Saturday, November 29, 2014

Joifuru High School (JKT48) - Season 2 - Chapter 9

Update untuk menemani malam minggu kalian~~ Chapter 9~ semakin mendekati akhir-akhir cerita hihihi~~
Sekali lagi, semoga ga bingung dengan ceritanya yang jalurnya bolak-balik macem setrikaan ya xDD

Spoiler di chapter ini: Michelle berbicara 4 mata pertama kali dengan kakak beradik Ve-Shania!

Selamat membaca~~

Joifuru High School (JKT48) - Season 2




Chapter 9
Saat ini Aby bersama Shania sudah ada di home, bersama Faris dan Deni yang terkadang rajin membersihkan home yang masih kotor bekas perbuatan Michelle.
“Jadi, apa yang lo mau omongin?” tanya Faris yang berdiri di depan Aby dan Shania.
“Soal gw dan Joitus..”
“Cih, akhirnya..”
“Yah, berkali-kali gw coba keluar tapi mereka menahannya, sebagian menganggap gw bukan lagi bagian Joitus, sebagian lagi ga, itu sedikit menguntungkan..”
“Kalo memang gitu, kenapa ga lo cegah Sinka dan siapapun itu untuk ga share berita gw sama K dulu hah!!” kesal Faris yang teriak-teriak di wajah Aby.
“Ga bisa, berbeda dengan Viny, ka Rica ga ngebolehin juniornya megang Joitus seutuhnya, kita hanya dibolehkan mencari data, memberi data dan paling jauh chating sesama admin”
Rica Leyona: Murid Joifuru angkatan Ve. Ketua pengurus Joitus dulu *sebelum Viny*


“Alesan.. pengurus Joitus muka doang baik-baik, tapi licik, macam Sinka” komen Faris. Shania terlihat kesal, ingin marah namun Aby menahannya.
“Betewe.. Tau darimana soal Sinka?” tanya Shania dengan nada malas.
“Ka Naomi yang bilang, dia ngeliat JAP di laptop SInka” jawab Deni.
“Tapi kata-kata ‘pengurus Joitus bahkan tidak tahu sesama’ itu artinya bohong kan?” tanya Faris.
“Ga sepenuhnya bohong, karena kita cuma bicara lewat aplikasi group chating Joitus khusus admin, nama juga foto semuanya palsu”
“Nama kamu admin 11 dan dpnya Yuko-san kan… itu terlalu mudah ditebak..” ucap Shania.
“Eh?? Tau darimana?” kaget Aby.
“Siapa yang gatau kamu maniaque-nya Yuko-san!” kesal Shania.
“Bukan soal itu, tapi soal aku admin 11?”

“Aku pernah buka HP Hanna karena kepo dia kalo chating ngumpet-ngumpet banget, dia admin 4” jawab santai Shania “ga kaget sih, dia emang suka nyebelin sama aku” tambah Shania.
“Aku pikir malah cuman Ayana diantara geng kamu yang admin Joitus” ucap Aby
“HEH? Si tukang molor itu?!” kaget Shania.
“Yah tapi dia cuman penonton, kalo nulis typo mulu, makanya Viny males”
“Jadi berapa admin Joitus? Dan siapa aja? Kita bikin mereka bubar dan kapok!” kesal Faris.
“Viny, Yona,..” Aby mencoba mengabsen Admin Joitus secara urut.
“Lidya” tambah Deni kagetkan semuanya “Dapet dari Ka Naomi” tambahnya.
Lidya Maulida Djuhandar: Teman seangkatan K dan lainnya, anggota ekskul cheers.

“Viny, Yona, Lidya, Hanna, Ayana, Sinka, Dante, Jurio, Mario, Dewa, Gw, dan… yang paling berbahaya…” Aby mengabsen dari awal.
“Musuh yang aku ciptain…” tambah Shania tersenyum miris.
“Michelle?” tanya Deni.
“Bukan tapi…”
“Andela” ucap K yang muncul tiba-tiba memotong ucapan Aby.
~~~

Lagi-lagi, Michelle kembali menyendiri, akhir-akhir ini seperti itu. Diam membiarkan dirinya diterpa angin kencang yang begitu menyejukkan sambil memandangi keindahan pemandangan di belakang sekolahnya.
“Sendirian aja syel?” tanya seseorang dari balik punggung Michelle yang sedang duduk di kursi kayu itu.
“Memangnya harus sama siapa lagi?” tanya balik Michelle pada orang yang perlahan sudah ada di dekat Michelle.
“Hmm, kenapa akhir-akhir ini jadi melempem? Apa karena rasa itu kembali hadir merasuki hati lo?” tanya orang itu lagi, Michelle hanya tertawa sesaat.

“Wah wah.. Joitus segitu hausnya akan berita kami ya, ndel?” tanya Michelle lalu berdiri menghadap ya pada Andela. Andela hanya tersenyum.
“Yah begitulah..” Andela lalu duduk di kursi kayu yang sebelumnya diduduki Michelle “Sejak kapan tau status gw?”
“Hmm.. yah belom lama sih..” Michelle duduk di sebelah Andela “tapi itu juga ga penting buat gw.. selama kalian ga mengganggu rencana gw..” Michelle tersenyum menatap Andela.
“Hmm, gw akan bantu kalo itu bagus”
“Hah? Lucu juga melihat kalian lebih memilih membantu hal yang menyakiti saudara kalian demi Joitus”

“Saudara? Siapa? Sejak kapan? Dia bukan sepupu gw, ga akan pernah gw anggap dia sepupu gw”
“Hmm. Kalo ka Ve?” tanya Michelle masih tersenyum, Andela terlihat berpikir.
“Hmm, dia ga ada urusannya…”
“Hmm, kalo Elaine gimana?” Andela langsung menatap Michelle yang entah mengapa tersenyum begitu lebar. Sejenak keheningan terjadi, akhirnya Andela menjawab..
“Bukannya sejak awal, lo udah melibatkan Elaine” Andela hanya menatap lurus pemandangan di depannya.
“Hmm, yah benar juga sih, ahahaha” Michelle tertawa begitu lepas hingga dirinya terbatuk menghentikan tawanya.
Andela dan Michelle~~
“Syel? Lo gapapa kan?” tanya Andela khawatir, dengan nada bicara seperti dulu, bukan sebagai Andela Joitus, tapi Andela sahabat Michelle. Andela mendekat pada Michelle.
“Hmm, gw gapapa, lo tenang aja” Michelle tersenyum, tapi wajah Andela tetap terlihat khawatir dan terus memandangi sudut bibir Michelle.
“Kenapa sih ndel?” barulah Michelle sadar, ada bekas darah di bibirnya itu, saat menyekanya dengan tangan.
“Syel..”
“Lupakan obrolan kita hari ini, anggep aja ga ada” ucap Michelle lalu pergi tinggalkan Andela.
~~~

Di perjalanan pulang, Hamid lagi-lagi terlihat aneh, tidak riang gembira seperti biasanya. Melihat itu Gracia kesal sendiri.
“Kenapa sih?” tanya Gracia menghentikan langkahnya. Hamid hanya menatapnya datar “ishh” Gracia langsung menariknya untuk duduk di sebuah bangku kayu di taman “Makan” Gracia menyodorkan es krim yang sedari tadi dimakannya pada Hamid.
“Ga nafsu beb..” jawab lemas Hamid. Mendengar itu Gracia punya ide, dengan sengaja menyisahkan es krim di mulutnya “Hmm” menunjukkan bibir itu pada Hamid. Tanpa basa-basi Hamid mendekatkan tubuhnya dan..
“Plok” Gracia menahan muka Hamid dengan tangannya “Giliran bibir gw nafsu lo..” Gracia menjilat es krim di bibirnya itu “Wee :P” Hamid hanya menghela nafasnya “Kenapa sih?”
“Hmm, coba kamu liat ini” Hamid menyerahkan HPnya “ga jelas-jelas banget sih.. soalnya aku rekam dari jauh…” Graciapun melihat video yang ditunjukkan Hamid, yah video berisi percakapan antara Michelle dengan Andela yang diambil dengan gemetaran oleh Hamid.
“I-ini kapan??” tanya Gracia yang masih syok.
“Tadi siang.. sebelum jam terakhir…” jawab Hamid tanpa mereka sadari, di bangku belakang mereka, duduk disana Elaine yang juga mendengarkan semuanya…
~~~

Di tengah-tengah saat K dan lainnya membersihkan home, tiba-tiba HP K berdering, terlihat tulisan ‘Tante Nju’ di layar Iphone milik K.
“Shania? Ngapain?” K pun mengangkat telepon itu “Halo Shan?”
“Aby ada ga?”
“Yailah dah segitu kangennya, satu sekolah juga, mending kesini dah bantuin kita lagi bersihin home nih~”
“Dih ogah ah, gw lagi di kantin nih, suruh dia kesini dong, mau mam bareng dia~ kangen~~” ….. jujur K merasa geli mendengar nada bicara Shania. Aby di dekat K hanya tertawa. Begitu juga dengan Deni.
“Eh iya Shan.. Ve semalem.. ngomong sesuatu ga?”
“Ka Ve? Ga tuh.. udah ya, tolong bilangin Aby, oke! Bye!” Shaniapun mengakhiri percapakan teleponnya.

“Kenapa sama ka Ve, Va?” tanya Aby.
“Eumm, gapapa mungkin cuman perasaan gw aja..”
“Ett, si Faris ngambil kemoceng dimana sih? Di Bekasi apa? Lama banget” protes Deni, tiba-tiba, karena Faris tidak kunjung kembali karena sebenernya cowo itu…
Sedang menghampiri Elaine dengan perlahan, yang dilihatnya tertidur sambil menyender di bawah pohon rindang di taman belakang sekolah, dengan buku favoritnya masih ada di tangannya dalam keadaan terbuka. Wajah Elaine tetap terlihat begitu manis walau sedang tidur dengan keadaan seperti itu. Langsung saja Faris memotretnya, namun sepertinya bunyi kamera HP Faris menyadarkan gadis itu dari mimpi indahnya.

“Ehmm.. Ka Faris? Ngapain disitu?” Faris langsung menyembunyikan HPnya.
“Kamu sendiri ngapain disini?” tanya Faris balik, lalu duduk di sebelah Elaine.
“Tadi lagi baca aja, terus ketiduran hehe” jawab Elaine tersenyum, terlihat begitu menggemaskan.
“Lah? Kenapa ga baca di perpus aja?”
“Ka Faris bilang perpus ga aman buat aku..”
“Ya.. iya sih.. cuman bukan berarti disini aman juga…”
“Terus dimana yang aman? Disini yang aman cuman home kan..”
“Siapa bilang? Buktinya kemaren home…. Ett mampus gw, ka Faris balik dulu, bye kwek! Jet’aime~!” ucap Faris sambil lari-lari terbirit-birit tinggalkan Elaine dalam keadaan merah merona, yang dikira Faris tidak akan mengerti dengan bahasa Perancis yang diucapkannya itu. (Jet’aime = I Love You)
~~~

Dari balik jendela ruang kesenian, Michelle memperhatikan semua yang terjadi di bawahnya, termasuk moment antara Faris dan Elaine. Terlihat senyum tipis yang begitu tulus dari wajah Michelle. Senyum yang tidak pernah terlihat.
Saat Faris pergi, Michelle kembali memperhatikan sebuah kliping yang sedang dipegangnya sedari tadi. Ada tulisan kelompok 4 dengan nama Jessica Veranda sebagai ketuanya di halaman terdepan. Michelle membalik satu persatu halaman demi halaman dan berhenti di lembar kedelapan, terdapat sebuah desain baju karangan Ve disana.

“Ka Ve…” ucap pelan Michelle memanggil seseorang yang saat ini..
Tidak konsentrasi dengan tugasnya, Ve menghela nafasnya, memperhatikan foto dirinya dengan K, Aby dan Shania saat berlibur di pantai yang dipajangnya di atas meja belajarnya. Senyum manis diperlihatkannya. Tiba-tiba Ve bangkit kearah rak bukunya, mengambil buku tahunan SMP miliknya yang sudah lama tidak dibukanya. Membuka dengan cepat ke halaman daftar adik kelas, membuka halaman 148 dimana ada data seseorang, siapa lagi kalau bukan…
“Michelle…..”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kita kembali saat K menghampiri Michelle untuk pertama kalinya di Joifuru…
“Deva oppa..” panggil pelan Michelle pada K yang ada di depan pintu.
“Ada yang harus kita bicarain.. berdua..” perlahan K menghampiri Michelle.
“Kalo oppa meminta aku berhenti, aku ga akan berhenti”
“Oppa ga bicarain soal itu” Michelle menatap K “Oppa tau semua ini karena masa lalu…”
“Udah aku bilang, aku ga suka nostalgia..” Michelle memotong ucapan K “Kalo oppa mau bahas masa lalu, lebih baik omongin itu sama ka Shania…”
“Apa semua berakhir jika ka Shania meminta maaf?” Michelle tersenyum tipis.

“Maaf? Dengan maaf semuanya berakhir?” Michelle tertawa “Oppa jangan bercanda, oppa pikir seberapa parah yang dilakukan ka Shania sama aku?” K terlihat berpikir “Apa kata maaf cukup mengobati semua sakit hati aku? Cukup?!” teriak Michelle “Jawab aku opaa?!!”
“Oppa inget Michelle, apa yang dilakukan ka Shania dulu emang keterlaluan, tapi kalo kamu mengulang, kamu ga akan bedanya dengan…”
“Cukup oppa! Apa? Mau bilang aku ga akan ada bedanya dengan ka Shania dulu?? Kami beda! Dan jangan samakan kami!!”
“Kalo begitu…”
“Cukup aku bilang!! Kalo oppa ketemu aku cuman mau bicarain hal ini, lebih baik aku pergi!!”
“Tapi Michelle…”
Nunggu mereka 2shot+2shotnya Ve-Michelle nih >_<
“Cukup! Aku muak dengernya!!” perlahan tangan yang sempat ditahan K itu lepas, pergi tinggalkan K seorang diri. K hanya bisa menghebuskan nafasnya, mengistirahatkan diri sejenak di meja Michelle, sampe sebuah kertas mengalihkan perhatiannya.
“Kertas ini.....”
-Flashback-
K mengeluarkan sebuah kertas dan alat tulisnya.
“Gimana kalo sekarang kita main tebak gambar?” tanya K pada Michelle.
“Tebak gambar? Boleh aja~ siapa takut”
“Baiklah~” K mulai menggambar sesuatu “Coba ini siapa?”
“Hah? Tebak nama orang? Emmm GD?” jawab Michelle ragu.

“Pake rok kok, masa GD? Cluenya pink, bias oppa~”
“Ahh~! Yoona!!” Michelle mengambil pulpen K “Gantian ah, coba ini siapa?” tanya Michelle setelah menggambar cewe dengan pita, sangat mudah itu…
“Takamina!! Gampang banget..” K mengambil balik pulpennya “Coba ini siapa?”
“Emm….”
“Oshi kamu..”
“Kojiharu-san? Ihh ga mirip!!” protes Michelle lalu mengambil pulpen K lagi “Nih pasti oppa gatau..”
“Ahh HSJ? Ahh oppa gatau.. Yamapi?”

“Ngaco” Michelle memukul paha K “Sejak kapan Yamapi masuk HSJ… kalo ini siapa?” tanya Michelle setelah menggambar yang lainnya.
“Clue dong..”
“Emm.. ibu Negara?”
“Melody?”
“Ahahaha, bener~”
“Cape deh…..”

(GD = G Dragon, member boyband Korea Big Bang, Yoona member girlband Korea SNSD/Girls Generation, Takamina = Takahashi Minami, member AKB48 + AKB48 General Manager, Kojiharu = Kojima Haruna, member AKB48, Yamapi = Yamashita Tomohisa, actor + member boyband Jepang News, HSJ = Hey Say Jump!! Boyband Jepang, Melody…. Ah ini you know lah :v)
-Flashback END-

K menghela nafasnya, rasa rindu itu entah mengapa begitu perih rasanya bagi K. Tanpa disadarinya, sesungguhnya Ve memperhatikannya daritadi.
“Ve? Veranda??” K langsung keluar, namun tidak ada siapapun diluar “Ahh, cuman perasaan aja kali ya”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Srek” pintu ruang kesenian itu digeser, sadarkan Michelle dari lamunannya.
“Michelle? Ngapain apa disini?” tanya seseorang yang membuka pintu ruang kesenian itu. Michellepun berdiri dan berjalan mendekati orang itu.
“Tenang aja, aku cuman melihat-lihat” ucapnya sambil melatakkan kembali kliping yang sedari tadi dipegangnya “Permisi Viny Senpai~” ucap Michelle membungkuk, yah pada Viny lalu pergi tinggalkan wakil ketua OSIS itu sendiri. Viny hanya diam melihat kearah kliping yang diletakkan Michelle barusan.
~~~

Lagi, sendirian Michelle berjalan ke sebuah Mall, tidak seperti biasanya, biasanya dia akan mengajak Gracia paling tidak untuk menemaninya. Namun kali ini sendirian karena…
“Baju disini bagus-bagus” ucap Michelle sambil melihat sebuah baju di toko pakaian “Seandainya dulu tidak terjadi hal itu.. mungkinkah kita bisa jalan-jalan bersama ka Ve?” tanya Michelle, lalu membalik badannya, namun betapa terkejutnya ketika yang dilihatnya bukanlah Ve, melainkan… “Ka Shania??” wajah Michelle terlihat takut seperti dulu, namun dengan cepat Michelle mengatur ekspresinya.
“Michelle…”
“Dimana ka Ve? Kenapa ka Shania yang ada disini?”

“Kita bicara di tempat lain ya…” ajak Shania, dengan waspada Michelle melihat-lihat sekitar, tidak ada yang mencurigakan kecuali ternyata sosok Ve.. yang memang seharusnya bertemu dengannya. Sedang mengintip atau mengawasi, entahlah. Yang pasti Michelle menganggap Ve yang merencanakan semua ini, agar dirinya bertemu dengan Shania.
“Minum de” ucap Shania menyerahkan sebuah kopi hangat pada Michelle, saat ini keduanya sedang ada di coffee shop. Michelle hanya tersenyum tipis.
“Ga usah kak, makasih” jawab Michelle menolak, bukan karena Shania yang membelikannya, tapi karena.. hal lain. Ditolak seperti itu rasanya emosi Shania meningkat, namun dia menahannya agar.. hubungan mereka membaik, demi semuanya.
“Apa mau yang lain?”
Baru inget mereka udah tusut ahaha kulupa xD *ganti gambar
“Ga usah senpai” nada bicara Michelle berubah “apa yang mau ka Shania omongin sama aku?”
Tiba-tiba Shania sedikit membungkukkan kepalanya “Ka Shania minta maaf atas yang terjadi dulu, ka Shania tau apa yang ka Shania lakuin dulu ga akan segampang itu untuk dimaafkan, tapi ka Shania mohon, hentikan semua ini, berhenti melibatkan mereka yang tidak ada hubungannya dengan masalah kita..”
“Hmm? Contohnya?”
“Kaya Faris, Elaine dan Aby..”
“Sejujurnya aku tidak ingin melibatkan mereka, hanya saja mereka jadi terlibat… dan itu bukan salahku, apa ka Shania ga ngaca?” Shania hanya diam “Hmm.. baiklah aku maafin~” Shania langsung menatap Michelle dengan kagetnya “Tapi semuanya udah terlambat dan bukan lagi aku yang harusnya ka Shania temuin” Michellepun pergi tinggalkan Shania seorang diri.

“Ka Ve, ga seharusnya ka Ve ngelakuin ini..” ucap Michelle saat berdiri menghampiri Ve yang sedari tadi masih mengikuti keduanya.
“Ka Ve cuman…”
“Aku sama sekali ga punya masalah dengan ka Ve, tapi dua kali ka, dua kali! Maksud ka Ve apa?” Ve hanya diam “Pertama aku ngajak ka Ve ketemu di Joifuru, dan yang datang? Deva oppa, sekarang ka Ve ngajak ketemuan disini, dan siapa yang datang? Ka Shania, maksud ka Ve apa?”
“Ka Ve ga punya maksud apa-apa de, ka Ve..” Michelle hanya diam “Oke ka Ve mengakui, soal pertemuan kita ini ka Ve yang meminta Shania menggantikan, tapi soal sebelumnya.. ka Ve gatau…” Michelle masih diam “Michelle, dengerin ka Ve, ka Ve cuman ingin kalian berbaikan, ka Ve…”
“Baiklah aku ngerti, tapi maaf aku tetep kecewa sama ka Ve…”

“Michelle tunggu..” saat ingin tinggalkan Ve, tubuh Michelle kehilangan keseimbangannya, Membuat Ve khawatir “Michelle? Kamu gapapa?”
“Aku gapapa” Michelle menangkis tangan Ve “Dibanding mengkhawatirkan aku, lebih baik ka Ve khawatirkan adik ka Ve itu, penyebab semua ini terjadi” Michellepun pergi menuju mersi hitam miliknya yang selama ini menunggu.
“Michelle tunggu ka Ve..” panggil Ve percuma. Karena mobil itu telah melaju tinggalkan keramaian mall.
~~~

Waktu berlalu lebih cepat dari hari di kalender, sesungguhnya tanpa terasa tidak sampai 2 bulan lagi K dan yang lainnya akan lulus.
“Hwaa~~ keren juga~” teriak Deni girang “coba dari dulu home kita hias kaya gini ya~~” tambahnya, setelah keempat sekawan itu kelar ‘memperbaiki’ dan membersihkan home.
“Yah.. keren sih, tapi nangungg juga bentar lagi kita lulus..” ucap Faris.
“Ahh iya yah..” Deni memukul jidatnya sendiri “ya ampun, terus nasip nih ruangan gimana??” tanya Deni seperti baru menyadarinya.
“Yah, kalopun home di kasih ke orang… tapi siapa? Mana ada yang setenar dan sekeren kita, iya ga~~” ucap Faris kembali, Aby diam tak berkomentar, sementara K….
“Ada, 5 orang…” jawabnya pelan sambil memperhatikan kunci home miliknya di tangannya sedari tadi.
~~~

Waktu pulang sekolah tiba, seperti biasa keempat sekawan itu pulang bersama.
“Ada apaan tuh rame-rame?” tanya Deni saat melihat keramaian di depan papan pengumuman.
“Pengumuman ujian kali?” jawab Faris ragu, keempatnyapun mendekat dan….
“I-ini?!” kaget K, sontak semua mata tertuju padanya dan juga Michelle yang baru tiba bersama Elaine dan GreMids disana.
“Wah ada apaan nih rame-rame?” tanya Jeje yang datang bersama Gaby, Ayana, Hanna dan tentunya juga Shania. Yang langsung jadi perhatian kawan-kawannya saat mereka juga melihat berita yang ditempel di mading. Apa lagi kalau bukan masa lalu K dengan Michelle.
“Wah, wah bawa-bawa Joitus, kerjaan siapa tuh?” tanya Sinka dari kejauhan. Viny di dekatnya diam berpikir dan mengamati.

Lidya dan Sinka
“Bukan lo kan Sin?” tanya Lidya pada Sinka.
“Lah? Ga lah, gw udah ga ada urusan lagi sama mereka” jawab Sinka, sambil memakan lolipopnya.
“Vin itu.. eh Vin mau kemana?” panggil Yona panik melihat Viny pergi.
“Semuanya bubar!!” teriak Viny tiba-tiba, alihkan perhatian mereka semua. Matanya dengan mata K sempat bertemu “Ini bukan hal yang seharusnya kalian ributkan dan permasalahkan, semua ini tidak penting dan tidak ada hubungannya dengan kalian! Terutama kalian anak kelas 3, lebih baik kalian pikirkan ujian kelulusan kalian! Jadi sekarang cepat pergi dari sini dan pulang. BUBAR!!” teriak Viny tegas, bubarkan semua murid-murid Joifuru yang berkumpul disana, sisahkan para pemeran utama.

“Benar tidaknya ini, lebih baik cepat kalian copot” ucap Viny pada K dan Michelle yang masih ada disana, lalu pergi bersama Yona, Sinka dan Lidya.
“Ck, ka Viny…” kesal seseorang dari atas sana, yang sedari tadi hanya memperhatikan semuanya.
Michellepun mendekati papan pengumuman itu. Terlihat Gracia, Hamid dan Deni sedang mencopoti kertas-kertas yang menempel disana.
“Kalo emang ini…”
“Apa oppa pikir aku akan membongkar aib sendiri? Jangan bercanda..” potong Michelle “Ini jelas perbuatannya” Michelle menatap Shania “Lebih baik kita pulang” Michelle menarik Elaine “Gracia! Hamid! Ayo! Biarin aja!!” setelah membungkuk-bungkuk sebagai tanda maaf karena tidak enak, terutama pada idola mereka, GreMidspun pergi menyusul Michelle.
“Elaine tunggu!!” teriak Faris percuma “Kenapa dibiarin? Va?!” K hanya diam, tidak menjawab, masih memandangi berita masa lalunya itu…

Benarkah Shania dan Michelle resmi berbaikan? Apa yang terjadi berikutnya? Bagaimana dengan Andela?
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

No comments:

Post a Comment