Ending cerita, sebelum ini ada Veranda's side dan Kinal's side
Sebuah Cerita, Cita dan Cinta (VeNal)
Sebuah Cerita, Cita dan Cinta (VeNal)
Sebuah cita-cita akan menjadi lebih indah untuk dikejar atau
dijalani, ketika kita mencintai apa yang sedang kita kerjakan. Menjadikan kita
lebih semangat dalam berkarya, dan membuat hati kita bahagia..
~VeNal, akhir sebuah
cerita~
Sepinya galeri Ve, membuat Kinal penasaran. Kinalpun
berinisiatif mencari tahu. Akhirnya Kinal tahu bahwa Ve akan segera menutup
galerinya…
‘Kamu mau menyudahi semua impian kamu gitu aja Ve?’ Tanya
Kinal dalam hatinya.
Kinal tahu, tidak ada lagi yang bisa dilakukannya walau
memikirkan tentang Ve. Memang Ve yang ‘membuangnya’ tiba-tiba, tapi Kinalpun
juga memutuskan untuk ‘membuang’ Ve juga pada akhirnya. Berjalan disekitar
galeri juga tidak akan ada perubahan, tidak ada tanda-tanda Ve lagi, itulah
yang dipikirkan Kinal. Sampai sosok yang dikira tidak akan muncul itu datang
dan masuk ke galerinya, bersama sosok laki-laki yang Kinal juga tahu.. ya,
Ghaida.
~~~
Di dalam galerinya itu Ve hanya memandangi salah satu lukisannya yang masih
terpajang. Lukisan yang menggambarkan perasaan Ve saat bertemu Kinal pertama
kali.
“Kau tahu, betapa kecewa dan patah hatinya aku, bahwa aku
kalah saing dengan seorang perempuan untuk mendapatkan hatimu” ucap Ghaida
sambil memperhatikan Ve yang hanya diam.
“Ka Ve, apa ka Ve sudah yakin dengan semua keputusan ini?”
Tanya Ghaida
“Ghaida, ka Ve sudah mikirin ini baik-baik, dan tolong untuk
tidak salah paham dengan Kinal” ucap Ve
“Emm.. selama Ka Ve pergi nanti, tolong titip Kinal ya
Ghaida” lanjut Ve lalu tersenyum.
“Heh?! Kenapa aku?? Ka Ve kau ini kejam sekali”
~~~
“Wah wah, ternyata masih ada disini, kirain kabur lagi” ucap
sinis Shania
“Udahlah Nju.. biarin aja dia, bukan urusan kita” ucap Beby
“Kok lo belain Kinal?”
“Gw ga belain siapa-siapa Njuu~~”
“Beb, Nju, apa boleh gw kembali ke kelompok dance?” Tanya
Kinal tiba-tiba
“Ga! Sebelum lo selesain masalah lo itu!” jawab Shania
tegas, lalu pergi meninggalkan Kinal.
“Kita akan pikirkan itu, selesain masalah lo dulu. Karena
Kinal yang Beby sama Shania kenal itu.. ga akan lari dari masalah” ucap Beby,
lalu pergi menyusul Shania.
Ya, Beby dan Shania benar, Kinalpun sadar akan hal itu.
Dengan cepat Kinal kembali ke galeri Ve, namun telat, Ve dan Ghaida sudah tidak
ada di galeri. Sebulan berlalu, Kinal tidak pernah lagi mendengar atau melihat
sosok Ve. ‘Apa sudah telat untuk dirinya menyelesaikan masalah mereka?’ ‘Apa
alasan Ve dulu ‘membuang’ Kinal tanpa alasan yang jelas?’ Kinal hanya ingin
tahu itu, Kinal ingin tetap bisa berteman dengan Ve, walau perasaannya yang
sebenarnya ingin lebih. ‘Apa karena Ve tahu ini dan itulah alasannya menjauhi
Kinal?’ hanya Tuhan dan Ve yang tahu.
~~~
“Ka Ve? Ayo jalan, pesawatnya berangkat 3 jam lagi kan?” Tanya Ghaida yang
menunggu Ve di depan pintu rumah Ve. Ve yang sedari tadi hanya diam.. sedang
menatap sebuah foto yang bergambar dirinya, Kinal dan teman-teman kelompok
dance Kinal lainnya.
“Kenapa ga ka Ve bawa aja fotonya? Jadi pandanginnya bisa di
mobil kan” ucap Ghaida yang terus melihat jam tangannya.
“Maaf lama Ghaida, ayo kita jalan sekarang”
“Kotak itu? Mau ditaro di bagasi?”
“Ahh ini? Biar aku pegang aja” ucap Ve, keduanyapun lalu
masuk ke mobil dan pergi.
~~~
Selama di perjalanan Ve hanya terdiam masih menatap foto yang dilihatnya di
rumah, dia membawa foto yang penuh kenangan itu, Ghaida hanya bisa menghela
panjang nafasnya. Pikiran Ve dipenuhi Kinal, karena Ve akan pergi tanpa
mengucapkan sepatah kata perpisahan pada Kinal. Sejujurnya, Ve ingin sekali
bertemu Kinal, namun dia tidak ingin dan tidak berani. Hingga tidak disadari,
air mata keluar dari sudut matanya.
“Ka Ve, masih ada waktu kalo ka Ve mau temuin Kinal, anak
itu sudah kembali tinggal disini” ucap Ghaida.
“Eh?? Kinal udah kembali??”
“Hooh, mau aku anterin ke tempatnya?”
“Emm ga usah, aku gamau liat Kinal menangis lagi, aku juga
gatau apa Kinal masih memikirkan dan mengingat aku atau ga” ucap Ve
“Hah.. aku iri sekali dengan anak itu” Ghaida menghela
nafasnya “emm.. ka Ve hampir sampe nih, ka Ve yakin gamau dianter sampe
bandara?”
“Cukup sampe sini aja, ka Ve gamau nyusahin Ghaida terus dan
biar ga terkesan kita ini ‘berpisah’” Ucap Ve berusaha tetap tersenyum,
Ghaidapun tersenyum, namun hatinya begitu miris.
“Makasih ya Ghaida kamu udah baik sama ka Ve selama ini, dan
untuk terakhir kalinya ka Ve minta tolong.. tolong kasih kotak ini ke Kinal”
lanjut Ve lalu memberikan kotak yang dia bawa pada Ghaida
“Ahh tapi kasihnya nanti ya, kalo ka Ve udah sampe di New
York, jadi titip dulu”
Ve memeluk Ghaida dan kembali berterima kasih. Setelah itu,
keduanyapun berpisah.
“Maaf ka Ve, kali ini aku ga akan nurutin permintaan ka Ve”
ucap Ghaida lalu masuk ke dalam mobilnya, dan pergi.
~~~
Pada akhirnya, Kinal tidak bisa menyelesaikan masalahnya dan tidak mengetahui
kebenaran dari semua ‘misteri’ yang ditinggalkan Ve. Walau begitu, kali ini
Kinal bisa memperbaiki dan menenangkan pikirannya. Diapun sudah kembali
bergabung dengan teman-temannya di kelompok dance, kembali bermain dan tampil
bersama mereka. Seperti hari ini, mereka tetap latihan hingga latihan itu
dibuyarkan oleh datangnya sosok asing bagi teman-teman Kinal di kelompok dance,
kecuali bagi Beby, Shania dan Kinal, ya.. Ghaida lah yang datang.
“Mau ngapain lo kemari?!” Tanya ketus Shania
“Ga ada banyak waktu lagi, gw mau ketemu Kinal!” jawab
Ghaida
“Kinal pasti gamau ketemu lo!” ucap Shania kembali.
Melihat Shania sepertinya beradu mulut dengan Ghaida, Beby
dan Kinal menghampiri mereka.
“Ada apa?” kali ini Kinal bertanya, langsung saja Ghaida
memberikan kotak dari Ve pada Kinal
“Itu dari ka Ve, gw sama sekali gatau apa isinya, ka Ve
minta gw untuk ga ngasih itu sekarang ke lo.. Tapi, gw rasa lebih baik kalo gw
kasih lo langsung, mumpung masih ada waktu..” ucap Ghaida berhenti melanjutkan
kata-katanya
“Waktu? Waktu buat?” Tanya Kinal bingung
Dengan ragu-ragu Ghaida menjawab “Emm.. sebelum ka Ve
berangkat ke New York” pernyataan Ghaida ini membuat Beby, Shania dan tentunya
Kinal terkejut.
“Anter gw! Anter gw ke tempat Ve sekarang!” pinta Kinal pada
Ghaida
“Tapi waktunya, dari sini ke bandara..” Ghaida melihat
jamnya “Pesawatnya berangkat 1 ½ jam lagi”
“Gw mohon! Bantu gw ketemu Ve, untuk terakhir dan pertama
kalinya lagi, gw mohon..”
“Tapi…”
“Gw tahu, lo ga akan rela bantu gw, tapi demi Veranda,
Ghaida!” Kinal coba meyakinkan
“Err… Shit! Ini buat Ve bukan buat lo, cepet naik ke mobil
gw” Ghaida menyalakan mobilnya lagi, Kinal, Beby dan juga Shania ikut masuk ke
dalam mobil Ghaida.
~~~
Di perjalanan Kinal tidak tenang, terus berharap-harap cemas dapat bertemu
dengan Ve di kesempatan terakhir ini. Sambil memperhatikan jam di mobil Ghaida
yang seperti terlihat bertambah dengan cepat namun tidak sejalan dengan laju
mereka.
“Arghh kenapa pake ada macet-macet segala sihh” ucap Kinal
gelisah
“Tenang aja sih Nal, lo ga sadar apa Ghaida udah ngebut
banget bawanya” ucap Shania
“Aduhh Nju my oshi (?) gimana gw mau tenang dalam keadaan
kaya gini..” jawab Kinal
“Nal, kenapa ga lo coba buka kotak dari ka Ve?” ucap Beby
membuat Kinal teringat dengan kotak yang sedari tadi hanya dia pangku.
Setelah menenangkan pikirannya terlebih melihat jalan sudah
tidak macet seperti sebelumnya, Kinal membuka kotak itu. Terdapat foto, surat, kunci,
dan benda-benda lain di dalam kotak itu.
“Itu foto kita dulu kan” ucap
Shania
Kinal menatap foto itu, memori
lamanya kembali berputar. Lalu ia membuka surat yang Ve tulis dengan tangan
itu, membaca sekilas surat yang berisi permintaan maaf, penjelasan tentang
masalah mereka, hingga harapan Ve di masa depan nanti, tentang cita-citanya dan
juga.. Kinal. Membuat Kinal ingin meneteskan air mata, sampai rem mendadak yang
dibuat Ghaida, membuyarkannya.
“Adu duh duh”
“Lo gapapa nal?” Tanya Shania
“Kenapa ngerem mendadak gini?”
Tanya Kinal
“Depan tuh, sorry, macet lagi nih
kayanya, lo mau gimana?” tanya Ghaida pada Kinal
“Bandaranya dimana?” Tanya Kinal
“Itu 1 KM depan sini” jawab
Ghaida. Tanpa banyak pikir karena sudah tidak ada waktu, Kinal memutuskan untuk
turun dari mobil dan berlari ke bandara
“Nal, lo mau kemana?” tanya
Shania bingung.
“Titip kotak gw” teriak Kinal,
turun dari mobil setelah memberikan kotaknya pada Shania, lalu berlari
*adegan bagian ini mengingatkan dengan ending film AADC ya? Ya memang
dari itu idenya*
~~~
Kinal terus berlari hingga dirinya sudah tiba di bandara, masalahnya tinggal dimana
keberadaan Ve, berlari kesana kemari, akhirnya Kinal menemukan keberadaan Ve,
beberapa security menghadang dan mengejar Kinal, namun dengan kelincahannya
Kinal bisa menghindarinya.
“Ve! Ve! VE!!” teriak Kinal, Ve
masih belum mendengarnya.
“Veranda!! Jessica Veranda!!”
teriak Kinal kembali, kali ini berhasil membuat Ve menghentikan langkahnya.
Kinal dengan tenaganya yang tinggal sedikit, kembali berlari ke tempat Ve.
“Ve! Ve.. hah.. hah.. hah..”
“Kinal?! Kenapa bisa ada disini?”
Tanya Ve yang heran melihat Kinal
“Itu ga penting, yang penting
sekarang, apa mau ninggalin aku lagi tanpa mengucapkan sepatah katapun?” Tanya
Kinal, yang dijawab dengan pelukan oleh Ve, Kinalpun memeluknya balik.
“Maafin aku, aku ga bermaksud
kaya gitu”
“Aku ga akan maafin sebelum
semuanya jelas”
“Kamu udah terima kotak dari aku
kan?” Tanya Ve
“Udah kok, aku juga udah buka”
“Ada surat disitu tertulis
semuanya jelas, maaf Kinal aku ga bisa ngomong semuanya secara langsung”
“Aku tunggu juga penjelasan kamu
langsung” ucap Kinal tersenyum
“Baca dulu suratnya. Ah iya, ada
kunci juga di dalam kotak yang aku kasih, itu kunci rumah ak.. maksudku.. kita”
ucap Ve mengejutkan Kinal
“Pesawat tujuan New York akan
segera berangkat dalam bla3x” pengumuman di bandara berbunyi.
“Aku pergi dulu, dan kamu juga sudah
ditunggu sepertinya sama mereka” ucap Ve
“Mereka?” Kinal menengok
kebelakangnya dan terlihat para security bandara mengawasinya.
“Jaga diri kamu selama ga ada
aku” ucap Ve
“Harusnya itu kata-kata aku buat
kamu”
“Ahh tunggu Ve, satu lagi” Kinal
membuka kalung yang dia pakai dan memakaikannya pada Ve, kedunya kembali
berpelukan dan berpisah, namun kali ini.. diiringi oleh tangisan bahagia dan
senyuman.
~~~
Beberapa tahun kemudian, Ve dan teman-teman satu Universitasnya yang berasal
dari Asia Tenggara membuka galeri bersama. Didukung kedutaan Negara
masing-masing, grand opening berlangsung meriah, grand opening ditutup dengan
pertunjukan dari sebuah kelompok dance. Kelompok dance yang sudah tidak asing
bagi Ve.
“Kinal?!? Kok bisa?” tanya Ve
pada dirinya sendiri.
Pertunjukan mereka disambut cukup
meriah, dengan membawa nama Indonesia, mereka menutup grand opening ini dengan
indah.
“Kaget?” Tanya Kinal yang
menghampiri Ve
“Kenapa ga bilang-bilang?!”
“Surprise~ anggep aja gantian
dulu, hehe”
Dengan ini sebuah cerita tentang
mereka diakhiri dengan pertemuan kembali keduanya di New York, Ve dan Kinal
berhasil mendapatkan apa yang mereka cita-citakan. Dan mengenai cinta mereka?
Biarkan itu menjadi misteri dan rahasia…
END
----- --------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
Up di Wattpad,pasti banyak yg suka :D
ReplyDelete