Cerita ini curhatan? ga bukan~ sedikit mungkin? hmm entahlah.. abaikan.. oh iya ini dibuat dan terbagi dalam 3 bagian, dari sisi Ve, terus Kinal, baru akhirnya~ Selamat membaca~~
Sebuah Cerita, Cita dan Cinta (VeNal)
Sebuah Cerita, Cita dan Cinta (VeNal)
Sebuah cita-cita akan menjadi lebih indah untuk dikejar atau
dijalani, ketika kita mencintai apa yang sedang kita kerjakan. Menjadikan kita
lebih semangat dalam berkarya, dan membuat hati kita bahagia..
~Veranda’s Side~
Cinta.. aku sangat mencintai apa yang aku kerjakan. Tapi..
bukan cinta itu yang tidak aku miliki. Melainkan cinta dalam bentuk lain, cinta
dari seseorang yang melengkapi hati ini.
Cerita ini berawal, saat aku Jessica Veranda, pelukis muda
yang bisa dibilang saat itu sedang menjadi topic pembicaraan masyarakat
pencinta seni, akhirnya membuka sebuah galeri.
(Ide dasar cerita dan menjadikan Ve seorang pelukis di ff
ini, terinspirasi dari FF OS Furuyanagi (SKE48) – White Canvas *buatan
anakpanti-san kalo ga salah inget*)
Aku begitu mencintai apa yang aku kerjakan, itulah sebabnya
di usia muda aku sudah bisa membuka galeri, tapi begitu semuanya selesai, rasa
jenuh dan lelah aku rasakan. Hiburan yang aku butuhkan, tapi begitu tersadar,
aku sendirian, memang aku masih muda, tapi teman-teman seusiaku sudah menuju
tahap yang lebih serius dengan pasangannya masing-masing.
Emm, bukannya tidak ada yang dekat denganku, aku dekat
dengan salah satu juniorku di Universitas, Ghaida namanya. Ketampanan dan
sifatnya yang ceria itu membuatnya jadi idola, bukannya aku tidak suka, hanya
saja.. aku tidak nyaman.
Mencari seseorang yang nyaman itu.. ternyata sama sulitnya
ketika aku mencari inspirasi. Sampai akhirnya cahaya bulan dan bintang di
langit malam hari ini, mempertemukanku dengannya…
~~~
Dengan mengendarai mobilku, aku mengelilingi daerah sekitar galeriku, sekedar
mencari udara atau mungkin inspirasi. Dan ternyata, tuhan memberikanku hal
lain. Aku melihat adanya berbagai pertunjukan seni, salah satunya dance modern,
banyak penonton mengerubungi mereka. Sebagai pecinta seni, aku tidak ingin
melewatkannya.
Pukul 11 malam, pertunjukan berakhir, diakhir pertunjukan,
salah seorang dancer berkeliling ke penonton untuk meminta bayaran sebagai upah
mereka. Tentu saja padaku juga, saat itulah aku bertemu dengan seseorang yang
menarik perhatianku. Seorang gadis tomboy namun manis, yang enerjik dan juga
ramah, yang usianya kira-kira 3 tahunan lebih muda dari aku. Devi Kinal Putri.
Sedari awal, memang sosoknya lah yang menjadi perhatianku.
Tanpa aku sadari, hampir disetiap mereka mengadakan pertunjukan, aku datang.
Sampai Kinal juga sepertinya menyadari hal itu.
“Malam, ka Veranda” ucapnya lembut saat menghampiriku.
“Eh? Kok tahu nama aku?” Tanyaku heran, ya karena kami belum
pernah saling memperkenalkan diri.
“Siapa yang ga tahu ka Ve, pelukis yang terkenal dan
baru-baru ini membuka galeri di sekitar sini kan~” jawabnya tersenyum
“Tunggu Kinal” panggilku tiba-tiba padanya yang ingin
berkeliling lagi.
“Iya ka Ve, kenapa?”
“Boleh minta nomer Handphone?” spontan pertanyaan ini keluar
dari mulutku, Kinal terlihat kaget diawal, namun senyum manisnya yang
terpampang diakhir membuat aku lega. Tanpa curiga, Kinal memberitahukan no
HPnya padaku.
~~~
Semenjak itu, aku jadi sering SMS bahkan telponan dengan Kinal, baru kali ini aku merasa nyaman dengan seseorang. Enam bulan berlalu, kami makin dekat, bahkan aku meminta Kinal memanggilku “Ve” saja. Kedekatan kami membuat dirikupun bertanya, apa aku mencintai Kinal?
Semenjak itu, aku jadi sering SMS bahkan telponan dengan Kinal, baru kali ini aku merasa nyaman dengan seseorang. Enam bulan berlalu, kami makin dekat, bahkan aku meminta Kinal memanggilku “Ve” saja. Kedekatan kami membuat dirikupun bertanya, apa aku mencintai Kinal?
Namun aku tersadar dengan persamaan kami, apa pandangan
masyarakat bila mengetahui ini? Tidak ingin terjerumus lebih jauh dan
menghancurkan kehidupan kami masing-masing.. aku memutuskan untuk menjauhinya.
Aku rasa Kinal kecewa, dia berusaha mencari, menemui dan menghubungiku, tapi aku
selalu menghindarinya.
5 bulan berlalu, nyatanya bukan semakin membaik, aku hancur,
boro-boro membuka pameran kedua. Untuk sekedar menyelesaikan sebuah lukisan
saja.. aku tidak bisa.
Sosok Kinal masih membayangiku, apalagi kalau aku ingat
sosoknya yang menangis membuatku miris. Akhirnya aku memutuskan untuk
menghampiri tempat Kinal dan teman-temannya latihan dance.
~~~
Diluar gedung tua itu, aku bertemu dengan Shania, salah satu teman dance Kinal.
Diluar gedung tua itu, aku bertemu dengan Shania, salah satu teman dance Kinal.
“Mau apa lagi?” Tanyanya ketus.
“Kinal ada?”
“Ga ada!” Shaniapun membalikan badannya dan akan pergi,
namun aku menahannya.
“Kinal bener ga ada di dalam?” tanyaku masih penasaran
“Aduh!! Udah gw bilang ga ada ya ga ada!!” teriaknya, aku
lihat Beby, teman dekat Kinal keluar dari gedung.
“Kalo ka Ve nyari Kinal, kita juga gatau, kita lost contact,
Kinal keluar dari sini” jelas Beby membuat aku kaget. Kinal keluar dari
kelompok dancenya? Aku memang tidak pernah menonton mereka lagi, ternyata
keputusanku ini bukan cuma menghancurkan karirku, tapi mungkin juga masa depan
Kinal. Lalu dimana Kinal sekarang?
Tuhan.. aku merindukan sosoknya, senyumannya, wajahnya,
sifatnya, semua tentang Kinal. Dia adalah orang pertama yang membuatku lebih
semangat, menjadikan karyaku lebih indah, membuatku lebih bahagia dan terbuka
pada orang lain. Ya, aku tahu ini sebuah kesalahan dimatamu, tapi perasaanku
ini, adalah sebuah cinta.
Jika cinta adalah salah satu seni kehidupan, dan hal itu sebuah kesalahan. Apakah ini salah satu contoh dari kalimat “Seni dan Agama tidak bisa bersatu”?
----- --------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment