Monday, November 24, 2014

Joifuru High School (JKT48) - Season 2 - Chapter 7

Update update ciee :3 karena sudah pada nagih
Spoiler di chapter ini pertarung K and friends vs Michelle gangs dimulai! (?)
Ada adegan fighting lagi~~ Faris dengan Hamid! Apa yang terjadi?

Selamat membaca~

Joifuru High School (JKT48) - Season 2

K and Friends :v *yg penting gambar baru ciee xD

Chapter 7
“Brak” tiba-tiba Michelle memukul mejanya “Baru sesaat tapi berubahnya home udah ada di Joitus?!” heran Michelle, suaranya terdengar sangat kesal. Andela dan Gracia hanya saling tatap “Kenapa bisa secepat ini, ga bisa.. ga boleh gini.. gimana caranya… ough” Michelle tiba-tiba batuk, lagi-lagi darah keluar dari mulutnya.
“Syel, lo gapapa?” tanya Andela mencoba mendekat pada Michelle yang membelakangi mereka tiba-tiba itu. Dengan cepat Michelle menangkis tangan Andela.
“Gw.. gapapa” jawab Michelle, lalu kembali melihat Gracia dan Andela “Berita ini….”
“Mungkin ada yang ngintipin pas kita lagi di home..” ucap Gracia tiba-tiba memotong ucapan Michelle. Michellepun langsung menatapnya, Gracia dan Andela langsung terlihat takut.


“Coba sekali lagi Gracia?” pinta Michelle.
“Ada mata-mata?” ucap ulang Gracia ragu. Michellepun tersenyum.
“Ahahahahah” tiba-tiba Michelle tertawa begitu kencang “kenapa gw ga kepikiran dari awal” Gracia dan Andela kembali saling tatap “Hmm” Michelle tersenyum “Bukan mata-mata lagi” Michelle menatap Gracia “tetapi ada anggota Joitus” menatap Andela “diantara kita” menatap Gracia kembali “benarkan?” tanyanya diakhiri dengan menatap Andela dan sebuah senyuman yang disunggingkan “Well~ but I don’t care If it’s true~”
~~~

Sementara itu, keempat sekawan yang terkejut dengan keadaan baru home, masih berdiam di home, melihat setiap sudut-sudut home dan berbagai benda yang posisinya berubah juga bahkan bertambah.
“Apa yang terjadi dengan home kita… berasa kaya toko SNSD gini…” ucap Deni begitu saja. Deg. Tapi entah kenapa seperti menyadarkan ketiga sahabatnya, mengingatkan mereka akan sesuatu.
“Michelle.. pasti ini ulah dia!!” Faris tiba-tiba berlari keluar, hiraukan panggilan K dan Deni, membuat Deni harus mengejarnya untuk mencegah hal buruk terjadi.
“Gawat kalo sampe Faris nemuin Michelle..” ucap K khawatir.
“Jaket itu..” kali ini Aby bersuara saat melihat sebuah jaket yang dipegang oleh K.
“Ahh ini.. jaket yang dulu gw pinjemin buat Michelle.. ada disini..” jawab K “begitu juga HP yang dulu diancurin Shania” tambah K sambil tunjukkan HP yang benar-benar ada itu. Abypun tidak berkomentar “Buku itu?” tanya balik K pada Aby yang menggenggam sebuah buku. Lagi, tanpa suara Aby mengeluarkan sebuah pembatas buku bergambar bebek, yang tanpa dijawabpun sudah jelas pemiliknya adalah....
~~~

“Srek” Elaine membuka salah satu pintu kelas dimana Michelle, Andela dan Gracia sedang berkumpul.
“Elaine? Tumben..” ucap Gracia.
“Ada yang liat buku aku?” tanya Elaine tiba-tiba.
“Hah? Buku? Yang mana? Buku lu kan banyak…” jawab Gracia.
“Brak” tiba-tiba pintu kelas itu kembali dibuka, kali ini dengan lebih kasar dan kencang. Tiba-tiba sosok Faris dengan cepatnya masuk, membuat gesrek beberapa adik kelasnya yang ada di dalam, kecuali keempat cewek yang hanya kaget dan diam dalam reaksi dan ekspresi yang berbeda.
“Apa mau lo?” tiba-tiba Faris menghampiri Michelle. Menggebrak mejanya.
“Hah??” Michelle terlihat bingung.
“Ga usah pura-pura, pasti lo yang…”

“Ka Faris..” pangggil pelan Elaine, memotong ucapan Faris.
“Elaine? Kenapa ada disini?!” tanya Faris terkejut, jujur saja amarahnya menutupi matanya sampai tidak menyadari adanya Elaine saat masuk tadi.
“Elaine bagian dari kami, ga masalah kan?!” jawab Michelle, bisa dibilang belagu.
Faris hanya diam, matanya masih menatap tajam Michelle, sambil sesekali melirik Elaine. Menyadari hal ini, Michelle memberi kode pada Gracia dengan matanya, mengerti dengan maksud Michelle, kali ini Gracia berbisik pada Andela.
“Hah?” tanya Andela yang sepertinya tidak mengerti dan mendengar maksud Gracia.
“Bawa pergi Elaine..” ucap Gracia sangat pelan.

“Apa? Kenapa aku ga boleh ada disini?!” tanya Elaine sepertinya menyadari kode Gracia. Menatap keempatnya secara bergantian.
“ANDELA~~!!” kali ini Michelle bersuara, langsung saja Andela menarik Elaine keluar dari kelas itu secepatnya.
“Tunggu, ada apa Andela, kenapa? Ka Faris…….” suara Elaine perlahan menghilang dan tidak terdengar.
“Jadi, apa yang mau ka Faris bicarain?” tanya Michelle sambil tersenyum.
“Ga disini.. ikut gw!” secara tiba-tiba Faris menarik Michelle, tinggalkan Gracia seorang diri..
~~~

“Apa?! Buku aku ada di home?!” kaget Elaine saat mendengar jawaban Andela soal keberadaan bukunya “Gimana bisa ndel?” Andela hanya menggeleng. Pura-pura tidak tahu. Dengan lemas dan ditemani Andela, Elaine menuju home…
“Kalo sampe Faris sembarang nuduh Michelle bisa bahaya.. feeling gw ga enak” ucap K.
“Yah, karena ga ada alasan untuk Michelle dendam sama lo. Kalopun dia punya dendam itu pasti sama…”

“Srek” tiba-tiba pintu home dibuka, dan Elainelah yang membukanya. Kejutkan K dan Aby, begitu juga dengan Andela dan Elaine yang tidak menyangka adanya kedua cowok keren itu di dalam home.
“Mencari sesuatu?” tanya Aby, sambil jelas-jelas menunjukkan buku yang dipegangnya pada Elaine.
“Buku aku..” Abypun mengembalikan buku bacaan yang memang milik Elaine itu.
“Katakan, kalo ini memang bukan ulah kalian, karena kami tidak ingin ada ‘peperangan’ lagi..” ucap Aby, membuatnya jadi perhatian Elaine maupun Andela.
“Elaine dan Andela, jangan-jangan kalian berdua……” kata-kata K kagetkan keduanya yang tidak menyangka, sementara Aby entah kenapa dia terlihat biasa saja. *potong lagi buat pembaca wkwk xD
~~~

“Jadi sekarang karena kita udah berdua, ka Faris mau ngomong apa?” tanya Michelle pada Faris saat keduanya sudah ada di sebuah ruang kosong yang menurut Faris aman. Aman dari teman-teman mereka maupun Joitus.
“My lovely Grecot~~” dengan suara riang Hamid datang begitu tenangnya, menghampiri kekasihnya, memeluk dan mencium pipi Gracia.
“Ssssttt” Gracia memukul pelan Hamid, lalu menunjuk kearah Faris dan Michelle, seperti biasa keduanya mengintip dari sudut-sudut ruangan tersebut.
“Ka Faris sama Michelle? Wah seru nih” entah mengapa Hamid terlihat bersemangat sampe mengeluarkan DSLR dan lensa tele miliknya.
“Ngapain sih.. kan bukan ka Shania sama ka Aby” protes Gracia.

“Sayang aja kalo ga diabadikan beb..” jawab Hamid dengan santainya “langka nih liat Misyel deket cowo” Gracia hanya menatap Hamid, keduanyapun kembali mengintip…
“Kami semua udah tau soal masa lalu kalian…” ucap Faris.
“Ahh, jadi Deva oppa udah cerita semuanya? Lalu?” tanya Michelle seolah menantang.
“Kalo ada masalah dengan yang lalu, ga begitu caranya!”
“Ka Faris ini ngomong apa sih?”
“Ga usah pura-pura bego Syel!” bentak Faris “Home! Itu semua lo yang ngelakuin kan?!”
“Ahh.. soal serba pink itu? Emangnya ada bukti kalo aku pelakunya? Dan atas dasar apa ngelakuin itu?” Deg. Farispun tersadar dari amarahnya, dia menuduh tanpa bukti fisik, seperti sekadar omong kosong, begitu memalukan “Kalopun menyangkut masa lalu, aku ga akan membalasnya ke Deva oppa, tapi…”

Tiba-tiba HP Faris berbunyi, memotong ucapan Michelle, dengan cepat Faris mengambil HPnya, terlihat tulisan ‘Private Number’ di layar HP Faris.
“Yoo Faris~~” suara diseberang sana begitu girang menyapa Faris “Apa kabar? Sepertinya kita ditakdirkan untuk berurusan kembali nih~~”
“Re-Revan?!” Faris begitu terkejut, ya suara itu tidak asing baginya, suara Revan.
Revan: pemimpin geng di Gaiden School, salah satu sekolah musuh bebuyutan Joifuru dari dulu.

“Bisa panggil Aby? Cewenya sama gw nih~~ Kita culik~~” ucap Revan kembali.
“Jangan bercanda!”
“Mau denger suaranya?” Revan memberikan HPnya pada Shania “Ngomong!”
“Faris.. Apa Aby…” belum selesai bicara, Revan sudah mengambil kembali HPnya. Ya, Revan bersama teman-temannya tidak main-main, benar-benar ‘menculik’ Shania dan membawanya ke sebuah gedung tak terpakai.
“Hear that Faris?” Faris diam tak bergeming “Hmm? Apa? Aby lagi berduaan sama adek kelasnya?” tanya Revan begitu kerasnya, sengaja agar Shania jelas mendengar semua itu.

“A-apa maksud lo Revan?!” Tanya Faris yang bingung.
“Hoh? Lo ga enak buat ganggu Aby? Kalo gitu lo aja yang dateng kesini gimana? Tanpa K! Gw tunggu di gedung S…” tut tut tut… Suara inipun terdengar di akhir kalimat Revan.
“Tu-tunggu Revan, Revan!!” teriak Faris percuma, karena Revan telah memutuskan teleponnya “Apa maksudnya, gw kan ga ngomong apa-apa.. jangan-jangan…” Faris langsung menatap Michelle, tanpa menatap balik Faris, Michelle tersenyum penuh kemenangan “Brengsek…” Farispun langsung berlari keluar dengan cepat tinggalkan Michelle. Michelle yang entah kenapa hanya bersandar sambil memegang dadanya itu.
~~~

“Kalian berdua, dua orang yang dulu nyelamatin Michelle kan?” tanya K mendadak, kagetkan AndElaine tapi tidak dengan Aby. Keduanya langsung menatap K, tidak menyangka K mengetahui soal mereka, walau itu entah hanya tebakan atau memang yang sebenarnya.
“Benarkah begitu?” tanya Aby menatap kedua adik kelasnya “Kalo emang gitu, menjawab semuanya.. kenapa Elaine menghindar dan kenapa ka Ve apalagi Shania ga pernah ngenalin Andela ke gw maupun Deva..” ucap Aby.
“Ahh.. bener juga.. pantes Ve…..” ucap K kembali, AndElaine hanya bisa saling tatap.
“Gawat… hah.. hah.. hah..” dengan ngos-ngosan Deni datang.
“Kenapa Den?” tanya K.
“Kenapa ada Andela sama Elaine?” tanya Deni yang baru menyadari keberadaan AndElaine.
“Emm, kalo gitu aku sama Ilein pergi dulu aja, ayo Ilein~~” Aby dan Elaine hanya saling tatap sebelum akhirnya Elaine pergi ditarik Andela.

“Faris tadi ngobrol sama Michelle, terus tiba-tiba dia pergi..” jelas Deni memecahkan keheningan yang sesaat tadi terjadi.
“Dimana? Anter gw! Lebih baik kita susul” K pun berlari diikuti Aby dan Deni namun mereka telat karena Faris…
“Wah gw pikir lo ga akan dateng Ris!” ucap Revan saat melihat kedatangan Faris “Bener-bener sendiri? Good job” Revan bertepuk tangan.
“Gw bukan pengecut! Ga kaya lo!”
“Waduh? Yah gw akuin ini juga berkat kerjasama dengan tuh bocah, agak mencoreng nama gw sih, tapi lumayan lah~~”
“Ga usah banyak cincong!! Mana Shania?!”
“Buggh” tiba-tiba terdengar suara pukulan, dua orang anak buah Revan menyeret seseorang dan membawanya ke dalam.

“Boss, ada yang ngikutin Faris diem-diem” ucap salah satunya, lalu mendorongnya hingga jatuh ke dekat Faris, langsung saja Faris menghampirinya.
“Hamid?! Ngapain disini??” Mata Faris membelalak saat melihat wajah adik kelasnya itu.
“Wah wah, gw tarik pujian gw, ternyata diem-diem lo bawa kacung ya?”
“Enak aja! Gw bukan kacungnya ka Faris, gw kesini demi ka Aby dan ka Shania!” teriak Hamid tiba-tiba, buat Shania reflek langsung menatapnya.
“Wah wah.. berarti kacungnya Aby yah.. enak banget si Aby, kirim aja bawahannya, biar bisa tetep selingkuh di sekolah ya..”
“Revan diem lo!!” teriak Faris.
“Hmm?” Revan hanya tersenyum licik. Faris terlihat kesal, amarahnya sudah tidak bisa ditahan.
“Bisa berantem mid?” tanya Faris pelan pada Hamid yang sudah berdiri dibantu Faris.
“Ahh.. lumayan..” jawab Hamid agak ragu.
“Kalo gitu saat gw kasih aba-aba, kita mulai”

“Yah.. karena kalian udah jauh-jauh kesini, gimana kalo kita kasih sambutan? Guys~!” Revanpun maju memerintahkan anak buahnya yang banyak untuk mengepung Faris dan Hamid, ada sekitar 20 orang.
Saling menunggu beberapa detik, posisi Faris dan Hamid saling membelakangi “Sekarang!” teriak Faris. 3 orang maju kearah Faris, langsung memberi pukulan, Farispun bisa menghindarinya. Dengan memegang tangan orang yang di tengah, Faris menendang 2 orang disamping kanan kirinya, lalu memukul dari samping kepala orang yang dipeganginya.
Sementar itu Hamid, tidak ada yang menyangka, dia juga jago berkelahi. Dengan cepat menghindari pukulan bertubi-tubi yang mengarah kepadanya, lalu membalasnya dengan serangan yang sama. Dari belakang seseorang yang coba merangkulnya langsung ditonjok dengan sikunya. 1 orang coba menerjang Hamid, namun dengan mudah Hamid menangkapnya, lalu mendorong dan menendangnya hinga terjatuh.

Perkelahian terus terjadi, 20 orang tidak mudah untuk dihabiskan, tidak selalu serangan Faris-Hamid kena, kadang mereka juga terkena pukulan atau tendangan dari lawan mereka. Sementara itu Revan dengan santainya menonton bersama dengan Shania yang duduk terikat di dekatnya. Menonton sambil makan popcorn selayaknya di bioskop, sementara Shania hanya diam seribu bahasa walau mulutnya tidak ditutup.
Sementara itu, di Joifuru Aby bersama K dibawa Deni ke tempat yang sudah kosong, Faris bahkan Michelle sudah tidak ada disana. Begitu juga dengan Gracia..
“Waduh, jangan-jangan kita telat..” ucap Deni panik.
“Faris ga ngangkat telponnya” ucap K yang sedang mencoba hubungi Faris.
“HP gw dimana?” tanya Aby yang meraba-raba tubuhnya sendiri, mencari HPnya. Sesungguhnya HP miliknya ada di…

“Ini Syel.. gw ga enak nih..” ucap Andela, menyerahkan HP milik Aby pada Michelle. Ya, Andela lah yang mengambil HP Aby pada saat dirinya di home, lebih tepatnya ketika Aby sempat membelakangi Andela.
“Thanks ya Ndel..” jawab Michelle lalu mengambil HP Aby.
“Buat apa sih Syel?” tanya Andela merasa tidak enak.
“Udahlah Ndel, gausah banyak tanya..”
“Michelle!! Andela!!” teriak Gracia sambil berlari dari kejauahan “Gawat.. hah.. hah.. Hamid.. hah..”
“Hamid kenapa cot?” tanya Andela panik melihat Gracia.
“Hamid ngikutin ka Faris!” jawab Gracia akhirnya.
“Apa lo bilang?!” tanya Michelle benar-benar kaget “Gawat” tiba-tiba Michelle langsung pergi tinggalkan Andela dan Gracia dalam keadaan super bingung.

Sementara itu, Faris dan Hamid masih ditengah pertarungannya, tinggal setengah lagi dari jumlah anak buah Revan yang tersisa.
“Jago juga lo” puji Faris pada Hamid yang ada di belakangnya. Dalam keadaan baju yang sudah berantakan dan darah yang menghiasi wajah ganteng mereka, keduanya masih bisa menunjukkan senyuman terbaik mereka.
“Masih jauh dari ka Aby” ucap Hamid tersenyum.
“Yah, kalo itu gw juga..” ucap Faris kembali, 2 orang kembali menyerang kearah Faris, dengan cepat Faris memukul wajah keduanya, namun keduanya kembali menyerang.
“Nunduk ka!!” teriak Hamid pada Faris, reflek Faris menurutinya, dengan cepat Hamid meloncati punggung Faris, lalu dengan loncatan ditambah putaran menendang 2 orang yang sama. Dengan cepat lalu Faris menendang 2 orang lainnya.
“Wah wah, itu kacung walau berantakan gaya bertarungnya agak mirip Aby, seru juga” komen Revan yang masih duduk. Sementara Shania hanya menatap dengan tatapan kosong, entah pikirannya ada dimana.

Pertarungan terus berlangsung, akhirnya semua anak buah Revan terkalahkan. Revanpun berdiri, bertepuk tangan selayaknya setelah menonton sebuah film yang telah berakhir.
“Baiklah satu lawan satu Faris~!” teriak Revan menantang Faris.
“No!” Hamid menahan Faris “Biar gw aja ka” ucap Hamid tersenyum, buat Faris kaget.
“Tapi…” Faris ingin berkomentar namun Hamid terlihat yakin.
“Wah, nih bocah nantangin gw? Oke gw tunggu!!” Revanpun memasang kuda-kudanya “Maju bocah!!” teriak Revan.
“Bisa ka Faris berlutut ala pangeran di tengah sana” pinta Hamid, tanpa banyak tanya Faris menuruti. Membuat Revan sedikit heran, Hamidpun berjalan menjauh dari posisi Faris.
“Jangan-jangan…” Faris sepertinya menyadari sesuatu dan menatap adik kelas yang sedang membalikkan posisi topinya itu, yang sebelumnya madep ke belakang jadi ke depan.

“I’m goooo~~!” Hamid lalu berlari kencang, dengan menginjak paha Faris meloncat tinggi berputar dan “Pakk!!” begitu keras tumitnya mengenai antara leher dan pundak Revan, membuat musuh bebuyutan Faris itu pingsan seketika.
“Fyuuh~ untung berhasil” Hamid mengelap keringatnya.
“Gerakan tadi?” tanya Faris yang sudah ada di dekat Hamid.
“Tendangan berputar milik ka Aby! Lebih kuat daripada tendangan berputar ka Deva” jelas Hamid begitu bangga.
“Ris.. Faris!! Nino!!” teriak Shania bubarkan obrolan Faris dan Hamid “Lepasin gw! Jangan ngobrol aja disitu!!” Farispun langsung membuka ikatan tali Shania dan menggendongnya di punggung, lalu pergi dari tempat itu.
~~~

“Ris, coba telpon Aby..” pinta Shania yang saat itu digendong Faris di punggungnya.
“Mid, tolong ambil HP gw di kantong kiri celana gw, terus dial no 2” perintah Faris, Hamidpun menurutinya.
“Mati HPnya ka.. gw coba lagi ya” Hamid mencoba lagi dan…
Ditengah-tengah saat membereskan barangnya sebelum moving class, Elaine menemukan sebuah HP yang jelas bukan miliknya. Penasaran, Elaine menyalakan HP bermerek Iphone yang sebelumnya mati itu. Setelah menunggu beberapa saat, HP yang sudah menyala itu langsung berbunyi, terpampang nama ‘Faris “Bebek”’ di layar HP itu. Reflek Elaine mengangkatnya..
“Nyambung ka!” girang Hamid “Halo ka….”
“Maaf ka Faris, aku..” jawab Elaine, mengira telpon itu dari Faris.
“Suara ini? Elaine??” kaget Hamid, dapat sangat didengar jelas oleh Faris maupun Shania, yang wajahnya langsung terlihat horror seketika. Bahkan Shania langsung loncat dari punggung Faris, dan merebut HP Faris.

“Hamid??” suara kaget Elaine terdengar.
“Elaine….” Panggil pelan Aby, Shania yang diam saja bisa dengan jelas mendengar suara Aby diseberang sana. Memperburuk kesalah pahaman yang sudah terjadi. Tidak bisa menahan air matanya, Shania mematikan HP Faris, bahkan membantingnya.
“Mampus lo!!” kaget Hamid yang padahal bukan pemilik HPnya, karena pemiliknya hanya diam, entah memikirkan apa.
“Apa itu HP ka Aby?” tanya Aby menghampiri Elaine.
“Ah? Maaf ka, ah ini ka Faris nelpon” jawab Elaine, mengembalikan HP Aby.
“Udah mati, kenapa bisa ada sama kamu?”

“A-aku gatau, tiba-tiba ada di tas aku, karena penasaran aku nyalain dulu, maaf ka” Aby hanya diam “Tapi, tadi suaranya suara Hamid” tambah Elaine.
“Hamid? Hamid nelpon pake HP Faris?” Elaine mengangguk “kenapa bisa?” Elaine hanya menggeleng.
“Hmm.. yaudah, kalo gitu ka Aby permisi dulu..” Abypun meninggalkan Elaine.
“Ka Faris HPnya…” ucap Hamid yang tidak tahu harus berbuat apa, melihat kedua kakak kelasnya yang hanya diam itu.
“Terserah” jawab Faris seadanya. Faris dan Shania kembali lanjutkan perjalanan pulang mereka, diikuti Hamid yang sebelumnya mengambil HP Faris terlebih dahulu.
~~~

Dengan keadaan yang buruk Shania memutuskan untuk tidak sekolah. Begitu juga K, hanya sekolah setengah hari untuk menemani Shania pulang. Sebenernya K menawarkan dan meminta Aby, tapi keduanya sama-sama menolak. Shania marah dan kecewa dengan Aby dan Aby sendiri merasa bersalah karena bukanlah dia yang menyelamatkan Shania.
“Shania, Key?! Shania kamu kenapa??” panik Ve saat melihat keadaan Shania yang kumal. Tidak menjawab pertanyaan Ve, Shania pergi menuju kamarnya, meninggalkan Ve bersama K “Shania kenapa?” tanya Ve lagi, kali ini kepada K, yang lemas wajahnya.
“Aku jelasin nanti, kita ke kamar kamu aja ya” keduanyapun menuju kamar Ve.
Tiba di kamar Ve, dengan mengeluarkan nafas yang begitu berat, K menaruh tasnya, melepaskan blazer, dasi dan kemeja yang melekat ditubuhnya. *gamau ngapa-ngapain kok, ga usah ngarep yang aneh2 :v :p

“Sebenarnya ada apa?” tanya Ve yang kini duduk menyender pada tempat tidurnya.
“Lagi-lagi soal masa lalu aku, tapi aku gatau ini semua berhubungan atau ga” jawab K, lalu tiduran di tempat tidur Ve, menjadikan paha Ve sebagai bantal “Semuanya udah tau soal Michelle kemaren”
“Hmm, lalu?” Ve mengusap kepala K dengan lembut.
“Tadi pagi, ada kejadian aneh, kamu liat Joitus?”
“Aku liat kok, soal home?”
“Iya, Faris langsung menyimpulkan itu Michelle, tapi ga ada alasan buat Michelle dendam sama aku, kalopun dia dendam itu pasti sama…”
“Adik aku kan..”
“Hmm, maaf Ve bukan maksud aku gitu..” K duduk dan menatap dalam mata Ve.
“Iya, gapapa aku tau kok”
“Ve?”
“Iya?”

“Kamu tau soal Andela dan Elaine dulu?”
“Sepupu aku? Adik kelas kita?”
“Lebih dari itu.. soal kejadian Michelle diculik..” Ve diam “Jawab Ve..”
“Aku gatau pasti soal Elane.. tapi kalo soal Andela…..”
“Jadi emang bener kalo Andela saksi kejadian itu?” Ve mengangguk perlahan “Lalu apa yang terjadi dengan Andela? Apa ada hubungannya dengan kejadian Shania-Michelle dengan tidak dikenalkannya Andela sama aku dan Aby?” tanya K beruntun.
“Mungkin lebih dari itu…” Ve diam “Karena ga hanya Michelle yang jadi korbannya Shania…” Deg. Kata-kata Ve benar-benar kagetkan K. *potong lagi ah~ #dzigh
~~~

“Ting-tong, ting-tong” bunyi bel rumah Hamid yang dipencet berkali-kali, sadarkan cowo itu dari tidurnya. Dengan agak malas Hamid membuka pintu rumahnya.
“Hamid” gadis yang sedari tadi menunggu di depan pintu itu langsung memeluk Hamid “Kamu gapapa kan?”
“Gracia? Aku gapapa kok” jawab Hamid memeluk balik pacarnya itu, ya gadis itu Gracia.
“Muka kamu jadi jelek gini” ucap Gracia memegangi muka Hamid dengan kedua tangannya “Aku panik banget pas denger cerita dari murid-murid Joifuru sama Joitus soal kamu, ka Faris dan ka Shania. Ka Shania keadaannya gimana?” tanya Gracia yang hanya disambut tawa hambar Hamid.
“Masuk dulu, aku jelasin nanti di kamar aku” Hamidpun menutup pintu rumahnya, keduanya menuju kamar Hamid.
Tiba di kamarnya, Hamid langsung duduk lesu di tempat tidurnya. Melihat pacarnya yang tidak seperti biasanya itu, Gracia langsung duduk dan memegang muka cowo yang suka memakai topi di sekolah itu.
“Aku ga akan pernah percaya kalo ka Aby selingkuhin ka Shania” ucap Hamid.

“Aku juga sayang” Gracia mengusap lembut pipi Hamid “jelasin apa yang terjadi tadi saat kamu ikutin ka Faris”
“Aku berantem sama ka Faris buat nyelamatin ka Shania yang diculik”
“Eh? Terus?”
“Ada sekitar 20 orang yang ngepung kita, tapi ceteklah buat aku sama ka Faris”
“Gaya deh.. padahal dulu lawan 3 orang aja babak belur..”
“Ihh itukan dulu Grecot~~” Hamid manyun “Tapi bukan soal berantemnya yang aku pikirin”
“Lalu soal apa?”
“Setelah itu aku diminta nelpon ka Aby dan lagi-lagi…” Gracia terlihat antusias dan penasaran “Elaine yang mengangkat teleponnya” Deg. Gracia terlihat terkejut “Ada apa dengan ka Aby sama Elaine?”
“Kalo kamu tanya aku, aku juga gatau apa-apa, aku gatau, aku ga kenal Michelle, Elaine ataupun Andela sebelum di Joifuru! Aku gatau ada apa dengan mereka!!” Graciapun memukuli Hamid lalu jatuh dalam dekapan pacarnya itu.
“Maaf~ bukan maksud aku… hmm berarti mungkin saatnya kita cari tau..” ucap Hamid coba tersenyum lalu mecium kening Gracia. Gracia hanya diam menatap Hamid.
~~~

“Srak” kira-kira begitulah bunyi panah yang dilepas menembus udara lalu menancap tepat di tengah-tengah papan sasarannya.
“Srak” lagi, panah lain dilepaskan, melaju dengan begitu cepat menuju sasarannya, namun kali ini….
“Meleset?” ucap seseorang yang terdengar suaranya entah darimana, memecahkan keheningan di tempat latihan panahan itu.
“Hanya sedikit kaget melihat kedatangan seseorang dari sudut mataku ini” jawab si gadis yang kembali lepaskan panah lain lagi yang kembali menancap tepat disasarannya. *bukan, bukan Katniss :v
“Kalo begitu jago dengan panah kenapa ga jadi atlet panahan dan memilih paduan suara?” tanya orang itu kembali, yang masih mengumpat dibalik tembok.

“Karena ucapan lebih tajam dibanding pedang sekalipun, benar kan ka Aby?” tanya gadis itu tersenyum, ya pada Aby.
“Sebenernya.. siapa yang kamu bantu? Untuk apa membantu Michelle melakukan hal buruk sama sepupu kamu?” tanya Aby pada gadis itu “Michelle emang sahabat kamu, tapi ka Shania sepupu kamu, kena…” belum selesai Aby berbicara, Andela melepaskan panah kearah Aby, nyaris mengenai wajah samping Aby. Terdapat foto Michelle bersama K yang ditancapkan di panah itu. Ya, Aby berbicara dengan Andela.
“Michelle” kembali Andela melepaskan panah kearah Aby “maupun ka Shania” kali ini foto Shania bersama Ve yang ditancapkan di panah itu “Mereka sama aja, bukan sahabat ataupun sepupu aku”

Ceritanya ini foto Ve-Shania nya :v
“Lalu? Apa ini semua untuk Joitus?” tanya Aby kembali “Srak” kembali Andela kirimkan panah ketiga kearah Aby yang kali ini benar-benar mengenai wajah samping Aby, timbulkan sedikit luka gores di wajah tampannya.
“Ini ga ada hubungannya dengan Joitus! Atau jangan-jangan ka Aby yang sebenarnya mencari tau sana-sini seorang diri untuk Joitus?” tanya balik Andela.
“Hmm.. obrolan kita cukup selesai disini, ka Aby cuman ga ingin, kamu hidup dibutakan oleh kecemburuan dan kebencian belaka..” Abypun meninggalkan Andela kembali seorang diri di tempat panahan itu.

Ada apa dengan Andela dengan kakak beradik Ve-Shania? Mungkinkah Andela dan bahkan Aby itu memang anggota Joitus?

Next cerita tentang GreMids~ Gimana awal mereka bisa kenal/suka~ dan kenapa mereka segitunya sama AbyNju~
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

1 comment:

  1. hhhuaaa kpan posting lg thor??? cma saranin sh jgn kebnyakan flashback ntar yg bca jd kelupaan ma crita intinya
    gtu z sh thor....
    di tggu posting scepatnya :)

    ReplyDelete