Wednesday, June 10, 2015

Door Knob 2 (BebNju)

Disaat orang mau puasa nyari pahala, ini malah pada nyari cerita kek gini :') syedih.
Jadi, sebenernya, Door Knob 2 itu udah ada dari tanggal 19 Maret! *tanggal terakhir draftnya*
Tanggal itu dimana Tim J sedang perform BnT dan Bu Bos dengan sengajanya (?) berfoto lagi memegang gagang pintu. (di tanggal 11 Maret)

Namun, FF Live yang dibuat anak BeShanan ini terpotong karena mood yang tidak selalu datang. Bisa dibilang, cerita ini terlupakan sampai Bu Bos foto lagi memegang gagang pintu untuk ketiga kalinya! *iya LAGI!! (24 Mei)

Ya akhirnya, di hari itu, kita melanjutkan cerita yang tersimpan selama 2 bulan-an itu dan akhirnya... jeng jeng jeng!!!

Warning, this fanfic not for child.
Ada unsur 18++ dan adegan smut.
Untuk yang di bawah umur tolong tidak membacanya.

Sekali lagi. Saya udah peringatkan. Resiko ditanggung sendiri.

Door Knob 2 (BebNju)

Yups, Door Knob 2 dari foto ini
(11 Maret 2015)
Malam ini show BnT Team J berjalan mulus. Bisa dibilang, project team yang pertama kali dibuat Team J sejauh ini sukses.
Beby kini sedang duduk di bangku dekat meja rias, mencoba mengambil nafas sehabis perform. Keringatnya begitu deras berceceran membasahi tubuhnya. Tidak lama, dari pantulan cermin ia melihat seorang gadis manis dengan chocochip di dagunya lengkap dengan seifuku Itoshisa.
Beby lalu menoleh dan menatap gadisnya itu. “Nju? Ngapain? Kok pake seifuku Itoshisa?”
“Fotoin dong, Beb.” Ucap Shania sambil memberikan HPnya.
“OK.” Jawab Beby singkat.
Ckrek!
Shania berpose dengan menggoda, yang lagi-lagi sukses membuat Beby tergoda akan dirinya.
Cklek!
Pintu merah itu kembali di kunci oleh Shania.
“Nju, kok dikunci lagi sih?”
Bukannya menjawab, Shania malah tertawa cengengesan dan memamerkan senyum menggodanya. Beby ingat, terakhir kali Shania mengunci pintu itu, Beby harus kelelahan bermain dengan kekasihnya. Beby bersusah payah menahan diri, dia menelan ludahnya saat melihat Shania yang semakin menggodanya.
“Sh-Shan… n-nih Hp-nya coba li-lihat hasil fotonya…” Dengan suara grogi dan tangan sedikit gemetar Beby memberikan Hp Shania.
“Napa, Beb? Butuh aqua?”
“Gak papa.”
Shania menghampiri Beby, diambilnya HPnya. Sambil merangkul lengan Beby dan menyandarkan kepalanya di kepala Beby, Shania melihat hasil fotonya. Terlihatlah leher Shania yang putih dan berkeringat. Entah kenapa merangsang Beby yang melihatnya.
“Beb.”
“Eh, iya?”
“Aku gendutan gak kalo pake seifuku ini?”
“Hah? Enggak kok, malah--”
“Malah apa?”
Shania merangkul leher Beby dan merapatkan tubuhnya ke Beby. Membuat Beby gelagapan/

“Uhmm... Sh-Shan, badan a-aku lengket-lengket. Bau keringet, kamu agak jauhan ya.” Tangan Beby berusaha melepaskan rangkulan Shania.
Kenapa sih, Beby? Gak mau aku peluk?”
“Bukan gitu... Tapi-”
“Tapi, kenapa?” Shania mendesak Beby hingga ke sofa yang ada di ruangan itu. “Aku mau lagi... boleh, ya?”
Di tempat yang sama seperti Door Knob 1, Shania dan Beby tidak menyadari bahwa Ghaida sebenarnya juga ada di ruangan itu, ia sedang tertidur di matras yang biasa ditaruh member di backstage untuk bersantai. Setelah Beby terduduk di sofa, Shania naik duduk menyamping diatas pangkuan Beby. Sambil memainkan lesung pipi Beby, Shania berusaha membujuk Beby dan menggodanya.
“Ayo dong Beby sayangggg~~”
“Kamu yakin?” Shania mengangguk. “Hmmm.... Ok deh.”
Beby mulai mencium bibir Shania dengan perlahan dan lembut, pemanasan dulu. Lalu perlahan Beby mulai meraba tubuh Shania yang terbalut seifuku itoshisa yang menantang itu. Suara desahan Shania mulai menggema mengisi ruangan itu. Beby mulai melepaskan sepatu heels, sarung tangan dan hair pin Shania tanpa melepaskan ciuman mereka.
Shania yang duduk diatas pangkuan Beby hanya nurut dan memudahkan pekerjaan Beby. Setelah itu Shania merubah posisi duduknya. Kedua tangan dan kakinya melingkar di leher dan pinggang Beby. Ghaida yang terganggu oleh desahan Shania yang cukup keraspun terbangun.
“Haduh ini siapa sih yang ribut? Kepalaku puyeng nih.” Ucap Ghaida sambil memegangi kepalanya, lalu melihat sekelilingnya. “Eh, Nju? Beby? Wah....” Ghaida terkesima dengan bentuk tubuh Shania. Shania memang benar-benar matang untuk gadis seusianya. “Hmmm... enaknya ngapain, ya? Henpon, henpon mana, ya?”
Sementara Ghaida mencari ponselnya, kini tangan kanan Beby mulai meraba-raba punggung Shania, mencari resleting seifuku itoshisha dan tangan kirinya turun mengelus-elus lembut betis Shania. Perlahan akhirnya seifuku itoshisa yabg Shania pakai itu terbuka, sisakan pakaian dalam berwarna biru yang makin memancing beby. Melihat itu Beby hanya bisa menelan ludahnya.
“Kenapa sayang?” Tanya Shania dengan nada menggoda.
“Kamu pake biru?”
“Iya dong, special buat kamu.”
“Kok bisa samaan? Aku juga pake biru.”
Sementara itu, Ghaida masih mengutak atik hp nya. Namun, tiba-tiba HPnya bergetar. Terlihat seorang Melody meneleponnya.
“Ghaida kamu dimana?”
“Kejebak di backstage, Teh. Ada yang lagi ena-ena. Siapa lagi kalo bukan--”
“Heh? Lagi? Kamu gak ikut-ikutan, kan?”
“Ngg... Gak kok.”
“Hmm. Eh, aku penasaran, kamu coba live report dong. (?)”
“Iya Teteh sayang, mau disebar di group gak?”
“Hmmm... Entar aja kalau udah selesai.”
Percakapan telepon keduanya, akhirnya berakhir. Ghaida mulai membuka fitur kameranya dan mulai merekam adegan yang dilakukan BebNju. Terlihat Beby sedang menikmati leher putih Shania.
“Ngghh Bebhhh sshh.” Desah Shania.
“Waduuuh Nju....” Komen Ghaida yang melihat itu.
Beby kemudian mencium telinga Shania, timbulkan sensasi geli yang justru membuatnya makin erat memeluk Beby.
“Aku diatas boleh?” Tanya Shania yang hanya dijawab anggukan oleh Beby.
Karena tubuh Beby lebih kecil, dengan mudah Shania mendorong tubuh gadis pecinta Mickey Mouse itu. Perlahan Shania melepaskan seifuku itoshisa –yang belum terbuka dengan benar- dengan gerakan menggoda. Shania sengaja membukanya secara perlahan dan sesekali menggigit bibir bawahnya dan menjilati bibirnya.
“Shan...”
“Kenapa sayangghh??”
“Bukain baju aku juga :3”
Mendengar permintaan manja Beby, Shania tertawa kecil dan tersenyum licik. Dengan sentuhan-sentuhan yang menggetarkan (?) Beby, Shania membuka kaos yang dipake Beby.
“Kalau bukain baju aku, mukanya biasa aja dong. Wa cium juga u!”
“Ehehehe, bilang aja doyan ngeliatin muka aku yang sensual gini. Mesum dasar.”
“Ehehehehe ketauan deh.”
Sementara itu, Ghaida yang sedari tadi merekam adegan BebNju mulai berkeringat (?).
“Kok panas, ya? Haduh.”
Terlihat Beby dan Shania kembali berciuman dengan posisi Shania duduk diatas Beby yang tiduran. Tangan Shania mulai nakal, berusaha membuka bra Beby yang ternyata memang ber-warna biru. Tangan Beby-pun tak mau kalah, dia juga berusaha membuka bra Shania. Sementara Ghaida mulai membuka jaket dan jeans-nya. Kini dia hanya menggunakan boxer dan kaos.
“Masa ngeliat beginian doang bikin keringetan, sih?” Tanya Ghaida pada dirinya sendiri. Ghaida terus merekam adegan BebNju yamg sekarang sudah mulai serius bermain (?).
“Masukinnya pelan-pelan, ya. Telunjuk kamu kan panjang (?).” Ucap Beby.
“Iya, ini aku juga udah potong kuku kok (?).”
Shania mulai memainkan jemarinya di daerah sekitar kewanitaan Beby. Keisengan itu membuat Beby tidak tahan apalagi ditambah melihat senyuman nakal dan muka menggoda Shania.
“Shan... plis dong…”
Akhirnya perlahan telunjuk Shania memasuki goa terlarang milik Beby itu.
“Awww! Pelan dong, Nju.”
“Maaf maaf. Yaudah deh aku keluarin lagi, ya?”
“Eh jangan! Nanggung (?).”
Shania manyun karena kata-kata Beby itu. Tapi, Beby hanya tertawa. Permainan akhirnya dimulai. Shania mulai menggerakkan jari telunjuknya. Desahan Beby keluar dan terdengar menggairahkan. Ghaida yang menonton live, makin kepanasan (?).
“Tahan please. Haduh, kalau bukan Teteh yang minta gak bakal deh mau ngerekam doang kalau liat beginian. Kan jadi pengen ikutan *plak.”
Shania mulai semakin cepat memainkan jarinya. Tidak hanya jari telunjuknya, tapi sudah dua jari dimasukkannya.
“Shann hahhhnnghhh.” Desah Beby.
“Duh elah itu BebNju...” Ghaida yang mulai gak tahan memainkan sendiri.... *ya kalian taulah *plak
Shania menggila, tidak hanya bermain dengan bagian bawah Beby, tapi juga kembali mencium ganas bibir Beby, dihisapnya bibir keriting Beby yang menggemaskan itu. *yang sudah terbagi untuk Elaine *dikepruk *beda ff woy!!
Saat lagi seru-serunya (?) HP Ghaida kembali bergetar. “Ah elah lagi ena' juga. Lho? Teteh?” Lagi, seorang Melody meneleponnya.
“Halo? Masih lama?”
“Baru juga mulai, Teh -_-”
“Kamu gak papa?”
“Gak papa gimana?”
“Ya takutnya kamu kenapa-napa gitu. Gitu (?)”
“Emmm...” Ghaida berhenti sejenak, lalu berpikir. “Teh... pengen (?)”
“Tuh kan! Ya udah aku kesana. Tungguin ya.”
5 menit kemudian… –tentunya BebNju masih main-
“Uuhhh Nju, dikit lagi aku…”
“Iya Beb, jangan ditahan, ya.”
“Tante aku...”
Tok-tok-tok!
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangan tersebut.
“Kok dikunci? Tolong bukain dong yang didalem.” Ucap orang tersebut yang suaranya tidak asing lagi.
Shania-pun menghentikan kegiatannya. “Ish, kok ada Teteh sih?” Tanya Shania dengan agak kesal.
“Yah... padahal dikit lagi T_T” Ucap Beby sedih.
“Bentar Teh.”
Shania mengambil kaos dan roknya yang memang ditaroh di dekat mereka, memakainya lalu membuka pintu. Beby juga kembali memakai kaosnya dan celana jeansnya. Sementara itu, Ghaida kembali memakai pakaian lengkapnya.
“Ghaida ada?” Tanya Melody langsung to the point.
“Hah? Kak Ghaida?” Tanya Shania yang kaget.
“Ada apa teh?” Tanya Ghaida yang muncul dari belakang Shania.
Beby dan Shania terkejut. Jadi selama ini, Ghaida ada di dalam bersama mereka?
“Kak Ghaida?! Sejak kapan?” Tanya Beby dan Shania bersamaan.
“Dari awal kalian main.” Beby dan Shania terlihat cengo mendengar jawaban Ghaida.
“Yaudah, kita pulang sekarang aja. Udah di save kan rekamannya?”
“Udah kok.”
“Rekaman? Rekaman apa?” Tanya Beby dan Shania kompak.
“Kalian main.” Jawab Ghaida dengan santainya.
Beby dan Shania-pun kaget mendengarnya. Tidak terima, Shania menarik Melody ke dalam. Sementara Beby kembali mengunci ruangan itu
“Eh? Apa-apaan ini? Shania? Beby?” Tanya Melody bingung dan sedikit panik.
“Karena Kak Ghaida udah jahat sama kita (?) gantian dong. Pengen ngeliat Teteh sama Kak Ghaida main. Entar kita rekam deh.” Jelas Shania.
“Ih apaan?! Enak aja!” Protes Melody.
“Ayolah Teh... Kasian tuh kak Ghaida mukanya melas gitu.” Bujuk Beby sambil menunjuk Ghaida dengan dagunya.
“....” Ghaida hanya diam.
“Ish, OK. Tapi gak usah direkam, ya? Ghai, apus aja itu rekamannya.”
“Iya.” Sesuai perintah Melody, Ghaida menghapus rekaman permainan BebNju di HPnya.
“Maaf ya Ghaida sayang. Kamu jadi gini deh akhirnya.” Ucap Melody dengan suara yang agak terdengar sedih.
“Yaudah gak papa. Yuk mulai.” Ghaida langsung merangkul dan mencium bibir Melody dengan penuh nafsu. Membuat Beby dan Shania kaget melihat Ghaida yang tiba-tiba seperti itu.
‘Ini sih Kak Ghaida emang pengen -_-’ Ucap Beby dan Shania dalam hati.
“Shan…” Panggil Beby.
“Hooh?”
“Lanjutin yang tadi yuks.”
“Loh tapi kan kita lagi nonton GhaiMel main. Kapan lagi nih.”
“Taro aja HP, kita rekam.”
“Tapi kan...”
“Ayoo nanggung nih tadi, kita rekam aja dulu. Nontonnya entar. Lanjut ayoolah, Njuu~~” Pinta Beby manja sambil mengayun-ayunkan tangan Shania.
Shania akhirnya setuju. Keduanya meletakkan HP mereka dari angle yang berbeda dan mulai merekam permainan Ghaida dan Melody. Kemudian mereka melanjutkan permainan mereka yang terpotong.
“Teh, bentar... aku... mau… nafas dulu.” Ucap Ghaida agak mendesah ditengah ciumannya dengan Melody.
Melody tidak mendengarkan desahan Ghaida, dalam urusan seperti ini, Melody tidak pernah memberi kesempatan pada Ghaida. Melihat itu, Beby jadi labil (?) ingin menonton juga.
“Eh, nanti aja deh Nju. Nonton live aja tuh Teteh sama Kak Ghaida, daripada entar dihapus Teteh.”
“Ih! Bilang dari tadi kenapa. Yaudah, kapan lagi ngeliat Kak Ghaida diuyel-uyel Teteh. Muka gantengnya pasti gak nahan hehehheh.”
“Ohh jadi kamu gak tahan kalau liat muka Kak Ghaida?”
“Ng-nggak gitu..”
“Jadi seneng dong selama ini laydown posisinya sama Kak Ghaida.” Ucap Beby dengan nada menyindir.
“Apasih Beby.”
“Menurut kamu?”
Sementara saat Beby dan Shania mulai tubir, Ghaida dan Melody masih asik. Terlihat Melody ternyata lebih menguasai permainan.
“Bibir kamu emang enak, ya. Pantesan banyak banget member yang ngebet ciuman sama kamu.” Ucap Melody yang merangkul leher Ghaida itu.
“Eheheh, bibir Teteh juga manis kok.” Balas Ghaida sambil mengusap bibir Melody dengan ibu jarinya.
“Ih, sok muji deh. Bilang aja doyan.” Keduanya hanya tertawa kecil.
Sementara itu BebNju…
“Ya abis gimana, kan aku selama laydown dapet blocking-an sama Kak Ghaida terus.”
“Tau ah, jadi males sama kamu kalau gini.”
“Ih? KOK GITU?”
Emosi dan keheningan membalut pasangan yang dibilang sebagai Mickey-Minnie-nya JKT48. Tapi dasar namanya otak mereka rada-rada #dzigh. Melihat permainan Ghaida dan Melody membuat mereka lupa dengan permasalahan mereka. Di depan mereka Ghaida dan Melody sedang berciuman ganas. Membuat keduanya terkejut.
“Teteh ternyata--”
“Ternyata apa? Lebih hot dari aku gitu?” Tanya Shania memotong ucapan Beby.
“Eh, errr, bukan... maksudnya....”
“Iya tau iya, kamu ternyata doyan yang lebih tua, ya? Pas HS kemaren aku liat kamu peluk-peluk Kak Naomi.”
“Eh? Duh...”
“Dasar pleir. Dah ah aku mau udahan aja. Gak mood gara-gara kamu.”
“Lah jangan dong. Kan kamu juga tadi yang mulai. Aku gak pleir sayang.”
Pertengkaran Beby dan Shania itu jelas terdengar oleh Ghaida dan Melody. Melody-pun menghentikan aktivitas mereka.
“Bentar sayang... Itu BebNju kenapa jdi berantem, sih?” Tanya Melody.
“Lah? Mana aku tau.”
Melody bangkit lalu mendekati Beby dan Shania. “Hey, ini pada kenapa kok ribut?”
“Nih, Beby ternyata doyan ngintipin cewek yang lebih tua, salah satu nya Kak Melody.”
“EH?? KOK JADI GINI?” Kaget Beby mendengar jawaban Shania.
“BIARIN, EMANG GITU KAN KENYATAANNYA?” Teriak Shania.
“Eh, aduh, ini kenapa kalian?” Tanya Ghaida bingung.
“Bodo ah pokoknya!” Shania melipat kedua tangannya di depan dadanya. Merasa kesal.
“Emang bener itu, Beb?” Beby kaget dan juga bingung, dia diam dan juga kesal. Gara-gara Shania, semua berantakan. “Kamu doyan ngintipin aku?” Tanya Melody kembali.
“Eh aduh bukan gitu maksudnya Teh, aduh eh...” Beby menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Disampingnya Shania terlihat acuh tak acuh.
“Kirain aku doang yang doyan begituan....” Ucap Ghaida.
“Heh! Kalo kamu mah semua member maklum (?).” Ghaida hanya tertawa mendengar ledekan (?) Melody itu.
“Eh.... Err.... Aduh, sumpah Teh, aku gak ngintip Teteh. Suer beneran.” Ucap Beby meyakinkan.
“Ah tau ah!” Kesal Shania yang sedari tadi diam.
“Jadi gimana ini? Mau dilanjut?” Tanya Ghaida.
“Yaudah, gini aja deh, aku maafin kamu, Beb. Sebagai gantinya, hapus itu rekaman yang tadi kamu rekam.”
“Err... Iya... Tapi boleh nonton langsung?”
“Jangan berisik, ya. Yuk, Ghai, kita lanjut, hehehe.”
Melody dan Ghaida melanjutkan permainan mereka. Lalu Beby dan Shania…
“Nju~” Panggil Beby manja, namun Shania masih diam. Diam-diam fokus nonton. “Nju~~” Beby menarik tangan Shania. “Nju~”
“Apaan sih, Beb?”
“Maapin akuu~” Shania melengos malas. Dan kembali menonton permainan GhaiMel.
Merasa kesal karena tidak dimaafkan, Beby menarik Shania dan langsung menciumnya kembali. Awalnya Shania menolak. Namun lama-lama dia terbuai, apalagi dengan bibir bagian atas Beby yang jadi favoritnya itu. Semakin lama permainanpun semakin panas dan menggairahkan. Merekapun melanjutkannya disofa. *ceritanye ada sofa lain ye*
Beby pun mulai menjilati leher Shania dengan lincah dan juga meninggalkan bekas kissmark dileher putih Shania itu.
“Emmhhh~ Bebhh~ gantian~ pengen ngemut jakun kamu~~”
“Hah? Apaan? Emang aku punya jakun?”
“Ini apa?” Shania mengelus-elus ‘jakun’ Beby.
“Nju... Haduh... Eh... Geli...”
“Diem ah, lagi ena' juga elah.”
Sementara itu Ghaida dan Melody sudah sama-sama polos. Pakaian mereka sudah berantakan entah dimana. Melody yang mengendalikan permainan dari atas.
Kalau Beby dan Shania, Beby sudah duduk. Tanpa ampun, Shania mendorong Beby dan langsung menyerang leher Beby. Dijilatnya 'jakun' Beby. Suara-suara desahan keluar dari mulut Beby. Shania tersenyum licik. Kali ini dia mengemut jakun beby bagaikan sebuah lollipop.
“Njuuhhh~~”
“Apasih, Bebhh? Ini tuh enak tau.” Shania lanjut ngemutin ‘jakun’ Beby itu dengan tatapan dan pose menggoda (?).
“Tapi.... Geli... Njuuuhhh.”
Sementara itu Ghaida dan Melody masih semangat. Tubuh mereka berdua banjir keringat. Melody mengacak-acak rambut Ghaida sambil terus mencium bibirnya.
Ditengah permainan mereka…..
Tok-tok-tok!
Lagi. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetok pintu. Spontan kedua pasangan yang sedang saling bertanding (?) itu berhenti.
“Aishh ganggu aja.” Protes Ghaida.
“Elah siapa lagi?!”
“Oi!! Om tante yang di dalem!! Bukain woy!! Udah malem neh.” Ucap nyaring suara orang yang ada di luar sana. Suara yang sangat tidak asing.
“Beb, Nju. Kak Kinal tau kalian di dalem. Bukain woy.” Ucap seseorang yang kali ini jelas Kinal.
“Nab, Nay, jangan teriak-teriak gitu, ah.” Ucap orang lain lagi. Kalau dari suaranya yang adem dan lembut, sepertinya itu Veranda.
“Kalau gak teriak-teriak, mereka gak bakal berhenti Ve sayang~” Ucap Kinal sambil mencubit pipi Veranda.
“Ya lu bedua gak usah mesra-mesraan depan ogut juga lah. Kasian jomblo, nih.” Protes Nabilah.
“Halah sirik aje lu kang bajay.”
Karena panik, mereka berempatpun terburu buru memakai bajunya kembali sampe ada yang kelupaan (?).
“Sabar wey! Elah, iya iya!” Teriak Shania.
“Nju, itu tali nya--”
Cklek.
Ternyata pintu itu tidak benar-benar terkunci. Dyaarr! Veranda, Kinal, dan Nabilah melihat pemandangan yang benar-benar ena' (?).
“Eh, ada Teteh... Aduh itu... Ghaida haduh... (?)” Pusing pala Veranda.
“Uaduh berantakan amat wey!” Komen Kinal saat melihat pemandangan ruangan yang seperti kapal pecah dan keadaan keempatnya yang….
“..... ._.” Shania hanya diam.
“Main jangan disini kek! Kayak gak ada tempat lain aja deh. Misi-misi, elsa projen mau lewat.” Ucap Kinal melewati Beby dan Shania.
“Iya deh yang sukanya main di rumah 4 lantai.” Ledek Beby tepat sasaran! Membuat pipi menggemaskan Veranda memerah.
“Adoh adoh. Misi-misi, Kang bajay mau lewat.” Nabilah berjalan melewati Ghaida dan Melody. “Betewe Kadong, kakak ipar ogut lu apain deh? Berantakan banget.” Ucap Nabilah meledek atau polos tidak ada yang tahu.
“......” GhaiMel not responding.
Nabilah dan kinal mengambil tas mereka. Lalu kembali mendekat pada Veranda.
“Kak kinal, Kak kinal. Besok kite belanja obat nyamuk lagi ye. Keknya nyamuk disini makin banyak. Bwakakak!!” Ledek Nabilah.
“Iyanih kasian yang pada digigitin lama-lama makin banyak bekas gigitannya. Huahahahahaha.” Ucap Kinal tak kalah meledeknya.
Kinal, Nabilah dan Veranda lalu pergi dari situ. Lalu kedua pasangan itu….
“Lanjut?” Tanya Ghaida pada Beby dengan wajah ngocol seakan menantang.
“Siapa takut!” Shania dan Melody saling bertatapan, lalu menelan ludah mereka.
Tanpa aba-aba para ‘lelaki’ itu menyerang pasangan mereka masing-masing. Dan melanjutkan permainan mereka yang terpotong itu kembali…
END
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bakal ada yang ketiga dong?? Ya, karena bu bos emang foto 3 kali.... Mungkin aja...
Maafkan kami Bu Bos Shania dan Bos Beby...
Hiksu T_T)/
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

5 comments:

  1. 1 kali terlalu sedikit 4 kali terlalu banyak ya ka jadi 3 kali aja wkwkwkwk lanjuttttttt~~~~~~

    ReplyDelete
  2. Tambahin si elsa projenn sama pangerannya udehhh WAKAKAKA apa nambah naga(?) biar puas??? Anjjjjjjeeeeeerrrr BODO AMAT LAHH MASIH UTANG 1 CHAPTER LAGIII AJA LU KAK UIII HUAHAHAHHA 4 PAIRING 1 CHAPTER MAMPUSSS HAHAHA KERINGETAN KERINGETAN DAH GUE BACANYA!!! Ucingg ala uree (/T-T)\

    ReplyDelete
  3. membaca NC tengah malam sungguh berfaeda :3

    ReplyDelete
  4. Thour kok msih blum update :'( ish

    ReplyDelete