Ini apa ya.. just fanfic, ceritanya kebagi 3 part, sebelum ini ada Veranda's side dulu, ini Kinal's side, nanti ada part endingnya
Sebuah Cerita, Cita dan Cinta (VeNal)
Sebuah Cerita, Cita dan Cinta (VeNal)
Sebuah cita-cita akan menjadi lebih indah untuk dikejar atau
dijalani, ketika kita mencintai apa yang sedang kita kerjakan. Menjadikan kita
lebih semangat dalam berkarya, dan membuat hati kita bahagia..
~Kinal’s Side~
Devi Kinal Putri namaku, let’s dance, dance, dance! Cita-cita?
Aku mempunyainya, bersama kelompok danceku menjadi dancer professional. Tapi
semua itu padam ketika mereka yang menjadi motivasi dan yang aku cintai, pergi
selama-lamanya dari dunia ini, ya mereka.. kedua orang tuaku.
Hidup keras di jalanan bersama teman-temanku asal
mendapatkan uang untuk makan, tanpa merugikan orang lain dan tidak melanggar hukum,
itu sudah bagus bagi kami.
Sampai akhirnya.. Tuhan memberikan cahaya yang membuatku
ingin kembali mengejar cita-citaku, dan mempertemukanku dengan mahakarya-Nya
yang begitu indah. Jessica Veranda.
~~~
Seperti biasa, pasca pertunjukan kami, aku berkeliling untuk meminta bayaran pada penonton yang ada. Disitulah untuk pertama kalinya aku melihat sosoknya. Lama mata kami bertemu, apa aku berlebihan jika beranggapan melihat bidadari tanpa sayap?
“Nal~ tadi lo lama banget natap Veranda” ucap Shanju
diperjalanan kami pulang.
“Veranda siapa?” tanyaku bingung.
“Itu loh pelukis, cantik banget ternyata aslinya” ucap Shanju
kembali, aku hanya bisa bingung.
“Nih~” Beby memberikan sebuah brosur padaku, akupun langsung
melihatnya. Ya, ternyata itu adalah brosur pembukaan galeri lukisan Ve,
terpampang juga foto dirinya. Barulah aku tahu, siapa itu Veranda.
~~~
Entah kenapa, aku berharap bertemu dirinya kembali. Ingin mengunjungi
galerinya, tapi uangku untuk tabunganku nanti. Oh tuhan tolonglah.. #tolonglah
3 hari setelah pertemuan pertama kami, tuhan mengabulkan
permohonanku! Veranda kembali datang, aku jadi makin antusias dan grogi.
Ternyata, bukan cuma sekali itu, Ve hampir selalu datang disetiap pertunjukan
kami. Entah dengan alasan apa, mungkin lelah dengan kegiatannya?
Semenjak Ve meminta nomer HPku, kami jadi sering SMS bahkan
telponan dengan Ka Ve. Ya, aku memanggilnya ka Ve, karena dia lebih tua 3 tahun
dariku. Enam bulan berlalu, kami makin dekat, bahkan aku diminta untuk
memanggilnya “Ve” saja, entahlah dia tidak bilang apa alasannya. Kenal dan
dekat dengan Ve membuatku kembali merasakan kehangatan orang tua, kasih sayang
seorang kakak, pengertiannya seorang sahabat, dan… cinta…
“Ah iya, aku punya sesuatu buat kamu, coba liat ini” ucap Ve
memberikan sebuah brosur dan kertas-kertas lain, yang dia ambil dari tasnya.
“Ini apa Ve?”
“Coba baca dong”
“Audisi dance, tes beasiswa, eh?? Ini dari Universitas kamu
dulu??”
“Iya, siapa tahu kamu dan temen-temen kamu minat, kalian
masih pingin jadi dancer professional kan?”
“Masih Ve masih!!” jawabku membara.
“Kabarin temen-temen kamu nal” ucapnya sambil tersenyum
“Iya Ve~! Aku bilang temen-temen dulu, makasih ya” reflek
saja aku mencium pipi Ve yang membuatnya kaget.
~~~
Setiap sore, disetiap harinya setelah kerja kami masing-masing, kelompok
danceku berlatih hingga malam hari terutama jika tidak ada pertunjukan. Walau
audisinya masih untuk tahun depan, kami tetap harus latihan. Inginnya Ve jadi
yang pertama melihat hasil sementara latihan kami tapi.. tiba-tiba dia
menghindariku, tidak mengangkat teleponku, bahkan berpura-pura tidak menyadari
adanya aku.
Itu terjadi terus-menerus.. aku menyerah. Walau hatiku
hancur, aku harus konsentrasi dengan kelompok danceku dan audisi kami nanti.
Tapi, semakin lama aku semakin terpuruk. Penampilanku buruk, aku tampil hanya
untuk berharap melihat sosok Ve yang ternyata tidak pernah lagi datang ke
pertunjukan kami. Tidak ingin kelompok danceku hancur, tidak ingin terus
mengingat Ve. Aku putuskan untuk pergi dari tempat ini. Keputusanku ini sempat membuat
Beby dan Shanju perang mulut, oh.. c’mon guys.. jangan bikin gw tambah ngerasa
bersalah sama kalian. Walau begitu, akhirnya aku tetap pergi.
~~~
5 bulan berlalu, tidak lagi berhubungan dengan yang berbau dance bahkan tidak
kontak lagi dengan teman-teman di kelompok dance. Jujur saja, aku tidak bisa
melupakan semua itu dan juga ya.. Ve.
Aku coba kembali ke daerah tempatku dibesarkan itu, tidak
ada yang berubah kecuali.. galeri Ve yang sepertinya sepi, apa Ve tidak membuka
pameran lagi? Apa Ve sudah pergi dari kota ini agar tidak bertemu lagi
denganku?
Berbagai hal aku pikirkan, mengingat kenangan kami berdua,
sejak bertemu sampai kami ‘berpisah’ hingga tanpa aku sadari Beby dan Shanju
ada di depan mataku.
“Teman yang sudah lama tidak bertemu, kembali? Hmm tapi kalo
dari rautnya sih ga jauh beda sama pacarnya” ucap ketus Shanju
“Eng? Kalian tau soal Ve? Beby? Shanju?” tanyaku begitu saja
“Ka Ve pernah sekali baru-baru ini ke camp kita, buat nyari
lo. Tapi sorry nal, kita gatau dan gamau tau soal kalian lagi” jawab Beby,
keduanya lalu pergi meninggalkanku.
Ve mencariku juga? Untuk apa? Bolehkah aku berharap kami
memiliki perasaan yang sama? Aku tahu, rasa ini untuk tidak seharusnya untuk
‘mencintai sesama’. Lalu kenapa kau berikan rasa ini?
Maafkan atas perasaan yang salah dan terlarang ini. Bagiku,
Veranda bukan perempuan biasa, dan dia tidak hanya sekedar indah, dia takkan
terganti. *nyanyi takkan terganti nya
Marcell*
----- --------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment