cekidot~~
Chapter 5
“Brak” Dengan
kasarnya, K membuka pintu home. Mengagetkan Faris dan Deni yang sudah ada di dalamnya.
“Deva? Kenapa
lo?” tanya Faris.
“Aby mana?!”
tanya K dengan nada keras. Wajahnya terlihat emosi. Membuat Deni takut lalu
menatap Faris.
“Belum
dateng” jawab Faris “Ada apaan emangnya?” tanya Faris. Tanpa kata, K yang sudah
duduk di dekat Faris memberikan HPnya.
“Eumm?”
dengan bingung Faris bersama Deni melihat isi HP K yang sedang membuka Joitus
dan.. “Aby selingkuh dari Shania? Cewe ini?” kali ini Faris tidak bisa
melanjutkan kata-katanya.
“Elaine?”
ucap Deni, Farispun terdiam dalam keadaan tak tau harus berkata apa, begitu
juga dengan K yang emosinya meluap. Sementara Deni, hanya menatap keduanya
secara bergantian dalam bingung.
~~~
Dengan gayanya yang memang cool sambil mendengarkan lagu dari ipod yang mengalir lewat earphonenya, Aby berjalan dengan santainya di lobby Joifuru. Tanpa menyadari murid-murid disekitarnya membicarakan dirinya, tidak mengetahui apa yang sedang terjadi, sebuah berita di Joitus yang bisa menjatuhkan kepopulerannya. Sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan bila sudah memiliki pasangan.
Menunggu
kedatangan sang ‘pelaku’ kali ini, K, Faris dan Deni masih terdiam, hanyut
dalam pikirannya masing-masing. Tiba-tiba Faris bangkit.
“Mau kemana
ris?” tanya Deni.
“Nyari
jawaban” Faris lalu berlari keluar dari home. Hanya ada satu nama di otaknya
saat ini, Elaine. Faris tau, kedekatannya dengan Elaine baru sesaat, tapi dia
yakin Elaine bukan gadis yang akan mendekati pacar orang. Kecuali ada alasan
lain, atau memang Aby yang mulai mendekati? Entahlah, yang pasti Faris butuh
jawaban itu.
Ditengah
perjalanan mencari Elaine yang ditemui Faris justru….
“Sinka?”
panggil pelan Faris saat melihat Sinka, yang sedang ngobrol di depan kelasnya
bersama teman-temannya. Ada Acha dan Frieska disana, yang notabene pernah jadi
pacar Faris sesaat dulu di kelas 1.
“Eumm?”
merasa dipanggil, dengan wajah imut yang dipasangnya, Sinka menatap Faris.
Melihat Sinka, tujuan Faris berubah.
Farispun
menghampiri Sinka, matanya dengan mata Frieska sempat saling bertemu, sedikit
ingatkan hal yang pernah terjadi diantara mereka walau sudah sangat lama.
Frieska hanya melengos malas.
Frieska Anastasia Laksani: Teman geng Sinka. Mantan pacar
Faris saat kelas 1. Adik kandung Ibu Melody.
“Ahh, kalian
mau nostalgia?” tanya Acha sambil senyum menatap Frieska dan Faris bergantian.
Alicia Chanzia (Acha): Teman geng Sinka.
“Jangan
ngaco” ucap pelan Frieska.
Mengabaikan
Acha dan apalagi Frieska, Faris langsung menarik tangan Sinka “Ikut gw!!”
menjauhkannya dari Acha dan Frieska yang terkejut dan bingung.
“Ada apaan
sih Faris? Lepasin!” teriak Sinka sambil berusaha melepaskan diri. Namun Faris
mengabaikannya dan membawanya ke tempat yang cukup sepi.
“Berita di
Joitus? Lo yang buat hah?!” tanya Faris masih memegangi lengan Sinka.
“Sepertinya
ka Shinta udah cerita ya? Tapi, maaf itu bukan gw” jawab malas Sinka tanpa
menatap Faris sedikitpun.
“Kalo gitu
siapa?! Kasih tau gw cepet!” teriak Faris di depan muka Sinka.
“Hah?! Mana
gw tau? Lo pikir gw tau siapa-siapa aja pengurus Joitus hah!” teriak Sinka
balik, kali ini balas menatap Faris.
“Ga usah
banyak alasan! Kasih tau gw!!”
“Kenapa
peduli banget sih sama berita itu? Suka sama Elaine?”
“Bugh” Faris
mendorong Sinka ke tembok, dengan masih memegangi lengannya “Ga usah ganti
topic, jawab gw! Siapa?!”
“Lo gamau
ngelakuin yang sama kaya yang dulu lo lakuin ke ka Shinta kan” ledek Sinka
“Mentang-mentang ganteng main asal cium” *ini
ngeledek apa muji?
“Ga usah
geer!! Nyadar diri lo sama kakak lo jauh!!” teriak Faris kesal. Sinka
menatapnya begitu kesal “Cepet jawab pertanyaan gw!”
“Kalo gw
bilang mungkin Aby yang buat berita itu sendiri gimana?”
“Apa maksud
lo?!”
“Loh? Ka
Shinta emangnya belom bilang?” Faris terlihat bingung “Hahaha, how pity you
are!” Faris makin kesal “Aby pernah jadi bagian Joitus, jadi bukannya menemui
dia langsung lebih cepat beres?” ucap Sinka tersenyum, begitu menyebalkan walau
wajahnya tetap terlihat imut.
“Jangan
bercanda!! Aby ga mungkin..” Faris perlahan melepaskan genggaman tangannya.
“Apa gw
keliatan boong? Atau perlu gw kasih buktinya?” tanya Sinka tersenyum penuh
kemenangan, terlihatnya seperti itu.
“Jangan asal
ngomong!!” Faris kembali kencangkan genggaman tangannya.
“Berhenti!
Sepertinya cukup sampai disitu” teriak seseorang dari jarak yang tidak jauh
dari tempat Faris dan Sinka berada. Keduanyapun langsung melihat kearah sumber
suara dan ternyata itu adalah suara Viny. Farispun langsung melepaskan pegangan
tangannya.
“Cowok
mengancam cewe seperti itu? Beda banget sama Deva ya, pantes ditolak ka Ve”
ucap Viny kali ini mengalihkan Faris dari Sinka lalu menuju kearahnya.
“Maksud lo
apa Vin?! Ga usah sok ya mentang-mentang lo…”
“Apa? OSIS?
Gw udah bukan wakil ketua OSIS kok. Cuma mau mengingatkan kalo disini masih ada
CCTV, dan kalo lo gamau diskorsing sebulan lagi, lebih baik pergi dari sini”
ucap Viny panjang lebar dan tegas yang diakhiri dengan senyum yang begitu
manis. Ucapan Viny sedikit mendinginkan kepala Faris, yang akhirnya memilih
meninggalkan keduanya dengan kekesalan yang masih sangat menyelimuti hatinya.
~~~
Melihat keadaan K, Deni yang ketakutan memutuskan menyusul Faris, yah pokoknya keluar dari home. Saat membuka pintu home, Aby yang masih terlihat tenang sudah ada disana.
“Aby?!” kaget
Deni saat melihat Aby yang sudah ada di depan home.
“Pagi Den”
ucap Aby yang akan masuk ke dalam home, namun Deni menahannya. Tapi apa daya
usaha Deni sia-sia. Dari dalam K sudah mendengar suara Aby, dengan tiba-tiba
keluar dan langsung menonjok Aby. Membuat tubuh Aby terbentur keras ke tembok
dan jendela yang ada dibelakangnya, earphone yang dipakai Aby pun terlepas dan
Ipodnya terjatuh di lantai. Tanpa basa-basi K menarik tubuh Aby, melemparnya ke
dalam home, menutup dengan kerasnya pintu home, kagetkan Deni yang hanya bisa
bengong, tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Di sisi lain,
Shania masih mengurung dirinya di dalam kamar, sudah lupa dengan sekolahnya, berdiam
diri mengingat semua moment yang pernah terjadi antara dirinya dengan Aby
membuatnya makin menangis. Salah satunya…
-Flashback-
“Ini liburan
pertama kita bereempat ya?” tanya K, saat ini K, Ve, Aby dan Shania sedang berlibur
bersama di sebuah pantai.
“Iya =]”
jawab Ve tersenyum begitu manis.
“Sering-sering
ya K~!” pinta Shania.
“Waduh!!
Amsyong dong duit gw!” Shania hanya tertawa “Udah ah, Ve~ main air yuk~~” K
menarik Ve, meninggalkan Shania bersama Aby yang duduk berdua di pinggir
pantai.
“Hahaha,
kenapa ka Ve juga jadi kekanakan gitu” ucap Shania sambil memperhatikan Ve dan
K yang sedang main air di pantai.
“Tapi, ka Ve
ga semanja kamu kok” ucap Aby dengan datarnya.
“Apaan sih?!
Ihh nyebelin deh” Shania langung terlihat bete.
“Ahaha,
ambekan deh” Aby membelai rambut Shania “Kalo kamu ngambek, aku ga jadi kasih kamu
hadiah nih..”
“Eh? Hadiah
apa?” Shania langsung menatap Aby. Matanya berbinar.
tangan beby di belakang, abis foto tinggal tarik terus cuuu~~ >_< #dzigh |
“Tutup mata
dulu”
“Kamu nyuruh
aku nutup mata terus ga akan ninggalin aku tiba-tiba sendirian kan?”
“Ga lah, udah
tutup mata dulu” dengan agak takut, Shania menutup matanya, pelan-pelan Aby
mengambil sesuatu dari kantong celananya.
“Kamu gamau
nyium aku tiba-tiba kan?” lagi Shania bertanya yang aneh-aneh, kali ini buat
Aby tersedak dan batuk “Eh? Kenapa? Kamu gapapa kan?”
“Gapapa,
angkat tangan kamu sekarang” dengan bingungnya Shania mengikuti yang diminta
Aby, perlahan sesuatu dirasakan tangan kanan Shania, sebuah benda berbentuk
lingkaran dipakaikan Aby di jari manis tangan gadis yang juga manis itu. Reflex
Shania langsung membuka matanya.
“I-Ini?”
“Cuman tanda
ga lebih, tapi suatu hari aku akan buat itu jadi lebih. Saat kita sama-sama
siap melanjutkannya” ucap Aby tersenyum, dengan tatapan mata begitu mencintai,
sembari menunjukkan cincin yang sama yang sudah terpasang di jari manisnya.
Timbulkan semburat rona merah di pipi Shania, kembali timbulkan eye smile khas
Shania.
Dibawah sang
mentari, diiringi hembusan angin, keduanyapun berciuman. Tanpa dketahui Ve dan
K memperhatikan mereka sambil tersenyum ikut bahagia. *Kyaaaa >.< bebnju!!
-Flashback
END-
Diluar kamar
Shania, Ve yang semakin panik mencoba menghubungi Deva maupun Aby, namun hal
itu sia-sia karena…
Kedua orang
yang dihubungi Ve, di dalam home, tempat yang biasa menjadi tempat mereka
berkumpul, berubah menjadi ‘arena’ perkelahian keduanya. Untuk pertama kalinya
kedua sahabat itu berkelahi, perkehalian yang seharusnya tidak terjadi.
“Bugh” K
memukul wajah Aby. Aby yang saat ini ada dibawah K tidak melawan sedikitpun
terhadap perlakuan K.
“Jawab gw
Aby!” K kembali memukul wajah Aby “Kenapa, kenapa lo selingkuh dari Shania?!”
“Gw udah
bilang, itu ga seperti yang mereka tulis” jawab Aby dengan nada suara yang
masih sama seperti biasanya, tidak datar atau cool, apalagi keras.
“Tapi, itu
apa?! Gw percayain Shania sama lo By..” teriak K.
“Itu cuman
omong kosong!” Aby mendorong tubuh K, membuat K jatuh.
“Tapi, foto
itu?”
“Apa lo lebih
percaya Joitus dibanding sahabat lo sendiri Va?” tanya Aby, dengan darah yang
sudah sedikit menghiasi samping bibirnya.
“….” K diam
sesaat, berpikir, tapi emosi masih menyelimutinya.
“Apa karena
Elaine itu saksi dari..” ucap Aby yang tidak diselesaikannya “Ini semua ada
hubungannya sama Michelle kan?” tanya Aby kembali, Kali ini K kaget dan kembali
diam, hanya menatap Aby.
~~~
“Makasih Vin” ucap Sinka tersenyum manis pada Viny.
“Hmm” Viny
terlihat berpikir “Gw hanya menyelamatkan Joitus aja dari kebodohan beberapa
pengurusnya” ucap Viny dengan nada meledek
“Hah?! Maksud
lo siapa?!” tanya Sinka yang kesal, sepertinya merasa tersinggung.
“Yah kaya
seseorang yang cuman bisa gunain kakaknya sendiri buat dijadiin berita” ucap
Viny membelakangi Sinka kembali meledek gadis panda itu.
“Bukannya lo
juga ga ada bedanya ya?!” tanya Sinka masih kesal dan balas meledek “Menyalah
gunakan jabatan dan OSIS buat dapetin berita Ka Ve dan K!” kali ini Viny
menatap Sinka.
“Yah… Seenggaknya
gw ga akan bocorin rahasia Joitus walau itu sebagai taktik” ucap Viny kembali
sebelum meninggalkan Sinka.
“Ck, terus soal berita
Aby dan Elaine?”
“Ahh.. kalo
itu bukan bagian gw, karena gw jarang ke perpus” jawab Viny sebelum akhirnya
benar-benar menghilang dari hadapan Sinka.
~~~
Masih
menunggu di depan kamar Shania, akhirnya Ve memutuskan menelpon Faris, lebih
karena Aby dan K terus-terusan tidak mengangkat telepon darinya.
“Faris!”
teriak Ve.
“Iya ka Ve?”
jawab Faris dengan lemasnya. Faris masih menyendiri mengabaikan pelajaran yang
sudah berlangsung. Memikirkan berbagai macam informasi mendadak yang
diterimanya, benar atau tidaknya semua hal itu.
“Aby sama Key
dimana? Ini Shania…”
“Ka Ve udah
liat Joitus?” tanya Faris memotong ucapan Ve.
“Joitus?
Kenapa?” Faris hanya menghela nafasnya tanpa menjawab, karena penasaran Ve
terpaksa memutus percakapan teleponnya dengan Faris. Mengecek Joitus dan..
“Ini..” Tidak
hanya Ve, sesungguhnya 99% murid Joifuru tidak ada yang percaya dengan berita
itu. Tapi, satu foto sudah cukup jadi bahan bukti kedekatan Aby dan Elaine yang
sesungguhnya memang tidak hanya sekali dua kali bertemu di salah satu bagian
sekolah…
~~~
Siapa sangka ya manis2 dua2nya pengurus Joitus :p |
Sore hari tiba, pelajaran terakhir hari inipun selesai. Sebagian murid sudah
pulang meninggalkan Joifuru, sedangkan sebagian lain masih memilih untuk tetap
di Joifuru, salah satunya mereka…
“Syel, lo
kenapa senyam-senyum sendiri?” tanya Andela sambil memperhatikan Michelle yang
sedang memainkan HPnya “Lo gapapa kan?”
“Tenang aja
ndel, gw baik-baik aja kok” jawab Michelle tersenyum.
“Kalo lo
kenapa cot? Kok kayanya kusam gitu?” Kali ini Andela bertanya pada Gracia yang
sama seperti Michelle sedang melihat HPnya. *ga
enak amat ya ‘cot’
“Gapapa kok
ndel” Gracia menggelengkan kepalanya “gw cuman ga percaya aja kalo Elaine jadi
orang ketiga diantara ka Aby sama ka Shania” jawab Gracia.
“Hmm, gw juga
ga percaya.. masa sih Elaine..”
“Tenang aja
Elaine ga gitu kok..” ucap Michelle memotong ucapan Andela “yah tapi siapa yang
tau..” tambah Michelle, mengakhiri kata-katanya dengan senyuman manis yang
disunggingkannya.
~~~
Beberapa hari berlalu, Shania masih belum mau masuk, untunglah Ve sudah bisa menenangkan Shania, sementara Aby dan K…
“Jelasin hal
yang masih lo rahasiain Va” ucap Aby.
“Bukannya,
sekarang ini lebih baik lo ke rumah Shania?” tanya K mencoba mengganti arah topic
pembicaraan Aby.
“Ga usah
ganti topic Va, gw tau kapan harus nemuin Shania dan jelasin ini” jawab Aby.
“Aby bener!”
teriak Faris yang muncul bersama Deni, mengagetkan Aby dan K yang tadinya hanya
ingin berbicara berdua saja di atap sekolah “Sorry, gw sama Deni juga harus tau
kebenarannya dari mulut lo”
“Ini saatnya
Va, sebelum semuanya terlambat..” pinta Aby kembali.
“Okok gw
ngerti, tapi gw harap kalian ga akan salah paham dengan semuanya….” K pun
menceritakan semuanya. Tentang masa lalunya yang hampir terlupakan. *skip buat pembaca ntar ada sesinya wkwk XDD
*ditimpuk lagi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Mungkin
siapa?” tanya Faris begitu penasaran. Begitu juga dengan Deni dan Aby yang
menunggu jawaban K.
“Ahh.. ga
bukan siapa-siapa..” jawab K seperti berbohong, tetapi sesungguhnya bukan
karena ia ingin begitu, hanya saja K memang tak yakin “Gw… permisi..”
“Va tunggu..”
panggil Faris sia-sia.
Akhirnya K
memutuskan meninggalkan Aby, Deni dan Faris, untuk menenangkan dirinya sendiri
setelah menceritakan semuanya. Mungkin. Sesuatu yang akan menimbulkan kembali
‘peperangan’ yang dibalut rasa iri, benci, dendam juga cemburu. Sekali lagi,
mungkin. *efek ada Gracia jadi sekali
lagi sekali lagi mulu
“Ris, balik
yuk” ajak Deni.
“Duluan aja
Den” ucap Faris “Ada yang mau gw tanyain sama Aby” Aby menatap Faris, keduanya
saling tatap.
“Baiklah~”
Denipun pergi seorang diri, kini tinggal Aby dan Faris saja disana.
“By..”
panggil Faris.
“Kalo ini soal
Elaine, gw sama dia..”
“Bukan itu…
Kalo soal itu.. gw percaya sama lo” Aby hanya diam “Tapi ada satu hal lain..”
“Hal lain?”
“Apa lo itu…”
Faris sedikit menahan, agak ragu “Masih pengurus Joitus?” tanya Faris akhirnya.
Aby menatap
dalam Faris “Apapun yang lo denger, itu hanya omong kosong” jawab Aby sebelum
tinggalkan Faris seorang diri, yang masih dibaluti rasa penasaran.
~~~
Kini, Shania telah kembali bersekolah. Walau keadaannya masih buruk, apalagi karena Aby belum sama sekali menghubunginya untuk menjelaskan apapun. Shania sendiri tidak mau menghubungi Aby.
“Shan lo udah
gapapa kan?” tanya Gaby, saat dia, Shania, Ayana, Jeje dan juga Hanna
berkumpul.
“Heeh” jawab
Shania seadanya dibarengi dengan anggukan.
“Terus si Aby
udah ngubungin lo?” kali ini Jeje yang bertanya. Tanpa kata, Shania menjawab
dengan gelengan.
“Wah kacau..
beneran habis manis sepah dibuang ya..” ucap Hanna.
“Brak” lagi
Shania menggebrak meja, sadarkan Ayana yang nyaris saja tertidur “Lo tuh mau
cari ribut sama gw ya Han?!”
“Engg-enggak
kok ga.. bu-bukan gitu, gw cuman….” Ucap Hanna gelagapan.
“Cuman apa?!”
tanya Shania dengan kesalnya. Hanna hanya menunduk takut.
“Shan.. gw
mau tidur, gebrak mejanya nanti aja…” ucap Ayana tiba-tiba entah polos atau
bodoh. *maafkan saya Oshi-ku mumumu :3
:**
Tidak
merespon ucapan Ayana, Shania pergi meninggalkan teman-temannya itu. Sementara
Ayana kembali tidur, membuatnya teman-temannya kembali menggelengkan kepala
mereka.
~~~
“Shania” panggil Aby saat Shania melintas di depannya tanpa menyadari atau berpura-pura tidak menyadari adanya Aby “Shania, tunggu” Aby menggenggam tangan putih mulus Shania, menahan gadis bertubuh tinggi itu untuk tidak pergi.
“Lepasin!” erang
Shania sembari mencoba lepaskan genggaman tangan Aby di tangannya “Aku bilang
lepasin!!” teriak Shania, kali ini membuat mereka jadi perhatian murid-murid
Joifuru di dekatnya.
“Ada yang mau
aku bicarain sama kamu” ucap Aby.
“Tapi, aku
gamau! Lepasin!!”
“Aku akan lepasin
kalo kamu mau ikut aku”
“Aku gamau
ikut sama kamu, aku gamau ketemu kamu! Jadi lepasin!!” teriak Shania kembali.
“Shania, liat
aku, ada yang harus aku jelasin ke kamu, ini semua salah paham”
“Cukup!”
dengan mata yang sudah berair, Shania beranikan diri menatap Aby “Cukup Aby,
kemana aja kemaren kamu? Berduaan aja sama gadis bebek itu?” wajah manis Shania
kembali dihiasi air mata “Lepasin! Dan gausah temuin aku!” Abypun melepaskan
genggaman tangan Shania. Membiarkan Shania pergi meninggalkannya dalam tangis.
Pemandangan
yang seharusnya tidak disaksikan orang lain, murid-murid Joifuru, yang sebagian
tidak bisa menutupi kesedihan ataupun bahkan diantaranya ada beberapa yang
tersenyum kemenangan melihat hal itu..
Apakah hubungan Shania dan Aby akan
membaik? Apa yang sebenarnya terjadi antara K dan Michelle di masa lalu? Apa
lagi-lagi ada hubungannya dengan kakak beradik Veranda - Shania?
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment