Haloha halo~~ Ada FF baru nih~
Eits, tapi ini bukan FF JKT48 biarpun ada nama bos couple disini.
Lalu? Ini FF apa dong? Ini FF BeShanan, ff yang menggambarkan suasana grup line BeShanan.
Serius? Iya, serius.
Tapi, agar drama nya lebih kerasa. Member BeShanan terpaksa gender bender wkwk
Dan yak beberapa hal *bahkan banyak* mungkin tidak sesuai kenyataan. ahahah.
Ya begitulah, yaudahlah. langsung aja nih~ met baca~
BeShanan Sounds Good
Gambar ini buatan Falah, salah satu anak BeShanan :D |
Part 0
Halo nama gw Jo, cowok remaja
kelas 1 SMA di sebuah SMA di Jakarta. Gw hidup dan tinggal di sebuah perumahan
yang kami sebut BeShanan Dorm. Kami? Iya. Kami. Anak-anak jalanan yang tidak
terurus, anak-anak yatim-piatu yang memang sudah tidak mempunyai orang tua,
bahkan ada yang sengaja di tentarkan orang tua-nya. Hmm? Kalau aku masuk yang
mana, ya? Entahlah aku sudah tak mau mengingatnya. Yang pasti, aku bahagia bisa
dirawat dan diasuh oleh Pak Boby dan Bu Shania sejak 3 tahun yang lalu.
Siapa mereka? Mereka ada pemilik
BeShanan Dorm ini. Pasangan suami istri yang mengasuh kami. Pak Boby Chaesar
adalah Pengusaha yang sangat sukses. Sementara Bu Shania Junianatha yang kadang
dipanggul Tante Shanju oleh kami, adalah mantan model kenamaan di Combsnesia
Indonesia. Awalnya mereka hanya mengadopsi dua orang kakak-beradik untuk
‘pancingan’. Karena setelah 10 tahun menikah, mereka tak kunjung dikaruniai
anak.
Tapi tak lama setelah itu,
ternyata mereka dikaruniai seorang putri cantik yang kini sudah besar dan duduk
dibangku SMP. Ratu Vienny Anadilla atau yang akrab dipanggil Viny atau Inyi.
Gadis cantik yang memiliki kegiatan lain sebagai member dari Idol Group JKT48.
Emm? Kenapa jadi bahas Viny? Back to topic!
Setelah VIny lahir, ternyata Pak
Boby dan Bu Shania yang memiliki jiwa social yang sangat tinggi, tetap membantu
orang-orang yang membutuhkan bantuan. Dari segi apapun. Terutama anak-anak.
Atas dasar semua itulah, akhirnya Pak Boby dan Bu Shania mendirikan panti ini
dan menampung kami. Tapi, karena tidak mau berkesan seperti panti asuhan, maka
dari itu beliau dan kami sepakat menyebutnya sebagai dorm. Begitulah kira-kira.
PLAK!!
“Aw!” Tiba-tiba seseorang memukul
punggungku. Aku yang sedang melamun dari tadi langsung menoleh kebelakang.
Sambil tersenyum dia bilang
padaku~ itu hanyalah gosip yang tidak beralasan~ Ngene menatapku dengan
pandangan tak berdosa. Seakan dia tidak melakukan sesuatu yang menyebalkan
barusan.
“Aoaab sih, Ne?”
“Lu yang aspaan?! Bengong aja.
Mikirin YME, ya?”
Dasar Ngene respuker! Ada-ada aja.
Orang gw lagi ngobrol sama reader juga! Ngene ini teman sekamarku. Nama aslinya
Nino. Biar dia ini sholeh dan pinter, tapi dengan kelakuannya yang nyeleneh,
nama “Nino” itu terlalu keren buat dia. Akhirnya dia buat nama panggilan yang
bisa diterima semua penghuni (?) dorm. Yaitu, “Ngene”.
“Udah ah, gw mau pergi.”
“Kemana?”
“Keliling.”
“Ngapain?”
“Banyak tanya lu, Ne. Rusuh! Gw
mau ngenalin anggota BeShanan nih ke reader!”
Tanpa memperdulikan Ngene, aku
pergi dari tempatku melamun. Pergi berkeliling Dorm yang seperti kos-kos-an
ini. Atau asrama? Atau malah kaya rumah susun? Terserahlah mau dianggap apa.
Aku terus berjalan sampai langkahku terhenti karena pemandangan yang ada. Jauh
di bawah sana, kulihat dirinya. Dia, si gadis yang jauh lebih tua diatasku.
Senyumannya yang begitu merekah terpampang di wajahnya. Tapi, dia tidak seorang
diri. Dia duduk bersama laki-laki lain dan bercanda tawa dengan girangnya.
Laki-laki yang merupakan sahabatku sendiri. Miris.
Aku masih tersenyum miris
memandangi keduanya. Sampai kulihat dari arah tangga, Kak Rui sambil memakan
pocky menaiki tangga dan semakin mendekat padaku.
“Eh, admin VeSanctuary. Ngapain
ngelamun disitu? Lagi bejo lu, ya? Masih siang Jo. Tobat.”
“Jadi begini….. begitu.” Jawabku
asal, memilih tidak menanggapi pertanyaan ngawur kakak kelasku itu.
“Au ah. Udah ah gw mau ke kamar.”
“Kak dapet sticker Stella, gak?”
“Ngawur lu! Gw dapet Kinal lagi
nih. Kapan gw dapet BebNju-nya, nih? Pocky-nya bala betul kayak elo.” Sialan
nih orang emang.
Kak Rui tertawa begitu puas sambil
pergi menjauh dariku. Aku menatap punggungnya, biar mesumnya gilanya gak
ketolongan, terkadang aku bisa liat banyaknya beban yang dipikul Kak Rui di
pundaknya. Entahlah beban apa itu. Ahh, bicara soal Kak Rui. Kak Rui dan
adiknya adalah anak yang di adopsi paling pertama dulu oleh Pak Boby dan Bu
Shania.
Sama seperti Ngene, Rui itu bukan
nama aslinya. Nama asli Kak Rui itu Dewa. Entah bagaimana dan karena apa, Kak
Rui memperkenalkan diri kepada kami semua sebagai ‘Rui’. Sebagian penghuni
menganggapnya sebagai ‘ketua’ bahkan ada yang memanggilnya “Pak Lurah” atau
bahkan “Boss”. Mungkin karena menghormati atau menghargai Kak Rui yang memang
‘anak’ pertama Pak Boby-Bu Shania. Entahlah. Yang aku tahu sih, Kak Rui tidak
ingin dianggap dia itu ‘ketua’.
Aku berjalan menuruni tangga,
nyaris saja aku bertabrakan dengan anak-anak dari Geng Bocil. Bocah licik eh
cilik. Sebutan kami untuk anak-anak Dorm sini yang masih SD. Aku terus
berjalan, mendekati Okta. Sahabat karibku. Yang sedang sibuk dengan
sketchbook-nya. Okta yang kadang dipanggil Yuu ini adik kandung Kak Rui. Yuu
itu nama bekennya. Adik-kakak sama aja emang.
Disampingnya dengan tanpa
berdosanya, dirinya menganggu. Mengganggu kegiatan yang sedang Okta lakukan. Eh
tapi ngapa aku yang keganggu sih? Okta yang diganggu aja terima. Mungkin karena
mereka pacaran. Hah sudahlah tak usah dibahas. Membuatku sakit saja. Dengan
usilnya aku langsung meloncat dan duduk diantara mereka. Semoga tidak merusak
karya yang sedang dibuat Okta, deh.
“Ngapain sih lo, Jo!” Protesnya
sambil mendorongku, dan…
BUGH!
Tentu saja aku jadi terjatuh dan
menyentuh tanah.
“Tante jahat banget sama gw.”
Ucapku sambil mengelus-elus tanganku dan berpura-pura kesakitan.
“Abis lo ngajak tubir mulu, sih!”
Pfft. Maaf deh. Karena cuman itu
caraku mendapatkan perhatianmu. Si Tante. Ahahaha. Btw, jangan berpikir dia itu
beneran tante-tante. Dia itu masih SMA sebenernya. Seangkatan dengan Kak Rui.
Nama aslinya Desy. Iya, itu namanya. Sebagian dari kami memanggilnya Cidey.
Tapi, sebagian besar memanggilnya Tante. Bukan karena tampangnya yang keliatan
tua dari umurnya, tapi karena dia galak. Katanya sih gitu. Tapi emang iya.
Respuker.
Aku lalu duduk di sebelah kanan
Okta. Memperhatikan sketsa yang sedang dibuatnya. Begitu indah. Ya, sahabatku
ini emang serba bisa kalau berurusan dengan sesuatu yang berbau seni. Sayangnya
otaknya di sesatkan dengan sang kakak yang beleguk.
“Serius amat, Ta. Gambar apa?”
“Suka-suka Okta dong.” Jawab si tante-tante
itu dengan ketus.
“Santai dong Cidey. Lagian gw
nanya ke Okta bukan elu.”
“Biarin dong.”
Karena hal itu, aku dan Cidey-pun
akhirnya tubir alias ribut. Gak kok gak tonjok-tonjok-an cuman adu mulut. Tapi
berisik dan kurasa sangat-sangat mengganggu Okta yang duduk diantara kami.
Sampai akhirnya, Okta yang jengah, melerai kami.
“Aduh. Udah apa, ya… bala banget
sih T.T gak konsen nih.” Ucap Okta menengahi, aku dan Cidey-pun diam. Walau
masih ledek-ledekan dengan suara yang sangatttt pelan. Kulihat Okta hanya
menggeleng.
Kembali kuperhatikan sketsa yang
dibuat Okta. Dia membuat gambar wajah seseorang. Seseorang yang sangat dikenal
baik oleh kami bertiga, seluruh penghuni dan bahkan masyarakat luas. Tentu
saja, karena Okta sedang menggambar wajah Viny.
“Gambar Viny, Ta?”
“Bukan. Stella.” Jawab Cidey. Bodo
amat.
“Iya Jo. Viny kan mau ultah, jadi
gw mau bikinin dia gambar sebagai kado.” Aku hanya menggangguk tanda mengiyakan
dan ber-hoo ria.
Aku memandangi langit cerah diatas
sana. Eh? Bisa ngeliat langit? Iya, aku –bersama Okta dan Cidey- ini lagi di
taman, jadi gak usah heran. Di dekat air mancur yang berada di tengah taman,
kulihat Geng Bocil sedang bermain kejar-kejaran. Daritadi kejar-kejaran mulu
gak ada capeknya. Mungkin mereka sedang latihan untuk masa depan saat saling
mengenal cinta. Siap-siap untuk mengejar dan dikejar. Aoaab.
Tiba-tiba salah satu dari mereka
terjatuh, kesandung kakinya sendiri. Bergo dasar. Beberapa detik, itu bocah
hanya diam. Belum bangkit dari tempatnya jatuh. Yakin, setelah ini dia akan
lari ke arah kami bertiga sambil menangis. Liat aja nih.
3… Dia bangkit.
2… Menatap ke arah Cidey.
1… Lari lalu memeluk Cidey.
“Mamiiiiiiii!!!” Teriaknya sambil
menangis ke arah Cidey, lalu memeluk Cidey. Kagetkan si Tante yang daritadi
hanya konsentrasi dengan Okta.
Tuh kan. Ck. Dasar bocah.
“Ehh?? Falah kenapa nangis??
Diapain sama Jo??” Aoaab! Gw daritadi duduk disini juga.
“Falah kesandung tadi. Sakit.”
Cih, kesandung kaki sendiri juga. Bergo. Eh tapi gak apa-apa dia jawab jujur,
daripada dia jawab karena gw.
Kuperhatikan 3 anak sisa
Geng Bocil lainnya. Setelah kejadian itu, mereka hanya diam di tempat. Kulirik
si Falah yang masih menangis di pelukan Cidey. Falah ini anak yang paling
manja. Padahal dia laki-laki. Didikan Cidey emang gak bener. Falah ini
menanggap Okta dan Cidey itu papi-maminya. Katanya sih karena Cidey wajahnya
mirip mami aslinya. Pfft tua dong wkwk.
Kulirik lagi kembali 3 anak Geng
Bocil lainnya itu. Andrew *bukan Andela di ff PH ya* ini bocah laki kayak
Falah. Tapi berbanding terbalik dari Falah yang manja, Andrew sifatnya jail bin
usil. Disebelahnya ada Faris. Faris ini cewek loh, nama lengkapnya ya begitulah
(?). Tapi karena kepanjangan, jadinya dipanggil Faris aja. Dia pendiam, suka
membaca. Tapi kalau urusan makanan apalagi sate padang dia berisik. Dan yang
terakhir Alya. Dia ini primadona-nya (?) Geng Bocil. Mungkin karena dia yang
paling feminim *jika dibanding Faris*.
Aku bangkit dari tempatku duduk.
Ingin berkeliling lagi. Okta yang sedang sibuk tidak menahanku, kalau Cidey?
Ahh diamah tidak peduli. Apalagi Falah masih menangis di pelukannya. Aku berjalan
ke bagian depan, kulihat Geng Tua sedang duduk-duduk di depan baliho (?) yang
kami miliki. Geng Tua yang kumaksud ini mereka yang sudah kuliah.
Mereka duduk sambil membuka
laptop, buku-buku, dan berbagai kertas berserakan. Mereka katanya mau buka
usaha kafe kecil-kecilan gitu biar gak nyusahin Pak Boby dan Bu Shania terus.
Sepertinya memang sedang rapat. Kelihatannya Bang Mar yang sedang memimpin
rapatnya. Bang Mar itu suka sekali yang bau-bau misteri, makanya kadang kami
memanggilnya Detektif.
Di depan Bang Mar ada Bang Nopal, Bang
Pertak, Kak Lisa, Kak Dwie, Kak Ifa, Kak Ohin dan yang gak boleh ketinggalan
adalah Bang Randi dan Kak Vivian. Pasangan yang nempel mulu kayak perangko.
Kulihat ada dua orang yang tak ada… aku mendekat, berjalan ke belakang Kak Ifa.
“Kak. Kak Rum kok gak ada?”
Tanyaku pelan. Kulihat Bang Mar melirikku sekilas.
Kak Ifa menoleh dan berbisik.
“Lagi sama Danti, biasa.” Aku hanya mengangguk lalu melipir dengan xaxuga dari
mereka.
Aku berjalan menuju ke ruangan
yang menyambungkan rumah para pria dan para gadis tidur. Iya, rumah kami
dibedakan untuk para lelaki dan perempuannya. Bahaya dong kalau disatuiin kan.
Walau keluarga gimanapun kita semua tidak sedarah. Saat aku masuk, aku langsung
disambut dengan suara teriakan mirip chant fans JKT48.
Duduk sambil memandangi TV yang
disambungkan dengan laptop, para gadis di BeShanan Dorm ini begitu asik
menonton video konser JKT48. Ada Kak Rum yang juga ikut nonton. Duduk di sofa
sambil memainkan HPnya dan bercanda tawa dengan Danti. Pasti lagi ngomongin
GreMids tuh dua orang. Dasar comblang.
Saat aku ingin mendekati Kak Rum,
Kak Mega si Ibu Lurah kami yang tiba-tiba muncul dari dalam itu mencuri
perhatianku. Terlihat terburu-buru sekali.
“Ngapain lo disini?” Tanyanya
ketus.
“Santai aja kali, Ma.”
“Mama, mama. Gw bukan mak lo.”
“Kak Mega ngapain masih disini?
Gak ikut rapat sama Bang Mar?”
“Ini juga gw mau kesana. Rum! Yuk
jalan.” Panggil Kak Mega pada Kak Rum.
“Pergi dulu Jo bala.” Ucap Kak
Rum. Keduanya langsung pergi tinggalkan aku.
Aku kembali mendekati Danti, lalu
duduk di sebelahnya. Anak yang masih SMP ini langsung melirikku dengan tatapan
herannya lalu kembali sibuk dengan HPnya. Ngapain sih nih anak? Pasti lagi
ngestalk-in couple-couple di JKT. Kucoba intip HPnya. Tuh kan bener!! Dia
sedang membuka twitter dan sedang mencek akun Gracia yang tadi kulihat sempat
berinteraksi dengan Hamids. Dasar mafia comblang.
“Dan, gak balain Indah lagi?”
“Gak ah. Om Jo aja. Males! Aku
jadi tumbal mulu.” Ucapnya bete. Wajahnya terlihat ditekuk.
“Gitu aja ngambek deh. Jangan
dong~” Ucapku sambil ngunyel-ngunyel (?) pipinya yang tembem dan menggemaskan
seperti bakpau itu.
“Aspaan sih Om Jo!!”
“Jangan ngambek makannya, kan
bentar lagi MVP.”
“Ihh!! Aku gak pernah teateran!!”
“Bohong.” Kulihat Danti ngambek
lagi. Ahaha. Sungguh menggemaskan.
Aku memperhatikan lagi para gadis
lainnya yang sedang menonton. Tunggu sebenernya mereka nonton gak sih? -___-a
Kayaknya lebih cocok dibilang kalau mereka yang ditontonin deh. Cuman Inas, si gadis
SMP asal Kudus yang menontonnya. Disampingnya Anggy dan Abil dua gadis berhijab
kami sibuk dengan laptop mereka sendiri. Menonton Anime. Sementara di kiri
Inas, Ann sibuk juga dengan HPnya. Dasar makhluk-makhluk respuker.
Sudahlah, mungkin harus ganti POV,
biar gak bosen~ next~ #SaatnyaJoPengsiun
~Jo’s POV End~
~Okta’s POV~
Aku berjalan menyusuri bagian
rumah besar ini. Rumah yang aku tinggali selama seumur hidupku hingga aku kelas
1 SMA ini. Aku berkeliling mencari inspirasi. Tiba-tiba seseorang menepuk
pundakku. Saat aku menoleh terlihat ada Kak David disana.
“Sorry Yuu kalau ngagetin.”
“Gak apa-apa, kok. Kenapa Kak?”
“Rui ada di kamarnya?”
“Ada kok, Kak.”
“Okelah, gw sama Evan mau kesana.
Thanks, Yuu.” Aku hanya mengangguk sambil memandangi punggung Kak David yang
kembali masuk ke kamarnya.
Kak David dan Kak Evan tidur di
satu kamar, keduanya adalah sohib kakakku. Ya begitulah kira-kira. Aku
melanjutkan kembali perjalananku. Mengengelilingi kamar-kamar yang ada di
lantai 1 ini. Namun, baru beberapa langkah, aku dihentikan lagi oleh panggilan
seseorang.
“Yuu!” Aku menoleh mencari sumber
suara. Ternyata Kak Dion yang berdiri di ambang pintu kamarnya yang
memanggilku. Aku berjalan mendekat kepadanya.
“Kenapa Kak?”
“Gak apa-apa. Manggil aja.”
“Bala lo, Di!” Komen Kak Agi yang
muncul dari dalam, cukup mengagetkan.
“Suka-suka gw dong Ajis Gagap.”
“Seenaknya lo! Panggil gw, Agi!
Atau gak Isco gitu.”
“Ogah amat gw manggil lo Isco! Sok
keren lo!”
Lalu…. Terjadilah perang mulut
antara Kak Dion dan Kak Agi duh -_- padahal pergi keliling buat cari inspirasi
setelah otak bala karena tadi Jo sama Cidey tubir. Sekarang malah gantian
disuguhin tubirnya Geng Gaple. Atau Gagal Player. Itu sebutan yang diberikan
pada kakakku untuk Kak Dion, Kak Agi dan Kak Septian.
Kenapa mereka disebut begitu? Ya
alasannya karena mereka mencoba jadi player, tapi gagal. Kak Dion ini coba
deketin Kak Vivian, tapi selalu gagal karena terhalang Bang Randi. Mencoba
menggoda yang lain tetep aja jatohnya jadi gagal modus. Atau gak ditanggapin.
Lalu ada Kak Agi yang nama aslinya Azisko. Tapi minta dipanggilnya ‘Isco’ atau
‘Agi’. Dinamanya emang terdapat nama ‘Isco’ pemain bola asal Spanyol itu, sih.
Tapi, ya buat sebagian besar penghuni Dorm, nama ‘Isco’ terlalu keren.
Sama seperti Kak Dion, Kak Agi ini
sok ngincer sana-sini. Ngaku ke orang-orang sih sukanya sama Aikus, padahal
sukanya sama Nabilah. Bukan. Bukan Nabilah JKT48 kok~ Tapi Nabilah penghuni
Dorm juga. Aikus yang nama aslinya tidak kami ketahui ini seangkatan denganku.
Sementara Nabilah, itu teman seangkatan Kak Agi dan Kak Dion. Terakhir, anggota
Geng Gaple ada Kak Septian. Kerjaannya muncul-ilang-muncul. Agak menyeramkan
juga.
Sudahlah, Ota lelah dengan semua
drama ini. Aku berjalan pergi tak pedulikan dua orang itu yang
memanggil-manggil namaku. Aku menulusuri koridor luas ini. Melewati kamar Kak
Septian dengan adiknya, Fadhil. Ku intip sekilas, suara ricuh dari game PES
begitu terdengar. Ah, yasudahlah~
Aku terus berjalan menuju
perpustakaan rumah ini, lalu duduk di salah satu bangku. Kusenderkan
punggungku. Ahh, begitu tenangnya disini~ Begitu sejuk dan damai tanpa drama
buatan atau drama yang sebenarnya dalam hidup. Hanya ada anak-anak SMP yang
kalem-kalem disini sepertinya sedang belajar bersama. Eh? Ada Aikus? Tidak jadi
anak-anak kalem kalau begitu. Hahaha.
Aku meletakkan sketchbook-ku di
meja yang ada dipanku. Membukanya, lalu melanjutkan pekerjaanku yang
terbengkalai tadi. Ku ambil HPku untuk melihat foto Viny agar tidak terjadi
kesalahan sedikitpun. Aku tidak ingin kado untuk Viny yang sebentar lagi ulang
tahun itu jadi lewat dari waktunya. Ganba Yuu!
Hmm? Apa? Aku mau lanjut gambar
nih. Hah? Kalian curiga aku ada apa-apa dengan Viny? Hey tidak ada apa-apa kok.
Aku ini ‘anak’ kedua di keluarga yang sangatttttt besar ini. Dan Viny lahir
setahun setelah Pak Boby dan Bu Shania mengadopsiku dan Kak Ui –panggilan
akrabku untuk kakakku-.
Jadi, wajar saja kalau Viny dekat
denganku, umur kami juga hanya beda satu tahun. Tapi, aku dan dia tidak akan
macam-macam. Aku kan sudah punya Cidey. Lagian, Viny itu member JKT48 yang
super sibuk. Peraturan JKT48 juga tidak memperbolehkan membernya untuk pacaran.
Jadi, ya begitu /?
Ah sudahlah jadi ngelanturkan.
Pindah POV ke Cidey aja, ya? Ota mau gambar. Dah.
~Okta’s POV End~
~Cidey’s POV~
Setelah menenangkan Falah yang menangis.
Aku mengembalikannya (?) pada teman-temannya. Mereka kembali bermain.
Melanjutkan permainan mereka yang tertunda. Aku tersenyum saat melihat mereka.
Keempatnya terlihat begitu bahagia. Anak-anak kecil yang hidupnya bahagia tanpa
ada beban atau masalah-masalah kehidupan yang ada.
Aku terus memandangi mereka, dua
orang cowok dan dua orang cewek. Dalam hati ini aku berharap, saat mereka besar
tidak ada masalah cinta yang menodai persahabatan mereka. Seperti yang aku
alami saat ini. Hah. Aku menghela nafasku. Hanya berpura-pura bodoh tidak
mengetahui perasaan Jo. Aku tahu. Tapi aku harus bagaimana? Menjauhi Jo? Tidak
mungkin. Bagaimanapun kami keluarga.
Lagipula, kalau itu terjadi… Apa
seluruh penghuni Dorm tidak akan curiga? Terutama Ota. Aku tidak tahu, apa Ota
tau mengenai perasaan Jo atau tidak… Satu sisi aku berharap tidak, tapi di satu
sisi aku berharap dia tahu. Aneh, ya? Ahahaha!
Bala deh bala. Eh ngomong-ngomong
soal Ota. Kalian mau tau satu hal? Viny itu suka sama Ota. Aku serius! Di ff
ini ajasih, aslinya mah Ota yang suka ma Viny. Tapi, sekali lagi Ota memang
tidak peka. Dia pekanya cuman sama desainnya doang. HufftDey. Awalnya aku juga
tidak sadar, tapi melihat perlakuan Viny pada Ota aku sadar, kelakuannya tidak
hanya sekadar adik yang cari perhatian pada kakak. Tapi, seorang perempuan pada
laki-laki.
Kadang aku cemburu, tapi malu
rasanya diri ini kalau cemburu sama anak SMP -__- tapi itu yang terjadi! Ahhh *tidak
dibaca dengan gaya VN vIahh~ ya* bagaimana dong? Abis Ota terkadang juga
memperhatikannya lebih. Bilangnya sih karena Viny itu adik sendiri. Iya, aku
tau. Ota dan Viny mengenal jauh lebih lama dibandingkan Ota denganku. Tapi,
tetap saja. Kadang aku takut, perasaan kagum dan sayang Ota pada Viny berubah.
Aku menyenderkan badanku pada
bangku yang sedari tadi aku duduki. Rasanya masa depan kami semua masih
panjang. Kadang hal tentang cinta ini juga tidak penting dan seharusnya
menganggu kami. Tapi, kenapa terus-terusan mengusik pikiranku ini? Apa karena
kami yang hidup di bawah atap yang sama??
Tau amat ah. Pusing pala Desy.
~Cidey’s POV End~
Begitulah kira-kira keadaan yang
ada di BeShanan Dorm. Dalam sebuah panggung kehidupan pastii banyak drama yang
terjadi. Drama yang tercipta dengan disengaja atau bahkan tanpa sengaja. Sebuah
realita kehidupan yang harus dijalani oleh mereka semua.
Masalah cinta segitiga antara
ketiga sahabat itu bukanlah masalah satu-satunya yang menimpa keluarga besar
tersebut. Namun, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Tinggal bagaimana
mereka mendiskusikan dan menyelesaikan semuanya pada akhirnya.
Tapi, apa masing-masing dari mereka
mampu dan berani mengatakan kebeneran yang hanya mereka pendam dalam hati itu?
TBC
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ahahaha, gimana nax BeShanan? wkwk
Semoga suka deh, ini di CC in ke bos dan bu bos gimana? Wkwk
Betewe kalau ada yang gak puas dan gak suka langsung komen aja.
Mumpung belom jauh. Thx
Semoga suka deh, ini di CC in ke bos dan bu bos gimana? Wkwk
Betewe kalau ada yang gak puas dan gak suka langsung komen aja.
Mumpung belom jauh. Thx
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
Wkwkwkwk ngakak baca... viny suka sama yuu..
ReplyDeletelanjuuuuuut~
ReplyDelete