sekarang ka Ve ngajak ketemuan disini, dan siapa yang datang? Ka
Shania, maksud ka Ve apa?”
“Ka Ve ga
punya maksud apa-apa de, ka Ve..” Michelle hanya diam “Oke ka Ve mengakui, soal
pertemuan kita ini ka Ve yang meminta Shania menggantikan, tapi soal
sebelumnya.. ka Ve gatau…” Michelle masih diam “Michelle, dengerin ka Ve, ka Ve
cuman ingin kalian berbaikan, ka Ve…”
“Baiklah aku
ngerti, tapi maaf aku tetep kecewa sama ka Ve…”
“Michelle
tunggu..” saat ingin tinggalkan Ve, tubuh Michelle kehilangan keseimbangannya, Membuat Ve khawatir “Michelle? Kamu gapapa?”
“Aku gapapa”
Michelle menangkis tangan Ve “Dibanding mengkhawatirkan aku, lebih baik ka Ve
khawatirkan adik ka Ve itu, penyebab semua ini terjadi” Michellepun pergi
menuju mersi hitam miliknya yang selama ini menunggu.
“Michelle
tunggu ka Ve..” panggil Ve percuma. Karena mobil itu telah melaju tinggalkan
keramaian mall.
~~~
Waktu berlalu
lebih cepat dari hari di kalender, sesungguhnya tanpa terasa tidak sampai 2
bulan lagi K dan yang lainnya akan lulus.
“Hwaa~~ keren
juga~” teriak Deni girang “coba dari dulu home kita hias kaya gini ya~~”
tambahnya, setelah keempat sekawan itu kelar ‘memperbaiki’ dan membersihkan
home.
“Yah.. keren
sih, tapi nangungg juga bentar lagi kita lulus..” ucap Faris.
“Ahh iya
yah..” Deni memukul jidatnya sendiri “ya ampun, terus nasip nih ruangan
gimana??” tanya Deni seperti baru menyadarinya.
“Yah, kalopun
home di kasih ke orang… tapi siapa? Mana ada yang setenar dan sekeren kita, iya
ga~~” ucap Faris kembali, Aby diam tak berkomentar, sementara K….
“Ada, 5
orang…” jawabnya pelan sambil memperhatikan kunci home miliknya di tangannya
sedari tadi.
~~~
Waktu pulang sekolah tiba, seperti biasa keempat sekawan itu pulang bersama.
“Ada apaan
tuh rame-rame?” tanya Deni saat melihat keramaian di depan papan pengumuman.
“Pengumuman
ujian kali?” jawab Faris ragu, keempatnyapun mendekat dan….
“I-ini?!”
kaget K, sontak semua mata tertuju padanya dan juga Michelle yang baru tiba
bersama Elaine dan GreMids disana.
“Wah ada
apaan nih rame-rame?” tanya Jeje yang datang bersama Gaby, Ayana, Hanna dan
tentunya juga Shania. Yang langsung jadi perhatian kawan-kawannya saat mereka
juga melihat berita yang ditempel di mading. Apa lagi kalau bukan masa lalu K
dengan Michelle.
“Wah, wah
bawa-bawa Joitus, kerjaan siapa tuh?” tanya Sinka dari kejauhan. Viny di
dekatnya diam berpikir dan mengamati.
Lidya dan Sinka |
“Bukan lo kan
Sin?” tanya Lidya pada Sinka.
“Lah? Ga lah,
gw udah ga ada urusan lagi sama mereka” jawab Sinka, sambil memakan lolipopnya.
“Vin itu.. eh
Vin mau kemana?” panggil Yona panik melihat Viny pergi.
“Semuanya
bubar!!” teriak Viny tiba-tiba, alihkan perhatian mereka semua. Matanya dengan
mata K sempat bertemu “Ini bukan hal yang seharusnya kalian ributkan dan
permasalahkan, semua ini tidak penting dan tidak ada hubungannya dengan kalian!
Terutama kalian anak kelas 3, lebih baik kalian pikirkan ujian kelulusan
kalian! Jadi sekarang cepat pergi dari sini dan pulang. BUBAR!!” teriak Viny
tegas, bubarkan semua murid-murid Joifuru yang berkumpul disana, sisahkan para
pemeran utama.
“Benar
tidaknya ini, lebih baik cepat kalian copot” ucap Viny pada K dan Michelle yang
masih ada disana, lalu pergi bersama Yona, Sinka dan Lidya.
“Ck, ka
Viny…” kesal seseorang dari atas sana, yang sedari tadi hanya memperhatikan
semuanya.
Michellepun
mendekati papan pengumuman itu. Terlihat Gracia, Hamid dan Deni sedang mencopoti
kertas-kertas yang menempel disana.
“Kalo emang
ini…”
“Apa oppa
pikir aku akan membongkar aib sendiri? Jangan bercanda..” potong Michelle “Ini
jelas perbuatannya” Michelle menatap Shania “Lebih baik kita pulang” Michelle
menarik Elaine “Gracia! Hamid! Ayo! Biarin aja!!” setelah membungkuk-bungkuk
sebagai tanda maaf karena tidak enak, terutama pada idola mereka, GreMidspun
pergi menyusul Michelle.
“Elaine
tunggu!!” teriak Faris percuma “Kenapa dibiarin? Va?!” K hanya diam, tidak
menjawab, masih memandangi berita masa lalunya itu…
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment