Saturday, October 11, 2014

Joifuru High School (JKT48) - Chapter 11

Dikit lagi lohhh hihihi, yang kepo sama GhaiVeNal gimana akhirnya~ ayo baca terus XDD

 Joifuru High School (JKT48)


*note klo liat tulisan miring, maaf saya mengganggu xD

Chapter 11
Hujan terus turun dan tetap membasahi bumi. Ve bersama Shania sudah di dalam kamar Ve, meninggalkan Faris dan Aby di ruang tamu mereka.
“Lo tau soal ini kan?” Tanya Faris pada Aby, membuka pembicaraan diantara keduanya. Aby hanya diam, jujur dirinya tidak ingin membahas soal kejadian barusan atau apapun mengenai K-Ve-Faris.
“Jawab gw Aby!” kesal Faris sambil memegang kerah baju Aby dengan kedua tangannya. Aby tetap diam.
Dalam keadaan kakaknya yang menangis, Shania ingin dia dan kakaknya bisa saling bercerita.
“Ka Ve, udah dong nangisnya, Shania kan jadi ikut sedih” ucap Shania pada Ve yang duduk di tempat tidurnya.
“Shania, maafin ka Ve”
“Lah? Kenapa minta maaf sama aku?”
“Gapapa, bisa tinggalin ka Ve sendirian de?” Shania hanya menghela napas, lalu menuruti permintaan kakaknya dan turun ke ruang tamu, untuk menghampiri Faris dan Aby.
“Lebih baik lo pulang sekarang ris, sebelum..” ucap Aby menginginkan Faris pulang sebelum..

“Ve!! Ve! Veranda” teriak K di depan rumah Ve, berharap Ve keluar menghampirinya dan berbicara dengannya.
“Diam disini!” ucap Aby pada Faris, Farispun melepaskan pegangan tangannya. Abypun keluar menghampiri K.
“Berhenti K!” teriak Aby membalas K yang masih berteriak.
“A-Aby? Lo disini? Jangan-jangan.. ‘dia’ juga ada disini?” Tanya K, Aby hanya terdiam menatap sahabatnya yang penuh emosi itu.
“Benerkan? Faris keluar lo!! Faris!” teriak K, Faris di dalam nyaris saja menghampiri K, beruntung Shania mencegahnya.
“B*jingan Faris keluar lo!!”
“Bughh” suara pukulan keras melayang ke muka K.
“Tenangin diri lo! Dan biarkan ka Ve tenang dulu!” teriak Aby.
“Lo mukul gw? Oke by!” K akhirnya pergi, Aby sadar tidak seharusnya dia begitu.
~~~


Hari pertama di minggu baru. Deni sendiri di home, memandangi turunnya hujan yang tidak berhenti terus membasahi bumi. Ini bukan pertama kalinya bagi Deni, sendiri di home. Namun kali ini berbeda, home terasa begitu sepi, sepi yang mencekat. Sepi yang diharapkannya bisa berakhir, dan ketiga sahabatnya kembali berkumpul di home.
“Srek” bunyi pintu bergeser. Deni membalikkan badannya, tersenyum berharap salah satu dari ketiga sahabatnya yang datang. Tapi ternyata…
“Ka Naomi? Ada Apa ka?”
“Maaf Deni, apa Deva ada?”
“K? Ah belum ada yang kesini lagi sejak itu” jawab Deni, kembali menatap derasnya hujan.
“Ka Naomi? Ada apa?” ucap K yang tiba-tiba muncul di belakang Naomi.
“Deva, kita harus bicara sebentar” ucap Naomi, bersamaan dengan menghilangnya keduanya dari hadapan Deni. Deni yang hanya bisa menghela napasnya.
Sementara Ve.. Ve masih menyindiri di sudut kelas, Faris ada disana, hanya memperhatikan gadis itu.
“Ka Ve” ucap Faris memberanikan diri menghampiri Ve.
“Faris maaf, ka Ve permisi dulu” ucap Ve bangkit meninggalkan Faris. Faris hanya diam, tidak berani untuk mencegah kepergian Ve.
~~~

Keesekonnya harinya, Deni kembali masih sendiri di home, kembali memandangi langit yang masih meneteskan rintik air hujannya. Pintu home yang bergeser, buyarkan lamunannya. Namun, Deni tidak ingin berharap.
“Kenapa disaat tinggal sedikit lagi gw malah ga bisa berbuat apa-apa?!” ucap Faris setelah dia duduk dan menatap langit-langit home. Denipun menengok.
“Faris??”
“Lo tau Den, padahal gw mau nembak ka Ve, eh ka Ve malah bilang dia pacaran sama Deva” ucap Faris, Deni hanya bisa diam mendengarkan.
“Deva ga pernah bilang apa-apa soal dia sama ka Ve, apa gw akan nyerah gitu aja? Jawabannya ga” Diam. Keduanya hanya terdiam, larut dalam lamunan masing-masing. Sampai pintu home kembali bergeser dan Aby masuk ke dalamnya.
“Aby? Akhirnya.. Ahh tinggal K~ dimana K?” Tanya Deni girang pada Aby, yang hanya diam menatap Deni lalu Faris.
“Lebih baik gw pergi..” ucap Faris, lalu keluar dari home.
“Huaah Deni bego -_- udah tau K sama Faris..” kesal Deni pada dirinya sendiri.
“Apa Faris ngomong sesuatu?” Tanya Aby
“Hmm.. sampai kapan kita gini?” Tanya Deni yang memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Aby.
“Sampai Deva dan Faris bicara empat mata dan menyelesaikan semuanya”
~~~

Sore itu, disaat murid-murid Joifuru sebagian besar sudah pulang sekolah. Ve diminta Naomi untuk menemuinya.
“Ve sebelumnya gw mau minta maaf, soal di kafe waktu itu, gw sama Deva…”
“Gapapa kok mi” ucap Ve memotong ucapan Naomi
“Gapapa gimana?”
“Mungkin ini salah aku, ini ga bakal terjadi kalau aku ga terus-terusan berdua Faris”
“Terus-terusan?? Hoh jadi kalian berdua udah sering bareng di belakang aku?” Tanya K yang sedari tadi mendengar pembicaraan Ve dan Naomi. Keduanyapun membalikkan tubuh mereka.
“Deva?” kaget keduanya bersamaan.
“Pantes di telpon susah, chat seadanya, diajak ketemuan di sekolah udah ogah-ogahan” Ve hanya diam menunduk, Naomi menatap keduanya bergantian.
“Kamu jahat Ve, padahal aku percaya sama kamu, jadi yang dibilang Joitus itu bener? Ohh atau lebih parah? Ya terserah. Aku ga peduli lagi” lanjut K
“Tu-tunggu Deva” ucap Naomi mengejar Deva.
“Kenapa ka Naomi?”
“Kamu bilang mau bicara sama Ve kan? Ini saatnya”
“Ga lagi ka, udah ga ada yang perlu dibicarain”
“Bukannya kamu yang pengen? Deva kamu masih sayang sama Ve kan?”
“Pertanyaan bagus, aku masih dan akan selalu, sayangnya yang disana udah ga. Permisi” kali ini K benar-benar pergi, meninggalkan Naomi dan juga Ve yang kembali meneteskan air matanya.
~~~

Waktu berlalu, hujan sudah berhenti digantikan dengan terangnya sang matahari, suasana baru dan cerah. Begitulah harapan dan keinginan Deni saat membuka pintu home. Mungkin doanya terkabul, itu yang dikiranya, saat diam di depan home. Ternyata hanya ada K dan Aby, juga Shania. Deni memutuskan untuk diam dan menunggu di depan home, tidak ingin merusak keadaan di dalam. Mendengarkan dengan baik, walau tidak ingin.

“K, lo berantem sama ka Ve?” Tanya Shania dengan keras
“Shania kamu tenang dong” ucap Aby
“Gimana aku bisa tenang Aby sayang, kalau liat ka Ve nangis pas nyebut nama cowok ini” ucap Shania menunjuk K
“Cowok ini? Gw atau Faris nih?” Tanya K sinis pada Shania. Diam, Shania tidak menjawab.
“Haha, bicara soal Faris, sebenernya kalian berdua udah tau lama kan, jauh sebelum berita di Joitus itu mungkin?” Shania kembali terdiam, begitu juga dengan Aby.
“Kenapa diem aja? Bener, tebakan gw?”
“I-itu karena..” Shania ingin menjawab namun K memotong ucapannya.
“Karena apa? Lu mau bilang karena gw ga pernah cerita ke murid-murid Joifuru, gw sama Ve pacaran? Harus banget gw umbar? Ya gw tau gw salah ga ceritain ke Faris sama Deni dan mungkin jadinya begini”
“Tapi lo tau Shan, apa kata kakak lo saat dia ngobrol sama ka Naomi?” lanjut K.
“Ka Ve sama Ka Naomi ngobrol?” Tanya Shania.
“Ya, Ve bilang ini salahnya dan ga bakal terjadi kalau dia ga terus-terusan sama Faris, cuma ada 2 alasan kenapa Ve ‘terus-terusan’ sama Faris..”

“1 Ve terlalu baik, 2 dia juga suka sama Faris” Diam. Begitu juga keadaan Deni yang masih di depan home, hingga Faris membuyarkan lamunannya.
“Den, ngapain lo diem depan pintu? Kaya tokek aja” ucap Faris
“Fa-faris??” Tanya Deni yang kaget dengan suara pelan
“Iya ini gw, ngapa sih kaget banget, gw kan bukan setan penunggu home kaya elu”
“Ngapain disini?” Tanya Deni masih dengan suara pelan
“Ohh jadi gw ga boleh ke home lagi nih?”
“Ga bukan gitu..” ucap Deni masih dengan suara pelan yang sepertinya sudah percuma
“Ngapain sih ngomong pelan-pelan gitu? Ya udah ah, ayo masuk”
“No no no no!! ayo ikut gw, ikut gw!” Deni menarik Faris menjauhi home, tepat sebelum Faris menggeser pintu home. Keduanyapun sudah pergi cukup jauh dari home, saat K membuka pintu home.
“Gw harap lo juga mengerti gw Shan, ya.. Kalo lo masih ga percaya gw, kenapa ga coba tanya kakak lo, pernahkah dia bilang kalo lagi berdua sama Faris ke gw? Yah.. jawabannya akan mengecewakan” ucapan K kembali membuat ketiganya larut dalam pikiran masing-masing.
~~~

“Woy Den, lepasin gw, Deni woyy!!” ucap Faris saat dirinya masih diseret Deni
“Sorry ya ris” ucap Deni akhirnya melepaskan tangan Faris.
“Sorry sorry, berani lo sama gw?!” tanya Faris, memegang kerah baju Deni dengan satu tangannya.
“Maaf, tadi itu di home…”
“Faris! Lepasin Deni!” ucap Naomi.
“Suara ini? Hohoho sosok yang sudah lama tidak terlihat” ucap Faris lalu melihat kearah Naomi, lalu melepaskan tangannya dari kerah baju Deni.
“Ahh iya ka Naomi sepertinya kita perlu bicara” ucap Faris kembali.
“Sepertinya ga ada yang perlu dibicarakan antara kita” ucap Naomi menatap Faris, lalu pergi, namun Faris menahannya.
“Tentu saja ada.. sebagai sesama… orang ketiga mungkin? Ups” mendengar ucapan Faris, Naomi menatap sinis Faris.


“Gw bukan lo”
“Oh iya memang bukan”
“Kalau gitu lepasin”
“Ga akan, karena ka Naomi, harus ikut Faris” Farispun menarik Naomi, meninggalkan Deni yang daritadi bingung.
Faris membawa Naomi ke tangga emergency sekolah.
“Lepasin Faris, lepasin!” teriak Naomi.
“Iya, iya” Farispun melepaskan genggaman tangannya.
“Yaudah ngomong, tadi katanya mau ngomong, kalau ga ada bukannya lebih baik gw pergi” saat Naomi ingin pergi, Faris menahannya, mendorong Naomi membuat posisinya berada diantara tembok dan Faris.

“Faris, kalau macem-macem, ka Naomi teriak sekarang juga”
“Teriak aja, disini sepi, CCTV sekolahpun ga ada, hanya ada.. paparazzi Joitus” ucap Faris melirik kearah kanan.
“Faris! Mau kamu tuh apa sih?!”
“Maaf ya ka Naomi, tapi posisi kita yang gini lebih bagus buat di foto”
“Faris lepasin.. Faris.. ka Naomi gamau kita emmph” entah apa yang dipikirkan Faris, yang saat ini mencium bibir Naomi.
“Plakk” Naomi meninggalkan Faris setelah menamparnya.
“Ahh, Faris nakal, sorry ka Naomi” ucap Faris pada dirinya sendiri, yang tiba-tiba menangis.
Dalam keadaan menangis, Naomi keluar dari tangga emergency, bertemu Deni yang heran melihat keadaan Naomi yang juga mengabaikannya.
~~~

Pulang sekolah, dengan keadaan kesal Shania membuka dengan keras pintu kamar Ve
“Shania, kamu kenapa de?”
“Aku yang harusnya nanya gitu sama kakak!”
“Kamu tenang dulu de”
“Ahh gimana aku bisa tenang ka Ve?! Sekarang gini, ka Ve itu kakak aku, K itu sahabatnya pacar aku, ya perihal dulu aku sama K gimana, sekarang posisi aku kejepit” teriak Shania.
“Pengennya aku ngebelain ka Ve, percaya sama ka Ve, sekarang aku mohon ka Ve jawab aku jujur” ucap Shania, melihat kearah kakaknya yang terlihat begitu sembab matanya.
“Selama ka Ve berdua playboy itu.. Apa K tau?” tanya Shania pada akhirnya, membuat Ve kaget dan diam.
“Jawab aku ka Ve!! Jawab!!”
“Maaf, maafin ka Ve de..”
“Bener.. kata K jawabannya mengecewakan” Shania hanya lemas dan menyenderkan tubuhnya ke dinding kamar Ve
“Kamu bicara sama Deva? Kalian bicara apa?”
“Ga penting ka! Kenapa ka Ve ga pernah mau ngomong sama K?? Kenapa? Apa karena ka Ve suka juga sama Faris??” tanya Shania keras pada Ve. Lagi, Ve hanya diam.
“Oh my goodness ka Ve! Jadi bener? Maafin gw K, salah sangka sama lu”

“Ka Ve please kali ini jawab dong!! Ahh ini apasih HP berisik banget!!” ucap Shania, mengambil HPnya dari blazernya lalu membantingnya ke tempat tidur. *yailah banting ke kasur.. ke lantai dong Shan, ke kasur mah tetep sehat tuh HP
“Shania! Tenangin diri kamu, jangan banting-banting HP kamu, siapa tau itu Aby kan” ucap Ve mengambil HP Shania.
“Ga usah ngurusin Shania sama Aby deh! Urusin aja hubungan ka Ve sendiri dulu tuh!” ucap Shania yang diabaikan Ve yang entah mengapa serius melihat layar HP Shania.
“Ka Ve dengerin Shania! Ka Ve! ka Ve?!” Shaniapun menghampiri Ve yang terlihat berubah ekspresinya, melihat kearah Ve lalu kearah layar HPnya, ka Ve membuka Joitus yang…
‘Berita baru!! Cerita Cinta Segiempat?!’ judul sebuah artikel baru di Joitus, berita tentang ‘pasangan’ pertama yang berbentuk sebuah artikel.
“I-ini..” Shania hanya diam, saat membacanyanya. Tentu saja pasangan itu K-Ve, Ve-Faris, Faris-Naomi, Naomi-K
Sementara Ve, duduk diam, tidak tahu harus berucap apa…

Akankah Ve dan K berbaikan dan kembali bersatu? Bagaimana dengan Faris dan mungkin juga Naomi? Akankah permasalahan ini selesai?

Kalau dibandingin sama chapter2 sebelumnya, mungkin ini yang paling panjang? Hmm dipanjangin karena kemaren2 terlalu singkat, lagi coba ngasih porsi lebih buat Deni, yang keliatan kaya cuma pelengkap banget dan Ve yang harusnya muncul lebih banyak karena dia termasuk pemeran utamanya kan -.- maafkan kebodohan saya
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

No comments:

Post a Comment