3 chapter lagi~~ kalo ini diitung 4 sih~
Joifuru High School (JKT48)
*note klo liat tulisan miring, maaf saya mengganggu xD
Chapter 10
Melihat berita baru di Joitus, K hanya bisa terdiam dan
kaget tidak tahu harus berbicara apa. Naomi yang ada di sebelahnyapun
sepertinya juga terkejut.
“Hahaha Sinka sinka.. lihat tuh, nyuruh-nyuruh kakak sama
Faris, ternyata dia malah udah pacaran sama yang jauh lebih baik dan lebih
cantik” ucap Naomi yang tidak dipedulikan oleh K yang masih terdiam pucat.
“Deva? Deva kamu gapapa?” Tanya Naomi yang sadar keadaan K,
yang sudah terduduk di lantai.
“Gapapa ka, bisa tinggalin aku?” jawab K, Naomi jelas tahu
bahwa K terlihat lemas karena berita Faris-Ve, dan itu agak membuatnya
penasaran.
~~~
Malam harinya, walau besok hari libur, Joitus masih cukup rame. Tidak munculnya si ‘pelaku utama’ berita serta ketiga sahabat Faris di Joitus, makin membuat orang-orang penasaran. Salah satunya Naomi, yang pernah ‘mungkin’ didekati Faris dan ekspresi K saat melihat berita itu lah yang lebih membuatnya penasaran.
“Ka Shinta~ makan malemnya udah siap~ ayo makan~” ucap Sinka
saat membuka pintu kamar Naomi.
“Hmm, ka? Ka Shinta lagi apa? Kok serius banget kayanya, emm
Joitus?” ucap Sinka melihat Joitus di layar laptop Naomi
“Ahh aku tau~~ jadi ka Shinta ceritanya galau ya liat Faris
ternyata pacaran sama ka Ve? Hihihi ciee~” ucap Sinka menggoda Naomi, kali ini
membuat Naomi merespon adiknya itu.
“Siapa yang galau de, hah” saut Naomi
“Lah terus itu apa?” Tanya Sinka yang sudah duduk di tempat
tidur Naomi.
“Bukan apa-apa dan bukan urusan kamu”
“Dih gitu banget sih ka…” ucap Sinka manyun-manyun
“Hmm.. oh iya de, kamu kan seangkatan sama Deva, ceritain
dong soal Deva”
“Hah? Deva? K? Jadi setelah gagal sama Faris, ka Shinta mau
incar Deva?”
“SINKA! Udah ceritain aja”
“Idih, iya iya” Sinkapun menceritakan semua yang dia tahu
soal Deva dan juga Faris..
~~~
Dilain sisi, Ve sendiri juga terkejut melihat beritanya
dengan Faris, dia tidak berani sedikitpun untuk membalas pesan atau bahkan
mendengar suara K. Ve sadar kalau selama ini dia berbohong, tidak pernah
sedikitpun mengatakan kedekatannya dengan Faris. Diawal Ve merasa ‘tidak
apa-apa’ karena Faris dan K merupakan sahabat, tapi akhirnya dirinya keterusan
sampai ‘sedikit melupakan’ K. Faris adalah orang ketiga yang bisa dekat dengan
Ve saat ini, setelah adiknya dan K.
Munafik bila Ve berkata ‘tidak melelahkan menunggu kepastian
K, memastikan hubungan mereka ke semua orang’. Munafik bila dia bilang ‘tidak
ada rasa sedikitpun terhadap Faris’. Ingin bercerita kepada Shania.. tapi Ve
tau dengan sangat baik sifat adiknya itu. Sementara bagi Faris, melihat berita
itu, hanya ‘Amin’ yang dipanjatkannya. Dia akui, akhir-akhir ini rasa yang
sudah lama tidak dia rasakan itu muncul kembali, dan itu karena Ve.
Gelisah terus dirasakan K, diapun memutuskan mendatangi
rumah Ve, namun hasilnya nihil. Dia hanya bertemu dengan Shania yang seakan
menyembunyikan sesuatu di mata K.
“Gw gatau Deva Key Putra, ka Ve pergi saat gw belom bangun”
ucap Shania rada jutek
“Apa ada hubungannya sama Faris?”
“Emm.. Gatau! Dan gw gamau tau!”
“Shan, gw mohon..”
“Aduh K.. jangan paksa gw untuk teriak”
“Tapi..”
“Cukup Dev, maksa Shania kaya gitu lo ga akan dapet apa-apa”
ucap Aby muncul di belakang K
“Lo berdua tau soal ini dari dulu kan, bener? Haha” ucap K
berjalan menabrakan pundaknya ke pundak Aby, lalu pergi meninggalkan AbyNju.
“Acara kita hari ini, diundur dulu ya Shan” ucap Aby dengan
muka masih melihat arah perginya K
“Ehh?? Terus ga jadi atau? Ah ga ga, jangan bilang mau
ngikutin K” Aby hanya melihat Shania penuh arti.
“Kamu kan spesialis buntutin orang, ayo” keduanyapun
membuntuti K..
~~~
Sesuai perkiraan Aby, benar saja kali ini K pergi ke rumah Faris.
“Itu rumah siapa?” Tanya Shania pada Aby, keduanya
memperhatikan dari jauh.
“Faris”
“Ahh ga guna, Faris kan pergi sama ka Ve” ucapan Shania
membuat Aby menengok padanya.
Mendapati hasil nihil di rumah Faris, K kembali berjalan
pergi, hanya satu hal dipikirannya ‘Faris-Ve sedang berdua’. HP Ve sama sekali
tidak bisa dihubungi, begitu juga HP Faris. Kesal, marah dan kecewa yang
dirasakan K, berjalan entah kemana tanpa tujuan, terlihat frustasi. Ingin
rasanya K lampiaskan emosinya, beruntung menurutnya dia melihat preman-preman mengganggu
Naomi di kejauhan *preman yang sama kaya
di chap 8 itu*
Dengan batu kecil yang dilemparkan K pada ketua preman itu,
dia mengalihkan perhatian mereka padanya.
“Heh?! Bocah siapa lo? Jangan kurang ajar ya! Hajar” ucap
ketua preman itu, 3 lawan 1, Naomi yang melihat itu terlihat panik. Terlebih
entah kenapa K hanya diam saja saat dirinya dipukuli dan dihajar ketiga preman
itu.
Senyum menyeringai terpampang di wajah K, senyum yang tidak
pernah dilihat Shania dan juga Naomi.
“Gawat” ucap Aby melihat itu.
~~~
“Ka Ve udah liat berita di Joitus kemaren? Ahh ternyata kita udah ke-gap
berduaan ya? Jadi ga enak” ucap Faris, Ve tetap tidak merespon. Keduanya sedang
berada di sebuah taman.
“Ka Ve, kenapa diem aja?” Tanya Faris kembali
“Ka Ve kenapa sih? Ka Ve, jawab
pertanyaan aku!” ucap Faris sambil mencengkeram tangan Ve.
“Lepasin ka Ve, Faris” pinta Ve
yang akhirnya berbicara.
“Maaf, maaf ka Ve”
“Faris, maaf kalo kamu salah paham
dengan kedekatan kita ini”
“Ma-maksud ka Ve?”
“Ka Ve sayang Faris, tapi ka Ve
juga sayang Deva,,”
“Eh?!”
“Ka Ve gatau mesti gimana..” ucap
Ve mendadak kagetkan Faris. Membuatnya tidak bisa berkata apa-apa, antara
senang dan entahlah..
“Ka Ve, ka Ve gatau harus ngomong
apa, ga ngerti kenapa Deva selalu nutupin, ka Ve gatau Faris” tambah Ve yang
sudah mulai meneteskan air mata.
“Nutupin soal apa? Apa hubungannya
sama Deva?”
“Ka Ve sama Deva…”
“Kenapa ka Ve? Ada apa sama
kalian?!” hening diawal Ve tidak ingin bilang, namun dia harus. Inilah
waktunya, sekarang atau tidak sama sekali.
“Ka Ve sama Deva kami…”
“Ahh jangan-jangan?” diam, Ve
hanya bisa terdiam
“Apa salah aku? Kenapa ka Ve? Kalo
ka Ve dan Deva err kenapa ngerespon semua perlakuan aku? Jawab ka Ve!! JAWAB!”
bentak Faris
“I-itu karena ka Ve.. maaf Faris..
permisi dulu Faris…” tiba-tiba Ve meninggalkan Faris, Farispun mengejarnya.
~~~
“Aby! Kamu gamau bantu K? Itu juga kenapa K diem aja sih?! Aby!!” ucap Shania panik, melihat K yang tersudut, dengan kedua tangannya dipegang dan tubuh yang sudah penuh luka terus dihajar.
“Aku bakal berhentiin mereka
nanti, kalo K udah kelewatan” jawaban Aby ini membuat Shania bingung, apalagi
disana dia juga melihat wajah Naomi yang juga ketakutan.
“Jadi cuma segini aja? Sepertinya
main-mainnya sudah cukup” ucap K meledek, membuat ketua preman yang daritadi
menghajarnya kesal, orang itu melayangkan pukulan hampa yang bisa dihindari
dengan mudah oleh K.
Dengan mudahnya K melepaskan
genggaman 2 orang yang memegang tangannya dan mendorong mereka hingga terjatuh.
Lagi, ketua preman itu melayangkan tinju yang kali ini dimentahkan dengan mudah
oleh K, tangan kanannya yang kosong meninju keras perut sang ketua.
2 orang yang sebelumnya dijatuhkan
K, kali ini menyerang K secara bersamaan. Namun itu sia-sia, K bisa menghindar
dan tendangan keras K diterima salah satunya. 2 orang itu kembali menyerang, namun
tanpa basa-basi, kali ini K menendang perut dan memukul muka keduanya. Sangat
telak, keduanya tidak mampu bangkit lagi.
Terkejut, itu yang dirasakan
mereka semua kecuali Aby. Tinggal satu, si ketua preman.
“Terima kasih karena mengurangi
beban gw, saatnya kalian merasakan balasannya” ucap K pada si ketua.
Dengan cepat K maju, menunjukan
tendangan berputarnya yang mengenai wajah si ketua. Ketua itu terjatuh, belum
sempat menarik nafasnya, K menarik ketua itu untuk bangun, dengan masih
memegang kerah baju si ketua, K memukul wajahnya, lagi dan lagi. Bukan cuma
itu, si ketua yang sudah tidak bisa membalas, didorong tubuhnya oleh K, K
kembali menendang perut si ketua yang sudah tak berdaya.
“Deva cukup, Deva! K berhenti”
teriak Naomi yang melihat K yang sekarang berada di atas tubuh si ketua, terus
memukul.
“K? A-pakah lu K? K yang itu?”
ucap si ketua yang wajahnya sudah penuh luka dan darah keluar dari mulutnya.
“Baru sadar?” tidak menghiraukan
perintah Naomi, K kembali menghajar si ketua. Terus memukul muka sang ketua
tanpa henti.
“Sepertinya udah cukup” melihat K
yang sudah lepas kendali, Aby mengambil HPnya dan..
“Nguing-nguing” bunyi sirine dan
suara mobil polisi terdengar, membuat ketiga preman itu panik.
“A-ampun K, g-gw gamau ini sampe ke
polisi, ampun tolong..” ucap si ketua memohon
“Deva, lebih baik kita pergi, ayo”
ucap Naomi perlahan mendekati K, membantunya berdiri, dan membawanya berjalan
pergi.
Bersamaan dengan perginya K dan
Naomi, suara sirene polisi dari HP Aby pun berhenti. Aby dan Shania keluar dari
persembunyian mereka, melihat para preman yang masih tergeletak dengan wajah penuh
luka, yang bingung dan takut.
“Kruyuuk~” bunyi perut Shania buyarkan
atmosfer suram di tempat itu.
“Hahaha, kamu laper?” Tanya Aby
“Laperlah! Liat aja tuh udah jam
2, gimana ga laper?! Makan yuu” keduanyapun meninggalkan tempat itu dan kembali
mengikuti K-Naomi.
Dilain sisi, Faris masih mengikuti
Ve, berjalan lebih pelan dari ‘sang putri’ yang hanya terdiam di perjalanan.
Faris hanya bisa menghela nafasnya.
~~~
Kebetulan atau sebuah keberuntungan untuk Shania, 2 orang yang dibuntutinya
masuk ke dalam sebuah kafe, entah untuk apa dan mengapa. Dengan jarak yang aman
dan tetap bisa melihat K-Naomi, Aby dan Shania *yang sedang makan*, tetap
memperhatikan Naomi yang saat ini sedang mengompres luka-luka di wajah K.
“Ah aw duh” erang K
“Maaf Deva, sakit? Kalo kamu
sekuat itu kenapa diawal diem aja?” tanya Naomi masih mengompres luka K
“Biar aku kompres sendiri ka
Naomi” K mengambil lap dari tangan Naomi.
“Pesanannya, selamat menikmati”
ucap seorang pelayan yang membawakan pesanan makanan K dan Naomi
“Makan dulu Deva, ka Naomi yang
traktir, sebagai tanda terima kasih”
“Makasih ka” jawab Deva pelan
“Sebenernya ada apa sama kamu?
Maaf bukannya ka Naomi mau kepo..” kali ini K memperhatikan Naomi yang duduk di
sebelahnya.
“Emang sih ka Naomi ga begitu deket sama Ve, tapi liat karakternya, rasanya.. ga mungkin dia pacaran sama Faris..” K masih terdiam mendengarkan ucapan Naomi.
“Dan kalo dari ceritanya Sinka,
berita di Joitus dulu, dan tentang profil kalian di Joitus, serta reaksi kamu
saat melihat berita Faris sama Ve… kamu suka sama Ve, atau justru kalian memang
pacaran?” kali ini K tertawa hambar mendengar pernyataan Naomi yang tepat.
Butuh untuk menuangkan dan
menghilangkan sakit hatinya, K menceritakan alasannya ‘mengalah’ diawal saat
berkelahi tadi. Menceritakan seluruh yang dirasakannya. Lebih lega itulah yang
dirasakan K setelah mencurahkan seluruh isi hatinya, kedua pasang mata yang
seharusnya tidak bertatap itu bertemu, saling memandang.
Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan Naomi saat tangannya mengusap lembut pipi K yang masih terdapat luka bekas pukulan. Kehangatanlah yang dirasakan K, kehangatan dan kelembutan yang sudah lama K tidak rasakan, dia sangat merindukan sosok yang dekat namun terasa jauh sekarang, sosok Ve yang diinginkannya memberikan kelembutan itu.
“Gawat, kayanya ini bakal lebih
parah dari yang kita kira” ucap Aby, yang bisa cukup jelas melihat kejadian di
depannya itu, bisa cukup jelas untuk melihat sosok di depan kaca kafe. Shania
yang sedari tadi lebih focus dengan makanannya akhirnya menyadari dan melihat
sosok itu..
“V-Ve..” ucap Naomi gugup,
langsung menjatuhkan tangannya yang sedari tadi masih di pipi K.
Mendengar ucapan Naomi itu, K
membalikkan badannya, dibalik punggungnya, dibalik kaca kafe, dengan kaget dia
melihat sosok Ve yang terkejut. Namun munculnya Faris di dekat Ve, membuat
perasaanya kembali penuh amarah, rasanya campur aduk.
“Ka Ve? ka Ve ada apa?” Faris yang
sudah berhenti terlihat bingung melihat Ve yang mematung. Dan akhirnya
tersadar, Faris melihat K bersama perempuan yang tadinya ingin Faris dekati,
Naomi.
“Deva? Sama Naomi?” Seakan ikut bersedih dengan kesalah pahaman yang memburuk, dunia ikut menangis, menurunkan rintik hujan bersamaan dengan turunnya air mata dari mata indah Ve. Tanpa kata, Ve berlari meninggalkan pemandangan yang dilihatnya. Farispun mengejarnya. *sambil nyanyi temodemo no namida~~
“Ve tunggu! Ve” usaha K untuk
mengejar Ve terlambat.
“Ka Ve, tunggu aku” dengan terburu-buru
bahkan sampe menabrak K, Shania ikut mengejar kakaknya.
“Shania??” Tanya K heran
“Gw harap lo bisa jelasin semuanya
secepatnya” kali ini suara Aby yang muncul dari belakang K, mengagetkannya. Saling
bertatapan. Lalu pergi meninggalkan K sendiri, yang masih terdiam di depan kafe
bersama dinginnya air hujan yang semakin membasahi tubuhnya.
Akankah kesalah pahaman ini berakhir? Apakah Ve dan K dapat kembali
bersatu? Apakah persahabatan K, Aby, Faris, dan Deni kembali seperti dulu?
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
No comments:
Post a Comment