Wednesday, September 10, 2014

Sebuah Cerita, Cita dan Cinta (VeNal)

Ending cerita, sebelum ini ada Veranda's side dan Kinal's side

Sebuah Cerita, Cita dan Cinta (VeNal)

Sebuah cita-cita akan menjadi lebih indah untuk dikejar atau dijalani, ketika kita mencintai apa yang sedang kita kerjakan. Menjadikan kita lebih semangat dalam berkarya, dan membuat hati kita bahagia..

~VeNal, akhir sebuah cerita~
Sepinya galeri Ve, membuat Kinal penasaran. Kinalpun berinisiatif mencari tahu. Akhirnya Kinal tahu bahwa Ve akan segera menutup galerinya…

‘Kamu mau menyudahi semua impian kamu gitu aja Ve?’ Tanya Kinal dalam hatinya.
Kinal tahu, tidak ada lagi yang bisa dilakukannya walau memikirkan tentang Ve. Memang Ve yang ‘membuangnya’ tiba-tiba, tapi Kinalpun juga memutuskan untuk ‘membuang’ Ve juga pada akhirnya. Berjalan disekitar galeri juga tidak akan ada perubahan, tidak ada tanda-tanda Ve lagi, itulah yang dipikirkan Kinal. Sampai sosok yang dikira tidak akan muncul itu datang dan masuk ke galerinya, bersama sosok laki-laki yang Kinal juga tahu.. ya, Ghaida.
~~~
Di dalam galerinya itu Ve hanya memandangi salah satu lukisannya yang masih terpajang. Lukisan yang menggambarkan perasaan Ve saat bertemu Kinal pertama kali.
“Kau tahu, betapa kecewa dan patah hatinya aku, bahwa aku kalah saing dengan seorang perempuan untuk mendapatkan hatimu” ucap Ghaida sambil memperhatikan Ve yang hanya diam.
“Ka Ve, apa ka Ve sudah yakin dengan semua keputusan ini?” Tanya Ghaida
“Ghaida, ka Ve sudah mikirin ini baik-baik, dan tolong untuk tidak salah paham dengan Kinal” ucap Ve
“Emm.. selama Ka Ve pergi nanti, tolong titip Kinal ya Ghaida” lanjut Ve lalu tersenyum.
“Heh?! Kenapa aku?? Ka Ve kau ini kejam sekali”
~~~
 Kinal masih menyindiri, tetap memikirkan Ve. Kejadian yang dilihatnya membuat dirinya memikirkan yang tidak-tidak, sebagian dirinya mengikhlaskan hal itu, sebagian lagi tidak. Dulu, jika Kinal murung seperti ini, ada Ve yang akan menyemangatinya. Ada Beby dan Shania juga yang akan menghiburnya. Kinal memandangi terus kosongnya langit sore, berharap ketiga orang yang diharapkan, kembali padanya, Tuhan mengabulkan? Mungkin, karena suara ‘sahabat’ yang dia rindukan itu akhirnya terdengar dan buyarkan lamunannya.

“Wah wah, ternyata masih ada disini, kirain kabur lagi” ucap sinis Shania
“Udahlah Nju.. biarin aja dia, bukan urusan kita” ucap Beby
“Kok lo belain Kinal?”
“Gw ga belain siapa-siapa Njuu~~”
“Beb, Nju, apa boleh gw kembali ke kelompok dance?” Tanya Kinal tiba-tiba
“Ga! Sebelum lo selesain masalah lo itu!” jawab Shania tegas, lalu pergi meninggalkan Kinal.

“Kita akan pikirkan itu, selesain masalah lo dulu. Karena Kinal yang Beby sama Shania kenal itu.. ga akan lari dari masalah” ucap Beby, lalu pergi menyusul Shania.
Ya, Beby dan Shania benar, Kinalpun sadar akan hal itu. Dengan cepat Kinal kembali ke galeri Ve, namun telat, Ve dan Ghaida sudah tidak ada di galeri. Sebulan berlalu, Kinal tidak pernah lagi mendengar atau melihat sosok Ve. ‘Apa sudah telat untuk dirinya menyelesaikan masalah mereka?’ ‘Apa alasan Ve dulu ‘membuang’ Kinal tanpa alasan yang jelas?’ Kinal hanya ingin tahu itu, Kinal ingin tetap bisa berteman dengan Ve, walau perasaannya yang sebenarnya ingin lebih. ‘Apa karena Ve tahu ini dan itulah alasannya menjauhi Kinal?’ hanya Tuhan dan Ve yang tahu.
~~~
“Ka Ve? Ayo jalan, pesawatnya berangkat 3 jam lagi kan?” Tanya Ghaida yang menunggu Ve di depan pintu rumah Ve. Ve yang sedari tadi hanya diam.. sedang menatap sebuah foto yang bergambar dirinya, Kinal dan teman-teman kelompok dance Kinal lainnya.
“Kenapa ga ka Ve bawa aja fotonya? Jadi pandanginnya bisa di mobil kan” ucap Ghaida yang terus melihat jam tangannya.
“Maaf lama Ghaida, ayo kita jalan sekarang”
“Kotak itu? Mau ditaro di bagasi?”
“Ahh ini? Biar aku pegang aja” ucap Ve, keduanyapun lalu masuk ke mobil dan pergi.
~~~
Selama di perjalanan Ve hanya terdiam masih menatap foto yang dilihatnya di rumah, dia membawa foto yang penuh kenangan itu, Ghaida hanya bisa menghela panjang nafasnya. Pikiran Ve dipenuhi Kinal, karena Ve akan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata perpisahan pada Kinal. Sejujurnya, Ve ingin sekali bertemu Kinal, namun dia tidak ingin dan tidak berani. Hingga tidak disadari, air mata keluar dari sudut matanya.

“Ka Ve, masih ada waktu kalo ka Ve mau temuin Kinal, anak itu sudah kembali tinggal disini” ucap Ghaida.
“Eh?? Kinal udah kembali??”
“Hooh, mau aku anterin ke tempatnya?”
“Emm ga usah, aku gamau liat Kinal menangis lagi, aku juga gatau apa Kinal masih memikirkan dan mengingat aku atau ga” ucap Ve
“Hah.. aku iri sekali dengan anak itu” Ghaida menghela nafasnya “emm.. ka Ve hampir sampe nih, ka Ve yakin gamau dianter sampe bandara?”

“Cukup sampe sini aja, ka Ve gamau nyusahin Ghaida terus dan biar ga terkesan kita ini ‘berpisah’” Ucap Ve berusaha tetap tersenyum, Ghaidapun tersenyum, namun hatinya begitu miris.
“Makasih ya Ghaida kamu udah baik sama ka Ve selama ini, dan untuk terakhir kalinya ka Ve minta tolong.. tolong kasih kotak ini ke Kinal” lanjut Ve lalu memberikan kotak yang dia bawa pada Ghaida
“Ahh tapi kasihnya nanti ya, kalo ka Ve udah sampe di New York, jadi titip dulu”
Ve memeluk Ghaida dan kembali berterima kasih. Setelah itu, keduanyapun berpisah.
“Maaf ka Ve, kali ini aku ga akan nurutin permintaan ka Ve” ucap Ghaida lalu masuk ke dalam mobilnya, dan pergi.
~~~
Pada akhirnya, Kinal tidak bisa menyelesaikan masalahnya dan tidak mengetahui kebenaran dari semua ‘misteri’ yang ditinggalkan Ve. Walau begitu, kali ini Kinal bisa memperbaiki dan menenangkan pikirannya. Diapun sudah kembali bergabung dengan teman-temannya di kelompok dance, kembali bermain dan tampil bersama mereka. Seperti hari ini, mereka tetap latihan hingga latihan itu dibuyarkan oleh datangnya sosok asing bagi teman-teman Kinal di kelompok dance, kecuali bagi Beby, Shania dan Kinal, ya.. Ghaida lah yang datang.

“Mau ngapain lo kemari?!” Tanya ketus Shania
“Ga ada banyak waktu lagi, gw mau ketemu Kinal!” jawab Ghaida
“Kinal pasti gamau ketemu lo!” ucap Shania kembali.
Melihat Shania sepertinya beradu mulut dengan Ghaida, Beby dan Kinal menghampiri mereka.
“Ada apa?” kali ini Kinal bertanya, langsung saja Ghaida memberikan kotak dari Ve pada Kinal
“Itu dari ka Ve, gw sama sekali gatau apa isinya, ka Ve minta gw untuk ga ngasih itu sekarang ke lo.. Tapi, gw rasa lebih baik kalo gw kasih lo langsung, mumpung masih ada waktu..” ucap Ghaida berhenti melanjutkan kata-katanya

“Waktu? Waktu buat?” Tanya Kinal bingung
Dengan ragu-ragu Ghaida menjawab “Emm.. sebelum ka Ve berangkat ke New York” pernyataan Ghaida ini membuat Beby, Shania dan tentunya Kinal terkejut.
“Anter gw! Anter gw ke tempat Ve sekarang!” pinta Kinal pada Ghaida
“Tapi waktunya, dari sini ke bandara..” Ghaida melihat jamnya “Pesawatnya berangkat 1 ½ jam lagi”
“Gw mohon! Bantu gw ketemu Ve, untuk terakhir dan pertama kalinya lagi, gw mohon..”
“Tapi…”
“Gw tahu, lo ga akan rela bantu gw, tapi demi Veranda, Ghaida!” Kinal coba meyakinkan
“Err… Shit! Ini buat Ve bukan buat lo, cepet naik ke mobil gw” Ghaida menyalakan mobilnya lagi, Kinal, Beby dan juga Shania ikut masuk ke dalam mobil Ghaida.
~~~
Di perjalanan Kinal tidak tenang, terus berharap-harap cemas dapat bertemu dengan Ve di kesempatan terakhir ini. Sambil memperhatikan jam di mobil Ghaida yang seperti terlihat bertambah dengan cepat namun tidak sejalan dengan laju mereka.
“Arghh kenapa pake ada macet-macet segala sihh” ucap Kinal gelisah
“Tenang aja sih Nal, lo ga sadar apa Ghaida udah ngebut banget bawanya” ucap Shania
“Aduhh Nju my oshi (?) gimana gw mau tenang dalam keadaan kaya gini..” jawab Kinal
“Nal, kenapa ga lo coba buka kotak dari ka Ve?” ucap Beby membuat Kinal teringat dengan kotak yang sedari tadi hanya dia pangku.

Setelah menenangkan pikirannya terlebih melihat jalan sudah tidak macet seperti sebelumnya, Kinal membuka kotak itu. Terdapat foto, surat, kunci, dan benda-benda lain di dalam kotak itu.
“Itu foto kita dulu kan” ucap Shania
Kinal menatap foto itu, memori lamanya kembali berputar. Lalu ia membuka surat yang Ve tulis dengan tangan itu, membaca sekilas surat yang berisi permintaan maaf, penjelasan tentang masalah mereka, hingga harapan Ve di masa depan nanti, tentang cita-citanya dan juga.. Kinal. Membuat Kinal ingin meneteskan air mata, sampai rem mendadak yang dibuat Ghaida, membuyarkannya.

“Adu duh duh”
“Lo gapapa nal?” Tanya Shania
“Kenapa ngerem mendadak gini?” Tanya Kinal
“Depan tuh, sorry, macet lagi nih kayanya, lo mau gimana?” tanya Ghaida pada Kinal
“Bandaranya dimana?” Tanya Kinal
“Itu 1 KM depan sini” jawab Ghaida. Tanpa banyak pikir karena sudah tidak ada waktu, Kinal memutuskan untuk turun dari mobil dan berlari ke bandara
“Nal, lo mau kemana?” tanya Shania bingung.
“Titip kotak gw” teriak Kinal, turun dari mobil setelah memberikan kotaknya pada Shania, lalu berlari
*adegan bagian ini mengingatkan dengan ending film AADC ya? Ya memang dari itu idenya*
~~~
Kinal terus berlari hingga dirinya sudah tiba di bandara, masalahnya tinggal dimana keberadaan Ve, berlari kesana kemari, akhirnya Kinal menemukan keberadaan Ve, beberapa security menghadang dan mengejar Kinal, namun dengan kelincahannya Kinal bisa menghindarinya.
“Ve! Ve! VE!!” teriak Kinal, Ve masih belum mendengarnya.
“Veranda!! Jessica Veranda!!” teriak Kinal kembali, kali ini berhasil membuat Ve menghentikan langkahnya. Kinal dengan tenaganya yang tinggal sedikit, kembali berlari ke tempat Ve.
“Ve! Ve.. hah.. hah.. hah..”
“Kinal?! Kenapa bisa ada disini?” Tanya Ve yang heran melihat Kinal

“Itu ga penting, yang penting sekarang, apa mau ninggalin aku lagi tanpa mengucapkan sepatah katapun?” Tanya Kinal, yang dijawab dengan pelukan oleh Ve, Kinalpun memeluknya balik.
“Maafin aku, aku ga bermaksud kaya gitu”
“Aku ga akan maafin sebelum semuanya jelas”
“Kamu udah terima kotak dari aku kan?” Tanya Ve
“Udah kok, aku juga udah buka”
“Ada surat disitu tertulis semuanya jelas, maaf Kinal aku ga bisa ngomong semuanya secara langsung”

“Aku tunggu juga penjelasan kamu langsung” ucap Kinal tersenyum
“Baca dulu suratnya. Ah iya, ada kunci juga di dalam kotak yang aku kasih, itu kunci rumah ak.. maksudku.. kita” ucap Ve mengejutkan Kinal
“Pesawat tujuan New York akan segera berangkat dalam bla3x” pengumuman di bandara berbunyi.
“Aku pergi dulu, dan kamu juga sudah ditunggu sepertinya sama mereka” ucap Ve
“Mereka?” Kinal menengok kebelakangnya dan terlihat para security bandara mengawasinya.
“Jaga diri kamu selama ga ada aku” ucap Ve
“Harusnya itu kata-kata aku buat kamu”
“Ahh tunggu Ve, satu lagi” Kinal membuka kalung yang dia pakai dan memakaikannya pada Ve, kedunya kembali berpelukan dan berpisah, namun kali ini.. diiringi oleh tangisan bahagia dan senyuman.
~~~
Beberapa tahun kemudian, Ve dan teman-teman satu Universitasnya yang berasal dari Asia Tenggara membuka galeri bersama. Didukung kedutaan Negara masing-masing, grand opening berlangsung meriah, grand opening ditutup dengan pertunjukan dari sebuah kelompok dance. Kelompok dance yang sudah tidak asing bagi Ve.
“Kinal?!? Kok bisa?” tanya Ve pada dirinya sendiri.
Pertunjukan mereka disambut cukup meriah, dengan membawa nama Indonesia, mereka menutup grand opening ini dengan indah.

“Kaget?” Tanya Kinal yang menghampiri Ve
“Kenapa ga bilang-bilang?!”
“Surprise~ anggep aja gantian dulu, hehe”
Dengan ini sebuah cerita tentang mereka diakhiri dengan pertemuan kembali keduanya di New York, Ve dan Kinal berhasil mendapatkan apa yang mereka cita-citakan. Dan mengenai cinta mereka? Biarkan itu menjadi misteri dan rahasia…

END
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m


-Jurimayu14-

1 comment: