Maaf banget nih ya, lagi sibuk banget emang.
Terus kemaren juga bikin re-make Dark Diary di wattpad gw (wattpad.com/user/jurimayu14 *promosi)
Jadinya ini di pause dulu deh. wkwk
Sebelum masuk chapt 7, ada side story nya dulu nih sesuai yang gw bilang sebelumnya.
monggo *sorry singkat bangettt
Majisuka Gakuen (JKT48)
Side Story (The Old Time…)
Ini adalah hal yang terjadi
setelah seorang Nina Hamidah yang kala itu masih hidup masuk ke gudang tua
dimana Elaine dijebak dan harus berhadapan dengan puluhan orang. Hamids tahu,
tahu betul bahwa dia tak seperti sepupunya seorang Andela Yuwono yang memiliki
kemampuan berkelahi. Tapi, Hamids tidak bisa tinggal diam dan membiarkan Elaine
berjuang seorang diri.
Dengan keberanian seadanya yang
telah dikumpulkannya, Hamids mulai menghanjar beberapa lawan Elaine dengan
kemampuan seadanya itu. Tentunya keberadaan Hamids yang datang secara tiba-tiba
tersebut tidak diperhitungkan bahkan tidak disangka oleh Elaine.
Fokus Elaine terbagi. Dia tahu
betul Hamids tak bisa berkelahi. Melihat konsentrasi Elaine yang terpecahpun,
musuh memanfaatkan itu. Serangan demi seranganpun diberikan mereka pada tubuh
mungil Elaine. Konsentrasi Elaine makin hilang ketika mereka mengeroyok Hamids.
Dihalangi. Elaine selalu dihalangi ketika ingin membantu Hamids. Emosinya
meningkat dan puncak perkelahian tak adil itu adalah pada saat…
BUGH!!
Elaine membelalakkan matanya,
kedua mata sipitnya melebar saat dibelakangnya Hamids jatuh dengan perlahan
setelah salah seorang musuhnya memukul kepala gadis jangkung itu dengan papan
kayu yang digenggamnya.
“Ha-HAMIDS!!” Teriak Elaine.
“Apa yang kau lakukan?!” Tanya
kesal musuh Elaine yang lain.
“Dia mengganggu.” Jawab si pelaku
pemukulan.
“Bodoh. Kalau dia kenapa-kenapa,
kita juga yang kena. Mundur semuanya, mundur!!!”
Menuruti perintah itu, semua
musuh-musuh Elaine yang ada disana mundur, keluar meninggalkan gudang tersebut.
Sementara itu Elaine dan Hamids…
“Ha-Hamids.” Isak Elaine sambil
memeluk Hamids.
“Ma-Maafin aku, Len. Maaf.”
“Hamids bertahanlah. Aku mohon.”
“Tolong jaga Gracia. Sampaikan aku
mencintainya, dan maaf, aku gak bisa--” belum sempat menyelesaikan perkataannya,
Tuhan sudah berkehendak lain, memanggil Hamids untuk berada disisinya.
“Hamids!!!” Teriak Elaine.
Dan saat itulah, Gracia dan Andela
tiba. Hanya melihat tubuh Hamids yang sudah terkulai tak bernyawa dalam pelukan
Elaine…
Hamids pergi meninggalkan
ketiganya.
Membenarkan kabar burung, keluarga
besar Andela-Hamids lah yang menutup kasus ini agar tak tersebar. Elaine yang
menjadi saksi satu-satunya dalam tragedy itu dibebaskan dari tuduhan. Tak ada
bukti yang menunjukkan bahwa Elaine pelakunya. Orang tuanya pun membawanya
pulang ke Malang.
Bersamanya dengan ditutupnya kasus
itu, ketiga orang sahabat yang ditinggal pergi Hamids memilih tiga jalan yang
berbeda…
TBC
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca. Ditunggu komennya :)
Sankyuu~~ m(__)m
-Jurimayu14-
kapan nihh d lanjut lagi min..
ReplyDeletejangan lama2 yah pause nya hahaha
Lanjutt penasaran nih
ReplyDeleteMakin penasaran sma kelanjutannya.. next thor ^^ hehe
ReplyDeleteKasian Hamids... yok ah lanjut
ReplyDeleteini lanjutannya gimana ya?
ReplyDeleteauthor, lanjutnya kapan?
ReplyDeleteAuthor lo jng pngsiun dulu napa
ReplyDelete