Thursday, October 9, 2014

Joifuru High School (JKT48) - Chapter 10

3 chapter lagi~~ kalo ini diitung 4 sih~

 Joifuru High School (JKT48)


*note klo liat tulisan miring, maaf saya mengganggu xD

Chapter 10
Melihat berita baru di Joitus, K hanya bisa terdiam dan kaget tidak tahu harus berbicara apa. Naomi yang ada di sebelahnyapun sepertinya juga terkejut.
“Hahaha Sinka sinka.. lihat tuh, nyuruh-nyuruh kakak sama Faris, ternyata dia malah udah pacaran sama yang jauh lebih baik dan lebih cantik” ucap Naomi yang tidak dipedulikan oleh K yang masih terdiam pucat.
“Deva? Deva kamu gapapa?” Tanya Naomi yang sadar keadaan K, yang sudah terduduk di lantai.
“Gapapa ka, bisa tinggalin aku?” jawab K, Naomi jelas tahu bahwa K terlihat lemas karena berita Faris-Ve, dan itu agak membuatnya penasaran.
~~~

Malam harinya, walau besok hari libur, Joitus masih cukup rame. Tidak munculnya si ‘pelaku utama’ berita serta ketiga sahabat Faris di Joitus, makin membuat orang-orang penasaran. Salah satunya Naomi, yang pernah ‘mungkin’ didekati Faris dan ekspresi K saat melihat berita itu lah yang lebih membuatnya penasaran.
“Ka Shinta~ makan malemnya udah siap~ ayo makan~” ucap Sinka saat membuka pintu kamar Naomi.
“Hmm, ka? Ka Shinta lagi apa? Kok serius banget kayanya, emm Joitus?” ucap Sinka melihat Joitus di layar laptop Naomi
“Ahh aku tau~~ jadi ka Shinta ceritanya galau ya liat Faris ternyata pacaran sama ka Ve? Hihihi ciee~” ucap Sinka menggoda Naomi, kali ini membuat Naomi merespon adiknya itu.
“Siapa yang galau de, hah” saut Naomi
“Lah terus itu apa?” Tanya Sinka yang sudah duduk di tempat tidur Naomi.
“Bukan apa-apa dan bukan urusan kamu”
“Dih gitu banget sih ka…” ucap Sinka manyun-manyun
“Hmm.. oh iya de, kamu kan seangkatan sama Deva, ceritain dong soal Deva”
“Hah? Deva? K? Jadi setelah gagal sama Faris, ka Shinta mau incar Deva?”
“SINKA! Udah ceritain aja”
“Idih, iya iya” Sinkapun menceritakan semua yang dia tahu soal Deva dan juga Faris..
~~~
Sabtu, adalah hari dimana hari sepasang kekasih biasanya jalan bersama, menghabiskan waktu berdua. Tapi tidak bagi K, semenjak kejadian itu Ve seperti menghilang, tidak membalas pesan atau mengangkat teleponnya. Meminta saran atau sekedar cerita sama Abypun percuma, K merasa aneh mengenai sahabatnya itu. Menghubungi Shania? K hanya akan dapat cacian atau omelan atau sekadar info yang tidak berguna alias ‘gatau apa-apa’.

Dilain sisi, Ve sendiri juga terkejut melihat beritanya dengan Faris, dia tidak berani sedikitpun untuk membalas pesan atau bahkan mendengar suara K. Ve sadar kalau selama ini dia berbohong, tidak pernah sedikitpun mengatakan kedekatannya dengan Faris. Diawal Ve merasa ‘tidak apa-apa’ karena Faris dan K merupakan sahabat, tapi akhirnya dirinya keterusan sampai ‘sedikit melupakan’ K. Faris adalah orang ketiga yang bisa dekat dengan Ve saat ini, setelah adiknya dan K.
Munafik bila Ve berkata ‘tidak melelahkan menunggu kepastian K, memastikan hubungan mereka ke semua orang’. Munafik bila dia bilang ‘tidak ada rasa sedikitpun terhadap Faris’. Ingin bercerita kepada Shania.. tapi Ve tau dengan sangat baik sifat adiknya itu. Sementara bagi Faris, melihat berita itu, hanya ‘Amin’ yang dipanjatkannya. Dia akui, akhir-akhir ini rasa yang sudah lama tidak dia rasakan itu muncul kembali, dan itu karena Ve.
Gelisah terus dirasakan K, diapun memutuskan mendatangi rumah Ve, namun hasilnya nihil. Dia hanya bertemu dengan Shania yang seakan menyembunyikan sesuatu di mata K.

“Gw gatau Deva Key Putra, ka Ve pergi saat gw belom bangun” ucap Shania rada jutek
“Apa ada hubungannya sama Faris?”
“Emm.. Gatau! Dan gw gamau tau!”
“Shan, gw mohon..”
“Aduh K.. jangan paksa gw untuk teriak”
“Tapi..”
“Cukup Dev, maksa Shania kaya gitu lo ga akan dapet apa-apa” ucap Aby muncul di belakang K
“Lo berdua tau soal ini dari dulu kan, bener? Haha” ucap K berjalan menabrakan pundaknya ke pundak Aby, lalu pergi meninggalkan AbyNju.
“Acara kita hari ini, diundur dulu ya Shan” ucap Aby dengan muka masih melihat arah perginya K
“Ehh?? Terus ga jadi atau? Ah ga ga, jangan bilang mau ngikutin K” Aby hanya melihat Shania penuh arti.
“Kamu kan spesialis buntutin orang, ayo” keduanyapun membuntuti K..
~~~
Sesuai perkiraan Aby, benar saja kali ini K pergi ke rumah Faris.
“Itu rumah siapa?” Tanya Shania pada Aby, keduanya memperhatikan dari jauh.
“Faris”
“Ahh ga guna, Faris kan pergi sama ka Ve” ucapan Shania membuat Aby menengok padanya.
Mendapati hasil nihil di rumah Faris, K kembali berjalan pergi, hanya satu hal dipikirannya ‘Faris-Ve sedang berdua’. HP Ve sama sekali tidak bisa dihubungi, begitu juga HP Faris. Kesal, marah dan kecewa yang dirasakan K, berjalan entah kemana tanpa tujuan, terlihat frustasi. Ingin rasanya K lampiaskan emosinya, beruntung menurutnya dia melihat preman-preman mengganggu Naomi di kejauhan *preman yang sama kaya di chap 8 itu*
Dengan batu kecil yang dilemparkan K pada ketua preman itu, dia mengalihkan perhatian mereka padanya.
“Heh?! Bocah siapa lo? Jangan kurang ajar ya! Hajar” ucap ketua preman itu, 3 lawan 1, Naomi yang melihat itu terlihat panik. Terlebih entah kenapa K hanya diam saja saat dirinya dipukuli dan dihajar ketiga preman itu.
Senyum menyeringai terpampang di wajah K, senyum yang tidak pernah dilihat Shania dan juga Naomi.
“Gawat” ucap Aby melihat itu.
~~~


“Ka Ve udah liat berita di Joitus kemaren? Ahh ternyata kita udah ke-gap berduaan ya? Jadi ga enak” ucap Faris, Ve tetap tidak merespon. Keduanya sedang berada di sebuah taman.
“Ka Ve, kenapa diem aja?” Tanya Faris kembali
“Ka Ve kenapa sih? Ka Ve, jawab pertanyaan aku!” ucap Faris sambil mencengkeram tangan Ve.
“Lepasin ka Ve, Faris” pinta Ve yang akhirnya berbicara.
“Maaf, maaf ka Ve”
“Faris, maaf kalo kamu salah paham dengan kedekatan kita ini”
“Ma-maksud ka Ve?”
“Ka Ve sayang Faris, tapi ka Ve juga sayang Deva,,”
“Eh?!”
“Ka Ve gatau mesti gimana..” ucap Ve mendadak kagetkan Faris. Membuatnya tidak bisa berkata apa-apa, antara senang dan entahlah..
“Ka Ve, ka Ve gatau harus ngomong apa, ga ngerti kenapa Deva selalu nutupin, ka Ve gatau Faris” tambah Ve yang sudah mulai meneteskan air mata.
“Nutupin soal apa? Apa hubungannya sama Deva?”
“Ka Ve sama Deva…”
“Kenapa ka Ve? Ada apa sama kalian?!” hening diawal Ve tidak ingin bilang, namun dia harus. Inilah waktunya, sekarang atau tidak sama sekali.
“Ka Ve sama Deva kami…”
“Ahh jangan-jangan?” diam, Ve hanya bisa terdiam
“Apa salah aku? Kenapa ka Ve? Kalo ka Ve dan Deva err kenapa ngerespon semua perlakuan aku? Jawab ka Ve!! JAWAB!” bentak Faris
“I-itu karena ka Ve.. maaf Faris.. permisi dulu Faris…” tiba-tiba Ve meninggalkan Faris, Farispun mengejarnya.
~~~

“Aby! Kamu gamau bantu K? Itu juga kenapa K diem aja sih?! Aby!!” ucap Shania panik, melihat K yang tersudut, dengan kedua tangannya dipegang dan tubuh yang sudah penuh luka terus dihajar.
“Aku bakal berhentiin mereka nanti, kalo K udah kelewatan” jawaban Aby ini membuat Shania bingung, apalagi disana dia juga melihat wajah Naomi yang juga ketakutan.
“Jadi cuma segini aja? Sepertinya main-mainnya sudah cukup” ucap K meledek, membuat ketua preman yang daritadi menghajarnya kesal, orang itu melayangkan pukulan hampa yang bisa dihindari dengan mudah oleh K.

Dengan mudahnya K melepaskan genggaman 2 orang yang memegang tangannya dan mendorong mereka hingga terjatuh. Lagi, ketua preman itu melayangkan tinju yang kali ini dimentahkan dengan mudah oleh K, tangan kanannya yang kosong meninju keras perut sang ketua.
2 orang yang sebelumnya dijatuhkan K, kali ini menyerang K secara bersamaan. Namun itu sia-sia, K bisa menghindar dan tendangan keras K diterima salah satunya. 2 orang itu kembali menyerang, namun tanpa basa-basi, kali ini K menendang perut dan memukul muka keduanya. Sangat telak, keduanya tidak mampu bangkit lagi.
Terkejut, itu yang dirasakan mereka semua kecuali Aby. Tinggal satu, si ketua preman.

“Terima kasih karena mengurangi beban gw, saatnya kalian merasakan balasannya” ucap K pada si ketua.
Dengan cepat K maju, menunjukan tendangan berputarnya yang mengenai wajah si ketua. Ketua itu terjatuh, belum sempat menarik nafasnya, K menarik ketua itu untuk bangun, dengan masih memegang kerah baju si ketua, K memukul wajahnya, lagi dan lagi. Bukan cuma itu, si ketua yang sudah tidak bisa membalas, didorong tubuhnya oleh K, K kembali menendang perut si ketua yang sudah tak berdaya.
“Deva cukup, Deva! K berhenti” teriak Naomi yang melihat K yang sekarang berada di atas tubuh si ketua, terus memukul.
“K? A-pakah lu K? K yang itu?” ucap si ketua yang wajahnya sudah penuh luka dan darah keluar dari mulutnya.
“Baru sadar?” tidak menghiraukan perintah Naomi, K kembali menghajar si ketua. Terus memukul muka sang ketua tanpa henti.
“Sepertinya udah cukup” melihat K yang sudah lepas kendali, Aby mengambil HPnya dan..

“Nguing-nguing” bunyi sirine dan suara mobil polisi terdengar, membuat ketiga preman itu panik.
“A-ampun K, g-gw gamau ini sampe ke polisi, ampun tolong..” ucap si ketua memohon
“Deva, lebih baik kita pergi, ayo” ucap Naomi perlahan mendekati K, membantunya berdiri, dan membawanya berjalan pergi.
Bersamaan dengan perginya K dan Naomi, suara sirene polisi dari HP Aby pun berhenti. Aby dan Shania keluar dari persembunyian mereka, melihat para preman yang masih tergeletak dengan wajah penuh luka, yang bingung dan takut.
“Kruyuuk~” bunyi perut Shania buyarkan atmosfer suram di tempat itu.
“Hahaha, kamu laper?” Tanya Aby
“Laperlah! Liat aja tuh udah jam 2, gimana ga laper?! Makan yuu” keduanyapun meninggalkan tempat itu dan kembali mengikuti K-Naomi.
Dilain sisi, Faris masih mengikuti Ve, berjalan lebih pelan dari ‘sang putri’ yang hanya terdiam di perjalanan. Faris hanya bisa menghela nafasnya.
~~~


Kebetulan atau sebuah keberuntungan untuk Shania, 2 orang yang dibuntutinya masuk ke dalam sebuah kafe, entah untuk apa dan mengapa. Dengan jarak yang aman dan tetap bisa melihat K-Naomi, Aby dan Shania *yang sedang makan*, tetap memperhatikan Naomi yang saat ini sedang mengompres luka-luka di wajah K.
“Ah aw duh” erang K
“Maaf Deva, sakit? Kalo kamu sekuat itu kenapa diawal diem aja?” tanya Naomi masih mengompres luka K
“Biar aku kompres sendiri ka Naomi” K mengambil lap dari tangan Naomi.
“Pesanannya, selamat menikmati” ucap seorang pelayan yang membawakan pesanan makanan K dan Naomi
“Makan dulu Deva, ka Naomi yang traktir, sebagai tanda terima kasih”
“Makasih ka” jawab Deva pelan
“Sebenernya ada apa sama kamu? Maaf bukannya ka Naomi mau kepo..” kali ini K memperhatikan Naomi yang duduk di sebelahnya.

“Emang sih ka Naomi ga begitu deket sama Ve, tapi liat karakternya, rasanya.. ga mungkin dia pacaran sama Faris..” K masih terdiam mendengarkan ucapan Naomi.
“Dan kalo dari ceritanya Sinka, berita di Joitus dulu, dan tentang profil kalian di Joitus, serta reaksi kamu saat melihat berita Faris sama Ve… kamu suka sama Ve, atau justru kalian memang pacaran?” kali ini K tertawa hambar mendengar pernyataan Naomi yang tepat.
Butuh untuk menuangkan dan menghilangkan sakit hatinya, K menceritakan alasannya ‘mengalah’ diawal saat berkelahi tadi. Menceritakan seluruh yang dirasakannya. Lebih lega itulah yang dirasakan K setelah mencurahkan seluruh isi hatinya, kedua pasang mata yang seharusnya tidak bertatap itu bertemu, saling memandang.

Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan Naomi saat tangannya mengusap lembut pipi K yang masih terdapat luka bekas pukulan. Kehangatanlah yang dirasakan K, kehangatan dan kelembutan yang sudah lama K tidak rasakan, dia sangat merindukan sosok yang dekat namun terasa jauh sekarang, sosok Ve yang diinginkannya memberikan kelembutan itu.
“Gawat, kayanya ini bakal lebih parah dari yang kita kira” ucap Aby, yang bisa cukup jelas melihat kejadian di depannya itu, bisa cukup jelas untuk melihat sosok di depan kaca kafe. Shania yang sedari tadi lebih focus dengan makanannya akhirnya menyadari dan melihat sosok itu..
“V-Ve..” ucap Naomi gugup, langsung menjatuhkan tangannya yang sedari tadi masih di pipi K.
Mendengar ucapan Naomi itu, K membalikkan badannya, dibalik punggungnya, dibalik kaca kafe, dengan kaget dia melihat sosok Ve yang terkejut. Namun munculnya Faris di dekat Ve, membuat perasaanya kembali penuh amarah, rasanya campur aduk.
“Ka Ve? ka Ve ada apa?” Faris yang sudah berhenti terlihat bingung melihat Ve yang mematung. Dan akhirnya tersadar, Faris melihat K bersama perempuan yang tadinya ingin Faris dekati, Naomi.

“Deva? Sama Naomi?” Seakan ikut bersedih dengan kesalah pahaman yang memburuk, dunia ikut menangis, menurunkan rintik hujan bersamaan dengan turunnya air mata dari mata indah Ve. Tanpa kata, Ve berlari meninggalkan pemandangan yang dilihatnya. Farispun mengejarnya. *sambil nyanyi temodemo no namida~~
“Ve tunggu! Ve” usaha K untuk mengejar Ve terlambat.
“Ka Ve, tunggu aku” dengan terburu-buru bahkan sampe menabrak K, Shania ikut mengejar kakaknya.
“Shania??” Tanya K heran
“Gw harap lo bisa jelasin semuanya secepatnya” kali ini suara Aby yang muncul dari belakang K, mengagetkannya. Saling bertatapan. Lalu pergi meninggalkan K sendiri, yang masih terdiam di depan kafe bersama dinginnya air hujan yang semakin membasahi tubuhnya.

Akankah kesalah pahaman ini berakhir? Apakah Ve dan K dapat kembali bersatu? Apakah persahabatan K, Aby, Faris, dan Deni kembali seperti dulu?
------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

No comments:

Post a Comment