Special Chapter, awal mula K-Aby jadi 'satu grup' bareng Faris dan Deni.
Cekidot~
Special Chapter:
Season 0.5 – The Days Before…
“Bagh, bugh, bagh, bugh” kira-kira begitulah bunyi pukulan
berulang-ulang yang dilayangkan Faris pada seseorang murid dari Gaiden School
yang ada di bawah tubuhnya. Murid yang sudah penuh luka itu tak berdaya.
Jarum pendek yang ada di jam tangan Faris sudah melewati
angka 4, itu artinya jam sekolah Joifuru sudah selesai. Tidak jauh dari sana,
lewatlah Aby dan juga K yang baru pulang sekolah.
Tanpa berkata apapun, dengan tangannya Aby hentikan K.
Hentikan K yang sedari tadi hanya melamun selama perjalanan.
“Liat itu Va..” Aby menunjuk kearah Faris berada, mata K
langsung melotot lebar.
“Itu? Yang waktu itu kan? Gila! Itu orang ngapain sih?!”
Tiba-tiba K berlari menuju tempat Faris, Abypun mau tak mau mengikutinya.
“Stop! Faris Stop!!” perintah K pada Faris.
“Huh?!” Faris menatap K, inginnya langsung bangkit dan
menghajar orang yang mengganggunya itu. Tapi, melihat seragam Joifuru yang
dikenakan K, buatnya mengurungkan niat tersebut untuk sementara.
“Siapa lo manggil gw seenak jidat lo?!” tanya Faris, berdiri
di hadapan K, menatap dalam cowok yang berpakaian rapih itu.
“Apa berkelahi itu hobi lo?” tanya K pada Faris yang
seragamnya sudah berantakan dan kotor.
“Maksud lo apa?!” Faris maju mendekati K dengan wajah yang
kesal.
“Gw cuman bicara kenyataan” jawab K terdengar nyolot bagi
Faris.
“Stop! Kenapa jadi kalian yang berantem?” Aby memisahkan
keduanya.
“Dia yang mulai duluan by!” kesal
K.
“By? Ahh lo Aby? Dan lo itu berarti… Deva.. K.. pantes sok”
ucap Faris memandang sinis keduanya.
“Mau lo apa sih?!” tanya K masih kesal.
“Mau gw cuma satu.. Nyash.. ahh persetan!” Faris
meninggalkan Aby dan K disana setelah menabrakan pundaknya pada keduanya.
~~~
‘Ve, kamu kenapa murung terus?’ tanya K pada Ve, mereka sedang berdua saat ini di sisi belakang rumah Ve.
‘Aku masih sedih
perihal meninggalnya ka Diasta, kami emang bukan temen deket tapi tapi..’ ucap
Ve masih terisak.
‘Iya aku tau Ve..’
‘Di hari terakhirnya,
ka Diasta mau ketemu pacarnya Ghaida, tapi.. semuanya ga keburu..’ K hanya diam
mendengarkan.
‘Aku coba telpon terus
Ghaida itu, tapi dia datang telat semua karena berantem ga jelas..’ entah
kenapa suara Ve terdengar begitu kesal.
‘Key.. kamu stop
berantem-berantem ya.. aku gamau kamu nyesel..’ lanjut Ve.
‘Ya ampun Ve.. aku ga
pernah mau berantem, merekanya aja yang duluan, aku cuman melindungi diri. Itu
aja..’ jelas K.
“Va..” panggil Aby yang berdiri di dekat jendela home, pada
K yang sedari tadi duduk dalam diam. Diam memikirkan percakapan yang dulu
pernah terjadi antara dia dan Ve.
‘Karena lebih mudah menyelesaikan masalah yang menggunakan
fisik dibandingkan perkelahian psikis seperti yang terjadi sama aku dan adik
kamu ve…’ pikir K dalam hati.
“Va? Deva?” panggil Aby kembali.
“Uhh.. hah? Iya by?”
“Ngelamunin apa? Pulang yuk”
“Emm.. bukan apa-apa.. lo sendiri? Tiap hari liatin apa dari
situ?”
“Hmm.. Bukan apa-apa..” jawab Aby setelah melihat
‘pemandangan’ di bawah sana sekali lagi. Pemandangan yang berbentuk seorang
gadis, yang akhirnya kita ketahui sebagai Shania.
“Ahh~~ boong nih, yaudah pulang yuk~” Aby dan Kpun pulang.
Tidak disadari keduanya, bahwa itu jadi rahasia pertama
mereka masing-masing dan keduanya karena perempuan. Kakak-adik yang akhirnya
menjadi kekasih hati mereka saat ini.
~~~
“Apa maksud lo huh?!” teriak Faris sambil memegang kerah baju Deni dan menyudutkannya.
Lagi-lagi, K dan Aby lewat di dekat situ. Namun bedanya
mereka tidak seperti murid-murid lain yang hanya ‘menonton’ atau pura-pura
tidak lihat. Suka ga suka, ingin ga ingin, mereka menghampiri hal yang menurut
mereka salah, terutama bagi seorang K.
“Lepasin” ucap K sambil mencengkram keras tangan Faris.
“Err, apaan sih?!” Farispun melepaskan genggaman tangannya “Hah?
Lo lagi? Cih..” mungkin Faris malas, dia langsung pergi meninggalkan ketiganya.
“Makasih ya K..” ucap Deni pada K.
“Panggil gw Deva aja kalo di sekolah..” ucap K tersenyum
“Yuk, balik By.. By? Aby?” celingak-celinguk K mencari sosok Aby, namun yang
dipanggilnya itu menghilang, pergi mengikuti..
“Mau lo apa ngikutin gw?!” kesal Faris, menyadari bahwa
dirinya diikuti. Saat Faris membalikkan badan sudah ada Aby berdiri disana.
“Gw bukannya mau ikut campur, tapi yang lo lakuin itu udah
keterlaluan” ucap Aby.
“Lo berdua tuh sama-sama nyebelin ya”
“Gw dan Deva beda”
“Yah terserah, tapi lo berdua sama-sama gatau apa-apa, jadi
gausah ganggu gw”
“Apa semua ini karena kematian ka Diasta?” ucapan Aby ini
menghentikan langkah Faris yang tadinya akan pergi.
“Ga usah sok tau!” secara tiba-tiba Faris melayangkan
pukulannya, namun Aby dapat mengelak dengan mudah.
“Kalian gatau apa-apa!!” lagi Faris melayangkan tinju yang
dapat ditepis oleh Aby.
“Yang lo lakuin ini ga akan buat dia bahagia disana”
“Diam!!” saat
Faris ingin memukul Aby, perutnya sudah terlebih dahulu ditendang Aby.
Membuatnya terjatuh. Kekalahan telak untuk Faris.
“Justru karena kita gatau apa-apa, sebelum semuanya
terlambat, lebih baik lo bagi perasaan lo itu dibanding memukuli orang-orang di
luar sana” ucap Aby sebelum meninggalkan Faris yang masih jatuh tersungkur
disana.
~~~
“Si Faris, ga cape apa?!” ucap K saat berjalan di lobby sekolah bersama Aby, sambil membaca berita Joitus yang mengabarkan soal Faris menghajar satu-persatu murid Gaiden.
“Hmm.. Tenang aja, ga lama lagi, Faris pasti nemuin kita”
ucap Aby kembali, K tampak bingung mendengarnya. Saat itu keduanya sedang
menuju home. Tempat yang hanya dipakai mereka berdua pada awalnya.
“Hah? Maksud lo apa?” tanpa menjawab pertanyaan K, Aby
menunjuk kearah home. Di depan pintu sudah ada seseorang yang menunggu disana.
Orang itu..
“Faris?!” tanya K heran.
“Mungkin ini memalukan, tapi gw gatau lagi mau apa..” ucap
Faris, saat ketiganya sudah ada di dalam home.
“Gw sadar, yang dibilang Aby bener, tapi.. Nyash, gw…”
“Mungkin Aby sama gw gatau apa yang lo rasain, tapi gw tau
kok rasanya kehilangan.. yah emang beda situasinya sih..” ucap K memotong
kata-kata Faris.
“Entahlah antara kebetulan atau apa.. sebenernya dulu gw
juga gitu.. ahh intinya kekerasan ga akan nyelesein semuanya..” K menatap Faris
“Kalo lo butuh temen buat cerita, ceritalah sama gw dan Aby” K melihat kearah
Aby.
“Tempat ini emang sempit, tapi terlalu besar kalo cuman
diisi gw dan Deva” lanjut Aby.
“Kalo lo butuh tempat buat nenangin diri, berkeluh kesah,
bahkan nangis, kemarilah” K tersenyum pada Faris “Karena selama ini, gw sama
Aby itu peduli, bukan cuma mau ikut campur” tambah K.
Kini Faris benar-benar menangis. Mengungkapkan seluruh kesedihannya
saat kehilangan Diasta, meminta maaf dan berterima kasih pada Aby dan K.
~~~
Seminggu berlalu, kini Faris sudah jadi bagian dari home, sahabat K dan Aby. Home jadi tempat Faris bercerita, sementara Aby dan K menjadi pendengar dan pemberi saran yang baik, mengobati kepedihan yang dialaminya.
“Srek” tiba-tiba pintu yang seharusnya tidak ada lagi yang
menggesernya itu tergeser, bubarkan obrolan tiga orang yang ada di dalamnya.
“Ma-maaf..” panik Deni saat melihat Faris menghampirinya
“Ta-tadi tadi a-ada yang…” ucapannya terhenti saat Faris merangkulnya. Deni
terlihat begitu ketakutan.
“Gw minta maaf soal dulu..” ucap Faris mendadak pada Deni
yang hanya bengong “Oi, gw minta maaf jangan bengong aja dong!” Faris memukul
pelan pundak Deni.
“Ahh..” Deni masih bengong.
“Maafin ga nih?” tanya Faris kembali.
“Ahh iya ris.. gw maafin kok!” jawab Deni mengangguk yakin.
“Hmm, lalu kenapa bisa kesini?” tanya K pada Deni.
“Gw yang manggil dia, gapapa kan Va? By?” tanya Faris balik.
Aby dan K saling bertatapan lalu tersenyum.
“Yah, gapapa kok, Home masih cukup untuk satu orang lagi”
jawab K “Welcome to home =]” ucap K kembali.
“Eh?” Deni masih bengong.
“Aby” ucap Aby menjulurkan tangannya.
“Deva..” K mengikuti yang dilakukan Aby.
“Faris ganteng..” begitu pula dengan Faris.
“Eumm Deni..” Deni tersenyum lebar sambil mengikuti yang
dilakukan Aby-K-Faris.
“Jadi sekarang kita berempat Va?” tanya Aby.
“Yeah, no problem, why not?” ucap K tersenyum. Hari itu jadi
awal berkumpulnya mereka berempat.
“Ah.. iya.. kalian kenal Veranda?” tanya K mendadak. Aby
hanya diam.
“Kaya pernah denger.. siapa ya??” pikir Deni.
“Ahh.. mana mungkin orang kaya lo tau, gw aja gatau..” ucap
Faris meledek teman yang baru bergabung bersama mereka itu. Merekapun tertawa,
membuat semuanya lupa akan pertanyaan K, mengenai sosok perempuan yang jadi
ujian pertama persahabatan mereka itu.
ENDIni sebagai permintaan maaf. Kenapa ga post-post Season 2? Soalnya di season 2, lebih banyak karakternya, adegan dramanya lebih banyak, adegan action (?) nya dikurangin. Makanya jadinya lebih ribet dari Season 1 >.< jadi maaf ya..
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment