Tuesday, September 1, 2015

Majisuka Gakuen (JKT48) - Side Story 1

Maaf banget nih ya, lagi sibuk banget emang.
Terus kemaren juga bikin re-make Dark Diary di wattpad gw (wattpad.com/user/jurimayu14 *promosi)

Jadinya ini di pause dulu deh. wkwk
Sebelum masuk chapt 7, ada side story nya dulu nih sesuai yang gw bilang sebelumnya.
monggo *sorry singkat bangettt

Majisuka Gakuen (JKT48)

Side Story (The Old Time…)
Ini adalah hal yang terjadi setelah seorang Nina Hamidah yang kala itu masih hidup masuk ke gudang tua dimana Elaine dijebak dan harus berhadapan dengan puluhan orang. Hamids tahu, tahu betul bahwa dia tak seperti sepupunya seorang Andela Yuwono yang memiliki kemampuan berkelahi. Tapi, Hamids tidak bisa tinggal diam dan membiarkan Elaine berjuang seorang diri.
Dengan keberanian seadanya yang telah dikumpulkannya, Hamids mulai menghanjar beberapa lawan Elaine dengan kemampuan seadanya itu. Tentunya keberadaan Hamids yang datang secara tiba-tiba tersebut tidak diperhitungkan bahkan tidak disangka oleh Elaine.
Fokus Elaine terbagi. Dia tahu betul Hamids tak bisa berkelahi. Melihat konsentrasi Elaine yang terpecahpun, musuh memanfaatkan itu. Serangan demi seranganpun diberikan mereka pada tubuh mungil Elaine. Konsentrasi Elaine makin hilang ketika mereka mengeroyok Hamids. Dihalangi. Elaine selalu dihalangi ketika ingin membantu Hamids. Emosinya meningkat dan puncak perkelahian tak adil itu adalah pada saat…
BUGH!!
Elaine membelalakkan matanya, kedua mata sipitnya melebar saat dibelakangnya Hamids jatuh dengan perlahan setelah salah seorang musuhnya memukul kepala gadis jangkung itu dengan papan kayu yang digenggamnya.
“Ha-HAMIDS!!” Teriak Elaine.
“Apa yang kau lakukan?!” Tanya kesal musuh Elaine yang lain.
“Dia mengganggu.” Jawab si pelaku pemukulan.
“Bodoh. Kalau dia kenapa-kenapa, kita juga yang kena. Mundur semuanya, mundur!!!”
Menuruti perintah itu, semua musuh-musuh Elaine yang ada disana mundur, keluar meninggalkan gudang tersebut.
Sementara itu Elaine dan Hamids…
“Ha-Hamids.” Isak Elaine sambil memeluk Hamids.
“Ma-Maafin aku, Len. Maaf.”
“Hamids bertahanlah. Aku mohon.”
“Tolong jaga Gracia. Sampaikan aku mencintainya, dan maaf, aku gak bisa--” belum sempat menyelesaikan perkataannya, Tuhan sudah berkehendak lain, memanggil Hamids untuk berada disisinya.
“Hamids!!!” Teriak Elaine.
Dan saat itulah, Gracia dan Andela tiba. Hanya melihat tubuh Hamids yang sudah terkulai tak bernyawa dalam pelukan Elaine…
Hamids pergi meninggalkan ketiganya.
Membenarkan kabar burung, keluarga besar Andela-Hamids lah yang menutup kasus ini agar tak tersebar. Elaine yang menjadi saksi satu-satunya dalam tragedy itu dibebaskan dari tuduhan. Tak ada bukti yang menunjukkan bahwa Elaine pelakunya. Orang tuanya pun membawanya pulang ke Malang.
Bersamanya dengan ditutupnya kasus itu, ketiga orang sahabat yang ditinggal pergi Hamids memilih tiga jalan yang berbeda…
TBC
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m

-Jurimayu14-

7 comments: