Wednesday, May 13, 2015

Antara Kamu dan Dia (GreMIndah)

Ciee~ Bikin OS singkat, tidak padat dan tidak jelas nih~~
Pertama, FF ini FF nya bala b2l karena saya gak baca ulang *malezz
Kedua, FF ini dipersembahkan khusus untuk Bos GreMids, Kak Rum :*
Ketiga,,,, kalau gak dapet feelnya ya maap aja dah, nekat bin ajaib (?) *aoaab*

Yaudah ah daripada kelamaan...
Langsung aja~ 
Met baca~~

Antara Kamu dan Dia (GreMIndah)



Cek… cek… 1… 2… 3… Aduh aoaab sih ini… Selamat siang, namaku Nina Hamidah. Aku anak fakultas Ekonomi di sebuah universitas di ibu kota negara Combnesia Indonesia tercinta ini. Saat ini aku sedang duduk menyendiri di kafe kampusku. Duduk sambil meminum kopi yang aku pesan sepuluh menit yang lalu.
Kupandangi sekelilingku, seperti biasa para Mahasiswa/I yang sudah terbebas dari jam kuliah langsung pulang, sementara yang lain duduk menikmati makanan mereka di kafe ini sambil bercanda tawa dengan teman-teman mereka. Sementara aku disini cengo seorang diri. Hah. Kuhela nafasku. Kulirik jam tanganku. Kemana sih Indah? Biasanya dia tidak pernah telat jika janjian denganku disini.
Kuputuskan untuk memainkan smartphone-ku. Sekadar untuk membunuh waktu sembari menunggu si gadis loli menyebalkan bernama Indah itu. Kubuka aplikasi wattpad, mencari fanfic yang seru. Apa ini “Sist x Sist”? Bala. Authornya yang bala. Saat sedang asik membaca, dari belakang seseorang menepuk pundakku. Mengagetkanku. Untung aku tidak kenapa-napa.
Aku menoleh. Terlihat Indah berdiri di belakangku dengan senyumnya yang manis semanis lollipop. Begitu lucu dan menggemaskan. Kadang aku merasa dibuatnya jadi tidak normal. Senyumnya bagai candu. Begitu manis yang berujung pahit. Pahit karena rasa ini mungkin hanya bisa kupendam. Apalagi Indah bilang dia sudah punya kekasih. Hah. Aku kembali menghela nafasku.
Indah lalu duduk dihadapanku, namun senyumnya langsung hilang. Kenapa? Aku menatapnya. Memperhatikan wajahnya dengan baik. Sepertinya ada yang membenaninya.
“Maaf ya Mids. Telat nyamperin kamunya.” Aku langsung manyun. Acting ceritanya ngambek.
Tapi semuanya berubah saat kulihat Indah juga menekuk bibirnya. Kenapa?
“Kenapa, Ndah?”
“Bu Rum, Mids. Betein banget. Biasa deh. Udah ah jangan omongin dia. Bikin tambah bete.” Aku hanya ber-hoo ria.
Tanpa izin, Indah mengambil kopiku dan meminumnya sebagian. Dasar. Untung sayang. Eh!! Sayang sebagai sahabat kok maksudnya. Mungkin. Oh iya, aku lupa cerita. Indah adalah sahabatku dari SMA. Sekarang dia kuliah di Jurusan Bahasa. Bu Rum tadi salah satu dosennya. Udah segitu aja tentang Bu Rum-nya. Nanti bala kayak Jo sama Cidey kalau diceritain banyak-banyak.
Diam. Tidak ada yang membuka mulut diantara kami berdua. Indah dihadapanku masih berwajah kecut. Matanya fokus menatap layar Handphone yang dipegangnya.
“Ndah, pulang yuk. Udah gak ada kuliah kan lo?”
“Ya ampun, Mids!” Dengan tatapan tajam, Indah menatap mataku. “Aku lupa bilang, aku mau pulang sama…”
“Sama?”
“Sama…”
“Sama siapa? Cowok lo?” Pipi Indah langsung merona merah, bagaikan mainan yang ada di dashboard mobil, Indah langsung mengangguk-angguk pelan.
“Maaf ya, Mids. Lupa bilang.”
“Ck. Jahat lo Ndah. Gw nungguin lo daritadi, lo nya malah mau pulang sama pacar lo.”
“Yah… Maaf deh Mids. Maaf deh…” Lagi-lagi aku acting ngambek. “Ahh~ Hamids maaf~~” Bagaikan anak kecil, Indah merengek sambil menari-narik tanganku. Duh emesh. Minta dicubit banget pipinya.
“Iya, iya aku maafin. Tapi dengan satu syarat.”
“Ihh! Hamids! Apaan sih pake syarat segala.”
“Yaudah, kalau gak mau~”
“Idih. Iya, iya. aku mauuu.”
“Nah gitu dong~ Lagian syaratnya gampang kok.”
“Apa?”
“Kenalin ke aku siapa pacar kamu.” Ucapku sambil tersenyum lebar, lagi-lagi membuat pipi Indah memerah.
“Emm…”
“Kenapa? Katanya kita sahabatan. Tapi hal kayak gini malah gak diceritain.”
“Ihh gak gitu. Abisan aku malu kalau cerita ke kamu. Nanti diledekin lagi.”
“Ledekin kenapa? Cowok lo jelek ye? Gantengan gw ya?”
“Ihh!” Indah mencubit lenganku. Aw. “Gak lah! Gantengan dia kemana-mana. Tapi, ya gitu.”
“Gitu kenapa?”
“Nanti juga kamu tau kenapa.”
“Iya, iya. Terus sekarang mana orangnya? Udah dipanggil kesini?”
“Udah, daritadi juga dia udah disini kok. Tuh ada di belakang kamu.”
“Eh? Serius? Lah? Terus daritadi ngapain main HP?”
“On bentar di BeShanan.”
“Dasar comblang.” Ledekku sambil melet.

Kulihat Indah manyun sebelum meletakkan kembali HP-nya di tasnya. Seperti personil Cherrybelle, Indah lalu menopang wajahnya dengan kedua tangannya. Memandangi aku dengan tatapan terpesona. Gak deh bukan. Tentu saja bukan aku yang dipandanginya. Melainkan pacarnya yang ada di belakangku. Siapa sih cowok beruntung yang dapetin Indah? Terus ngapain dia bukannya nyamperin Indah malah ada di belakang aku?
Aku lalu menoleh ke belakang. Bagaikan di FTV, rasanya angin langsung berhembus menerpa wajahku dan menghempaskan rambut panjangku yang kubiarkan tergerai. Wajahku langsung cengo. Aku terbius dengan sosok lelaki tampan yang berdiri di tengah Taman Bunga Universitas kami. Bunga-bunga di taman itu bahkan kalah indahnya dengan sosoknya. Sosok yang membuatku merasa aku tetap gadis normal hingga saat ini (?).
Kemeja lengan pendek bercorak kotak-kotak ungu biru yang dipakainya, nampak mencolok dan mencuri perhatian. Kulitnya yang putih bersih, rambutnya yang agak coklat keemasan bagai memantulkan sinar matahari. Poninya yang tersibak angin tidak dipedulikannya. Dia si Mahasiswa DKV itu tetap sibuk dengan kamera SLR yang dikalungkannya. Begitu konsentrasi dengan objek bunga yang ada di depannya. Sesekali dia membenarkan posisi bunga yang tidak sesuai harapannya karena tergeser oleh angin yang masih berhembus.
Berkali-kali dia mengambil gambar bunga itu dari berbagai sisi. Membuatku heran, apa bunga itu jauh lebih menarik dari para mahasiswi cantik yang memperhatikannya? Tapi, aku tidak peduli. Senyuman puasnya setelah melihat gambar yang di jepretnya sendiri, begitu menyejukkan hati ini. Membuatku ikut menampilkan senyum manisku. Membuatku berasa jadi wanita seutuhnya (?)
Wajah tampannya yang begitu manis itu selalu membuat jantungku berdegup kencang setiap kami tidak sengaja bertemu. Kadang aku malu, wajahnya lebih manis daripada aku yang seorang perempuan. Bahkan beberapa temanku bilang aku lebih ganteng dari dia kalau aku laki-laki. Sedih banget -.- Indah juga bilang gitu pula. Makin ngenes. Itulah alasan Indah memanggilku dengan “Hamids” bukan “Nina” #jleb ah.
Tiba-tiba si dia menoleh padaku, dan tersenyum padaku. Ahh~ hatiku meleleh. Apa dia sadar aku lihatin? Aduh? Memalukan dong kalau gitu. Aduh bagaimana ini? Eh tunggu, lo yakin dia ngeliatin lo, Nin? Bukan ngeliatin…..
Aku menoleh pada Indah. Bener dugaanku, Indah juga memasang senyuman terbaiknya. Aihh. Miris. Jadi, sebenernya siapa yang ditatap dan diberikan senyuman olehnya?
Saat aku kembali menoleh ke arahnya, kulihat dia berjalan ke arah kami. Mampus!! Ngapain dia??
“Ndah, maaf ya lama.” Ucapnya lembut pada Indah. Mereka kenal? Kok keliatan akrab sih?
Indah menggeleng. “Gak apa-apa, kok. Tadi aku juga telat. Mereka berpandang-pandangan dengan saling tersenyum. AOAAB INI?? “Oh iya, kenalin ini Hamids sahabat aku.” Tambah Indah, mengenalkanku padanya dengan nama Hamids. Iya HAMIDS.
Dia menjulurkan tangan kekarnya padaku. Tanganku dingin. Jantungku berdegup tak karuan. Aduh bagaiamana ini??
“Mids, tadi katanya mau kenalan sama pacar aku. Udah dikenalin malah diem.” Ucap Indah santai saja…. Tunggu! Tadi Indah bilang apa?? Pacar dia??? Cowok yang ada di hadapan kita berdua ini pacar dia?!?
Aku menoleh sekilas pada cowok yang masih mengulurkan tangannya padaku itu. Dia tersenyum, lalu membuka mulutnya. “Iya, gw cowoknya Indah. Kenalin.”
Dengan lemasnya, kusambut uluran tangannya. “Nina.”
Dia tersenyum. “Gregorius. Tapi lo boleh panggil Gre aja.”
“Hehe.” Aku hanya tertawa garing.
Gregorius. Iya, itu namanya. Dia melepas genggaman singkat kami dan langsung menatap Indah.
“Jadi pulang bareng aku, kan?”
“Iya.” Indah langsung berdiri, bangkit dari duduknya. “Mids, aku sama Gre duluan, ya?”
“Duluan, Nin.”
Aku hanya bisa cengo, memandangi mereka yang sosoknya berjalan sambil bergandengan tangan dan mulai menjauh dari hadapanku. Begitu serasi dan mesra.
Saat mereka benar-benar menghilang, aku memegangi kepalaku. Merasa pusing. Kuacak-acak rambutku lalu berteriak dalam hati….
TUHAN?! SKENARIO MACAM APA INI?! ARGHHHH AKU CEMBURUUUUU!!!
.
.
.
Eh, tapi aku cemburu sama yang mana ya??

Foto langka nih, super rare :v wkwk
END
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wkwk, jadi ini harusnya FF GreIndah, tapi karena saya bingung jadinya gitu wkwk.
Ide FF ini muncul karena saya bilang di grup BeShanan mau bikin FF Mario x Gracia, dan Okta x Elaine, eh Kak Rum malah bilang "Bikin aja sekalian GreIndah, ru" yaudah... jadi deh~

Tapi, maaf ya kalau bala. Iseng aja soalnya.
Kali-kali juga lah Gre jadi cowoknya wkwk xD
Semoga ada yang niat bikin GreIndah beneran di FFnya :v
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

2 comments: