Pertama, mari kita tepuk tangan (?) karena dengan ini ff yang berjudul asli "Gagang Pintu" lalu dikerenin pake b.ing *walau percuma sih karena artinya tetep sama lol* menjadi FF Live pertama di grup BeShanan yang di edit/rapihkan di post dan di publish ke publik *halah*
Kedua, FF Live ini dibuat rame-rame oleh beberapa anggota BeShanan dan untunglah kelar *walau sempet miss communication dan buat ngakak rame2* wkwk XDD
Ketiga jangan bingung dengan nama Beby disini, ntar di jelasin kok :) Lalu bg cerita ini ngambil di hari dan saat event ValDay gitu deh,,, *anggep aja udeh, Beby danso juga waktu itu* ;'))
Terakhir:
Warning!! 18++
Before you read this, I warn you, this fanfic contain a SMUT Scene!!
So, if you're underage please don't read this, if you still want to read this.. yah up to you..
Maafkan saya (kami) yeh bos Beby dan bu bos Shanju :)) xixixi
Sekali lagi, Gracia! *apasih bukan!!
Sekali lagi, ingat ya saya sudah memperingatkan ini fanfic mengandung unsur dewasa.
Langsung aja, cekibrot gaes~~
Door Knob (BebNju)Kedua, FF Live ini dibuat rame-rame oleh beberapa anggota BeShanan dan untunglah kelar *walau sempet miss communication dan buat ngakak rame2* wkwk XDD
Ketiga jangan bingung dengan nama Beby disini, ntar di jelasin kok :) Lalu bg cerita ini ngambil di hari dan saat event ValDay gitu deh,,, *anggep aja udeh, Beby danso juga waktu itu* ;'))
Terakhir:
Warning!! 18++
Before you read this, I warn you, this fanfic contain a SMUT Scene!!
So, if you're underage please don't read this, if you still want to read this.. yah up to you..
Maafkan saya (kami) yeh bos Beby dan bu bos Shanju :)) xixixi
Sekali lagi, Gracia! *apasih bukan!!
Sekali lagi, ingat ya saya sudah memperingatkan ini fanfic mengandung unsur dewasa.
Langsung aja, cekibrot gaes~~
Semuanya berawal hanya karena foto ini :)) Dasar anak beshanan gemblung lol |
Hari itu, Idol Group JKT48 merayakan hari Valentine Days
dengan membuat acara khusus tentunya di teater mereka. Di event itu, beberapa
member ‘ditugaskan’ oleh JOT untuk menjadi laki-laki, atau yang terkenal di
kalangan fans dengan sebutan Danso.
Banyak member yang tidak kita duga melakukan Danso ini,
seperti Anin yang biasanya terlihat imut,
Veranda yang cantik dan badai atau Viny yang justru menjadi ‘laki-laki’
untuk Yona. Tapi, ada juga yang sudah kita duga akan menjadi laki-laki seperti
Kinal atau Andela dan juga...
“Boby!!” Panggil Shania pada Boby alias Beby. Iya, Boby itu
adalah nama Beby versi Danso.
“Kenapa Shan?” Tanya Boby yang sedang duduk ingin mengganti
pakaiannya.
“Jangan ganti dulu! Fotoin aku
dulu…” Boby langsung menatap ke arah Shania yang sedang mengenakan Seifuku lagu
Dreamin’ Girls.
“Sama yang lain aja.”
“Gak mau. Aku maunya sama kamu.
Udah ah, ayo cepetan.” Dengan sedikit malas, Boby lansgung berdiri. Tanpa
aba-aba, Shania langsung menarik tangannya.
“Aduh, gak usah buru-buru amat
dong, Nju~” Shania hanya diam mengabaikan ucapan Boby itu dan terus menarik
tangan Boby.
Shania menarik Boby dan
membawanya ke ruangan lain yang ada di belakang panggung teater yang kita
ketahui. Tidak ada siapapun di ruangan itu, hanya ada mereka dan berbagai macam
property milik JKT48 tentunya.
“Ini, HP aku. Fotoin ya.” Shania
menyerahkan HPnya kepada Boby yang terlihat bingung.
“Kenapa mesti disini sih, Shan?”
“Iya, soalnya.. yaudah. Fotoin
aja.” Bobypun menyalakan HP Shania, mencari-cari fitur kamera di HP layar
sentuh milik gadis bertubuh tinggi itu.
Diam-diam, sambil berpura-pura
menyiapkan gaya untuk berfoto, Shania mengunci pintu ruangan itu. Agar Boby
tidak curiga, Shania berpose sambil memegang gagang pintu merah itu dan
tersenyum begitu manis saat Boby mengambil gambarnya.
“Nih, udah.” Ucap Boby sambil
menyerahkan HP Shania. Tapi, gadis dihadapannya itu hanya tersenyum nakal dan
tidak menggubris Boby yang masih memegang HPnya itu.
“Hayoloh~~ Pintunya udah aku
kunci, kamu mau lari kemana lagi Boby?” Tanya Shania yang masih memegangi
gagang pintu itu,
“Ngambil fotonya udah, kan?
Yaudah ayo balik. Kan masih mau latihan abis ini.”
“Izin aja dulu latihannya. Bilang
aja capek..”
“Tapi--”
“Udah, gak usah tapi-tapian lagi.
Yuk.”
Shania mengambil HPnya dan
langsung menggandeng lengan Boby. Menarik gadis yang masih menggunakan pakaian
dansonya lengkap itu ke pojok ruangan dan mendorongnya ke sofa. Shania
meletakkan HPnya di sembarang tempat, sudah tak peduli. Jelas terlihat dari
mata gadis itu, dirinya begitu merindukan sosok Boby yang sudah lama tidak
terlihat, dan belaian dari Beby yang memang sudah menjadi kekasihnya. Biar
mereka sama-sama member JKT48 dari generasi dan tim yang sama, jadwal individu
berbeda yang di berikan JOT pada keduanya memang membuat Shania makin-makin
merindukan sosok di hadapannya itu.
Boby hanya bisa pasrah, dia tahu
dengan sangat pasti apa yang diinginkan gadis yang sudah beberapa hari tidak ia
ajak latihan di kasur (?). Boby sendiri juga sangat sangat merindukan Shania.
Merindukan senyuman eye smile-nya, tubuh tingginya, kulit putihnya yang juga
sudah lama tidak di sentuhnya.
Tapi, Boby sadar. Biar begitu,
tempat dan waktunya sangat-sangat tidak tepat. Mereka masih memilik jadwal
latihan, belum lagi.. bagaimana kalau masih ada member di luar sana?
“Nju, kalau dicar-”
“Sst.” Dengan jari telunjuknya,
Shania menutup mulut Boby. “Diam dan tenang aja, sayang.”
Perlahan, Shania mendekat pada
Boby. Tanpa izin dan aba-aba, mulai mencium lembut bibir Boby. Karena merasa terganggu
dengan kacamata yang sedang dipakai Boby, agar terlihat lebih maskulin,
Shaniapun melepaskan kacamata itu dan melemparnya ke sembarang tempat tanpa
melepaskan bibirnya.
Shania mulai menghisap dengan
ganasnya bibir Boby. Seiring dengan beradunya bibir mereka, tangan Boby mulai
aktif bergerak melepas rompi yang dipakai Shania, melepaskan ikatan dasi yang
sedari tampak membuat Shania sesak dan risih.
Shania melepaskan sejenak ciuman
mereka, senyum nakalnya kembali dilihatkannya. Kedua insan itu kembali
berciuman. Terlihat keduanya beradu, ingin saling mendominasi. Ciuman itu
membuatnya makin panas. Masih dalam posisi Shania yang duduk di pangkuan Boby,
dengan mulut dan lidah yang saling bertautan, Shania membantu Boby membuka jas
hitam yang tampak kebesaran untuk tubuh Boby.
Boby merangkul Shania dan
memeluknya erat, agar ciuman keduanya tidak terputus. Dengan tangannya yang
bebas, Shania melonggarkan dan melepas dasi yang dipakai Boby. Sejenak Shania
melepas ciuman mereka dan mendorong Boby yang sudah tiduran di sofa berwarna
merah, yang kini jadi tempat ‘bermain’ mereka. Shania mengambil nafas sejenak, lalu
duduk di atas tubuh Boby.
“Aku kangen kamuhhh~~” Ucap
Shania sambil mendesah di telinga Boby, buat Boby yang merinding disco *halah*
bukan main dibuatnya.
Dengan jahilnya, Shania sengaja
mengusap-usap lembut dari luar, dada Boby yang masih tertup kemeja dan tentunya
bra. Sentuhan itu, makin membuat Boby ingin menggeliat-liat rasanya, membuatnya
ingin melakukan hal yang sama pada kekasihnya. Tapi, yang pasti, sentuhan itu
membuat Boby timbulkan suara yang sebenernya dia ingin dengar dari mulut
Shania.
“Hmmhhh Shan~ hmmhh.”
Shania kembali tunjukkan senyum
jahil dan nakalnya, kedipan diberikannya pada Boby. Shania kembali mencium
bibir Boby, dirinya menguasai permainan. Lidahnya perlahan dijulurkan, Bobypun
langsung memberinya ruang untuk lidah Shania masuk. Kedua lidah mereka kembali
bertemu di dalam rongga mulut Boby, lidah itu menulusuri setiap inci bagian
dalam mulut Boby, buat kedua gigi mereka saling bertabrakan.
Namun Boby tidak mau kalah. Boby
mulai melawan serangan yang diberikan Shania. Dengan kedua tangannya, Boby
menahan tubuh Shania dan kembali duduk, posisi mereka kembali seperti
sebelumnya. Keduanya masih berciuman, dengan permainan di dominasi Boby kali
ini. Bosan dengan bibir Shania yang sudah habis diisapnya. Boby mulai turun
menciumi leher Shania. Dengan baiknya, Shania merapihkan dan menyibakkan rambut
panjangnya, agar Boby tidak terhalang untuk menikmati leher putihnya itu.
Shania mulai keluarkan
suara-suara aneh yang makin membuat Boby bernafsu untuk terus menghisap
lehernya. Meninggalkan bekas cinta di lehernya itu. Boby semakin menggila,
nafsu birahinya menginginkan lebih. Dengan kedua tangannya, boby mulai membuka
satu persatu kancing kemeja Shania dengan masih menikmati leher Shania.
“Emmhh~ Bobbhhh~~” Desah Shania
yang merangkul leher Boby itu.
Bobypun berhasil melepaskan dan
melempar –terserahlah ya, kemana ga penting- kemeja Shania. Kini tingal bra
berwarna pink dan rok yang masih menutupi tubuh putih dan mulus Shania. Dengan
kasarnya, Boby mendorong Shania agar tiduran di sofa. Kini Shania sudah ada di
bawahnya.
“Aw! Pelan-pelan dong ganteng.”
“Hehehe. Abis gak tahan.”
Boby kembali mencium lembut bibir
merah nan menggoda gadis yang kini sudah berambut hitam pekat itu. Tangan Boby
dengan lembutnya mengusap punggung belakang Shania. Dengan lihai melepaskan
kait bra pink Shania, membukanya dan melemparnya. –lagi-lagi, entah kemana ga
penting-
Sudah tidak ada lagi yang
menutupi tubuh bagian atas Shania. Boby kembali turun mencium leher dan pundak
Shania sambil memijat dengan lembut dua gundukan daging milik Shania.
“Emmphh~” Desah Shania mulai
keluar saat Boby diatasnya mulai turun mencium salah satu gundukan daging itu.
“Bobbyhhhngg~~” Boby makin
bernafsu, sambil masih memijat salah satunya, Boby mulai menjilati nipple
Shania, menghisapnya selayaknya bayi kehausan.
“Bobbhhh~” Shania terus mendesah.
Mendengar itu, Boby tidak berhenti dengan kegiatannya dan makin jahil dengan
sengaja menyentuh nipple Shania yang sudah makin keras dengan jarinya.
“Udah keras nih yee~~”
“Boby!!” Teriak Shania.
Boby hanya tersenyum jahil
sebelum kembali menjilati dan menghisap nippke Shania, tentunya tangan yang
satunya tak tinggal, Boby mungkin memang tak mau bagian tubuhnya menganggur.
Kaki kanannya yang berada diantara dua kaki Shania, di dekatkannya menuju
bagian kewanitaan Shania.
Shania tentunya tidak
menyadarinya, apalagi Boby masih menikmati nipplenya seperti bayi dengan
dotnya. Menghisapnya begitu cepat.
“Shh uhh.. pelan-pelan dong, Beb…
hnngg..”
Bukannya memperlambat, Boby malah
memainkannya semakin menjadi. Shaniapun tak kuasa menahan desahan yang keluar
begitu saja dari mulutnya. Lama, kelamaan tangan Shania yang sedari tadi
menarik dan menekan kepala Boby untuk semkin memperganas serangannya itu,
menarik wig yang juga masih dipakai Boby. Wig yang perlahan terlepas dan
membuat Boby kembali menjadi Beby dengan rambutnya yang jatuh menggelitik dada
Shania.
Bobypun berhenti melakukan
kegiatannya sejenak.
“Nafsu banget sih jadi cewek.”
“Ya, kamu juga!” Boby mengambil
wignya yang ada di tangan Shania dan melemparnya ke lantai. “Rambut kamu mulai
panjang lagi-”
“Iya, nanti aku potong lagi. Biar
gak perlu wig.” Boby yang sudah kembali menjadi Beby, kembali menciumi bagian
dada Shania dan memijat yang lainnya.
Tangan gadis penyuka klub Chelsea
yang masih menganggur tentunya tidak dibiarkannya untuk tinggal diam. Melainkan
mulai bergerak ke bawah, mengelus paha mulus Shania dengan lembutnya. Kaki Bo-
-karena wig sudah lepas- Beby yang masih diantara kaki Shania, kini sudah
berada di depan bagian tersensitif seorang wanita. Dengan jahilnya, Beby
mengusap lembut bagian kewanitaan Shania dengan lututnya.
“Basah~”
“Emmhh~” Shania semakin menggila
dengan perlakuan Beby yang juga mengusap-usap lembut paha halusnya.
Tidak, Shania tidak ingin pasrah
seutuhnya. Sambil menikmati layanan yang diberikan Beby, dengan susah payah
Shania berusaha membuka satu per-satu kancing kemeja Beby. Dengan usaha keras
itu tak akan mengkhianati –sambil nyanyi shonichi- Shania berhasil melepas
seluruh kancing di kemeja Beby dan melemparnya ke lantai. Sementara Beby, mulai
melepas dan menurunkan rok yang dipakai Shania. Rok yang sudah tidak jelas
bentuknya.
Beby kembali mencium lembuh bibir
Shania, tangannya kembali menelusuri setiap inci tubuh Shania. Shania memeluk
Beby dengan begitu erat agar ciuman mereka semakin dalam. Mereka terus-menerus
bertukar saliva, hingga bibir Shania membengkak karena habis dimakan oleh Beby.
Mereka akhirnya masuk ke dalam
inti permainan. Bebypun menanggalkan hal terakhit yang melekat pada Shania.
Kini Shania benar-benar polos tanpa sehelai benangpun. Tangan Beby masih iseng
menggoda di paha Shania, sementara bibirnya kembali menghisap leher Shania.
Tangan Shania hanya bisa mencengkram bahu Beby, mulutnya sebisa mungkin menahan
desahannya yang semakin erotis.
“Ahh~~ Boby~~ Aku--”
Tiba-tiba ponsel Beby berbunyi.
Keduanya langsung diam membeku pada saat itu juga. Mereka saling berpandangan
was was. Beby langsung bangkit dari atas tubuh Shania, lalu berdiri dan segera
mengambil ponsel yang berada di saku celananya.
'Gaby' itulah tulisan yang muncul
diatas layar ponsel Beby.
“Gaby, yang.”
“Ck, ah. Sini.” Shania langsung berdiri
dan mengambil HP Beby. “Halo.”
“Halo? Loh shania?”
“Iya ini gw. Kenapa?”
“Beby lagi sama kamu? Kok bisa? Kalian ga-”
“Iya, aku baru inget besok ada
tugas yang susah banget jadi harus dikerjain dibantu Beby. Berhubung udah
malem, jangan ganggu dulu ya. Tugasnya masih banyak dan harus dikelarin malem
ini.”
“Loh? Kalian emangnya ga--” Lagi, Shania memotong ucapan Gaby.
Namun tidak dengan ucapan, melainkan memutus teleponnya lalu kembali menatap Beby
dengan seduktif.
“Ada apa Nju?”
“Bukan apa apa. Udah yuk lanjut”
Ucap Shania sambil berkedip pada Beby.
“Engg.. Bener gaby ga bilang
apa-apa? Ga nyariin gitu?”
“Ih! Apaan sih! Kok jadi nanyain Gaby?
Ga. Ga ada yang nyariin.” Ucap sinis Shania.
“Tapi—emmphh”
Shania kembali mencium mulut Beby,
kembali mendorong Beby. Kini, Shania kembali berada diatas Beby. Dengan
tangannya, Shania berusaha melepaskan resleting celana Beby.
“In your position, set--” Lagi-lagi, HP Beby berbunyi, kembali
alunkan nada dering HP Beby yang menggunakan lagu Beginner milik ‘kakak’ mereka
itu. Dengan kesalnya, Shania akhirnya mengangkat telepon tersebut, yang kali
ini dari Ghaida.
“Halo, kenapa Kak?”
“Loh? Nju? Beby mana? Kalian lagi
bareng?”
“Beby nya lagi sibuk ngerjain PR
kak, bantuin aku”
“PR? Ohh gitu? Teteh soalnya tadi
nyariin.”
“Hmm, iya entar aku kasih tau.”
Teleponpun langsung ditutup oleh Shania yang sekaligus mematikan HP Beby. “Ehehehehe.”
Tawa Shania hambar.
Beby langsung kembali mendorong
dan menindih Shania karena melihat mukanya yang sudah bete karena di ganggu
beberapa kali. Beby bergerilya semangat 48 menyerang bibir, leher shania tanpa
ampun. Tangannyapun mulai menggoda daerah privat Shania.
“Emhh Bebbyy ahh jangan nakalll
shh”
Beby mulai turun mencium lagi dua
buah gundukan Shania. Jari-jarinya perlahan memasuki spot yang dari tadi
menggoda jarinya itu.
“Ahhh!! Emmhh” Dengan ibu jarinya
tangan satunya yang bebas, Beby mengusap lembut pipi Shania.
“Sst.. tahan ya..” Shania
memejamkan matanya. Perlahan, dua jari Beby mulai masuk semakin dalam....
“Siap digoyang Neng Nju?” Tanya
Beby dengan mengedipkan matanya dan menjulurkan lidahnya.
Shania hanya mengangguk sambil
mengeratkan pelukannya di leher Beby. Perlahan tapi pasti, Beby mulai melakukan
apa yang seharusnya. Dengan kasarnya Beby terus memasukkan kedua jarinya
semakin dalam di lubang milik Shania itu. Dan mulai mengeluar masukkan jarinya.
Shania sudah tidak bisa menahan desahannya yang keluar senada dengan tempo
permainan Beby pada dirinya. Beby terus melakukan kegiatan dengan jarinya itu
di daerah privat shania. Suasana semakin panas. Suara desahan shania mulai menggema
di ruangan itu. Keringat mulai membasahi kedua tubuh sejoli itu.
“Emhhh, Beb hhmmm, ahh~” Boby
semakin cepat memainkan jarinya. “Emmhh ahh~~” Shania menarik kepala Bebby lalu
mencium nya dengan ganas. Saking ganasnya, bibir Beby digigit Shania hingga
berdarah.
“Auuuu!! Mmmmhhhh” Kedua kaki Shania
melingkari pinggang Beby, seakan meminta Beby melakukan lebih. Beby yang biasanya
cuek tapi peka dalam hal ini, mulai mencari spot yang membuat shania akan
merasa seperti terbang kelangit ketujuh.
“Beb-Beby!! Ahhnnhmmhh!”
Shania sedikit memekik saat Beby
menemukan spot yang ia cari. Beby tersenyum penuh kegirangan. Difokuskannya
gerakannya pada spot itu. Shania makin mendesah tak karuan. Peluh mulai tampak
di tubuhnya yang 'panas'.
“Beb-beby aku mau--” Bisik shania
diantara desahan desahan erotisnya.
Beby masih memainkan jari-jarinya
semakin cepat dan dalam.
“Fashhhterrhh” Beby semakin cepat
memainkan jarinya.
“Lagi, Shan.”
“Bebhhh.. Beb... Bebyhhh..” Beby
semakin dalam memasukkan jarinya.
“Dikit lagi..”
“Emhh Bebyyhh pleasssehnngg..”
Beby semakin cepat memainkannya.
“Sekali, lagi…”
“Beb... BEBY!! ahh~”
Shaniapun akhirnya sampai pada
puncaknya. Beby lalu mengeluarkan jarinya dan menghisap apa yang membekas dan
membasahi jarinya sendiri. Menjilatinya layaknya sebuh eskrim.
“Mau, Nju?” Tanya Beby dengan
polosnya.
Muka Shania langsung memerah
mendengar pertanyaan Beby. Shania hanya menggangguk pelan. Beby langsung
mengarahkan kedua jarinya ke mulut Shania. Sambil memegangi tangan Beby, dengan
lahapnya Shania menjilat jari boby yang berlendir karena cairan miliknya
sendiri. Shania begitu menikmatinya. Saat Beby mulai mendekat ke arah bibir
Shania untuk mengambil berbagi sisa cairan di mulut Shania tiba-tiba…
Tok! Tok! Tok!
“Waduuuu.....!!” Panik Beby.
“Ehem, kalian belum pulang?” Ucap
suara di depan pintu. Beby dan Shania saling berpandangan mendengar suara yang
mereka kenal. Suara milik kapten tim J, Kinal. “Ehem.. Mending kalian buruan
beresin deh. Tas kita semua masih ada disitu lho...”
“Kinal.. aku ngantuk..” Ucap
suara lainnya dengan manja pada Kinal, siapa lagi kalau bukan mba badai,
Vernando eh salah Veranda maksudnya.
Beby dan Shania malah terdiam,
panik. Bingung mau ngapain. Lagi begituan, pintu diketuk, disitu kadang BebNju
merasa sedih. Untung udah kelar satu ronde.
“Woi bang! Belom gol emangnya?
Buka dong.” Teriak suara lain lagi, itu Nabilah?
Mampus! Cuma itu yang ada
dipikiran Beby dan Shania. Berapa member yang ada di luar sana?!? Keduanya
makin panik, setelah makin tahu ternyata tidak hanya VeNal couple saja yg
menunggu diluar. Saat Beby melihat apa-apa saja yang ada di dalam ruangan itu.
Ternyata memang tas seluruh member yang perform hari itu ada di dalam ruangan
yang mereka pakai itu.
“Mampus!! Cepet pake baju Nju.”
Beby langsung bangkit, menutup
retsleting celananya. mengambil kembali kemeja dan dasinya. Secepat kilat
memakainya. Begitu juga dengan Shania, Bebypun membantu memakaikan kembali
pakaian dalam Shania, juga seifuku Dreamin’ Girls yang sudah berceceran di
lantai. Tak lupa Beby memakai asal wignya, akhirnya mereka berdua membukakan
pintu.
“Lama amet cyin. Amet aja ga
lama~” Goda kinal sambil memapah Ve yang udah ngantuk berat. Ve yang terlihat menyender
padanya sambil merangkul pinggang Kinal. Suara lain yang tadi terdengar
ternyata milik Nabilah. Terlihat ada Ghaida dan Melody juga disana.
Terlihat Kinal menahan tawanya
saat melihat penampilan Beby dan Shania begitu juga dengan Nabilah. Memang tentunya
keadaan pasangan kekasih itu begitu kacau. Shania memang memakai lengkap
kembali seifuku Dreamin’ Girls walau gadis itu tidak mengancingkan rompinya.
Tapi, yang membuatnya lucu tentunya karena gadis itu tidak menggunakan alas
kaki. Apalagi Beby, sudah tidak menggunakan alas kaki, kemejanya kancingnya
berantakan, dasi belum bener, wig cuma ditaro diatas rambut aslinya.
“Ahahahah!!” Kinalpun tak kuasa
menahan tawanya, untung saja Ve mencubit pipi Kinal untuk menghentikan tawa
Kinal. Wajah Beby dan Shaniapun memerah.
“Ooh kirain belom gol pas kita
manggil tadi.. jadi gabisa ikutan deh, ga asik haha.” Wajah Beby dan Shania
menjadi semakin merah.
PLAK!!
Melodypun memukul pundak Ghaida.
“Aw, teh!” Ucap Ghaida
seakan-akan merasa sakit.
“Ka Kinal, kayanya kita harus
beli obat nyamuk deh. Tuh liat lehernya Shania digigitin sampe banyak banget
merah-merahnya.” Ucap Nabilah tiba-tiba.
“Iya nih dek. Terus kita juga
harus panggil tukang AC mungkin ACnya rusak. Kasian Shania sama Beby sampe
keringatan gitu.” Tambah Kinal.
“Apaan sih ka kinal... Udah cepet
ah ambil tasnya gih terus pulang...” Ucap Shania terlihat bete.
“Loh emgnya kalian ga mau pulang?”
Tanya Melody yang sedari tadi hanya diam menonton.
“Mau lanjutin babak berikutnya
kali teh,. *
PLAK!!
Lagi, ucapan Ghaida itu dapatkan
pukulan cinta (?) dari kapten JKT48 itu.
“Udah, ambilin tas kita aja,
Ghaida sayang. Dek, tolong bantu kita ya.” Perintah dan pinta Melody pada
Ghaida dan Nabilah.
Sambil memanyunkan bibirnya,
Ghaida, Nabilah juga Melody mengambil tas milik mereka berlima, dan tas-tas
milik member lainnya.
“Yaudah kita duluan deh, jangan
lupa bersihin sofanya ya.. ho ho ho~ Jangan sampe besok dedek-dedek gen tiga
syok” Goda Kinal lagi sambil menjulurkan lidahnya.
“Hmm emang ada apa Nay di sofa?”
Tanya Ve terlihat bingung.
“Bukan apa apa, udah ayo pulang”
Jawab Kinal sambil membawa tasnya dan juga tas Ve.
“Emang ada apaan sih kak di
sofa?” Tanya Nabilah kali ini pada Ghaida yang memilih tidak menjawab dan
memilih menggandeng mesra tangan Melody.
Kelimanyapun pergi dari sana,
sambil membawa tas-tas itu, dan menemui member-member lainnya. Member-member
yang sebenarnya menunggu dari tadi di tempat lain.
~~~
“Pulang yuk, Nju.”
“Ganti baju dulu kali, Beb. Masa
pulang pake seifuku gini??”
“Oh iya! Mau dibantuin ganti
bajunya?” Tanya Beby sambil tersenyum nakal. Shania hanya membalas dengan
senyuman yang sama nakalnya.
END
---------------------------------------------------------------------------------------
Gimana cyin *eh? Gimana gaes wkwk... gak ketawa sih kali ini soalnya cuman ngerapihin aja...
Semoga puas dah.. ampuni saya :'v
---------------------------------------------------------------------------------------
Gimana cyin *eh? Gimana gaes wkwk... gak ketawa sih kali ini soalnya cuman ngerapihin aja...
Semoga puas dah.. ampuni saya :'v
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
Keren deh kak, bkin yg gen3 dong kak hehe 😄
ReplyDeletemau siapa sama siapa? wkakak :v
DeleteHahahaaaa...
ReplyDeletegilaaaa.
nii bebnjuu lg keringett dinginnn y ngdepin member lainn...
ehmm truss ni ibu negara jddd ma ghaidaaa yyy...
kerennn dehhh cerita.a
mau gremids..
ReplyDeleteTp kalo ngga, shani jg gpp,. Hahaha
Gremids blom legal... AndElaine aja..
Deletehihihi BebNju ngeri yahh mainnya , trus mba ve sama nabilah polos banget nanya " emang ada apasih di sofa "
ReplyDelete*disitu kadang mereka menjadi bego hahh lol*
udah gitu BebNju pasti keringat dingin tuhh karna ketahuan maen...
bikin yang kak ghai sama teh imel nya donk...!
ReplyDelete