Tuesday, October 14, 2014

Joifuru High School (JKT48) - Chapter 12

Menuju akhir cerita ini~ menuju akhir cinta segitiga GhaiVeNal, akhirnya sama siapa ya??
Selamat membaca~~

 Joifuru High School (JKT48)

ini ekspresi kecewa Faris, karena Ve masih 'liatin' K xD

Chapter 12
Joitus, menjadi sesuatu yang lebih berbahaya. Ve membenci itu, begitu juga K, mungkin juga Naomi yang ikut terbawa masalah ini. Melihat berita baru itu Shania dan Aby angkat tangan. Buat Deni sih ini memusingkan. Apalagi dirinya paling ‘tidak tahu apa-apa’. Sementara bagi Faris.. hasilnya agak diluar perkiraannya.
“Ahh aku pusing! Gatau lagi mau ngapain!” kesal Shania sambil mengacak rambutnya sendiri.
“Kamu kenapa sih?” tanya Aby.
“Kemaren aku ngobrol sama ka Ve, kaya kata K, jawabannya mengecewakan, eh terus berita itu muncul”
“Hmm”
“Aku kecewa sama ka Ve, rasanya menyebalkan”
“Apapun yang terjadi, kamu harus tetep ada di samping ka Ve”
“Maunya juga gitu, kamu sendiri gimana? Sama K dan Faris?”
“Entahlah” Aby kembali larut dalam diam, memandangi pemandangan yang dilihatnya di kejauhan, mengikuti arah mata Aby, Shania ikut melihatnya.. akhirnya… Ve dan K, mungkinkah?
~~~
 “Ada apa lagi Ve?” tanya K.
“Emm lagi? Kita belum bicara sama sekali Key..” jawab Ve, wajahnya terlihat begitu sedih.
“Oh iya.. kayanya udah ga perlu juga Ve..”
“Tapi Key..”
“Tapi apa lagi? Kemana kamu saat aku mau ngomong dan ketemu kamu dulu? Posisi kita gantian nih?”
“I-itu dulu..”
“Lagi asik sama Faris? Lupa sama K, sampe ‘gapapahin’ kalo aku deket sama ka Naomi juga mungkin?”
“Ga gitu..”
“Ssst udah Ve, udah ga ada lagi yang harus dibicarain..” ucap K kembali.
‘Haruskah kita berakhir cukup sampai disini? Meski hati berkata tak mampu? Tak ingin terlambat menyudahi keadaan ini, mungkin ini jalan kita..’ pikir K dalam hatinya.
“Key..”
“Udahlah Ve, lagian sekarang dan disini juga ga tepat buat kita bicara…” ucap K terakhir setelah mendongak dan melirik ke arah Aby, lalu pergi, meninggalkan Ve kembali sendirian dalam tangisnya.
~~~

Pulang sekolah, Naomi menghampiri Faris yang tinggal sendirian di kelasnya.
“Brakk” Naomi membanting HPnya ke meja depan Faris
“Wess, woles dong neng, nanti rusak HPnya sayang kan” jawab Faris yang kaget.
“Udah deh ris, ini semua perbuatan lo kan, untungnya gw sama Ve ga kenapa-kenapa, tapi murid-murid di Joifuru..”
“Ahh, soal berita itu? Ka Naomi yang cantik, gw bukan pengurus Joitus jadi..”
“Faris yang nyebelin.. ga ada sejarahnya pengurus Joitus ngaku dirinya pengurus Joitus!” ucap Naomi ketus
*note: pengurus Joitus tidak diperbolehkan memberi tahu jati diri mereka kepada murid lain*
“Okey gini deh ka Naomi, ya gw ngaku sih menduga bakal ada berita soal kita? Ya makanya waktu itu gw bantu fotografer Joitus supaya dapet foto yang bagus. Sayang ya ga ada foto ciuman kita..”
“Faris!!” kembali Naomi menggebrak meja.
“Tapi kalo soal isi beritanya, ya mana gw tau! Bukan cuma ka Naomi, gw juga kaget” teriak Faris balik.
“Ga guna ngomong sama lo!!”  saat ingin keluar dari kelasnya Faris, Naomi berpapasan dengan Ve, Ve yang keadaannya buruk.
“Ve? Kok lo disini?” tanya Naomi.
“Ada yang harus aku omongin ke Faris, mi” jawab Ve.
“Hmm.. ya yaudah kalo gitu, gw duluan, lo hati-hati Ve” ucap Naomi yang dijawab anggukan pelan Ve. Vepun menghampiri Faris.
~~~

Kebetulan atau memang suratan takdir, hari ini, saat itu, semua ‘pemeran utama’ berada di sekolah. Mereka yang tidak ekskul memilih pulang lebih telat, lalu jadwal ekskul drama, cheers dan dance tepat bersamaan. Salah satunya, tentu K. Ditengah jeda ekskul, K keluar, tidak sengaja melihat Naomi dan Deni yang sedang asyik ngobrol dan mendengar pembicaraan mereka. Pembicaraan random, yang juga tentang..
“Jadi Ve sama Faris, lagi?” tanya K mengagetkan Naomi dan Deni, keduanya hanya diam.
“Dimana mereka?!” bentak K “Dimana ka Naomi?!” lagi. Namun Naomi hanya diam dan akhirnya malah Deni yang membuka mulut, membuat Naomi kesal. Namun terlambat untuk mencegahnya, K sudah pergi.
Tentu saja kepergian K yang sedikit lebih lama dari seharusnya, membuat Aby harus mencarinya. Dan dia bertemu dengan Naomi dan Deni yang kelihatan agak panik.
“Ka Naomi, Deni, ngapain?” tanya Aby melirik keduanya.
“Ah Aby untunglah, itu Faris, anu si K..” ucap Deni terbata
“Lama!! Aby, feeling ka Naomi ga enak, K lagi ke tempat Ve sama.. Faris” jelas Naomi setelah memukul pundak Deni
“Tunjukin tempatnya” Aby langsung menarik lengan Naomi, meninggalkan Deni seorang diri.
~~~

“Ka Ve.. Faris udah cukup tahu dan paham apa yang terjadi dengan kita semua. Tapi, Faris ga akan mundur. Faris suka sama ka Ve” mendengar pernyatan mendadak itu, Ve hanya mematung berdiri di depan papan tulis. Berhenti memainkan kapur ditangannya.
“Srekk” pintu kelas Faris bergeser, mengalihkan perhatian Faris. K masuk berjalan menghampiri keduanya.
Ah iya model kelas pelajaran umum di joifuru ala kelas jepang ya, masih pake papan tulis, tentunya meja-kursi guru di depan, ada jendela, ada 2 pintu geser dan dibelakang kelas (paling akhir setelah kursi belakang) ada rak? Ya begitulah, macam di animanga.

“Berani juga lo menyampaikan perasaan lo disaat kaya gini, gw hargai kenekatan lo, lalu Ve, kenapa kok diem aja? Aku pikir kamu ga akan temui dia lagi, jadi tadi pagi pura-pura aja Ve?” tanya K.
“Ga usah ikut campur Va! Ini perbicaraan gw sama ka Ve!” jawab Faris.
“Oh? Ikut campur? Ve masih dan akan tetap jadi cewe gw!” bentak K, senang itulah yang dirasakan Ve. Tapi, tentunya tidak dengan keadaan seperti ini.
“Apa? Cewe lo? Oh yah? Gw gatau tuh! Lo pernah bilang? Ga juga tuh!” jawab Faris, membuat K maju, memegang kerah baju Faris dengan kedua tangannya.
“Apa? Silahkan kalo lo mau marah! Haha gw ga takut kalo harus berantem sama lo! Sekadar info, kelihatannya ka Ve selama ini seneng jalan sama gw, mungkin kita bakal jadian” mendengar ucapan Faris ini, K geram, mendorong Faris sampai tubuhnya menabrak meja-kursi di belakangnya dan terjatuh.


“Berantem sama lo? Cetek Faris” Farispun bangun, membelakangi K dan tiba-tiba.. berputar dan menendang K dengan 2 kakinya. Mendorong K sampai tubuhnya menabrak dinding.
“Deva! Faris!! Berhenti! Ka Ve mohon!” mungkin sudah telat untuk Ve memohon mereka berhenti. Bagi K dan Faris ini sudah jadi ‘pertarungan’.
“Haha, ga secetek itu Deva K!” Faris kembali menerjang K yang sudah berdiri dengan benar, melayangkan serangan tinju bertubi-tubi dan cepat, yang bisa ditangkis dan diseimbangi K. Fokus pada bertahan akhirnya K menemukan celah dan memukul perut Faris. Membuat Faris mundur memegangi perutnya.

“Tetap cetek Faris” K pun maju, dengan tangan kirinya, memukul muka Faris, lalu menendang Faris. Membuat tubuhnya kembali menabrak meja-kursi yang sudah berantakan sebelumnya. Darah sudah keluar dari mulut Faris. Sesungguhnya Faris sadar, kemampuannya tetap dibawah K.
Namun Faris bukan orang yang gampang menyerah, entah kenapa K lengah dan dengan cara yang sama kembali terdorong ke tembok. Tidak ingin membuang waktu, Faris berlari ke arah K, mencekek K dengan tangan kirinya, mengangkat tubuh K dan dengan lutut kirinya mengunci tangan kanan K. Sisa tangan kiri K yang berusaha melepaskan cengkeraman Faris, tidak berpengaruh. Menggunakan tangan kanannya yang kosong, Faris mulai memukuli K.

Pukulan pertama buat luka di sudut bibir K, pukulan kedua mengincar hidung K dan mematahkan tulangnya, pukulan ketiga kembali mengincar hidung, darah sudah keluar dari hidung K. Melihat semua ini terjadi di depannya, pipi Ve sudah dibasahi air mata, hanya berharap semua ini mimpi buruk.
Menggunakan lutut kirinya dan menyerang perut Faris adalah cara yang akhirnya membebaskan K, walau nafasnya belum utuh kembali, K mencoba memukul Faris dengan tangan kanannya, namun Faris berhasil menggenggam pukulan K dengan tangan kirinya, lalu menjatuhkan K di dekat Ve dengan lutut kanannya.
~~~

Shania yang baru selesai mengerjakan tugas kelompok di sekolah, langsung berlari ketika melihat Aby bersama Naomi.
“Aby! Ka Naomi! Kalian ngapain?!” Aby dan Naomi berhenti, Shania melirik Aby lalu menatap Naomi.
“Shania ga ada waktu lagi..” Aby tau dengan sangat jelas, pacarnya itu cemburu.
“Ga ada waktu apa?! Oh? Jadi setelah gagal sama Faris dan K, mau deketin Aby?”
“Shania!”
“Brakk” bunyi meja atau kursi yang jatuh itu, mengagetkan ketiganya, dengan menarik Shania, mereka pergi ke kelas Faris.

Saat akhirnya ketiganya tiba, keadaan kelas itu sudah sangat berantakan, terlihat Ve menangis, sementara itu Faris dan K.. kacau balau, pakaiannya, apalagi wajah dan tubuh mereka. Disaat keduanya yang sedang berhadapan akan saling terjang kembali, Aby berlari, menendang Faris, memukul K, menjatuhkan keduanya. Shania langsung menghampiri kakaknya dan memeluknya.
“Sudah berhenti?” suara seorang guru yang datang, alihkan perhatian mereka semua.
“Syukurlah.. tapi tentunya tidak dengan hukuman kalian. Untuk Deva, Faris dan juga Ve temui kepala sekolah besok pagi sebelum jam pelajaran pertama. Aby titip teman-teman kamu itu. Bapak permisi” guru itu pergi setelah Aby menjawab dengan membungkuk dan mengangguk. Berakhirlah perkelahian mereka untuk saat ini…
~~~

Esok harinya, kepala sekolah memanggil Faris dan K yang sudah menunggu di depan ruangannya bersama Aby dan Shania. Shaniapun pergi meninggalkan tempat itu setelah urusan kakaknya yang dianggap saksi dan penyebab perkelahian ini selesai dibicarakan dengan kepala sekolah.
“Deva dan Faris, bapak ini ga ngerti sama kalian, sampe berkelahi di sekolah, hanya karena perempuan?” ucap kepala sekolah, K hanya menunduk, Faris menghadap entah kemana.
“Kalian itu memang murid-murid kebanggaan sekolah ini, teladan, tapi bukan dalam perkelahian seperti ini. Terutama kamu Deva!” bentak kepala sekolah menunjuk K
“Maafkan saya pak..” jawab Deva.
“Ini surat pemanggilan orang tua kalian, serta surat pengeluaran dari sekolah” ucap kepala sekolah membuat Faris dan K kaget, lalu melihat kepada beliau bersamaan.
“Tok-tok” bunyi pintu ruang kepala sekolah berbunyi.
“Siapa? Tahu kan saya saat ini sedang bicara dengan muri-murid saya?!” ucap sang kepala sekolah.
“Ini saya Aby, pak”
“Hmm.. Masuk” setelah kepala sekolah mengijinkan, Aby masuk dan membungkuk hormat.

“Maaf pak permisi sebelumnya” Faris dan K hanya diam dalam bingung memperhatikan sahabat mereka itu.
“Sekali lagi maaf, bisa bapak tolong pikirkan sekali lagi hukuman untuk Faris dan Deva, maaf kalau saya kurang ajar. Diluar sana sedang rawan tawuran, mungkin cuma Deva yang bisa menjaga agar murid-murid Joifuru tidak terlibat” ucap Aby bertaruh, yakin kepala sekolah tidak akan mengeluarkan Faris dan Deni.
“Aby kamu?!”
“Maaf pak, saya siap menjadi jaminan, jika Faris dan Deva melakukan hal ini sekali lagi di dalam sekolah, Faris, Deva termasuk saya siap menerima hukuman yang seharusnya” tambah Aby
“Bukan berarti pihak sekolah mengizinkan kalian berkelahi diluar sekolah. Baiklah. Tapi bapak ingin tetap bertemu dengan orang tua kalian, Faris dan Deva. Sekarang kalian boleh keluar” setelah bersalaman dan membungkuk hormat, ketiganya keluar dari ruangan itu.
~~~

“Gw harap ini jadi pelajaran, selesaikan masalah ini baik-baik. Pikirkan perasaan ka Ve dan orang tua lo berdua. Pendidikan kita jadi taruhannya” ucap Aby pada Faris dan K yang diam.
Skorsing selama sebulan, tidak diizinkan keluar rumah, diberi proyek dan tugas pribadi adalah hukuman yang diterima Faris dan K. Waktu yang cukup, sangat cukup untuk berpikir dan menenangkan diri bagi keduanya, termasuk Ve. Bicara soal Ve, dia dan Naomi sudah berbicara terbuka berdua menjadikan keduanya lebih dekat. Home kembali seperti dulu, Shania, Ve, bahkan Naomi ikut berkumpul di home.
Masih seminggu lagi hukuman K dan Faris berakhir, seharusnya keduanya tidak boleh keluar dari rumah. Tapi Faris mengajak K untuk bertemu di lapangan seperti biasa.

“Faris, apa lo gila?! Kalo kita ketawan..” ucap K saat menghampiri Faris yang menunggunya
“Mau gimana Deva? Lo juga udah keluar dari rumah kan, lagian bukannya kita harus menyelesaikan masalah kita” jawab Faris
“Wah wah, ada dua singa yang harusnya lagi dikurung nih” ucap suara familiar di kejauhan. Faris dan K langsung melihat kearah sumber suara berasal.
“Re-Revan?!”
“Hmm.. kayanya kaget banget, apa dikurung buat kalian ciyut dan berubah jadi kucing?”
“Sorry van, kita lagi gamau ribut, permisi, ayo ris” ucap K menarik tangan Faris. Namun Faris tidak bergeming
“Takut K? Yah.. gapapa kalo lo ga ikut, tapi sepertinya temen lo itu ga akan pergi sama lo”
“Tentu aja! Ayo kita selesaikan masalah kita, Revan! Hiaaa” teriak Faris
“Majulah Faris!!”
“Ohh please Faris”
Akankah Faris dan K bisa menyelesaikan masalah mereka? Akankah Ve dan K kembali bersama? Bagaimana dengan Naomi?

Chapter berikutnya akan jadi chapter terakhir cerita ini~~
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

1 comment: