*note klo liat tulisan miring, maaf saya mengganggu xD
Chapter 11
Hujan terus turun dan tetap
membasahi bumi. Ve bersama Shania sudah di dalam kamar Ve, meninggalkan Faris
dan Aby di ruang tamu mereka.
“Lo tau soal ini kan?” Tanya Faris
pada Aby, membuka pembicaraan diantara keduanya. Aby hanya diam, jujur dirinya
tidak ingin membahas soal kejadian barusan atau apapun mengenai K-Ve-Faris.
“Jawab gw Aby!” kesal Faris sambil
memegang kerah baju Aby dengan kedua tangannya. Aby tetap diam.
Dalam keadaan kakaknya yang
menangis, Shania ingin dia dan kakaknya bisa saling bercerita.
“Ka Ve, udah dong nangisnya,
Shania kan jadi ikut sedih” ucap Shania pada Ve yang duduk di tempat tidurnya.
“Shania, maafin ka Ve”
“Lah? Kenapa minta maaf sama aku?”
“Gapapa, bisa tinggalin ka Ve
sendirian de?” Shania hanya menghela napas, lalu menuruti permintaan kakaknya
dan turun ke ruang tamu, untuk menghampiri Faris dan Aby.
“Lebih baik lo pulang sekarang ris,
sebelum..” ucap Aby menginginkan Faris pulang sebelum..
“Ve!! Ve! Veranda” teriak K di
depan rumah Ve, berharap Ve keluar menghampirinya dan berbicara dengannya.
“Diam disini!” ucap Aby pada Faris,
Farispun melepaskan pegangan tangannya. Abypun keluar menghampiri K.
“Berhenti K!” teriak Aby membalas
K yang masih berteriak.
“A-Aby? Lo disini? Jangan-jangan..
‘dia’ juga ada disini?” Tanya K, Aby hanya terdiam menatap sahabatnya yang
penuh emosi itu.
“Benerkan? Faris keluar lo!!
Faris!” teriak K, Faris di dalam nyaris saja menghampiri K, beruntung Shania
mencegahnya.
“B*jingan Faris keluar lo!!”
“Bughh” suara pukulan keras
melayang ke muka K.
“Tenangin diri lo! Dan biarkan ka
Ve tenang dulu!” teriak Aby.
“Lo mukul gw? Oke by!” K akhirnya
pergi, Aby sadar tidak seharusnya dia begitu.
~~~
Hari pertama di minggu baru. Deni sendiri di home, memandangi turunnya hujan
yang tidak berhenti terus membasahi bumi. Ini bukan pertama kalinya bagi Deni, sendiri
di home. Namun kali ini berbeda, home terasa begitu sepi, sepi yang mencekat.
Sepi yang diharapkannya bisa berakhir, dan ketiga sahabatnya kembali berkumpul
di home.
“Srek” bunyi pintu bergeser. Deni
membalikkan badannya, tersenyum berharap salah satu dari ketiga sahabatnya yang
datang. Tapi ternyata…
“Ka Naomi? Ada Apa ka?”
“Maaf Deni, apa Deva ada?”
“K? Ah belum ada yang kesini lagi
sejak itu” jawab Deni, kembali menatap derasnya hujan.
“Ka Naomi? Ada apa?” ucap K yang
tiba-tiba muncul di belakang Naomi.
“Deva, kita harus bicara sebentar”
ucap Naomi, bersamaan dengan menghilangnya keduanya dari hadapan Deni. Deni
yang hanya bisa menghela napasnya.
Sementara Ve.. Ve masih menyindiri
di sudut kelas, Faris ada disana, hanya memperhatikan gadis itu.
“Ka Ve” ucap Faris memberanikan
diri menghampiri Ve.
“Faris maaf, ka Ve permisi dulu”
ucap Ve bangkit meninggalkan Faris. Faris hanya diam, tidak berani untuk
mencegah kepergian Ve.
~~~
Keesekonnya harinya, Deni kembali masih sendiri di home, kembali memandangi langit yang masih meneteskan rintik air hujannya. Pintu home yang bergeser, buyarkan lamunannya. Namun, Deni tidak ingin berharap.
“Kenapa disaat tinggal sedikit
lagi gw malah ga bisa berbuat apa-apa?!” ucap Faris setelah dia duduk dan
menatap langit-langit home. Denipun menengok.
“Faris??”
“Lo tau Den, padahal gw mau nembak
ka Ve, eh ka Ve malah bilang dia pacaran sama Deva” ucap Faris, Deni hanya bisa
diam mendengarkan.
“Deva ga pernah bilang apa-apa
soal dia sama ka Ve, apa gw akan nyerah gitu aja? Jawabannya ga” Diam. Keduanya
hanya terdiam, larut dalam lamunan masing-masing. Sampai pintu home kembali
bergeser dan Aby masuk ke dalamnya.
“Aby? Akhirnya.. Ahh tinggal K~
dimana K?” Tanya Deni girang pada Aby, yang hanya diam menatap Deni lalu Faris.
“Lebih baik gw pergi..” ucap
Faris, lalu keluar dari home.
“Huaah Deni bego -_- udah tau K
sama Faris..” kesal Deni pada dirinya sendiri.
“Apa Faris ngomong sesuatu?” Tanya
Aby
“Hmm.. sampai kapan kita gini?”
Tanya Deni yang memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Aby.
“Sampai Deva dan Faris bicara
empat mata dan menyelesaikan semuanya”
~~~
Sore itu, disaat murid-murid
Joifuru sebagian besar sudah pulang sekolah. Ve diminta Naomi untuk menemuinya.
“Ve sebelumnya gw mau minta maaf,
soal di kafe waktu itu, gw sama Deva…”
“Gapapa kok mi” ucap Ve memotong
ucapan Naomi
“Gapapa gimana?”
“Mungkin ini salah aku, ini ga
bakal terjadi kalau aku ga terus-terusan berdua Faris”
“Terus-terusan?? Hoh jadi kalian
berdua udah sering bareng di belakang aku?” Tanya K yang sedari tadi mendengar
pembicaraan Ve dan Naomi. Keduanyapun membalikkan tubuh mereka.
“Deva?” kaget keduanya bersamaan.
“Pantes di telpon susah, chat
seadanya, diajak ketemuan di sekolah udah ogah-ogahan” Ve hanya diam menunduk,
Naomi menatap keduanya bergantian.
“Kamu jahat Ve, padahal aku
percaya sama kamu, jadi yang dibilang Joitus itu bener? Ohh atau lebih parah?
Ya terserah. Aku ga peduli lagi” lanjut K
“Tu-tunggu Deva” ucap Naomi
mengejar Deva.
“Kenapa ka Naomi?”
“Kamu bilang mau bicara sama Ve
kan? Ini saatnya”
“Ga lagi ka, udah ga ada yang
perlu dibicarain”
“Bukannya kamu yang pengen? Deva
kamu masih sayang sama Ve kan?”
“Pertanyaan bagus, aku masih dan
akan selalu, sayangnya yang disana udah ga. Permisi” kali ini K benar-benar
pergi, meninggalkan Naomi dan juga Ve yang kembali meneteskan air matanya.
~~~
Waktu berlalu, hujan sudah berhenti digantikan dengan terangnya sang matahari, suasana baru dan cerah. Begitulah harapan dan keinginan Deni saat membuka pintu home. Mungkin doanya terkabul, itu yang dikiranya, saat diam di depan home. Ternyata hanya ada K dan Aby, juga Shania. Deni memutuskan untuk diam dan menunggu di depan home, tidak ingin merusak keadaan di dalam. Mendengarkan dengan baik, walau tidak ingin.
“K, lo berantem sama ka Ve?” Tanya
Shania dengan keras
“Shania kamu tenang dong” ucap Aby
“Gimana aku bisa tenang Aby
sayang, kalau liat ka Ve nangis pas nyebut nama cowok ini” ucap Shania menunjuk
K
“Cowok ini? Gw atau Faris nih?”
Tanya K sinis pada Shania. Diam, Shania tidak menjawab.
“Haha, bicara soal Faris,
sebenernya kalian berdua udah tau lama kan, jauh sebelum berita di Joitus itu
mungkin?” Shania kembali terdiam, begitu juga dengan Aby.
“Kenapa diem aja? Bener, tebakan
gw?”
“I-itu karena..” Shania ingin
menjawab namun K memotong ucapannya.
“Karena apa? Lu mau bilang karena
gw ga pernah cerita ke murid-murid Joifuru, gw sama Ve pacaran? Harus banget gw
umbar? Ya gw tau gw salah ga ceritain ke Faris sama Deni dan mungkin jadinya
begini”
“Tapi lo tau Shan, apa kata kakak
lo saat dia ngobrol sama ka Naomi?” lanjut K.
“Ka Ve sama Ka Naomi ngobrol?”
Tanya Shania.
“Ya, Ve bilang ini salahnya dan ga
bakal terjadi kalau dia ga terus-terusan sama Faris, cuma ada 2 alasan kenapa
Ve ‘terus-terusan’ sama Faris..”
“1 Ve terlalu baik, 2 dia juga
suka sama Faris” Diam. Begitu juga keadaan Deni yang masih di depan home,
hingga Faris membuyarkan lamunannya.
“Den, ngapain lo diem depan pintu?
Kaya tokek aja” ucap Faris
“Fa-faris??” Tanya Deni yang kaget
dengan suara pelan
“Iya ini gw, ngapa sih kaget
banget, gw kan bukan setan penunggu home kaya elu”
“Ngapain disini?” Tanya Deni masih
dengan suara pelan
“Ohh jadi gw ga boleh ke home lagi
nih?”
“Ga bukan gitu..” ucap Deni masih
dengan suara pelan yang sepertinya sudah percuma
“Ngapain sih ngomong pelan-pelan
gitu? Ya udah ah, ayo masuk”
“No no no no!! ayo ikut gw, ikut
gw!” Deni menarik Faris menjauhi home, tepat sebelum Faris menggeser pintu
home. Keduanyapun sudah pergi cukup jauh dari home, saat K membuka pintu home.
“Gw harap lo juga mengerti gw
Shan, ya.. Kalo lo masih ga percaya gw, kenapa ga coba tanya kakak lo,
pernahkah dia bilang kalo lagi berdua sama Faris ke gw? Yah.. jawabannya akan
mengecewakan” ucapan K kembali membuat ketiganya larut dalam pikiran
masing-masing.
~~~
“Woy Den, lepasin gw, Deni woyy!!”
ucap Faris saat dirinya masih diseret Deni
“Sorry ya ris” ucap Deni akhirnya
melepaskan tangan Faris.
“Sorry sorry, berani lo sama gw?!”
tanya Faris, memegang kerah baju Deni dengan satu tangannya.
“Maaf, tadi itu di home…”
“Faris! Lepasin Deni!” ucap Naomi.
“Suara ini? Hohoho sosok yang
sudah lama tidak terlihat” ucap Faris lalu melihat kearah Naomi, lalu
melepaskan tangannya dari kerah baju Deni.
“Ahh iya ka Naomi sepertinya kita
perlu bicara” ucap Faris kembali.
“Sepertinya ga ada yang perlu
dibicarakan antara kita” ucap Naomi menatap Faris, lalu pergi, namun Faris
menahannya.
“Tentu saja ada.. sebagai sesama…
orang ketiga mungkin? Ups” mendengar ucapan Faris, Naomi menatap sinis Faris.
“Gw bukan lo”
“Oh iya memang bukan”
“Kalau gitu lepasin”
“Ga akan, karena ka Naomi, harus
ikut Faris” Farispun menarik Naomi, meninggalkan Deni yang daritadi bingung.
Faris membawa Naomi ke tangga
emergency sekolah.
“Lepasin Faris, lepasin!” teriak
Naomi.
“Iya, iya” Farispun melepaskan
genggaman tangannya.
“Yaudah ngomong, tadi katanya mau
ngomong, kalau ga ada bukannya lebih baik gw pergi” saat Naomi ingin pergi,
Faris menahannya, mendorong Naomi membuat posisinya berada diantara tembok dan
Faris.
“Faris, kalau macem-macem, ka Naomi teriak sekarang juga”
“Teriak aja, disini sepi, CCTV
sekolahpun ga ada, hanya ada.. paparazzi Joitus” ucap Faris melirik kearah kanan.
“Faris! Mau kamu tuh apa sih?!”
“Maaf ya ka Naomi, tapi posisi
kita yang gini lebih bagus buat di foto”
“Faris lepasin.. Faris.. ka Naomi
gamau kita emmph” entah apa yang dipikirkan Faris, yang saat ini mencium bibir Naomi.
“Plakk” Naomi meninggalkan Faris
setelah menamparnya.
“Ahh, Faris nakal, sorry ka Naomi”
ucap Faris pada dirinya sendiri, yang tiba-tiba menangis.
Dalam keadaan menangis, Naomi
keluar dari tangga emergency, bertemu Deni yang heran melihat keadaan Naomi
yang juga mengabaikannya.
~~~
Pulang sekolah, dengan keadaan kesal Shania membuka dengan keras pintu kamar Ve
Pulang sekolah, dengan keadaan kesal Shania membuka dengan keras pintu kamar Ve
“Shania, kamu kenapa de?”
“Aku yang harusnya nanya gitu sama
kakak!”
“Kamu tenang dulu de”
“Ahh gimana aku bisa tenang ka
Ve?! Sekarang gini, ka Ve itu kakak aku, K itu sahabatnya pacar aku, ya perihal
dulu aku sama K gimana, sekarang posisi aku kejepit” teriak Shania.
“Pengennya aku ngebelain ka Ve,
percaya sama ka Ve, sekarang aku mohon ka Ve jawab aku jujur” ucap Shania,
melihat kearah kakaknya yang terlihat begitu sembab matanya.
“Selama ka Ve berdua playboy itu..
Apa K tau?” tanya Shania pada akhirnya, membuat Ve kaget dan diam.
“Jawab aku ka Ve!! Jawab!!”
“Maaf, maafin ka Ve de..”
“Bener.. kata K jawabannya
mengecewakan” Shania hanya lemas dan menyenderkan tubuhnya ke dinding kamar Ve
“Kamu bicara sama Deva? Kalian
bicara apa?”
“Ga penting ka! Kenapa ka Ve ga
pernah mau ngomong sama K?? Kenapa? Apa karena ka Ve suka juga sama Faris??”
tanya Shania keras pada Ve. Lagi, Ve hanya diam.
“Oh my goodness ka Ve! Jadi bener?
Maafin gw K, salah sangka sama lu”
“Ka Ve please kali ini jawab dong!!
Ahh ini apasih HP berisik banget!!” ucap Shania, mengambil HPnya dari blazernya
lalu membantingnya ke tempat tidur. *yailah
banting ke kasur.. ke lantai dong Shan, ke kasur mah tetep sehat tuh HP
“Shania! Tenangin diri kamu,
jangan banting-banting HP kamu, siapa tau itu Aby kan” ucap Ve mengambil HP
Shania.
“Ga usah ngurusin Shania sama Aby
deh! Urusin aja hubungan ka Ve sendiri dulu tuh!” ucap Shania yang diabaikan Ve
yang entah mengapa serius melihat layar HP Shania.
“Ka Ve dengerin Shania! Ka Ve! ka
Ve?!” Shaniapun menghampiri Ve yang terlihat berubah ekspresinya, melihat
kearah Ve lalu kearah layar HPnya, ka Ve membuka Joitus yang…
‘Berita baru!! Cerita Cinta
Segiempat?!’ judul sebuah artikel baru di Joitus, berita tentang ‘pasangan’
pertama yang berbentuk sebuah artikel.
“I-ini..” Shania hanya diam, saat
membacanyanya. Tentu saja pasangan itu K-Ve, Ve-Faris, Faris-Naomi, Naomi-K
Sementara Ve, duduk diam, tidak
tahu harus berucap apa…
Akankah Ve dan K berbaikan dan kembali bersatu? Bagaimana dengan Faris dan mungkin juga Naomi? Akankah permasalahan ini selesai?
Kalau dibandingin sama chapter2 sebelumnya, mungkin ini yang paling panjang? Hmm dipanjangin karena kemaren2 terlalu singkat, lagi coba ngasih porsi lebih buat Deni, yang keliatan kaya cuma pelengkap banget dan Ve yang harusnya muncul lebih banyak karena dia termasuk pemeran utamanya kan -.- maafkan kebodohan saya
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment