Saturday, February 21, 2015

Door Knob (BebNju)

Pertama, mari kita tepuk tangan (?) karena dengan ini ff yang berjudul asli "Gagang Pintu" lalu dikerenin pake b.ing *walau percuma sih karena artinya tetep sama lol* menjadi FF Live pertama di grup BeShanan yang di edit/rapihkan di post dan di publish ke publik *halah*
Kedua, FF Live ini dibuat rame-rame oleh beberapa anggota BeShanan dan untunglah kelar *walau sempet miss communication dan buat ngakak rame2* wkwk XDD
Ketiga jangan bingung dengan nama Beby disini, ntar di jelasin kok :) Lalu bg cerita ini ngambil di hari dan saat event ValDay gitu deh,,, *anggep aja udeh, Beby danso juga waktu itu* ;'))



Terakhir:
Warning!! 18++
Before you read this, I warn you, this fanfic contain a SMUT Scene!!
So, if you're underage please don't read this, if you still want to read this.. yah up to you..

Maafkan saya (kami) yeh bos Beby dan bu bos Shanju :)) xixixi

Sekali lagi, Gracia! *apasih bukan!!
Sekali lagi, ingat ya saya sudah memperingatkan ini fanfic mengandung unsur dewasa.

Langsung aja, cekibrot gaes~~


Door Knob (BebNju)

Semuanya berawal hanya karena foto ini :))
Dasar anak beshanan gemblung lol

Hari itu, Idol Group JKT48 merayakan hari Valentine Days dengan membuat acara khusus tentunya di teater mereka. Di event itu, beberapa member ‘ditugaskan’ oleh JOT untuk menjadi laki-laki, atau yang terkenal di kalangan fans dengan sebutan Danso.
Banyak member yang tidak kita duga melakukan Danso ini, seperti Anin yang biasanya terlihat imut,  Veranda yang cantik dan badai atau Viny yang justru menjadi ‘laki-laki’ untuk Yona. Tapi, ada juga yang sudah kita duga akan menjadi laki-laki seperti Kinal atau Andela dan juga...
“Boby!!” Panggil Shania pada Boby alias Beby. Iya, Boby itu adalah nama Beby versi Danso.
“Kenapa Shan?” Tanya Boby yang sedang duduk ingin mengganti pakaiannya.
“Jangan ganti dulu! Fotoin aku dulu…” Boby langsung menatap ke arah Shania yang sedang mengenakan Seifuku lagu Dreamin’ Girls.

“Sama yang lain aja.”
“Gak mau. Aku maunya sama kamu. Udah ah, ayo cepetan.” Dengan sedikit malas, Boby lansgung berdiri. Tanpa aba-aba, Shania langsung menarik tangannya.
“Aduh, gak usah buru-buru amat dong, Nju~” Shania hanya diam mengabaikan ucapan Boby itu dan terus menarik tangan Boby.
Shania menarik Boby dan membawanya ke ruangan lain yang ada di belakang panggung teater yang kita ketahui. Tidak ada siapapun di ruangan itu, hanya ada mereka dan berbagai macam property milik JKT48 tentunya.
“Ini, HP aku. Fotoin ya.” Shania menyerahkan HPnya kepada Boby yang terlihat bingung.
“Kenapa mesti disini sih, Shan?”

“Iya, soalnya.. yaudah. Fotoin aja.” Bobypun menyalakan HP Shania, mencari-cari fitur kamera di HP layar sentuh milik gadis bertubuh tinggi itu.
Diam-diam, sambil berpura-pura menyiapkan gaya untuk berfoto, Shania mengunci pintu ruangan itu. Agar Boby tidak curiga, Shania berpose sambil memegang gagang pintu merah itu dan tersenyum begitu manis saat Boby mengambil gambarnya.
“Nih, udah.” Ucap Boby sambil menyerahkan HP Shania. Tapi, gadis dihadapannya itu hanya tersenyum nakal dan tidak menggubris Boby yang masih memegang HPnya itu.
“Hayoloh~~ Pintunya udah aku kunci, kamu mau lari kemana lagi Boby?” Tanya Shania yang masih memegangi gagang pintu itu,
“Ngambil fotonya udah, kan? Yaudah ayo balik. Kan masih mau latihan abis ini.”
“Izin aja dulu latihannya. Bilang aja capek..”
“Tapi--”

“Udah, gak usah tapi-tapian lagi. Yuk.”
Shania mengambil HPnya dan langsung menggandeng lengan Boby. Menarik gadis yang masih menggunakan pakaian dansonya lengkap itu ke pojok ruangan dan mendorongnya ke sofa. Shania meletakkan HPnya di sembarang tempat, sudah tak peduli. Jelas terlihat dari mata gadis itu, dirinya begitu merindukan sosok Boby yang sudah lama tidak terlihat, dan belaian dari Beby yang memang sudah menjadi kekasihnya. Biar mereka sama-sama member JKT48 dari generasi dan tim yang sama, jadwal individu berbeda yang di berikan JOT pada keduanya memang membuat Shania makin-makin merindukan sosok di hadapannya itu.
“Nju…”

Boby hanya bisa pasrah, dia tahu dengan sangat pasti apa yang diinginkan gadis yang sudah beberapa hari tidak ia ajak latihan di kasur (?). Boby sendiri juga sangat sangat merindukan Shania. Merindukan senyuman eye smile-nya, tubuh tingginya, kulit putihnya yang juga sudah lama tidak di sentuhnya.
Tapi, Boby sadar. Biar begitu, tempat dan waktunya sangat-sangat tidak tepat. Mereka masih memilik jadwal latihan, belum lagi.. bagaimana kalau masih ada member di luar sana?
“Nju, kalau dicar-”
“Sst.” Dengan jari telunjuknya, Shania menutup mulut Boby. “Diam dan tenang aja, sayang.”
Perlahan, Shania mendekat pada Boby. Tanpa izin dan aba-aba, mulai mencium lembut bibir Boby. Karena merasa terganggu dengan kacamata yang sedang dipakai Boby, agar terlihat lebih maskulin, Shaniapun melepaskan kacamata itu dan melemparnya ke sembarang tempat tanpa melepaskan bibirnya.

Shania mulai menghisap dengan ganasnya bibir Boby. Seiring dengan beradunya bibir mereka, tangan Boby mulai aktif bergerak melepas rompi yang dipakai Shania, melepaskan ikatan dasi yang sedari tampak membuat Shania sesak dan risih.
Shania melepaskan sejenak ciuman mereka, senyum nakalnya kembali dilihatkannya. Kedua insan itu kembali berciuman. Terlihat keduanya beradu, ingin saling mendominasi. Ciuman itu membuatnya makin panas. Masih dalam posisi Shania yang duduk di pangkuan Boby, dengan mulut dan lidah yang saling bertautan, Shania membantu Boby membuka jas hitam yang tampak kebesaran untuk tubuh Boby.

Boby merangkul Shania dan memeluknya erat, agar ciuman keduanya tidak terputus. Dengan tangannya yang bebas, Shania melonggarkan dan melepas dasi yang dipakai Boby. Sejenak Shania melepas ciuman mereka dan mendorong Boby yang sudah tiduran di sofa berwarna merah, yang kini jadi tempat ‘bermain’ mereka. Shania mengambil nafas sejenak, lalu duduk di atas tubuh Boby.
“Aku kangen kamuhhh~~” Ucap Shania sambil mendesah di telinga Boby, buat Boby yang merinding disco *halah* bukan main dibuatnya.
Dengan jahilnya, Shania sengaja mengusap-usap lembut dari luar, dada Boby yang masih tertup kemeja dan tentunya bra. Sentuhan itu, makin membuat Boby ingin menggeliat-liat rasanya, membuatnya ingin melakukan hal yang sama pada kekasihnya. Tapi, yang pasti, sentuhan itu membuat Boby timbulkan suara yang sebenernya dia ingin dengar dari mulut Shania.
“Hmmhhh Shan~ hmmhh.”

Shania kembali tunjukkan senyum jahil dan nakalnya, kedipan diberikannya pada Boby. Shania kembali mencium bibir Boby, dirinya menguasai permainan. Lidahnya perlahan dijulurkan, Bobypun langsung memberinya ruang untuk lidah Shania masuk. Kedua lidah mereka kembali bertemu di dalam rongga mulut Boby, lidah itu menulusuri setiap inci bagian dalam mulut Boby, buat kedua gigi mereka saling bertabrakan.
Namun Boby tidak mau kalah. Boby mulai melawan serangan yang diberikan Shania. Dengan kedua tangannya, Boby menahan tubuh Shania dan kembali duduk, posisi mereka kembali seperti sebelumnya. Keduanya masih berciuman, dengan permainan di dominasi Boby kali ini. Bosan dengan bibir Shania yang sudah habis diisapnya. Boby mulai turun menciumi leher Shania. Dengan baiknya, Shania merapihkan dan menyibakkan rambut panjangnya, agar Boby tidak terhalang untuk menikmati leher putihnya itu.

Shania mulai keluarkan suara-suara aneh yang makin membuat Boby bernafsu untuk terus menghisap lehernya. Meninggalkan bekas cinta di lehernya itu. Boby semakin menggila, nafsu birahinya menginginkan lebih. Dengan kedua tangannya, boby mulai membuka satu persatu kancing kemeja Shania dengan masih menikmati leher Shania.
“Emmhh~ Bobbhhh~~” Desah Shania yang merangkul leher Boby itu.
Bobypun berhasil melepaskan dan melempar –terserahlah ya, kemana ga penting- kemeja Shania. Kini tingal bra berwarna pink dan rok yang masih menutupi tubuh putih dan mulus Shania. Dengan kasarnya, Boby mendorong Shania agar tiduran di sofa. Kini Shania sudah ada di bawahnya.
“Aw! Pelan-pelan dong ganteng.”
“Hehehe. Abis gak tahan.”

Boby kembali mencium lembut bibir merah nan menggoda gadis yang kini sudah berambut hitam pekat itu. Tangan Boby dengan lembutnya mengusap punggung belakang Shania. Dengan lihai melepaskan kait bra pink Shania, membukanya dan melemparnya. –lagi-lagi, entah kemana ga penting-
Sudah tidak ada lagi yang menutupi tubuh bagian atas Shania. Boby kembali turun mencium leher dan pundak Shania sambil memijat dengan lembut dua gundukan daging milik Shania.
“Emmphh~” Desah Shania mulai keluar saat Boby diatasnya mulai turun mencium salah satu gundukan daging itu.
“Bobbyhhhngg~~” Boby makin bernafsu, sambil masih memijat salah satunya, Boby mulai menjilati nipple Shania, menghisapnya selayaknya bayi kehausan.

“Bobbhhh~” Shania terus mendesah. Mendengar itu, Boby tidak berhenti dengan kegiatannya dan makin jahil dengan sengaja menyentuh nipple Shania yang sudah makin keras dengan jarinya.
“Udah keras nih yee~~”
“Boby!!” Teriak Shania.
Boby hanya tersenyum jahil sebelum kembali menjilati dan menghisap nippke Shania, tentunya tangan yang satunya tak tinggal, Boby mungkin memang tak mau bagian tubuhnya menganggur. Kaki kanannya yang berada diantara dua kaki Shania, di dekatkannya menuju bagian kewanitaan Shania.
Shania tentunya tidak menyadarinya, apalagi Boby masih menikmati nipplenya seperti bayi dengan dotnya. Menghisapnya begitu cepat.
“Shh uhh.. pelan-pelan dong, Beb… hnngg..”

Bukannya memperlambat, Boby malah memainkannya semakin menjadi. Shaniapun tak kuasa menahan desahan yang keluar begitu saja dari mulutnya. Lama, kelamaan tangan Shania yang sedari tadi menarik dan menekan kepala Boby untuk semkin memperganas serangannya itu, menarik wig yang juga masih dipakai Boby. Wig yang perlahan terlepas dan membuat Boby kembali menjadi Beby dengan rambutnya yang jatuh menggelitik dada Shania.
Bobypun berhenti melakukan kegiatannya sejenak.
“Nafsu banget sih jadi cewek.”
“Ya, kamu juga!” Boby mengambil wignya yang ada di tangan Shania dan melemparnya ke lantai. “Rambut kamu mulai panjang lagi-”
“Iya, nanti aku potong lagi. Biar gak perlu wig.” Boby yang sudah kembali menjadi Beby, kembali menciumi bagian dada Shania dan memijat yang lainnya.

Tangan gadis penyuka klub Chelsea yang masih menganggur tentunya tidak dibiarkannya untuk tinggal diam. Melainkan mulai bergerak ke bawah, mengelus paha mulus Shania dengan lembutnya. Kaki Bo- -karena wig sudah lepas- Beby yang masih diantara kaki Shania, kini sudah berada di depan bagian tersensitif seorang wanita. Dengan jahilnya, Beby mengusap lembut bagian kewanitaan Shania dengan lututnya.
“Basah~”
“Emmhh~” Shania semakin menggila dengan perlakuan Beby yang juga mengusap-usap lembut paha halusnya.
Tidak, Shania tidak ingin pasrah seutuhnya. Sambil menikmati layanan yang diberikan Beby, dengan susah payah Shania berusaha membuka satu per-satu kancing kemeja Beby. Dengan usaha keras itu tak akan mengkhianati –sambil nyanyi shonichi- Shania berhasil melepas seluruh kancing di kemeja Beby dan melemparnya ke lantai. Sementara Beby, mulai melepas dan menurunkan rok yang dipakai Shania. Rok yang sudah tidak jelas bentuknya.

Beby kembali mencium lembuh bibir Shania, tangannya kembali menelusuri setiap inci tubuh Shania. Shania memeluk Beby dengan begitu erat agar ciuman mereka semakin dalam. Mereka terus-menerus bertukar saliva, hingga bibir Shania membengkak karena habis dimakan oleh Beby.
Mereka akhirnya masuk ke dalam inti permainan. Bebypun menanggalkan hal terakhit yang melekat pada Shania. Kini Shania benar-benar polos tanpa sehelai benangpun. Tangan Beby masih iseng menggoda di paha Shania, sementara bibirnya kembali menghisap leher Shania. Tangan Shania hanya bisa mencengkram bahu Beby, mulutnya sebisa mungkin menahan desahannya yang semakin erotis.
“Ahh~~ Boby~~ Aku--”
Tiba-tiba ponsel Beby berbunyi. Keduanya langsung diam membeku pada saat itu juga. Mereka saling berpandangan was was. Beby langsung bangkit dari atas tubuh Shania, lalu berdiri dan segera mengambil ponsel yang berada di saku celananya.
'Gaby' itulah tulisan yang muncul diatas layar ponsel Beby.

“Gaby, yang.”
“Ck, ah. Sini.” Shania langsung berdiri dan mengambil HP Beby. “Halo.”
“Halo? Loh shania?”
“Iya ini gw. Kenapa?”
“Beby lagi sama kamu? Kok bisa? Kalian ga-”
“Iya, aku baru inget besok ada tugas yang susah banget jadi harus dikerjain dibantu Beby. Berhubung udah malem, jangan ganggu dulu ya. Tugasnya masih banyak dan harus dikelarin malem ini.”
“Loh? Kalian emangnya ga--” Lagi, Shania memotong ucapan Gaby. Namun tidak dengan ucapan, melainkan memutus teleponnya lalu kembali menatap Beby dengan seduktif.
“Ada apa Nju?”
“Bukan apa apa. Udah yuk lanjut” Ucap Shania sambil berkedip pada Beby.
“Engg.. Bener gaby ga bilang apa-apa? Ga nyariin gitu?”

“Ih! Apaan sih! Kok jadi nanyain Gaby? Ga. Ga ada yang nyariin.” Ucap sinis Shania.
“Tapi—emmphh”
Shania kembali mencium mulut Beby, kembali mendorong Beby. Kini, Shania kembali berada diatas Beby. Dengan tangannya, Shania berusaha melepaskan resleting celana Beby.
“In your position, set--” Lagi-lagi, HP Beby berbunyi, kembali alunkan nada dering HP Beby yang menggunakan lagu Beginner milik ‘kakak’ mereka itu. Dengan kesalnya, Shania akhirnya mengangkat telepon tersebut, yang kali ini dari Ghaida.
“Halo, kenapa Kak?”
“Loh? Nju? Beby mana? Kalian lagi bareng?”
“Beby nya lagi sibuk ngerjain PR kak, bantuin aku”
“PR? Ohh gitu? Teteh soalnya tadi nyariin.”
“Hmm, iya entar aku kasih tau.” Teleponpun langsung ditutup oleh Shania yang sekaligus mematikan HP Beby. “Ehehehehe.” Tawa Shania hambar.

Beby langsung kembali mendorong dan menindih Shania karena melihat mukanya yang sudah bete karena di ganggu beberapa kali. Beby bergerilya semangat 48 menyerang bibir, leher shania tanpa ampun. Tangannyapun mulai menggoda daerah privat Shania.
“Emhh Bebbyy ahh jangan nakalll shh”
Beby mulai turun mencium lagi dua buah gundukan Shania. Jari-jarinya perlahan memasuki spot yang dari tadi menggoda jarinya itu.
“Ahhh!! Emmhh” Dengan ibu jarinya tangan satunya yang bebas, Beby mengusap lembut pipi Shania.
“Sst.. tahan ya..” Shania memejamkan matanya. Perlahan, dua jari Beby mulai masuk semakin dalam....

“Siap digoyang Neng Nju?” Tanya Beby dengan mengedipkan matanya dan menjulurkan lidahnya.
Shania hanya mengangguk sambil mengeratkan pelukannya di leher Beby. Perlahan tapi pasti, Beby mulai melakukan apa yang seharusnya. Dengan kasarnya Beby terus memasukkan kedua jarinya semakin dalam di lubang milik Shania itu. Dan mulai mengeluar masukkan jarinya. Shania sudah tidak bisa menahan desahannya yang keluar senada dengan tempo permainan Beby pada dirinya. Beby terus melakukan kegiatan dengan jarinya itu di daerah privat shania. Suasana semakin panas. Suara desahan shania mulai menggema di ruangan itu. Keringat mulai membasahi kedua tubuh sejoli itu.


“Emhhh, Beb hhmmm, ahh~” Boby semakin cepat memainkan jarinya. “Emmhh ahh~~” Shania menarik kepala Bebby lalu mencium nya dengan ganas. Saking ganasnya, bibir Beby digigit Shania hingga berdarah.
“Auuuu!! Mmmmhhhh” Kedua kaki Shania melingkari pinggang Beby, seakan meminta Beby melakukan lebih. Beby yang biasanya cuek tapi peka dalam hal ini, mulai mencari spot yang membuat shania akan merasa seperti terbang kelangit ketujuh.
“Beb-Beby!! Ahhnnhmmhh!”

Shania sedikit memekik saat Beby menemukan spot yang ia cari. Beby tersenyum penuh kegirangan. Difokuskannya gerakannya pada spot itu. Shania makin mendesah tak karuan. Peluh mulai tampak di tubuhnya yang 'panas'.
“Beb-beby aku mau--” Bisik shania diantara desahan desahan erotisnya.
Beby masih memainkan jari-jarinya semakin cepat dan dalam.
“Fashhhterrhh” Beby semakin cepat memainkan jarinya.
“Lagi, Shan.”
“Bebhhh.. Beb... Bebyhhh..” Beby semakin dalam memasukkan jarinya.
“Dikit lagi..”
“Emhh Bebyyhh pleasssehnngg..” Beby semakin cepat memainkannya.
“Sekali, lagi…”
“Beb... BEBY!! ahh~”

Shaniapun akhirnya sampai pada puncaknya. Beby lalu mengeluarkan jarinya dan menghisap apa yang membekas dan membasahi jarinya sendiri. Menjilatinya layaknya sebuh eskrim.
“Mau, Nju?” Tanya Beby dengan polosnya.
Muka Shania langsung memerah mendengar pertanyaan Beby. Shania hanya menggangguk pelan. Beby langsung mengarahkan kedua jarinya ke mulut Shania. Sambil memegangi tangan Beby, dengan lahapnya Shania menjilat jari boby yang berlendir karena cairan miliknya sendiri. Shania begitu menikmatinya. Saat Beby mulai mendekat ke arah bibir Shania untuk mengambil berbagi sisa cairan di mulut Shania tiba-tiba…

Tok! Tok! Tok!
“Waduuuu.....!!” Panik Beby.
“Ehem, kalian belum pulang?” Ucap suara di depan pintu. Beby dan Shania saling berpandangan mendengar suara yang mereka kenal. Suara milik kapten tim J, Kinal. “Ehem.. Mending kalian buruan beresin deh. Tas kita semua masih ada disitu lho...”
“Kinal.. aku ngantuk..” Ucap suara lainnya dengan manja pada Kinal, siapa lagi kalau bukan mba badai, Vernando eh salah Veranda maksudnya.
Beby dan Shania malah terdiam, panik. Bingung mau ngapain. Lagi begituan, pintu diketuk, disitu kadang BebNju merasa sedih. Untung udah kelar satu ronde.

“Woi bang! Belom gol emangnya? Buka dong.” Teriak suara lain lagi, itu Nabilah?
Mampus! Cuma itu yang ada dipikiran Beby dan Shania. Berapa member yang ada di luar sana?!? Keduanya makin panik, setelah makin tahu ternyata tidak hanya VeNal couple saja yg menunggu diluar. Saat Beby melihat apa-apa saja yang ada di dalam ruangan itu. Ternyata memang tas seluruh member yang perform hari itu ada di dalam ruangan yang mereka pakai itu.
“Mampus!! Cepet pake baju Nju.”
Beby langsung bangkit, menutup retsleting celananya. mengambil kembali kemeja dan dasinya. Secepat kilat memakainya. Begitu juga dengan Shania, Bebypun membantu memakaikan kembali pakaian dalam Shania, juga seifuku Dreamin’ Girls yang sudah berceceran di lantai. Tak lupa Beby memakai asal wignya, akhirnya mereka berdua membukakan pintu.
“Lama amet cyin. Amet aja ga lama~” Goda kinal sambil memapah Ve yang udah ngantuk berat. Ve yang terlihat menyender padanya sambil merangkul pinggang Kinal. Suara lain yang tadi terdengar ternyata milik Nabilah. Terlihat ada Ghaida dan Melody juga disana.

Terlihat Kinal menahan tawanya saat melihat penampilan Beby dan Shania begitu juga dengan Nabilah. Memang tentunya keadaan pasangan kekasih itu begitu kacau. Shania memang memakai lengkap kembali seifuku Dreamin’ Girls walau gadis itu tidak mengancingkan rompinya. Tapi, yang membuatnya lucu tentunya karena gadis itu tidak menggunakan alas kaki. Apalagi Beby, sudah tidak menggunakan alas kaki, kemejanya kancingnya berantakan, dasi belum bener, wig cuma ditaro diatas rambut aslinya.
“Ahahahah!!” Kinalpun tak kuasa menahan tawanya, untung saja Ve mencubit pipi Kinal untuk menghentikan tawa Kinal. Wajah Beby dan Shaniapun memerah.
“Ooh kirain belom gol pas kita manggil tadi.. jadi gabisa ikutan deh, ga asik haha.” Wajah Beby dan Shania menjadi semakin merah.

PLAK!!
Melodypun memukul pundak Ghaida.
“Aw, teh!” Ucap Ghaida seakan-akan merasa sakit.
“Ka Kinal, kayanya kita harus beli obat nyamuk deh. Tuh liat lehernya Shania digigitin sampe banyak banget merah-merahnya.” Ucap Nabilah tiba-tiba.
“Iya nih dek. Terus kita juga harus panggil tukang AC mungkin ACnya rusak. Kasian Shania sama Beby sampe keringatan gitu.” Tambah Kinal.
“Apaan sih ka kinal... Udah cepet ah ambil tasnya gih terus pulang...” Ucap Shania terlihat bete.
“Loh emgnya kalian ga mau pulang?” Tanya Melody yang sedari tadi hanya diam menonton.
“Mau lanjutin babak berikutnya kali teh,. *

PLAK!!
Lagi, ucapan Ghaida itu dapatkan pukulan cinta (?) dari kapten JKT48 itu.
“Udah, ambilin tas kita aja, Ghaida sayang. Dek, tolong bantu kita ya.” Perintah dan pinta Melody pada Ghaida dan Nabilah.
Sambil memanyunkan bibirnya, Ghaida, Nabilah juga Melody mengambil tas milik mereka berlima, dan tas-tas milik member lainnya.
“Yaudah kita duluan deh, jangan lupa bersihin sofanya ya.. ho ho ho~ Jangan sampe besok dedek-dedek gen tiga syok” Goda Kinal lagi sambil menjulurkan lidahnya.
“Hmm emang ada apa Nay di sofa?” Tanya Ve terlihat bingung.
“Bukan apa apa, udah ayo pulang” Jawab Kinal sambil membawa tasnya dan juga tas Ve.
“Emang ada apaan sih kak di sofa?” Tanya Nabilah kali ini pada Ghaida yang memilih tidak menjawab dan memilih menggandeng mesra tangan Melody.
Kelimanyapun pergi dari sana, sambil membawa tas-tas itu, dan menemui member-member lainnya. Member-member yang sebenarnya menunggu dari tadi di tempat lain.
~~~

“Pulang yuk, Nju.”
“Ganti baju dulu kali, Beb. Masa pulang pake seifuku gini??”
“Oh iya! Mau dibantuin ganti bajunya?” Tanya Beby sambil tersenyum nakal. Shania hanya membalas dengan senyuman yang sama nakalnya.

END
---------------------------------------------------------------------------------------
Gimana cyin *eh? Gimana gaes wkwk... gak ketawa sih kali ini soalnya cuman ngerapihin aja...
Semoga puas dah.. ampuni saya :'v

Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

7 comments:

  1. Keren deh kak, bkin yg gen3 dong kak hehe 😄

    ReplyDelete
  2. Hahahaaaa...
    gilaaaa.
    nii bebnjuu lg keringett dinginnn y ngdepin member lainn...
    ehmm truss ni ibu negara jddd ma ghaidaaa yyy...
    kerennn dehhh cerita.a

    ReplyDelete
  3. mau gremids..
    Tp kalo ngga, shani jg gpp,. Hahaha

    ReplyDelete
  4. hihihi BebNju ngeri yahh mainnya , trus mba ve sama nabilah polos banget nanya " emang ada apasih di sofa "
    *disitu kadang mereka menjadi bego hahh lol*

    udah gitu BebNju pasti keringat dingin tuhh karna ketahuan maen...

    ReplyDelete
  5. bikin yang kak ghai sama teh imel nya donk...!

    ReplyDelete