Intro:
Shania Junianatha: Siswi kelas 2 SMA. Tidak aktif dalam organisasi mana pun namun terkenal karena kecantikan dan mantannya yang segudang. Shania memang terkenal sebagai player yang sudah pasti ‘nakal’. Ia tidak pernah serius dalam berpacaran, bahkan pernah ia pacaran hanya dalam waktu 1 minggu. Kini ia sedang di dekati oleh seniornya yang bernama Kinan yang tak lain dan tak bukan adalah pacar dari Ve. Kinan dan Ve adalah kakak kelas Shania.
Boby Chaesar: Siswa kelas 1 SMA. Harusnya Boby sudah kelas 2, tapi karena pekerjaan sang Mama yang menuntutnya sering berpindah sekolah, maka ia tertinggal satu tahun. Boby adalah cowok yang tampan dan selalu terlihat menggunakan earphone plus kacamata minus andalannya. Boby memiliki sifat yang ramah namun cuek. Jika ditegur oleh para dedek dan kakak kakak gemes, biasanya ia akan tersenyum sambil menunjukan lesung pipinya. Boby ini setia. Tapi gak ada yang percaya. Soalnya cewek yang chat sama dia banyak. Dan semuanya dibalesin. Maka dari itu dia diputusin Elaine. Padahal udah sayang banget.
Shinta Naomi: Teman satu kelas Shania sejak SMP. Memiliki sifat dan pola pikir yang sama persis dengan Shania, maka dari itu tak aneh jika mereka terlihat sangat dekat dan takkan terpisah seperti cakra khan. Tapi yaudah, intinya Naomi dan Shania itu sama. Cuma beda parasnya aja. Naomi pun menjadi incaran Kinan sama seperti Shania.
Elaine Hartanto: Jauh-jauh dari Neptunus untuk bikin Boby jatuh cinta. Manis dan mungil, banyak disukain sama cowok. Tapi gak banyak-banyak banget sih. Yaaa ada lah sekitar 10 orang mah. Mantan satu tahunnya Boby. Tapi putus, padahal masih sayang. Dua duanya belum ada yang move on. Boby pernah ajak balikan, tapi Elainenya masih takut. Jadi ya gini-gini aja hubungannya. Kayak temen tapi gak akur, bukan temen tapi saling sayang.
Jessica Veranda: Jauh-jauh dari khayangan cuma buat luluhin hati Faris tapi gak berhasil-berhasil. Akhirnya ditembak Kinan dan diterima aja dulu. Siapa tahu berjodoh.....sama Faris lah. Masa sama Kinan. Orang dia sayangnya sama Faris. Satu lagi. Primadona sekolah yang selalu mau ‘disayang-sayang’.
-
Seperti jam istirahat biasanya, hari ini Shania yang ditemani oleh sahabatnya Naomi jajan di kantin dengan menjadi bahan sorotan satu sekolah. Pasti adaaaa saja cowok yang menghampiri mereka untuk memberikan surat, cokelat atau sebagainya. Terkadang juga ada yang menggoda dengan siulan. Tentu saja Shania membalas itu dengan wink yang menggodanya.
Berbeda dengan Shania, secara paras memang Naomi terlihat lebih judes. Tapi itu bukan berarti tak ada yang berani mendekatinya. Tentu saja ada. Bahkan banyak. Sama seperti Shania, Naomi pun berpacaran hanya untuk main-main. Jadi sudah pasti mantannya tak kalah banyak dengan Shania. Tak jarang juga mereka memiliki mantan yang sama.
“Mi liat deh tuh kak Kinan ngeliat kesini terus. Kayaknya dia ngeliatin lu deh.” ucap Shania yang sedang bersiap memakan baso pesanannya
“Ngeliatin lu kali Shan.” jawab Naomi cuek yang sudah terlebih dulu makan nasi goreng miliknya
“Yaudah deh ngeliatin kita. Eh, tapi kok dia berani ya ngeliatin kesini terus? Padahal di sampingnya ada kak Ve lho. Kasihan kak Ve hahaha.”
“Ngapain dikasihanin? Ada juga Kinan yang dikasihanin.”
“Lho kok gitu?”
“Orang kak Ve juga sering jalan sama Faris kok.”
“Faris? Faris mantan lu?”
“Iya dia. Dan bahkan...”
“Bahkan apa?”
“Sini gue bisikin.” Shania pun mendekatkan telinganya ke mulut Naomi
“Bahkan.. Kak Ve sama Faris tuh pernah ciuman di toilet perempuan.”
“HA?!” reflek Shania yang membuatnya menjadi sorotan selama beberapa detik, melihat situasi ini Naomi langsung mengeluarkan ekspresi super judesnya ke semua penjuru arah, secara otomatis, tak ada lagi yang melihat ke meja mereka termasuk Kinan.
“Serius, Mi? Kok beritanya gak nyebar ya?” lanjut Shania yang masih penasaran
“Serius lah. Jadi gini ceritanya...”
-Flashback-
Di tengah istirahat makan siang, Naomi sedang terburu-buru ke toilet perempuan untuk buang air kecil. Biasanya dimana ada Naomi, disitu ada Shania. Tapi tidak untuk kali ini karena Shania sedang mengikuti ujian susulan di ruang guru. Setelah menyelesaikan urusannya di toilet, baruuu saja Naomi ingin keluar dari dalam bilik tiba-tiba ia mendengar suara desitan sepatu sneakers.
“Ve gak gini caranya. Inget kamu udah punya Kinan.”
“Gak Ris. Udah gak bisa. Aku bener-bener sayang sama kamu.”
“Iya aku tau tapi aku masih pacaran sama Naomi. Kamu gak bisa-“ belum sempat Faris menyelesaikan omongannya, Ve yang sudah dibuat frustasi karena diabaikan Faris pun langsung menciumnya dengan liar dengan Ve yang menghimpit Faris ke pintu.
Tak tahan godaan, Faris pun membalasnya. Tangan Faris mulai menjamah tubuh mulus Ve. Tak sadar ia sudah meninggalkan jejak di leher jenjang nan putih milik Ve. Naomi hanya bisa melihat kegiatan mereka melalui celah pintu bilik yang sedikit ia buka.
Saat itu Faris memang masih menjadi pacar Naomi, tapi namanya juga main-main, Naomi tidak akan marah apalagi cemburu. Ia malah berusaha menahan tawanya dengan menutup mulutnya dengan tangan. Mendengar suara bel, mau tak mau Naomi keluar dari bilik dan mengganggu aktifitas mereka.
“Permisi kakak kakak. Udah bel. Aku mau ke kelas nih.” ucap Naomi sambil menahan tawanya. Sadar dengan suara yang tak asing, Faris langsung membuka pejaman matanya dan mendorong tubuh Ve kasar.
“Mi aku bisa jelasin sama kamu.”
“Iya, Ris. Iya. Gapapa kok hahaha.” tawa Naomi pun tak tertahankan lagi saat melihat ekspresi panik Faris. Ve? Ia hanya menunduk malu di belakang Naomi.
“Kok kamu malah ketawa?”
“Hahaha gapapa kok gapapa. Udah lanjutin aja. Aku seneng kok bisa berbagi sama orang lain.”
“Apalagi kalau berbaginya sama kak Ve. Iya kan kak?” lanjut Naomi yang langsung menghadap Ve dan memberikan wink yang tak dimengerti Faris maupun Ve
“Udah ah. Aku mau ke kelas. Kamu lanjutin aja. Tapi pintunya jangan lupa dikunci lho hahaha. Bye sayang..” tutup Naomi yang tak lupa memberikan Faris ciuman singkat di pipi. Bagi Faris, Naomi adalah segalanya, tapi bagi Naomi, “ah yang kayak Faris sih banyak.”
-End Flashback
“Hahahaha gila gila gilaaaa. Pasti mukanya Faris sama Ve malu plus panik banget tuh! Hahaha.” tawa Shania pun pecah setelah mendengar cerita dari Naomi. Mendengar namanya disebut dengan suara yang cukup keras, Ve pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke meja Shania dan Naomi.
BRAK!
Begitulah suara gebrakan meja karena ulah Ve yang sejak kejadian ditolak oleh Faris ia jadi tak pernah akur dengan dua adik kelas di depannya ini. Selain karena alasan ditolak, Ve memang paling tak suka jika ada yang menyaingi posisinya sebagai primadona di sekolah. Padahal Ve sudah punya Kinan, tapi tetap saja ia ingin banyak kaum adam yang mengejarnya.
“Kalian ngomongin gue?” ucap Ve yang berdiri angkuh sambil melipat kedua tangannya
“Iya. Kenapa? Lo gak suka?” jawab Shania yang beranjak dari duduknya
“Iya gue gak suka kalau nama gue disebut-sebut sama cewek macem lo berdua!”
“Yaelah, Shan. Yang kayak gini pake diladenin. Udah sini duduk lagi. Makan aja baso lo.” jawab Naomi enteng sambil siap lanjut memakan nasi gorengnya. Tapi belum sempat ia menyendok nasi gorengnya, tiba-tiba piring itu dirampas oleh Ve dan dibuang ke arah yang asal.
Terdengar suara pecahan piring yang cukup menggelegar dan jelas itu membuat amarah Naomi meletup-letup. Mau tak mau ia memang harus meladeni kakak kelasnya ini. Sambil mengepal erat kedua tangannya, Naomi pun beranjak dari tempat duduknya dan menatap lurus ke arah Ve dengan tajamnya.
“Masalah lo sama kita tuh apasih? Lo masih dendam sama gue soal Faris?”
“Oh jadi lo masih naksir sama Faris? Walaupun udah punya Kinan? Hahaha. Gila ya.” lanjut Shania yang membuat amarah Ve semakin meledak
“Jangan pernah sebut nama Faris atau Kinan lewat mulut murahan lo berdua!”
“Uuuhh~ Sereemm~ Hahaha. By the way, semurah-murahnya kita, kita gak pernah lho cium cowok lain yang bukan pacar kita. Apalagi cowoknya itu pacar orang. Euuuhh~ Gak banget lah ya hahaha.” muak dengan sindiran Shania, Ve langsung mengangkat tangannya untuk menampar namun...
“Ve. Jangan kayak anak kecil.” Kinan sang pacar berhasil menghentikan aksi nekatnya itu
“Tapi, Nan-“
“Ve. Udahlah. Kamu udah kelas 3. Ngapain sih cari masalah sama mereka? Kalau guru-guru di sini tau gimana?”
“Kamu tuh ish! Nyebelin!” Ve langsung pergi meninggalkan mereka bertiga. Oh. Ternyata gak bertiga. Tapi semua pengunjung kantin yang mendapat tontonan adegan action gratis.
“Sorry ya, Mi. Shan. Nanti pesenan lo berdua biar gue aja yang bayar.”
“Iya gapapa, Kak. Santai. By the way makasih ya.” ucap Naomi dengan senyumnya, Shania juga ikut tersenyum.
“Iya sama-sama.”
“Yaudah yuk, Mi. Kita ke kelas aja. Jadi artis di sini juga kita gak dibayar.”
“Yuk.” selesai lah adegan live action di sekolah mereka.
Lain para anak kelas dua dan kelas tiga, lain pula para anak kelas satu yang masih mencari jati diri mereka masing-masing seperti Boby dan kawan kawan misalnya. Seusai jam istirahat, mereka memasuki pelajaran Matematika. Tapi kata ketua kelas, gurunya tidak dapat hadir. Al hasil mereka hanya bermain-main di dalam kelas.
“Bob sini lah ikut gabung. Di pojokan mulu lo entar dinyamukin aja.” ucap Andreas
“Tau Bob. Sini lah gabung ngobrolin cewek-cewek sama kita jangan dengerin lagu mulu.” lanjut Hamids
“Lo yakin yang di dengerin Boby itu lagu? Bukan video 3gp yang di format jadi MP3? Hahaha” tanya Vino dengan nada ledekan yang membuat mereka bertiga tertawa. Tapi yang diomongin sih bodo amat dan tetap memasangkan earphonenya itu.
“Atau jangan-jangan...”
“Boby gak doyan cewek?! Hahaha.” ucap mereka bertiga bersamaan dengan tawa yang sangat lepas.
Mendengar itu, Elaine sang mantan (tapi gak ada yang tahu, soalnya mantanannya pas SMP) langsung menatap sinis ke arah 3 orang itu. Mereka pun langsung terdiam dan mencari bahasan lain. Boby yang melihat itu hanya tersenyum simpul sambil memejamkan matanya dan mencoba tidur dengan nyenyak. Seperti baru saja memejamkan mata, tiba-tiba ada yang mengganggu tidurnya.
“Duh Mids gak usah rese. Gue ngantuk nih.” ucap Boby yang malas mengangkat kepalanya dari atas meja
“Bob. Itu Bu Galih. Bukan gue.” bisik Hamids yang jadi teman sebangku Boby. Seperti agak lama mengelola ucapan Hamids, akhirnya Boby pun sadar dan membuka kedua matanya.
“Hehehe..” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Boby saat ditatap sangat oleh sang guru. Karena ulahnya pun Boby dihukum untuk berdiri di depan kelas dengan satu kaki diangkat dan kedua tangan menjewer telinganya sendiri.
Boby pun menjalani hukumannya dengan keadaan yang masih setengah di alam bawah sadar. Earphonenya pun disita sampai jam pulang sekolah nanti. Dengan berada di depan kelas seperti ini, ia jadi bertemu dengan beberapa kakak kelas atau teman satu angkatan yang seperti menaruh hati padanya.
“Lho Bob kok kamu di luar kelas?” tanya teman beda kelas, sebut saja Michelle atau yang biasa dipanggil Lele alias sang dedek gemes namun jutek yang naksir sama Boby.
“Iya Le lagi di hukum hehe.”
“Oh gitu. Emang kamu kenapa?”
“Tadi ketiduran pas jam pelajaran.”
“Yaudah nanti kamu jangan begadang lagi ya?”
“Iya hehe.”
“Ok kalau gitu aku duluan ya. Kamu semangat!” Boby hanya tersenyum sambil mengangguk lalu ia mulai menikmati masa hukumannya lagi. Tak lama, ada sesosok kakak kelas yang lewat dengan tumpukan buku yang dibawanya seorang diri.
BRUG!
Tumpukan buku-buku itu pun jatuh tepat di depan Boby. Reflek ia pun membantu si kakak kelas yang belum ia ketahui namanya. Sambil membantu membereskan buku-bukunya, mata Boby perlahan menuju ke papan nama yang terpajang tepat di dada kanan.
“K- kamu liatin apa?” tanya si kakak kelas yang tiba-tiba mukanya memerah
“Liatin papan nama. Udah 2015 masih ada aja ya nama Neneng.” ucapnya polos dan masih tak lepas dari posisi papan nama. Kebetulan sekali Neneng atau yang biasa dipanggil Ochi ini memang sering memakai seragam sekolah yang ngepress dan membentuk lekuk tubuhnya. Jadi pasti Ochi sudah berpikir akan hal yang tidak-tidak, padahal Boby gak kepikiran sampai sana -_-)/||
“I- iya.” jawabnya malu yang reflek menutupi papan namanya itu
“Eh kenapa ditutupin?” Boby pun memegang tangan yang dipakai untuk menutup papan namanya itu
“Dasar cowok mesum.” ucap seorang gadis jangkung yang lewat di samping mereka. Tapi Boby tak sempat melihat mukanya karena ia jalan dengan memunggungi Boby. Sang kakak kelas yang sudah salah tingkah diperlakukan seperti ini oleh cowok ganteng pun langsung lanjut membereskan semuanya.
“M- makasih udah dibantuin. Aku duluan. Permisi.” ia pun berlari dengan tumpukan buku-bukunya tadi
“Kenapa cewek di sekolah ini pada aneh-aneh ya?” tanyanya pada diri sendiri lalu melanjutkan hukumannya sampai akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi.
“Nih earphone kamu. Jangan tidur di kelas lagi.” Ucap Bu Galih yang baru saja keluar kelas
“Iya, Bu. Maaf. Makasih banyak, Bu.” tutup Boby sambil mencium tangan beliau
Boby pun kembali ke dalam kelasnya dan ada beberapa murid yang mentertawakannya, termasuk Elaine. Sudah lama Boby tidak melihat Elaine tertawa karenanya. Ya walaupun harus pakai acara dihukum dulu, sih.
“Bob sorry ya tadi.” ucap Hamids yang merasa tidak enak
“Gapapa, Mids. Slow aja.” ucap Boby enteng sambil memberikan senyum berlesung pipinya
“Lu kalau diliat-liat ganteng juga Bob.”
“Iya lah. Kenapa? Lu naksir ya sama gua? Hahaha.”
“Dih! Najis! Eyke masih normal Boo~” ucap Hamids berlagak kemayu lalu pergi meninggalkan kelas yang hanya tersisa Boby dan Elaine yang masih sama-sama membereskan barang-barangnya
Boby yang masih berniat balikan dengan Elaine pun memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
“Len?” Elaine not responding
“Hhm.. Mau balik bareng gak?” Lagi. Elaine not responding.
“Eh aku ada album terbarunya SNSD lho! Lu mau pinjem gak?”
“Boleh tuh!” Elaine pun akhirnya menggubris ucapan Boby, walau harus diiming-imingi artis idolanya dulu
“Yaudah besok aku bawain ya.”
“Iya. Jangan lupa ya, Bob.”
“Sip. Gak bakal lupa kok kalau buat Elaine hehe.” si gadis bebek pun hanya tersenyum kecut
“Jadi gimana, Len? Mau balik ba-“
“Aku duluan ya Bob. Dadah.” Elaine pun berlalu dengan cepatnya meninggalkan Boby yang hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya
Lain kisah Boby dan Elaine, lain pula kisah Shania, Naomi dan jajaran gebetan mereka.
“Shan, lo tau tentang anak kelas 10 yang namanya Boby?” ucap Naomi saat mereka sedang di toilet
“Siapa tuh? Gak kenal gue.”
“Di list mantan atau gebetan lo gak ada?”
“Gak ada. Emangnya kenapa?”
“Kayaknya dia cukup menarik perhatian siswi di sini deh.”
“Emangnya dia kenapa? Pinter? Ah itu mah gak asik. Paling juga cupu.”
“Gak. Dia anaknya ganteng, berkarisma gitu, dan gak pinter-pinter amat. Jadi bisa lah buat kita bodoh-bodohin.”
“No pic hoax.”
“Ngapain pake pic kalau bisa liat langsung.” Naomi pun memberikan evil smilenya melalui pantulan dari cermin toilet. Setelah selesai urusan di sana, akhirnya mereka menuju ke koridor kelas 10 sambil melemparkan senyum termanis dan tertsunami.
Beberapa murid menggoda mereka seperti memberikan siul atau menegur dengan senyum penuh makna. Tentu saja baik Shania atau pun Naomi menyambutnya dengan wink menggoda milik mereka masing-masing.
Tak perlu lama-lama akhirnya langkah mereka pun terhenti di depan kelas Boby. Mereka berpura-pura bermain handphone sambil bersandar di tembok. Tak lama Boby pun keluar dan mengobrol dengan salah satu temannya. Kebetulan sekali wajahnya mengarah ke Shania dan juga Naomi. Jadi mereka bisa melihat Boby dengan sangat jelas. Tak lama Boby dan temannya pun pergi.
“Gimana, Shan? Ganteng kan?”
“Lumayan. Tapi kayaknya otak dia agak mesum deh. Gue gak mau ah. Entar diapa-apain. Biar player gini juga kan gue masih suci.”
“Muka polos kayak gitu mesum? Hahaha. Ada juga otak lo yang gak beres.”
“Ish yaudah kalau lo gak percaya sama gue.”
“Iya iya gue percaya deh. Tapi yang penting....gimana kalau sekarang kita taruhan?”
“Lagi? Hah.. Lu gak capek Mi kalah dari gue terus?”
“Jangan terlalu percaya diri Shan. Lo gak terlalu tau aslinya dia. Seenggaknya gue yang lebih dulu dapet banyak informasi.” jawab Naomi percaya diri
“Ok ok. Kali ini taruhannya apa?”
“Siapa yang bisa bikin dia ngejar salah satu diantara kita dalam waktu satu minggu, dia yang menang. Gimana?”
“Satu minggu? Yaelah. Besok juga bisa. Hadiahnya apa?”
“Traktir makan di kantin selama satu bulan penuh.” ucap Naomi
“Plus ongkos taksi.” tambah Shania
“Deal.” mereka pun berjabat tangan dan itu pertanda dimulainya persaingan secara sehat antara Shania dan juga Naomi.
Hanya beberapa orang saja yang beruntung menjadi bahan taruhan mereka. Karena itu pertanda kalau cowok itu memang tidak segampang ditaklukan dibanding yang lain. Orang pertama adalah Kinan. Lalu Faris. Dan kini Boby menjadi target yang selanjutnya.
Untuk Kinan, Shania pemenangnya, tapi Shania tolak. Makanya Kinan nembak Ve. Untuk Faris, sebenarnya Shania juga. Tapi karena lagi-lagi ditolak Shania, akhirnya Faris menembak Naomi dan mereka pun berpacaran dalam waktu yang teramat singkat. Tapi untuk kali ini...ya lihat saja nanti.
-TBC-
Naomi berjalan lebih dulu daripada Boby. Ia mengambil ancang-ancang untuk menggibaskan rambutnya agar terkesan memikat. Boby terlihat semakin mendekat ke arah Naomi dan...Whuzh! Terjangan ombak Tsunami pun terjadi. Namun sang target malah berjalan dengan santainya seakan tidak terjadi apapun di sekitarnya.
“Ish!” kesal Naomi karena usahanya lagi-lagi gagal. Shania yang berada di samping Naomi pun hanya tertawa dengan puasnya. Saat mereka menengok ke arah belakang, tiba-tiba saja mereka dikejutkan oleh wajah cengo 3 orang cowok, yaitu Vino, Hamids, dan Andreas. Ternyata mereka lah yang kena gulungan Tsunami yang dahsyat itu. Salah sasaran rupanya. Risih melihatnya, Naomi pun langsung meninggalkan mereka dengan langkah yang kesal.
“Woy mingkem woy! Hahaha.” ledek Shania yang lalu menyusul Naomi
Ve yang melihat aksi mereka pun mulai memiliki rencana untuk merusak permainan yang sudah Shania dan Naomi mulai. Ve yang sudah memiliki pacar pun dengan beraninya mencoba untuk menikung jalan Shania dan Naomi. Ia mulai mencari perhatian Boby dengan berbagai macam cara yang sudah pasti disadari oleh Kinan.
-End Teaser-
Mantab.......
ReplyDeletenice.... keren nih
ReplyDeleteveranda jadi badgirl bener wkwkwkwk
ReplyDeletedtunggu lnjutannya thor
ReplyDeleteLanjuttt XD
ReplyDeleteWaduh ini sih mantab kak tetep lanjut ya, si ve nya feel dpt tuh keren ini aah XD
ReplyDeletentap! haha... *ngebayanginShania&NaomiNgeWink*
ReplyDeleteKarakternya rata2 badgirl. But nice, lanjutkan
ReplyDelete