Jadi, sekali lagi Gracia *eh bukan* sekali lagi gw minta maaf kalo mengecewakan atau bahkan terlalu lama~ yah, karena cerita ini saya buat ngalir gitu aja, nulis yang ada di otak, Dan kalian bebas buat tetep baca atau ga atau mau komen apapun.
Nah ini dia chapter 3~~ ^^
Chapter 3
“Emmphh
bwahahaha” tiba-tiba Shania tertawa ditengah-tengah sesi belajarnya. Saat ini
dia dan Aby sedang belajar bersama, di rumahnya, di kamarnya lebih tepatnya. *belajar apa belajar~~ *eh
“Kenapa kamu?”
tanya Aby terkejut.
“Gapapa,
keinget aja sama muka K pas galauin Jessica, lucu banget” jawab Shania masih tertawa
dengan girangnya.
“Jangan
gitulah..” tiba-tiba Aby terlihat sedih “kejadian ini bikin aku inget waktu
Yuko-san grad dari AKB..” ucap Aby pelan, begitu sedih kedengarannya.
“Aduh.. ampun
deh ini cowo-cowo.. kenapa pada maniak idol gini sih..”
“Hmmfh..” Aby
terlihat bete mendengar komen Shania.
“Jangan bete
dong ah my prince~” ucap Shania tersenyum.
“Yah.. ga
kok.. ga bete” jawab Aby datar.
“Ahh, masih
bete itu..”
“Hmm…” Aby
menatap entah kemana, tidak melihat Shania.
“Jangan gitu
ah~ senyum gantengnya mana?”
“Hmmfh..” Aby
makin cemberut.
“Yah, yaudah
kalo cemberut terus, aku ikutan bete juga ah”
“Yah, masa
gitu?”
“Makanya senyum
ganteng dulu” pinta Shania kembali. Abypun tersenyum lebar.
“Nah gitu
dong~” Shania ikut tersenyum, eye smilenya dipamerkan “Hmm, daripada kita bete..”
Shania menutup bukunya “Mending kita main aja, gimana?” lalu memeluk Aby dari
samping.
“Hmm, main
apa?” tanya Aby bingung, menatap kekasihnya yang entah kenapa senyam senyum ga
jelas.
“Hihihi you
know lah my prince~~” Shania lalu tersenyum licik. Yah.. sepertinya Aby
harusnya tahu tanpa bertanya.. *ini
gausah dipanjanginlah.. udah pada tau kok pasti apa yang terjadi berikutnya *eh
apaan emang? Belajar biologi mereka.. tentang anatomi manusia.. *eh
~~~
Malam telah berlalu, bulan telah kembali digantikan oleh sang matahari. Veranda yang pulang larut malam, pada akhirnya tetap saja bangun lebih pagi dari sang adik.
“Tok-tok” Ve
mengetuk pintu kamar Shania.
“Ehmm” suara
Shania terdengar dari luar, sepertinya baru bangun “Iya?” Shania lalu membuka
pintu, Ve yang ada di depan langsung tersenyum, namun tidak dengan Shania.
Kaget, seperti melihat hantu, padahal kakaknya secantik bidadari. *halah
“Ka-ka Ve?
Ke-kenapa ada disini?” tanya Shania entah kenapa panik.
“Hmm? Ini kan
rumah kita” jawab Ve santai.
“I-iya..
a-aku tau, ta-tapi.. emm papa mama mana?”
“Udah
berangkat, kenapa?”
“A-Ahh..
gapapa.. bibi?”
“Kamu kenapa
sih de gugup gitu? Udah siang loh, kamu gamau sekolah?”
“Ahh iya..
aku… ahh, aku mandi dulu, ka Ve duluan aja” Shania lalu membanting pintunya.
Membuat Ve terkejut sebelum kembali ke ruang makan mereka.
Sambil
ber-chat-ing ria dengan K melalui HPnya, Ve yang sedang memakan nasi goreng
tidak menyadari bahwa ada dua orang yang turun dari tangga rumahnya 30 menit
setelah ia memanggil adiknya itu.
“Ka Ve,
Shania langsung berangkat ya udah telat” Ve hanya menjawab dengan anggukan,
konsentrasinya terambil penuh oleh HPnya itu.
“Permisi ka
Ve.. Aby sama Shania berangkat dulu” ucap Aby yang berjalan di belakang Shania.
“Iya Shan,
Aby, hati-hati ya” kali ini Ve bersuara “Emm, tunggu dulu.. Aby??” Ve lalu
bangkit mengejar keduanya.
“Aby!
Shania!” keduanya langsung berhenti, Shania terlihat begitu takut. Bahkan sampe
memukul-mukul jidatnya.
“Kalian..” Ve
menatap keduanya yang sudah ada di depan pintu secara bergantian.
“Ki-kita ga
ngapa-ngapain, serius ka!” ucap Shania panik. Ve hanya menatap adiknya itu.
“Hmm.. pantes
tadi pagi gelagapan..” ucap Ve datar saja.
“Hehehe”
Shania hanya tertawa garing. Sementara Aby hanya menatap Shania, tidak tau apa maksud
Ve.
“Oh iya, gamau
makan dulu?” tanya Ve. Shania sepertinya terlihat lega walau hatinya masih
berdegup kencang.
“Ga usah ka
Ve, makasih” jawab Aby.
“Hmm, oh iya
Aby, kalian baik-baik aja kan? Kalian berempat? Juga Joifuru?” tanya Ve
beruntun, membuat Aby dan Shania kaget juga bingung.
“Semua
baik-baik aja ka Ve..” Aby tersenyum “Kami maupun juga Joifuru”
“Semoga aja..
feeling ka Ve ga enak..”
“Tenang aja
ka Ve =]” ucap Aby kembali, masih tersenyum.
“Baiklah,
kalo gitu kalian hati-hati ya, titip Shania” ucap Ve sebelum akhirnya kembali
ke dalam rumahnya itu.
“Kirain ka Ve
mau marahin kita…” ucap Shania setelah daritadi diam lalu menghembuskan panjang
nafasnya “Lain kali di rumah kamu aja ya…” tambahnya, Aby hanya menatap Shania
karena terkejut. Memilih diam dan tidak menjawab. Keduanyapun lalu berangkat
sekolah.. *hayoo Shania sama Aby abis
ngapain ya?? Kkk~~ *mereka abis belajar! Belajar bareng……. Di kasur *eh
/lupakan!!
~~~
Seminggu berlalu, seperti yang dibilang Aby, ‘semua baik-baik aja’ tapi tidak bagi Deni, karena ini saatnya UTS..
“Arghh kenapa
harus ada UTS..” kesal Deni saat sedang melihat papan pengumuman sekolah
bersama K, Aby dan juga Faris.
“Kenapa sih
Den?? Udahlah tenang aja sih..” ucap Faris “sebelah lo Gracia loh~~” tambah Faris
sambil menepuk pundak Deni “Sekal lagi, Gracia~”
*note: Iya, Joifuru kaya kita
ulangannya, selang-seling dan digabung sama adik kelas.
“I-iya sih..
tapi ga ngaruh juga..“ ucap Deni sambil manyun “Sekali lagi, ga ngaruh! Betewe,
bicara soal Gracia.. ga cuman gw aja loh yang sekelas sama bocah geng cewe
terkenal itu..” Deni lalu tersenyum “kalian juga, K, By lo juga Ris..” tambah
Deni.
“Oh ya? Masa?”
Faris lalu berlari ke dekat Aby “Si Aby satu kelas sama sepupu nih~”
“Hmmfh..” Aby
hanya diam tak berkomentar.
“Gw sama
Elaine loh Den~!” ucap Faris girang “Tunggu Elaine itu…” Faris tiba-tiba diam
dan terlihat memikirkan sesuatu.
“Yang dulu lo
bilang bocah..” ucap Deni.
“Hah? Masa
sih?! Kapan??” tanya Faris, namun Deni tidak menjawabnya dan berlari kearah K.
“Tinggal K yang
berarti sama…” ucap Deni kembali sambil melirik K.
‘Michelle…’
ucap K dalam hatinya, sambil melihat namanya dan Michelle di papan pengumuman
itu, bahwa mereka akan duduk sebelahan.
“Kebetulan
hebat kan..” Ucap Deni sambil tersenyum, namun tidak dengan ketiga sahabatnya
yang diam tanpa senyum. Larut dalam pikiran masing-masing. Memikirkan sesuatu,
yang berhubungan dengan ruang ujian mereka nanti…
~~~
UTS hari
pertama berakhir, kebetulan Faris dan Elaine jadi orang yang terakhir keluar
dari kelas. Elaine masih membereskan barang-barangnya, sementara Faris masih
diam tidak beranjak dan duduk dengan seenaknya.
“Hoamm” Faris
menguap *nulisnya pas lagi nguap juga
ini* lalu melihat kesamping kirinya, melihat adik kelasnya yang sibuk
sendiri itu.
“Wajah itu..”
ucap pelan Faris yang sepertinya terdengar Elaine, hentikan kegiatannya.
Elainepun menengokkan kepalanya, melihat Faris yang sedang ‘meniliti’ dirinya.
Kaget karena
tindakannya diketahui, Faris lalu tersenyum semanis mungkin. Senyuman yang
biasanya dipakainya dulu jika ingin menggaet cewe. Membuat Elaine kaget
mendadak. Entah kaget karena diperhatikan atau kaget karena melihat senyuman
Faris yang tidak kalah mempesona itu, tidak ada yang tahu selain Elaine sendiri,
yang bahkan sampe menjatuhkan HPnya. Sepertinya sih Faris lebih kaget ngeliat
itu..
“I-Ini Hpnya”
dengan sigap dan cepat Faris mengambilkan HP Elaine yang terjatuh itu,
meletakkannya di atas meja, meja yang masih terdapat beberapa alat tulis
Elaine.
“Bebek?
Elaine suka bebek juga? Kwek?” tanya Faris beruntun lalu duduk di depan Elaine,
yang tiba-tiba menundukkan kepalanya. Seperti tidak ingin melihat Faris. Atau
malu untuk melihat wajah Faris?
“Kwek~ Kwek~
Kwek~” Faris memainkan salah satu pensil Elaine yang terdapat bebek di atasnya.
“Ka Faris..”
panggil pelan Elaine.
“Iya kwek~”
Faris kembali tersenyum.
“Hmm..”
Elaine terlihat berpikir.
“Apa kwek?”
Faris mendekatkan pensil yang dimainkannya ke wajah Elaine, kagetkan gadis loli
itu.
“Ka Faris..”
“Hehehe, iya
kwek, tadi mau ngomong apa?”
“Emm.. Makasih
ya..” ucap Elaine masih dengan suara yang pelan.
“Hah? Buat
apa?” Faris heran, keduanya kembali saling bertatatapan. Mengingatkan Faris
akan sesuatu yang pernah terjadi tidak lama. Kejadian yang mengawali kedekatan
mereka..
~~~
Hari kedua UTS, tidak ada yang berbeda hingga waktu berakhir. Hari pertama buat Elaine dan Faris saling mengenal, lalu bagaimana dengan Aby dan Andela? Gadis cantik yang notabene sepupu dari kakak beradik Ve-Shania itu tidak pernah dikenalkan pada Aby maupun K. Katanya sih mereka saudara jauh, jadi ga begitu akrab. Tapi entahlah, hal itu sedikit mengganjal buat Aby, mungkin juga buat K. Dengan tenangnya, Andelapun pergi keluar ruangan, melewati kursi Aby tanpa kata, melewati Yona yang ada di depan pintu ruang ujian mereka.
“By, bukannya
dia..” ucapan Yona berhenti saat Aby menatapnya dingin. Sebenernya tidak
begitu, tapi entah kenapa terasa seperti itu bagi Yona.
“Ahh.. So-sorry,
ahh itu cuman mau bilang ada buku baru di perpus.. permisi” ucap Yona gelagapan
lalu pergi.
Hari ketiga
UTS, masih sama seperti sebelumnya, tapi pemandangan di deket Deni sepertinya buat
dia makin enek dengan yang namanya ujian.
“Udah selesai
beb?” tanya Hamid yang menghampiri Gracia.
“Udah..
pulang yuk pusing nih~” Gracia bangkit lalu merangkul Hamid.
“Yuk~”
keduanyapun keluar dari kelas.
“SANA! SANA!
PULANG!!” kesal Deni yang sedaritadi memperhatikan “Malah mesra-mesraan depan
gw.. grr”
Hari keempat,
akhirnya Faris mengingat sesuatu yang pernah terjadi dengan dirinya dan Elaine
yaitu..
“De..”
panggil pelan Faris pada Elaine, lagi-lagi keduanya menjadi yang terakhir
keluar kelas. Setiap hari seperti itu. Elainepun menengok kearah Faris. Walau
dengan cepat kembali menunduk.
“Duh maaf,
bukannya mau nakutin..” ucap Faris kembali “Cuman mau tanya aja, boleh?” Elaine
kembali melihat Faris dan disambut dengan senyuman ganteng Faris.
“Boleh kok..”
jawab Elaine begitu pelan.
“Elaine itu
cewe yang waktu di perpus kan ya..” Elaine menatap Faris lagi sesaat sebelum
akhirnya kembali menunduk. Faris yang tadi tersenyum berubah masam.
“Bener bukan
sih.. yang waktu itu ga bisa ambil yang tinggi..”
“Iya ka..” jawab
Elaine pelan sambil mengangguk kecil.
“Ahh.. bener
berarti!!” ucap Faris girang “tapi ngapain mau ngambil yang tinggi-tinggi sih..
udah tau pendek” mendengar perkataan Faris yang menyinggung tinggi badannya,
Elaine menatap kakak kelasnya itu. Wajahnya entah kenapa merah.
“Ahahaha,
canda kok, sampe merah gitu mukanyahaha” Faris kembali larut dalam tawa, tawa
lebar yang tidak merusak ketampanan pada wajahnya. Pemandangan yang menimbulkan
semburat merah yang lain di wajah Elaine..
~~~
Akhirnya UTSpun
berakhir, hari terakhir yang ternyata jadi awal pertemuan ‘pertama’ bagi…
“Hei Deva”
sapa Sinka pada K setelah bel berbunyi. Di tengah ramainya murid-murid yang
mulai berhamburan keluar ruangan.
Sinka Juliani: adik Naomi, kelas 2. Anggota cheers juga.
“Iya Sin?”
tanya K sambil membereskan tasnya.
“Kayanya
jarang ya kita ngobrol, padahal kita sering sekelas dan kakak gw juga deket
sama lo berempat” ucap Sinka kembali.
“Hmm ya..
kayanya ya.. haha” tawa K garing.
“Sebenernya
sih cuman mau ngasih saran buat si Deni.. kalo mau dapetin Ka Naomi.. mesti
mempesona kaya lo dan Faris dulu..” K hanya menatap Sinka, dengan tatapan yang
seolah bertanya ‘maksud lo apa?’
“Ups.. gw ga
maksud inget-ingetin yang dulu kok..” tambah Sinka.
“Yeah gw tau
kok.. makasih sarannya.. nanti gw sampein” K mencoba tersenyum. Sinkapun
akhirnya pergi setelah tersenyum imut sebelumnya.
“Sepertinya
Joitus mulai beraksi ya oppa..” ucap seseorang yang duduk disamping K daritadi.
K lalu menatap gadis itu, adik kelasnya atau lebih tepatnya yang bernama..
“Michelle..”
ucap pelan K.
“Belum kelar
UTS, Joitus udah bikin berita, walau biasa aja sih..” ucap Michelle kembali. K
masih diam memperhatikan “Wah, ini beneran?” tanya Michelle pada dirinya
sendiri yang sedang memainkan HP, melihat berita Joitus di Hpnya “fakta unik
UTS: K dan kawan-kawannya satu ruangan dengan Michelle the gangs” ucap Michelle
membaca salah satu tulisan di Joitus “pantes mereka mulai mancing ya…”
“Michelle,
kamu ap..” Ucapan K terpotong. Michelle lalu berdiri di depan K.
“Sepertinya
mereka butuh berita kita, gimana kalo kita bantu?” tanya Michelle tanpa melihat
K “Oppa?” Michelle lalu pergi meninggalkan K yang hanya diam, menatap kepergian
Michelle.
“Apa itu
benar Michelle… Maksud kamu apa….” ucap K pada dirinya sendiri.
~~~
Weekend kembali datang pasca UTS tertulis berakhir, selanjutnya akan tiba UTS praktek. Deni yang masih setres melampiaskan kekesalannya pada Naomi.
“Ahh~~
akhirnya kelar juga~~” ucap Deni dengan leganya. Naomi disampingnya tetap
tenang duduk sambil membaca sebuah buku.
“Ka Naomi~~
kita kesini buat refreshing~ jangan malah belajar~~” ucap Deni sambil manyun
pada Naomi yang tetap membaca. Saat ini keduanya sedang berada di sebuah taman.
“Masa gw ga
boleh belajar? Semester pertama kuliah nih..” keluh Naomi.
“Yaa..
bukannya gitu sih.. cuman..”
“Cuman apa?”
“Cuman….”
Naomi menatap tajam Deni, urungkan niat Deni yang mau protes.
“Ga jadi…”
“Hmm, terus
tadi mau cerita apa?”
“Itu loh UTS
ngebetein banget ka”
“Bete
kenapa?”
“Bete aja! Udah
UTSnya betein, ruangannya juga”
“Kenapa sama
ruangannya?”
“Seruangan
sama ade kelas yang tenar kirain bakal gimana.. taunya nyebelin..”
“Nyebelin?
Emangnya kenapa? Siapa namanya?” tanya Naomi beruntun, terlihat cemburu
sepertinya.
“Namanya
Gracia…”
“Oh cewe?
Naksir?” tanya Naomi memotong ucapan Deni.
“Dengerin
dulu ett dah, itu si Gracia sama pacarnya mesra-mesraan depan aku ka, udah
UTSnya susah, nambah bete deh”
“Ohh terus?”
“Kapan kita
pacarannya?” tanya Deni sambil tersenyum girang, Naomi hanya menatapnya malas.
“Hah.. cape
deh.. nanti kalo gw udah lulus kuliah” jawab Naomi asal.
“Ehh busee…”
~~~
“Hei Va..” sapa Aby pada K yang sedang diam di atap sekolah.
“Hmmfh?”
“Kenapa?
Masih galauin Jessica SNSD?” Tanya Aby sambil tertawa kecil. K hanya
menggeleng.
“Lalu?
Jessica Veranda?” K kembali menggeleng.
“Bukan, tapi
yang lain..” ucap pelan K.
“Eh?” Aby
mendekat pada K “Yang lain?” tanya Aby penasaran.
“Heeh” jawab
K singkat, mengangguk.
“Hmm, tapi lo
gapapa kan? Karena.. ka Ve khawatir”
“Ve
khawatir?”
“Iya, ka
Ve..”
“Gw ga
apa-apa kok..” K tersenyum kecil “Semoga..” tambah K seadanya, tanpa pamit lalu
pergi meninggalkan Aby.
~~~
Disisi lain, tidak hanya seorang K yang ‘menggalau’ tapi juga…
“Misyel~~”
panggil Andela dengan nada girang pada Michelle.
“Syel?
Misyel~” kali ini Gracia yang memanggil, namun tetap diabaikan. Michelle masih
melamun entah apa yang dipikirkannya.
“Syel, HP lo
bunyi..” ucap Gracia kembali. Akhirnya Michelle bergerak, HP yang sedari tadi hanya
diputar-putar olehnya akhirnya dimainkan.
“Lagi-lagi
sampah” ucap Michelle pada dirinya sendiri sambil melihat bacaan di HPnya “Aha!
Apa ini~” Michelle tersenyum sendirian, buat Gracia dan Andela saling tatap
bingung.
“Gimana kalo
kita naikin pamor kita?” tanya Michelle tiba-tiba.
“Hah? Dengan cara?”
tanya Gracia bingung.
“Ini..”
Michelle menunjukkan sesuatu yang ada di HPnya.
“Itu? apa?”
tanya Andela buat Michelle sebal.
“Hah.. udah
lo ikut aja, karena pemeran utama kita itu… hmm” Michelle hanya tersenyum
licik. Kedua temannya kembali bertatapan dalam bingung.
~~~
Duduk tidak jauh dari Yona bertugas, Aby seorang diri, diam dan larut dalam pikirannya. Bukan buku yang kali ini dibaca Aby, tapi justru HPnya, lebih tepatnya Joitus dengan berita dan komen-komennya yang isinya…
“fakta unik
UTS……” “comment: yamadaCW: K and the gangs vs Michelle the gangs, siapa yang
lebih tenar ya?” “comment: ewew48: @yamadaCW beda dong yang satu cewe satunya
cowo..” “comment: setepaku: @ewew48 nah justru itu! Kalo perlu ada scandal
juga!” *nama2nya plesetan dari beberapa
skyman loh xD *peace wkwk
Aby begitu
serius membaca hal yang sebenernya tidak penting itu. Hingga gadis yang baru
datang ke dalam perpustakaan alihkan perhatiaannya. Masih di tempatnya duduk,
Aby memperhatikan gadis kecil dihadapannya yang sedang memilah-milih buku, tak
berapa lama duduk di depan Aby.
“Elaine..”
sapa pelan Aby.
“Ka Aby?”
jawab Elaine yang baru menyadari ada sosok Aby di depannya.
“Elaine..”
“Emm.. iya
ka?”
“Boleh ka Aby
tanya sesuatu?” tanya Aby sedikit membuat Elaine bingung.
“Emm boleh..”
“Apa Elaine
tau hubungan antara Deva dengan Michelle?” tanya Aby, kali ini benar-benar
kagetkan Elaine. Membuatnya menatap Aby dengan wajah begitu serius.
“Maksud ka
Aby?”
“Elaine
tahu?”
“Aku..”
Elaine terlihat berpikir, wajahnya menunjukkan kebingungan, entah karena
mengetahui sesuatu atau karena tidak tahu harus memberi respon apa.
“Banyak yang
ternyata dirahasiain Deva” ucap Aby, Elaine terlihat begitu gelisah.
“Aku gatau
apa-apa soal mereka..” Elaine tiba-tiba bangkit dari tempatnya lalu
meninggalkan Aby. Menyadari tingkah laku aneh Elaine, Aby mengejar gadis yang
sedang berjalan cepat itu.
“Elaine!
Tunggu!! Elaine?” teriak Aby yang membuatnya jadi pusat perhatian, namun telat.
Elaine sudah menghilang.
“Ada apa
dengan kalian?” tanya Aby pada dirinya sendiri.
~~~
Terus berlari menghindari Aby, tanpa sadar Elaine menbrak Faris yang memang sengaja menempatkan diri di laju lari Elaine.
“Bruk” tubuh
Elaine benar-benar langsung jatuh ketika bertabrakan dengan Faris, untunglah
Faris dengan cepat langsung memeluk gadis itu.
“So-sorry
kwek, gapapa kan?”
“Ka Faris?”
Elaine langsung melepaskan pelukan Faris, wajahnya memerah.
“Kenapa sih
lari-lari gitu? Dikejar siapa?” tanya Faris sambil memperhatikan Elaine.
“Aku……”
Elaine terlihat berpikir “Ahh.. ga kok..”
“Terus kenapa
lari-lari?”
“Itu karena…”
lagi Elaine membatalkan ucapannya sendiri.
“Ett kamu
daritadi ngomong kenapa batal mulu…” tiba-tiba Elaine menarik Faris “Elaine
tunggu!!” kini kedunya ada di dalam sebuah ruangan, seperti gudang dan gelap.
Keduanya sempat bertatapan dalam diam dan gelapnya ruangan untuk beberapa lama.
Namun suara langkah kaki sadarakan Elaine.
“Ka Faris..
boleh aku minta tolong?”
“Dengan
senang hati” Faris tersenyum “Emm, minta tolong apa emangnya kwek?”
“Keluar dari
sini…”
“Hah?” jujur
saja Faris bingung, tadi Elaine menariknya ke dalam dan sekarang menyuruhnya
keluar “baiklah..” Farispun keluar dan diluar dia bertemu…
“Aby?”
“Ahh ris..
apa lo liat……..” Aby spertinya ingin bertanya, namun diurungkannya.
“Eumm? Liat
siapa?”
“Ahh.. ga
jadi, gw duluan ris..” Abypun pergi meninggalkan Faris dalam kebingungan.
“Kenapa sih
pada?!” Farispun kembali dalam gudang tempatnya bersama Elaine tadi “Kwek~
kwek~” Faris mencari sosok Elaine di dalam sana namun sepertinya percuma karena
Elaine…
“Kwek?
Elaine? De dimana? Lah tuh bocah ngilang..” yah Elaine menghilang. Pergi
meninggalkan Faris tanpa pamit. Timbulkan tanda tanya tersendiri buat Faris.
Apa yang direncanakan
Michelle? Mengapa Elaine bertingkah seperti itu? Dan apa yang sebenarnya
terjadi antara K dan Michelle dulu?
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment