Friday, June 5, 2015

Jangan Bilang Siapa-siapa (BebKwek)

Sontoloyo emang, gegara DoA part 6 :v

Nih OS BebKwek~ Tapi ya maaf kalau ceritanya ngablu dan BebKwek-nya OOC (out of character). Yang penting kan NC nya *salah!! *dikepruk

Btw, idenya muncul gegara lagu Jangan Bilang siapa-siapa-nya Ratu. wkwk. Yaudah ah~

Warning, this fanfic not for child.
Ada unsur 18++ dan adegan smut.
Untuk yang di bawah umur tolong tidak membacanya.

Sekali lagi. Saya udah peringatkan. Resiko ditanggung sendiri.

Jangan Bilang Siapa-siapa (BebKwek)

BebKwek :3
Nama aku Elaine, gadis bertubuh mungil yang seringkali di duga dan kira masih anak SMA oleh orang-orang yang baru pertama kali bertemu denganku. Aku menghela nafasku. Hah. Padahal aku ini sudah lulus kuliah. Iya, lulus kuliah!
Tapi, banyak yang tidak percaya. Katanya sih karena wajahku yang imut membuat orang makin salah paham. Tapi, begitu mereka tahu umurku yang sebenarnya, mereka pasti terkejut. Mungkin aku ini awet muda karena bergaul dengan para juniorku? Mungkin saja.
Bicara soal juniorku, aku sudah hampir sejam menunggu mereka di restoran ini. Kemana mereka? Kebiasaan buruk. Aku bahkan sudah minum dan makan. Kulihat HPku, ada chat Line dari mereka, katanya mereka terjebak kelas tambahan. Hmm baiklah.
Aku masih menunggu mereka sambil mengaduk-aduk jus Melon-ku yang sudah tinggal sedikit. Tiba-tiba di meja depanku, seorang gadis tomboy mencuri perhatianku. Dia duduk dengan emosi yang tergambar jelas di wajah kekanakannya. Aku terus memperhatikan dirinya yang ada dihadapanku itu. Dia terlihat gusar sambil sesekali menatap layar smartphone-nya.
Tiba-tiba, mata yang tertutupi kaca mata itu menatapku balik. Tatapan matanya tajam, begitu membiusku. Melelehkanku. Akupun tersenyum padanya. Aku berikan senyuman termanis. Senyuman yang kata mereka dapat menaklukan hati siapapun, baik pria atau wanita. Kami masih saling bertatapan dalam diam sampai akhirnya aku menunduk.
Dalam hati aku menghitung mundur, kalau mereka benar, dalam hitungan 5 detik, gadis ini akan…
5…
4…
3…
2…
“Sendirian aja?” Aku menoleh, tersenyum dalam hati. Kutatap dirinya yang sudah berdiri di dekat mejaku.
“Keliatannya?” Tanyaku balik. Dia tersenyum, ahh senyumannya begitu manis. Membuat pipinya jadi seperti bolong.
“Haha. Boleh duduk disini?” Tanyanya kembali. Aku hanya menunduk. “Suka makan disini?” Tanyanya jelas basa-basi.
“Jarang sih. Deket aja sama kampus dulu, jadi kalau ketemuan sama junior disini.”
Dia mengangguk. “Kantorku juga deket sini. Oh iya, aku Beby Chaesara.” Ungkapnya mengulurkan tangan “Nama kamu siapa?” Aku? Kamu? Cepat sekali.
Dengan tersipu malu, aku menyambut uluran tangannya. “Elaine Hartanto.” Jawabku sambil tersenyum kembal.
Gadis berambut pendek sebahu itu tersenyum, masih dengan menggenggam tanganku. “Nama yang cantik dan manis kayak orangnya. Hehe.” Hey, ini terlalu cepat Beby. Aku hanya tersenyum, dan tertawa kecil.
Mudah. Sepertinya akan sangat mudah.
Kami terus mengobrol. Ternyata kami cepat cocoknya. Obrolan kami nyambung satu sama lain. Beby juga ternyata orang yang gampang bergaul dan pintar untuk memulai obrolan. Kami bercanda tawa sesekali sambil bersuap-suapan kentang goreng yang kami pesan untuk cemilan. Seperti sudah kenal lama. Di tengah-tengah obrolan kami, dari belakang, kedua juniorku di kampus menyapaku.
“Ci Elaine~~” Sapa keduanya.
Aku berdiri lalu berpelukan dengan mereka.
“Itu siapa Ci yang lagi duduk? Pacar?” Tanya Sofia –juniorku- sambil menatap Beby yang sedang menghambiskan kentang.
“Loh, pacar Ci Elaine itu bukannya--”
Kutaruh telunjuk tangan kananku di depan bibirku. “Ssst.” Ucapku memotong perkataan Gracia –juniorku yang satu lagi-. Gracia terlihat heran. Ya, aku tahu aku sudah punya pacar. Lalu memangnya kenapa?
“Ahh, keliatannya junior kamu udah dateng.” Ucap Beby tiba-tiba lalu bangkit. “Kalau gitu aku balik aja.” Beby mendekat ke arahku tanpa terduga mencium lembut keningku dan berbisik di telingaku. “Sampai ketemu lagi di lain waktu, berdua aja.”
Aku tersenyum saat kami bertatapan. Matanya menatap dalam kedua mata sipitku. Baru bertemu sekali aku sudah tahu alasan kenapa dia memakai kacamata. Menutupi mata genitnya yang dapat membius hati gadis manapun. Dan sialnya dia berhasil membius diriku. Dia lalu berbalik dan pergi meninggalkan kami bertiga.
~~~
Sorenya sepulang dari mall, aku langsung pulang ke rumah dan mengistirahatkan diriku di atas kasur empukku. Kupeluk Sao, boneka bebek kesayanganku yang setia menemaniku di setiap tidurku. Aku lalu mengecek HPku. Terlihat banyak chat Line masuk yang belum kubaca.
Banyak pesan dari Andela, kekasihku yang sudah bersama denganku selama hmmm setahun? Aku tidak menghitungnya. Lagian, aku sedang malas dengannya. Aku cek notifikasi lainnya, ada notifikasi bertuliskan ‘Beby Chsr added you as a friend line by phone number’. Aku hanya tersenyum. Kubuka aplikasi line-ku. Gadis yang lebih tua dariku itu ternyata geraknya cepat. Ya, gadis sepertinya memang jelas sekali terlihat tipe-tipe ‘Player’ seperti Andela. Wajar saja.
Tapi, ada yang menarik dari Beby. Entah apa. Sesuatu yang membuatku ingin meladeninya. Bila aku beruntung, mungkin Beby memang seseorang yang aku cari. Sosok mendabakan yang belum kutemukan pada diri siapapun yang silih berganti mengisi kehidupanku.
Akhirnya aku buka chat dari Beby….
*ceritanya ini Line.
Beby Chsr: Hey :3
Beby Chsr: Kalau udah sampe rumah kabarin ya.
Beby Chsr: Oh iya, ini line aku. Beby.
Hahaha. Akhirnya aku balas. Dengan cepatnya dia juga langsung membalas. Apa dia memegangi HPnya terus? Ah sudahlah.
Semenjak pertemuan dan chating sore itu, kami menjadi semakin dekat. Dari awalnya hanya chating, menjadi telponan dan tak jarang kami bertemu jika jadwal pekerjaan kami memungkinkan. Hubungan kami makin lama makin intim, bahkan aku melupakan Andela, gadis yang sesungguhnya berstatus sebagai kekasihku.
Sikap dan sifat Beby yang kekanakan tapi juga gantle, membuatku terbuai olehnya. Beby begitu pintar, menarik perhatianku. Sampai tiba waktu dimana sepertinya dia akan menembakku. Terlihat dari gerak geriknya.
Pagi di suatu minggu, seperti biasa, kami jogging berdua. Mengelilingi taman yang ada di dekat komplek perumahanku. Kami berdua lalu duduk di bangku taman sambil memakan bubur sebagai sarapan.
“Len, boleh aku ngomong sesuatu?” Sambil memakan buburku, aku mengangguk. “Kita udah kenal lama, dan aku ingin kamu tahu. Perhatian aku ke kamu selama ini lebih dari sekadar sahabat ataupun kakak ke adiknya…”
“Lalu?”
“Aku suka sama kamu, aku mau kamu jadi pacar aku.” Ucapnya lembut sambil menatap lekat kedua bola mataku. “Maaf, kalau buat kamu-”
Aku hentikan omongannya. Aku taruh jari telunjukku di depan bibirnya. Lalu aku tersenyum. “Aku juga suka sama kamu. Aku mau jadi pacar kamu.”
“Kamu serius?” Tanyanya terkejut, kedua matanya melebar.

“Iya, aku serius.”
“Ahh, Elaine. Makasih.” Dia memelukku. Begitu erat dengan girang. Dasar bocah. “Len, boleh?” Tanyanya sambil menatapku.
“Boleh apa?” Tanyaku, tapi Beby tidak menjawabku. Dia malah mendekatkan wajahnya. Ahh aku mengerti.
Akupun memejamkan mataku, saat jarak diantara kedua bibir kami hanya tinggal beberapa senti, lagu Beginner milik idol group AKB48 terdengar nyaring mengagetkan kami. Beby langsung mengecek HPnya. Wajahnya langsung terlihat kesal. Aku tidak tahu siapa yang menelepon karena dia menjauhkan HPnya dari pandanganku.
“Bentar ya, sayang.” Ucapnya lalu bangkit dan mengangkat teleponnya.
Beby langsung menjauh, raut wajahnya terlihat bete saat berbicara dengan seseorang di sebarang teleponnya. Sesekali Beby menatapku dan tersenyum padaku. Mungkin tidak ingin membuatku khawatir. Setelah 10 menit berlalu, percakapan telepon Beby berakhir. Dia kembali duduk disampingku.
“Maaf ya, sayang. Tadi itu rekan kerja aku. Biasa deh.”
Aku hanya mengangguk. Rekan kerja? Aku tak yakin. Hahaha.
Setelah menghabiskan bubur kami. Kami kembali. Selama perjalanan pulang, kami bergandengan tangan. Beby terlihat girang dengan status baru kami. Sifat kekanakannya keluar. Dia terus mengayun-ayunkan tanganku. Sampe akhirnya kami sampai di rumahku.
“Makasih hari ini.” Ucapku.
“Iya, sayang. Kamu langsung mandi, ya. Biar gak bau. Hehe.”
“Yaudah, aku masuk ya.” Saat aku ingin membalikkan tanganku, Beby menahannya.
Dia menarik tanganku dan…. Chu~ diciumnya lembut bibirku ini. Ciumannya begitu lembut dan singkat. Tapi, aku suka. Dan sepertinya, bibir atasnya yang keriting itu akan jadi candu tersendiri untukku. Sial. Akhirnya Beby pergi setalah melambaikan tangannya padaku.
Senang, aku senang bisa mengenal Beby. Dia selalu bisa menghiburku dan menghilangkan stress yang kurasakan akibat pekerjaanku yang tak pernah ada habisnya. Sudah dua bulan semenjak Beby menjadi pacar…. pacar rahasiaku. Hubungan kami berjalan lancar, padahal sejujurnya…. Aku juga masih menjalin hubungan dengan Andela.
Bicara soal Andela, hari ini dia memintaku menemaninya untuk bertemu dengan sepupunya. Aku mengiyakan ajakannya agar dia tidak curiga. Bagaimanapun hubungan kami sudah cukup lama. Dan Andela tetap pacarku.
Kami berdua tiba lebih awal, setelah 15 menit menunggu, dari kejauhan aku melihat dua gadis berjalan mendekat ke arah kami. Salah satunya bertubuh tinggi seperti Andela, dan yang satunya…. Beby?? Aku menyipitkan mataku. Itu benar-benar Beby! Kenapa-kenapa dia ada disini??
“Andela~~” Sapa gadis bertubuh tinggi itu dengan girang.
“Shania~~” Dia dan Andela berpelukan. Sementara aku…. Hanya menunduk.
Kulirik sekilas Beby, dia terlihat santai saja. Apa dia tidak curiga? Atau jangan-jangan…
“Shan, kenalin. Iki yang suka aku ceritain ke kamu.” Ucap Andela sambil memperkenalkanku pada… “Ini sepupuku Kwek, namanya Shania.” Oke gadis bertubuh tinggi ini adalah sepupunya. Berarti Beby itu…
“Oh iya, Andela, Elaine. Ini Beby, kenalin.” Andela dan Beby saling bersalaman.
Seperti tidak mengenalku, Beby begitu tenang bersalaman denganku dan memperkenalkan dirinya. Aku merasa dibodohi. Sial.
Suasana makan siang kami berempat terasa aneh. Iya, aneh hanya untukku. Beby dihadapanku dengan liciknya seenak jidatnya menampakkan senyum menggemaskannya. Tapi yang menyebalkannya adalah aku tak bisa marah. Selalu luluh. Sial. Sial. Sial.
“Ndel, aku ke toilet dulu.” Aku bangkit dari dudukku dan menuju toilet.
Aku mengusap wajahku dengan air, menenangkan diri sejenak. Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam toilet dan memeluk pinggangku dari belakang. Saat aku menoleh, dengan seenaknya bibirku langsung disambar olehnya.
“Tenang aja, gak usah ketakutan gitu.” Ucap Beby. Iya, Beby.
“Lepasin. Kamu tau kan ada siapa di luar sana.”
“Kenapa? Kamu takut?” Tanyanya lalu menaruh pundaknya di kepalaku.
Aku membalikkan tubuhku dan menatapnya. “Biasa aja, kok.”
“Yang bener? Hmm?” Beby mendekatkan wajahnya dan menempelkan keningnya di keningku. “Tenanglah. Selama kita tidak bilang pada siapa-siapa. Hubungan perselingkuhan kita ini akan aman.”
“Hubungan perselingkuhan, ya?”
“Bukannya kamu yang harusnya paling tahu, Kwek?” Aku hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Beby.
Aku biarkan Beby mencium lembut daun telingaku, nafasnya membuatku merinding. Beby mulai turun menciumi leherku. Desahan keluar dari mulutku. Dijilatnya leherku bagaikan eskrim. Saat tangannya ingin masuk ke dalam pakaianku, aku dorong tubuhnya.
“Gak disini.” Ucapku dengan nafas yang sudah sedikit tidak beraturan. Aku kembali menatap cermin, kucek leherku. Ya, kalian tahu apa yang aku periksa.
“Tenang saja, aku main bersih. Tidak seperti Andela pacarmu itu.” Aku kembali menatap Beby yang sedang tertawa kecil.
“Terserah. Udah aku mau balik.”
“Tunggu dulu.” Beby menahan tanganku. “Malam nanti. Apartemen aku. Kamu tau apa yang harus kita selesaikan.”
Aku keluar tanpa menjawab ucapan Beby. Aku kembali menemui Andela dan sepupunya. Setelah makanan kami habis. Aku dan Andela berpisah dengan Shania dan kekasihnya itu. Gadis nakal yang juga kekasihku.


~~~
Seperti yang diminta Beby, malam setelah seharian menemani Andela aku datang ke apartemennya. Dengan kunci yang aku miliki, aku masuk ke dalam. Terlihat Beby sedang asik memainkan game sepakbola di ruang TVnya. Suaranya begitu berisik, ditambah suara kunyahan cemilan dari mulut Beby.
Aku lalu duduk disampingnya, aku tatap wajah sampingnya yang indah. Beby lalu melirik sekilas ke arahku dan tersenyum.
“Ngapain?” Tanyanya dengan nada menyebalkan, sukses membuatku cemberut. “Mandi dulu gih. Bukannya kamu paling suka mandi?”
“Baiklah.” Aku bangkit setelah menaruh tasku.
“Nanti aku nyusul mandinya~” Teriak Beby yang masih sibuk dengan gamenya.
Aku masuk ke dalam kamar mandi, aku buka satu persatu pakaian yang membalut tubuhku. Aku nyalakan shower dan membiarkan tubuhku dibasahi oleh air yang sedikit dingin itu. Begitu segar dan menenangkan. Rasanya bersama turunnya air, beban yang ada di tubuhku juga menghilang.
Setelah menyabuni tubuhku, air yang turun dari shower kembali mengguyur tubuhku. Ngomong-ngomong dimana Beby? Katanya dia ingin menyusul. Hih. Pasti masih asik dengan gamenya.
SREK!
Aih. Panjang umur. Baru aku cariin dia masuk. Aku menoleh sekilas pada dirinya yang sudah tidak mengenakan apapun. Dia langsung berjalan mendekat padaku dan memelukku dari belakang.
“Mandiin~” Pintanya manja, tapi aku tak menggubrisnya dan tetap memunggunginya. Kurasakan Beby menghela nafasnya. “Kalau gak mau, Beby cium nih.” Aku masih diam sampai Beby mulai menciumi leher sampingku.
“Bebhhh.”

“Hmm?”
Beby terus menciumi leherku, dijilatnya, digigitnya dan kembali diciumnya. Suara kecupan dan desahan yang keluar dari mulutku tak kalah dengan suara air yang masih mengalir.
“Emmhh, iya iya aku mandiin.” Akupun membalikkan tubuhku dan menatapnya. Setelah mengambil sabun yang ada di belakang Beby, aku menyabuni punggungnya.
Beby tersenyum. Dan dengan posisi diriku yang berada diantara di dan tembok, Beby mencium bibirku. Ciuman kami lembut pada awalnya dan makin ganas. Dihisapnya bibir bagian bawahku, akupun tak mau kalah, mulai menghisap bibir atasnya. Dibawah guyuran air shower, kami saling berbagi saliva. Lidah kami saling beradu dan menari di dalam mulutku.
Tangan nakal Beby mulai menyentuh buah dadaku, lututnya juga dengan sengaja menyentuh bagian kewanitaanku. Dalam ciumannya aku mendesah. Kami masih berciuman dalam keadaan seperti itu, dengan Beby yang sudah mulai dengan kegiatannya di bagian buah dadaku.
Lama-kelamaan, tubuh kami menggigil. Bodoh memang. Terlalu asik sampe lupa dimana kami ini bermain. Aku mendorong tubuh Beby.
“Dingin?” Tanyanya.
“Tentu saja.” Aku berjalan, lalu mengambil handukku.
Kami berjalan menuju kamar Beby, tanpa basa-basi, Beby menurunkan handuk berwarna biru muda yang kupakai ini. Beby membalikan tubuhnya, kembali diciumnya bibirku. Dengan pelan-pelan, dia mendorong tubuhku dan menjatuhkanku ke atas tempat tidurnya.
Tangannya mulai menjamahi tubuhku. Mengalirkan getaran yang begitu menyengat dan membuatku kembali mengeluarkan suara yang semakin membuat Beby menggila.
“Bebhhh.” Ucapku di tengah desahan. Aku usap pipinya. “Aku suka sama kamu. Aku ingin kita terus bersama.”
Beby tersenyum. “Aku juga. Maka dari itu. Jangan bilang pada siapa-siapa hubungan ini.”
Aku mengangguk, Beby kembali menciumku. Kali ini tanpa nafsu. Permainan kami kembali dilanjut. Beby mulai menciumi kedua buah dadaku, dimainkannya seakan milikku itu sebuah adonan kue. *aoaab
Jari-jemari nakalnya mulai bermain di sekitar area kewanitaanku. Diusapnya pelan sebagai permulaan. Itu salah satu cara Beby meledekku, apalagi bila aku yang menginginkan sentuhannya.
“Bebhhh, please.” Beby tertawa dan masih mengusap-usapnya lembut. “Bebhhh~”
“Hahahah. Iya, iya.”
Aku menjerit saat Beby mulai perlahan memasukkan jari telunjuknya ke dalam lubang privasiku itu. Memang ini bukan yang pertama kalinya untukku, namun tetap saja, menyakitkan.
Saat telunjuknya sudah berhasil masuk, dia mulai memainkan jarinya itu. Tubuhku bergerak seirama dengan permainannya. Permainan yang selalu membuatku gila. Keringat bercucuran mengalir dari tubuh kami. Desahan, teriakan, ringis kesakitan keluar bergantian dari mulutku.
“Fashhterr, Bebbhhh~” Pintaku. Beby tersenyum licik. Dikabulkannya permintaanku.
Desahku makin menjadi, membuat udara di kamar ini semakin panas. Beby masih memainkan jarinya, ditengah permainan dia menambahkan jumlah jarinya. Semakin membuatku mabuk kepayang. Tempo permainannya semakin cepat dan dalam.
“Bebhhh~~”
Beby masih terus memainka jarinya.
“Bebhhh, aku…”
“Dikit lagi~” Ucapnya dan benar saja aku…
“Ahhh~~” Teriakku saat aku sudah mencapai klimaks.
Beby mengeluarkan kedua jarinya, dijilatnya cairan cinta milikku yang membasahi jarinya itu. Setelah itu, Beby langsung membanting tubuhnya kesamping tubuhku. Dipeluknya diriku ini.
“Bebeb sayang Kwekkwek.” Ucapnya.
“Kwekkwek juga sayang Bebeb.” Jawabku yang lalu tidur dalam dekapannya.
~~~
Waktu kembali berlalu. Semenjak kejadian itu. Hubungan kami makin erat. Entah bagaimana caranya kami selalu dapat saling bertemu dan bercinta dengan mudahnya. Dan yang kalian perlu tahu. Kami juga masih menjalin hubungan dengan pasangan masing-masing. Ahaha cukup gila.
Bahkan tak jarang kami berempat bertemu, seperti malam ini. Salah satu keluarga Andela mengadakan acara pameran. Tentunya kami diundang. Seperti tak ada hubungan special, aku dan Beby mengobrol dengan santainya.
Dan dengan alasan basi aku…
“Ndel, aku ke kamar mandi dulu, ya.” Ucapku dengan nada memohon dan dengan tampang yang katanya menggemaskan.
“Yaudah gih sana. Jangan lama-lama, ya.” Aku mengangguk lalu melirik ke arah Beby sekilas dengan tatapan yang langsung dimengertinya.
Tidak sampe 5 menit aku menunggu…
“Apa aku terlalu lama?” Aku berbalik, kulihat gadis berpipi bolong itu datang sambil tersenyum.
Aku langsung menariknya ke salah satu bilik toilet.
“Main cepet atau main enak?” Tanyanya dengan tatapan genit menyebalkan yang dulu meluluhkanku.
“Terserah yang penting…. Tutup dulu pintunya. Diliatin para readers tuh.”
“Ups, iya.” Beby menarik pintu bilik toilet dimana kami berada. “Dadah, jangan intip, ya~~”
BRUK!!
Beby menutup pintunya dengan kasar dan mulai menciumku.
Ssttt~ Jangan bilang Andela sama Shania, ya. Cuma sebentar aja kok~
END
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Maaf deh ngablu wkwk :v
Endingnya begitu banget pula. wkwk.
Jujur aja gak tau bikinnya gimana, ahahah au amat ah.

Cerita gw ini. jadi suka-suka gw dah.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

2 comments:

  1. Endingnya gimaba kak ru wkwk.. #bebkwekdefender *plak

    ReplyDelete
  2. Thor,tambah OS BebKwek dong,tambah rame nih

    ReplyDelete