Update ini dulu ya gaes~~ jhs nya.. tunggu yaw~
May I Love You? (JuriMayu and Others)
May I Love You? (JuriMayu and Others)
Chapter 7 Part 1
Setibanya di rumah, setelah beres-beres dan makan di rumah
masing-masing, JuriMayu masuk ke dalam kamar mereka. Begitu tiba di kamarnya,
Jurina hanya tiduran di atas kasur dan terdiam, hingga panggilan Mayuyu dari
seberang menyadarkannya.
“Jurina~ Jurina!” Panggil Mayuyu berulang-ulang.
“Ahh? Mayu-chan, gomen ne, gomen… Nande?”
“Geez… Kamusku masih di kamu kan?”
“Ahh.. Sebentar Mayu-chan, aku akan antar kesana~”
Setelah mendengar jawaban Jurina, Mayuyu hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali menonton anime yang terpotong.
“Gubrak, adu duh” Seperti biasa Jurina loncat dari
berandanya terburu-buru hingga jatuh, namun tidak seperti biasanya, Mayuyu yang
biasanya langsung khawatir, kali ini terlihat begitu serius dengan tontonan nya.
“Ini kamusnya Mayu-chan~ emm Mayu-chan? Nonton apa sih? Kok
serius banget? Anime ya? Mayu-chan~~ huee~~” Tanya Jurina beruntun.
“Ssstt diam dulu Jurina, lagi seru~” ucap Mayuyu.
“Huh.. “ Sambil memanyunkan bibirnya karena kesal, Jurina
ikut menonton dan duduk di kasur tepat di sebelah Mayuyu.
“Jurina~ ini sudah malam, kembalilah ke kamarmu, lalu
tidur.”
“TIDAK MAU~~ :p” ucap Jurina lalu mengambil laptop Mayuyu.
“JURINA!!” teriak Mayuyu hingga membuat kedua orang tuanya
yang ada di bawah kaget.
Tentu saja dengan refleksnya karena khawatir dengan anaknya,
Sae langsung berlari ke kamar Mayuyu. Mendengar suara kaki yang mendekat ke
kamarnya, membuat Mayuyu panik dan langsung menyuruh Jurina tiduran dan menutupinya
dengan selimut.
“Tok.. Tok..” “Mayu? Buka pintunya nak” Ucap Sae dari luar
kamar Mayuyu.
“Iya pap, tunggu sebentar.” Jawab Mayuyu sambil membuka
pintu kamarnya.
“Kenapa tadi berteriak? Kau tidak apa-apa nak?” Tanya Sae
pada anaknya.
“Ahh tidak apa-apa pap, tadi aku hanya kaget saja karena ada
kecoa, ehehe” jawab Mayuyu bohong lalu duduk di kasurnya.
“Baiklah, kalau begitu papa kembali ke kamar, oyasuminasai
nak” ucap Sae sambil mematikan lampu kamar Mayuyu lalu menutup pintu kamarnya.
“Oyasuminasai pap..”
“Hah.. Jurina, sudah aman~ Jurina?” Setelah memastikan
papanya telah turun, Mayuyu membuka selimut dan melihat keadaan Jurina yang
tidak terdengar suaranya sama sekali.
“Aih anak ini sudah tidur? Hmm” Saat ingin mengambil laptop
yang ada di pelukan Jurina, tangan Mayuyu malah ditarik oleh Jurina dan sekarang
Mayuyu sudah ada di sebelah Jurina.
“JURINA!”
“Sst~~ aku tidak menyangka Mayu-chan menonton anime seperti
ini..” ucap Jurina
“Anime seperti apa?” tidak menjawab pertanyaan Mayuyu,
Jurina membuka laptop Mayuyu dan menunjukkan apa yang ia maksud. Dan ternyata
Anime yang memiliki adegan H didalamnya.
“Itu.. Lebih baik kau pulang dan tidurlah” ucap Mayuyu yang kaget
lalu mengambil laptopnya dan meletakkannya di meja belajar yang ada di dekat
kasurnya.
~Mayuyu POV~
‘Kenapa anak ini harus melihat adegan seperti itu disaat
kami hanya berdua dalam kamar yang gelap seperti ini? Tuhan, kenapa kau buat
aku kembali mengingat semua yang pernah terjadi antara kami berdua?’ Tanpa aku
sadari tangan Jurina melingkar di pinggangku dan memelukku dari belakang.
“Mayu-chan aku menginap disini ya~ sudah lama~” bisiknya
buyarkan lamunanku. Bisa aku rasakan hembusan nafasnya di telingaku, membuat
jantungku berdegup kencang.
“Aku rindu Mayu-chan, aku sedih dan hidupku begitu sepi
tanpa Mayu-chan” bisiknya kembali sambil mengencangkan pelukannya.
Kamar yang gelap dan sepi ini membuatku memikirkan hal yang
tidak-tidak, entah kenapa aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Terlebih
dengan posisiku saat ini duduk di depannya, aku bisa sangat merasakan tubuhnya,
hembusan nafasnya, bahkan debaran jantungnya bisa kudengar. Aku hanya bisa
berharap semoga adegan yang ia lihat di dalam anime tidak mempengaruhinya.
“Mayu-chan, maaf.. Aku tahu sebelumnya hal ini yang buat
kita bertengkar, aku tahu Mayu-chan mungkin tidak mau mendengar hal ini, aku tahu
kita baru berbaikan, ta-tapi…” aku mendengar dengan baik-baik ucapan Jurina,
dan terus berharap bukan hal itu lagi yang keluar dari mulutnya.
“Ta-tapi aku mencintai Mayu-chan, aku sadar perasaan ini
bukan sebagai adik ke kakakknya, atau seorang teman ke sahabatnya, perasaan ini
tidak bisa aku tahan lagi” sambungnya, membuat aku lemas.
Aku rasakan tangan kanannya menggenggam tangan kananku. Aku
hanya terus terdiam, tidak tahu harus berbuat, dan harus berkata apa.
“Aku mohon Mayu-chan jawab pertanyaanku, aku tahu Mayu-chan
menyayangiku, tapi yang aku mau tahu apakah perasaan sayang kita ini sama atau
tidak, Mayu-chan?!” Tanyanya yang makin membuatku bingung.
~Mayuyu POV END~
~Jurina POV~
Mayu-chan terus terdiam sejak aku memeluknya. Mayu-chan~ aku
benar-benar menunggu jawabanmu. Walau wajahnya terlihat bingung seperti itu,
Mayu-chan tetap terlihat manis. Entah apa yang ada dipikiranku, dengan tangan
kiriku, aku mendorong pelan wajah Mayu-chan agar menghadap kearahku, dan tanpa
pikir panjang aku mencium lembut bibirnya. Mayu-chan terlihat kaget dengan yang
aku lakukan, tapi tidak ada perlawanan sedikitpun dari Mayu-chan.
Kami berdua terlihat begitu menikmati hal ini, sebenernya
ini juga bukan ciuman pertama kami, tapi terasa seperti itu. Aku terus mencium
lembut, dalam dan semakin dalam bibir Mayu-chan, hingga akhirnya Mayu-chan
mendorongku setelah kami berciuman cukup lama.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Mayu-chan berdiri dan
berjalan mundur menjauh dariku sambil memegang bibirnya. Lalu jatuh duduk di
lantai sambil menyender pada tembok dan melihat kearahku. Bisa kudengar ia
menangis pelan, tentu saja aku langsung menghampirinya, untuk menghentikan
tangisannya.
“Mayu-chan.. Gomen ne..” ucapku pelan lalu menghapus air
matanya dengan tanganku.
~Jurina POV END~
~Mayuyu POV~
“Maafkan aku Mayu-chan, aku tidak bermaksud membuatmu
menangis, Mayu-chan boleh marah padaku, boleh tidak mengenalku lagi, tapi aku
mohon jangan menangis.” Ucapnya sambil memelukku, yang tidak aku balas.
“Kalau begitu aku kembali ke kamar, Mayu-chan bobo ne” saat
ia ingin bangkit, aku menahan tangannya.
“Setelah merebut ciuman pertamaku, apa kau mau
meninggalkanku begitu saja” ucapku pelan yang membuatnya sedikit kaget.
Sampai saat ini aku benar-benar tidak tahu, seperti yang
Jurina bilang sebelumnya, aku memang menyayanginya. Namun bila aku ingat-ingat
perkataan Harugon dan Rabutan terdahulu, apakah itu benar? Aku memang menyadari
bahwa aku tidak suka melihat Jurina akrab dengan perempuan lain. Jurina juga
jadi alasan mengapa aku selalu ‘sendiri’. Apakah perasaan sayangku ini padanya
sudah melebihi yang seharusnya? Melewati dinding pembatas yang seharusnya tidak
boleh kami lewati…
----- --------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment